Ilustrasi hubungan antara sejarah dan sastra.

Sejarah dan Sastra: Apa Hubungannya di Kehidupan Manusia?

Siapa yang udah pernah nonton film Bumi Manusia (2019) yang diperankan sama Iqbaal Ramadhan? Pada saat itu, gue sangat senang pas tahu cerita Bumi Manusia diangkat sebagai film karena gue udah sempat baca novelnya pas duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).

Yap! Film yang diangkat dari novel berjudul sama, Bumi Manusia (1980) ini ditulis oleh sastrawan Indonesia yang terkenal banget, Pramoedya Ananta Toer.

Nah, novel dan filmnya ini menceritakan tentang kisah seorang lelaki berdarah Jawa, Minke, yang hidup pada masa pendudukan Belanda di wilayah Indonesia.

Jujur, saat gue membaca maupun menonton filmnya, gue merasa terbawa arus ke zaman dahulu. Mulai dari percakapan yang menggunakan bahasa Belanda hingga Jawa halus, sampai properti pendukung kayak pakaiannya. 

Bahkan setelah gue selesai membaca dan menonton filmnya, gue masih gagal move on saking sukanya. Dari situ, akhirnya gue coba research lagi mengenai judul novel yang berkaitan sama sejarah.

Setelah gue melakukan research, ternyata BANYAK BANGET novel yang berkaitan sama cerita sejarah. Terus, gue langsung berpikir, “Memangnya apa sih, hubungan sejarah dan sastra? Kok, banyak banget karya sastra yang isinya berkaitan sama sejarah?”

Ternyata, sejarah dan sastra ini memang punya hubungan satu sama lain, lho. Kok, bisa? Nah, gue bakal bahas semua kaitannya di sini.

Yuk, kita kupas tuntas antara sejarah dan sastra bareng-bareng!

Apa Itu Sejarah?

Sebelum gue ajak elo buat cari tahu hubungan sejarah dan sastra, kita coba bahas secara teoretis dulu satu per satu, ya.

Sebenarnya, sejarah itu apa sih? Bukannya sejarah itu cuma sekadar pelajaran aja, ya? Nah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.

Pengertian lain yang gue temukan dari ThoughtCo, salah satu laman edukasi dari New York, sejarah adalah pembelajaran mengenai manusia serta peristiwa di masa lampau berdasarkan peninggalan yang ada seperti prasasti hingga dokumen.

Simpelnya, sejarah ini ngebahas tentang masa lalu, gengs. Eits, masa lalu yang dibahas ini bukan masa-masa saat elo sama si mantan, ya.

Perlu elo garis bawahi kalau masa lalu yang dibahas ini mengenai manusia serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Contohnya, peristiwa persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai salah satu peristiwa sejarah di masa lalu.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia (dok. Wikimedia Commons oleh Department of Information, National Library of Indonesia)

Kalau elo nggak tidur selama pelajaran Sejarah, pastinya udah tahu tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia, dong? Nah! Itu dia yang disebut dengan sejarah. 

Ilmu sejarah ini juga disebut-sebut sangat penting buat dipelajari, lho. Nggak kalah penting dari pelajaran Fisika yang sering bikin elo pusing. 

Ya … gimana nggak kalah penting. Coba elo bayangin deh, elo bakal ketemu sama sejarah sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), SMA, sampai ada jurusan Sejarah di bangku kuliah.

Nggak berhenti di bangku kuliah, bahkan ada profesi yang namanya sejarawan. Kebayang kan, seberapa pentingnya? Tapi, kenapa sejarah itu penting, sih? Kita kan hidup di masa sekarang, kenapa harus nengok ke belakang lagi?

Menurut informasi yang gue dapatkan dari American Historical Association, salah satu asosiasi sejarah di Amerika Serikat, sejarah bisa membantu kita buat mengerti kalau ada perubahan di masa sekarang hingga masa depan.

Ibaratnya, masa lalu itu yang menjadi penyebab terjadinya kejadian di masa sekarang hingga masa depan. Contohnya, peristiwa Perang Dunia II di tahun 1939. Sadar ataupun nggak sadar, salah satu alasan PD II bisa terjadi dikarenakan adanya Perjanjian Versailles di tahun 1919 saat berakhirnya Perang Dunia I.

Perjanjian Versailles di tahun 1919 yang menjadi salah satu penyebab terjadinya Perang Dunia II.
Perjanjian Versailles (dok. Wikimedia Commons oleh Kallen2021)

Nah, dengan kita mempelajari sejarah, kita jadi bisa melihat alasan terjadinya peristiwa secara objektif, gengs.

Selain itu, dilansir dari laman resmi Southern New Hampshire University yang melakukan wawancara dengan dekan fakultas sejarahnya, James Fennessy, semua hal di dunia ini ada hubungannya sama sejarah. Contohnya, matematika punya sejarah. Ekonomi punya sejarah. Bahkan, seni juga punya sejarah kelahirannya.

Ternyata, sejarah itu bukan sekadar pelajaran aja, ya. Cakupannya lebih luas, sampai bisa menjadi teman hidup kita sehari-harinya.

Baca Juga: Dinamika Susah-Gampangnya Belajar Sejarah 

Apa Itu Sastra? 

Setelah belajar sekilas tentang sejarah, gue juga mau ngajak elo buat menyelami sastra sebelum bahas hubungan sejarah dan sastra, nih.

Sebenarnya, sastra itu apa, sih? Kalau gue coba pindahkan ke bahasa Inggris, sastra ialah literature. Nah, kata tersebut sebenarnya berasal berasal dari bahasa Latin, literature. Artinya, yaitu tulisan yang dibentuk dari kumpulan huruf.

Terus menurut Britannica, salah satu ensiklopedia tertua di dunia, sastra adalah karya tulis. Namun, sastra bukan cuma sekadar karya tulis biasa, melainkan sebuah karya yang mengandung ekspresi atau gagasan dengan sifat universal.

Mungkin, gue bisa memberikan salah satu kutipan terkenal dari Phineas Taylor Barnum, pengusaha asal Amerika Serikat yang kehidupannya diangkat ke sebuah film berjudul The Greatest Showman (2017). 

Pengertian sastra menurut P.T. Barnum, seorang pengusaha sukses yang berasal dari Amerika Serikat.
Pengertian sastra menurut P.T. Barnum (Arsip Zenius)

Nah, semakin ke sini, sastra ini nggak cuma sekadar karya tulis aja, lho. Sastra semakin berkembang menjadi lebih modern dan mengikuti zaman yang ada. Secara umum, elo bisa menemukan karya sastra yang berbentuk buku, puisi, sampai drama.

Terus, kenapa sastra terbilang sangat penting kayak sejarah? Simpelnya, sastra bisa mengajak kita buat belajar tentang kebudayaan baru supaya rasa apresiasi kita terhadap budaya-budaya tersebut semakin tinggi.

Contohnya, karya-karya dari sastrawan seperti William Shakespeare hingga Maya Angelou. Melalui karyanya, mereka mengenalkan wawasan serta budaya di zaman dahulu pada masyarakat di seluruh dunia.

Selain itu, sastra juga bisa jadi sarana peralihan, lho. Dengan membaca karya sastra, otak elo bisa menjadi lebih rileks dan masuk ke dunia lain di mana cerita dalam karya sastra tersebut berlangsung.

Hayo … siapa yang di sini suka baca buku? Pasti paham dong, seberapa asiknya menyelami dunia yang berbeda lewat buku yang elo baca?!

Secara nggak langsung, ternyata sastra itu punya peran penting di kehidupan manusia, ya. 

Baca Juga: Bagaimana Sastra Prancis Memengaruhi Dunia? 

Hubungan Sejarah dan Sastra dalam Kehidupan

Terus, apa sih, hubungan sejarah dan sastra? Kenapa banyak karya sastra yang dikaitkan sama sejarah?

Menurut informasi yang gue dapat dari China Cultural Affairs Bureau, biro kebudayaan pemerintah China, sastra bisa digunakan sebagai media untuk menyampaikan teori mengenai sejarah di dalamnya.

Contohnya, ada sejarawan atau arkeolog yang mengumpulkan bukti sejarah dari masa lalu berdasarkan prasasti. Nah, setelah mengumpulkan bukti, sejarawan tersebut bakal menuangkan atau menginterpretasikannya ke dalam bentuk dokumen.

Dalam proses menuangkan tersebut, ada campur tangan sastra dalam menginterpretasi karya sejarah yang ditemukan. Soalnya, saat sejarawan merekonstruksi penemuan sejarah tersebut, alurnya pun mirip dengan penulis yang merekonstruksi cerita. 

Bedanya, karya sejarah ini berdasarkan bukti empiris atau ilmiah. Jadi, rekonstruksi yang dilakukan sama sejarawan ini diambil dari hasil empiris penelitian tersebut. 

Hayo … sampai sini, elo udah paham sama hubungan sejarah dan sastra belum, nih? Ternyata,  sejarah dan sastra ini sebenarnya merupakan dua hal yang berbeda, tapi saling berhubungan satu sama lain, ya.

Perbedaan Sifat Karya Sejarah dan Karya Sastra 

Intinya, sejarah dan sastra ini kan berbeda, tapi berhubungan. Terus, apa aja perbedaan sifat karya sejarah dan karya sastra, sih? Nah, gue bakal bahas sifatnya satu per satu, nih.

Kalau karya sastra, isinya itu karya kreatif yang bersifat imajiner atau berdasarkan imajinasi sang pengarang. Dikarenakan isinya bersifat imajiner, jadi nggak ada bukti ilmiah yang bisa ditelusuri dari karya sastra ini.

Contoh gampangnya, novel Harry Potter karya J.K Rowling yang dibuat berdasarkan imajinasi Rowling sendiri tentang dunia penyihir. Ini dia beberapa contoh karya sastra bersifat fiksi yang ceritanya dibentuk berdasarkan hasil imajinasi.

Novel Harry Potter, Twilight, dan The Great Gatsby sebagai contoh karya sastra fiksi.
Beberapa contoh karya sastra fiksi (Arsip Zenius)

Selain karya sastra fiksi, karya sastra non-fiksi juga disebut sebagai karya kreatif bersifat imajiner, lho. Contohnya, buku biografi tokoh seperti Soekarno

Meskipun berdasarkan dari kisah nyata kehidupan Soekarno, tapi sang penulis tetap menuangkan bumbu-bumbu tambahan yang menjadikan karya tersebut memiliki sifat imajiner di dalamnya.

Makanya, kebanyakan karya sastra itu mengandung bumbu-bumbu kehidupan karena tujuannya untuk menghibur pembaca atau penonton. Terus, karya sastra juga biasanya mengandung bahasa kiasan di dalamnya seperti majas hiperbola, simile, atau metaphor.

Salah satu contoh mudah lainnya dari karya sastra bersifat fiksi adalah mitos. Hayo … elo masih ingat sama legenda Tangkuban Perahu yang menceritakan tentang Sangkuriang, nggak? Menurut elo, itu termasuk karya sejarah atau karya sastra fiksi? Jawabannya yaitu karya sastra fiksi, atau lebih tepatnya mitos. 

Mitos sendiri merupakan penjelasan secara turun-temurun mengenai penciptaan sesuatu di masa lampau yang mengandung pesan tertentu dan nggak bisa dibuktikan secara ilmiah. Nah, hubungan antara mitos dan karya sejarah ini hanya terletak di alur waktunya aja. 

Kenapa? Karena cerita mitos dibuat pada pada masa lalu yang di mana berkaitan dengan peristiwa sejarah yang juga menceritakan tentang masa lalu.

Jadi, cerita-cerita di balik terciptanya Tangkuban Perahu atau Danau Toba itu disebut sebagai mitos karena bersifat imajiner dan diceritakan turun-temurun. Kenapa? Karena nggak ada bukti ilmiah yang mendukung cerita tersebut. Bahkan, belum ada penelitian ahli yang menelusuri keaslian cerita dibalik legenda-legenda tersebut.

Terus, gimana sifat karya sejarah?

Nah, kalau karya sejarah, penulisannya ini lebih struktural karena harus disertai penemuan dan fakta-fakta yang terkandung untuk mendukung peristiwa tersebut. Simpelnya, karya sejarah itu berisi investigasi ilmiah terhadap peristiwa di masa lampau. Tentunya udah didahului sama penelitian dari para ahli dulu.

Selain itu, karya sejarah juga isinya terbilang lebih rinci, gengs. Soalnya, struktur lengkap yang terdiri dari tanggal kejadian, lokasi, pihak yang terlibat, latar belakang peristiwa, sampai analisa secara faktualnya harus dijabarkan.

Serta, karya sejarah ini nggak mengandung majas di dalamnya seperti karya sastra. Makanya, karya sejarah ini harus memenuhi beberapa sifat utama. 

Apa aja sih, sifat karya sejarah?

Sifat khusus karya sejarah yang tidak dimiliki oleh karya sastra fiksi.
Sifat karya sejarah (Arsip Zenius)

Jadi, perbedaan sifat karya sejarah dan karya sastra ini terletak di keilmiahannya. Kalau karya sastra kebanyakan bersifat imajiner, sedangkan karya sejarah hanya bisa disampaikan berdasarkan investigasi ilmiah aja.

Sampai sini, semoga elo jadi semakin tercerahkan mengenai hubungan sejarah dan sastra, ya. Walaupun sejarah dan sastra bisa dibilang sebagai satu kesatuan yang terikat, ternyata keduanya memiliki sifat yang berbeda.

Oh iya, materi ini ada penjelasannya versi tutor Zenius yang kece, lho! Dijamin, elo bisa langsung paham teori hubungan sejarah dan sastra secara keseluruhan. Penasaran? Elo bisa langsung dengerin penjelasannya dengan cara klik banner di bawah ini, ya!

Cari tahu hubungan sejarah dan sastra di sini.

Contoh Karya Sejarah dan Karya Sastra

Nah, berdasarkan penjelasan di atas mengenai sejarah dan sastra, kira-kira elo bisa menyimpulkan nggak, apa aja contoh karya sejarah dan karya sastra?

Oke, kita coba bahas satu per satu, ya.

Kalau ngomongin karya sejarah, elo nggak bisa mengaitkan contohnya itu dengan judul buku. Kenapa? Balik lagi seperti yang gue jelaskan di atas, karya sejarah ini harus memiliki bukti ilmiahnya. Sedangkan buku yang termasuk ke karya sastra, nggak punya bukti ilmiah karena berdasarkan imajinasi sang penulis yang ditambahkan majas tertentu.

Tapi, bukannya ada buku yang diangkat dari kisah nyata di masa lampau, ya? Berarti, itu juga nggak termasuk ke karya sejarah, dong?

Benar banget! Buku yang diangkat dari kisah nyata di masa lampau itu masih ada sifat imajiner dari penulisnya. Makanya, nggak bisa dibilang karya sejarah. Supaya elo semakin paham sama cara membedakan karya sejarah dan sastra, gue kasih rumusnya, ya.

Rumus perbedaan antara karya sejarah dan karya sastra.
Perbedaan antara karya sejarah dan karya sastra (Arsip Zenius)

Jadi, elo perlu menggaris bawahi kalau buku yang dibuat berdasarkan kisah nyata di masa lalu itu nggak menjadikan buku tersebut sebagai karya sejarah. 

Kalau begitu, apa aja yang termasuk karya sejarah, dong? Contoh karya sejarah ini termasuk ke penelitian-penelitian ilmiah para sejarawan mengenai sebuah penemuan seperti prasasti, candi, atau dokumen-dokumen tertentu

Yap! Hasil penelitian ilmiah tersebut tentunya udah mengandung fakta dan bukti-bukti empiris di dalamnya sehingga bisa dicetak ke dalam bentuk tulisan bernama karya sejarah.

Contoh karya sejarah yang terdiri dari benda seperti prasasti atau candi hingga dokumen-dokumen yang bisa dibuktikan keasliannya melalui penelitian.
Contoh karya sejarah (Arsip Zenius)

Misalnya, Prasasti Ciaruteun yang menceritakan tentang Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara. Selain itu, ada juga penelitian mengenai Candi Borobudur sebagai karya sejarah yang reliefnya menceritakan tentang kehidupan Karmawibhangga. Terus, penelitian mengenai dokumen proklamasi kemerdekaan Indonesia juga termasuk ke karya sejarah, lho.

Kenapa tiga contoh di atas termasuk ke karya sejarah? Soalnya, ketiga contoh tersebut bisa diuji kebenarannya melalui metode atau pendekatan tertentu, gengs. 

Intinya, karya sejarah merupakan hasil interpretasi dari sejarawan mengenai sebuah benda atau dokumen penemuan di masa lalu yang dibuat berdasarkan fakta serta penelitian tertentu.

Tapi, bukan artinya elo nggak bisa menemukan karya sastra yang berkaitan sama sejarah, ya. Kalau ngomongin contoh karya sastra yang berkaitan atau terinspirasi sama peristiwa sejarah, baru lah elo bisa menyebut judul-judul buku dengan tema sejarah.

Beberapa karya sastra sejarah yang bisa elo baca melalui buku yaitu Laut Bercerita (2017), Gadis Pantai (1987), atau Bumi Manusia (2017) yang sempat gue ceritakan di atas.

 Baca Juga: 10 Rekomendasi Buku Berkualitas, 100% PASTI Keren! (Part 1) 

Kesimpulan

Dengan adanya pembahasan kita hari ini tentang hubungan sejarah dan sastra, semoga elo jadi semakin paham kalau kedua hal tersebut nggak bisa lepas dari kehidupan manusia. 

Sampai kapan pun, sejarah dan sastra akan tetap menemani hidup manusia dengan berbagai contoh karyanya yang bisa dijadikan sebagai bukti kehidupan. 

Selain itu, gue harap elo juga jadi semakin mengetahui perbedaan sifat karya sejarah dan karya sastra. Mungkin salah satu hal yang bisa elo garis bawahi dalam materi ini yaitu mengenai bukti ilmiah.

Simpelnya, karya sastra nggak bisa ditelusuri bukti ilmiahnya. Sedangkan karya sejarah bisa ditelusuri keasliannya dan mengandung bukti-bukti ilmiah

Nah, pas banget, nih! Gue sekalian mau membagikan salah satu video menarik tentang sejarah. Lebih tepatnya, mengenai peradaban manusia. Penasaran gimana manusia bisa berkembang terus? Elo bisa langsung cari tahu dengan cara klik video di bawah ini, ya!

Reference:

What is History? – ThoughtCo (2019)

Why Study History? – American Historical Association

Why is History Important? – Southern New Hampshire University (2020)

Literature – Britannica 

What Literature Can Teach Us – ThoughtCo (2020)

The Importance of Studying Literature – The Asian School (2022)

History and Literature: A Common Tradition – China Cultural Affairs Bureau

Literary Purpose – Austin Community College District (2012)

Important Points of Historical Writing – University of Richmond 

History and Fiction – Mises Institute (2010)

Perbedaan Sejarah, Fiksi, dan Mitos – Materi Belajar Zenius

Sejarah Candi Borobudur dan Makna Reliefnya – CNN Indonesia (2022)

Bagikan Artikel Ini!