Artikel ini menceritakan pelarian dua kapal Jerman di laut Mediterania yang memicu perpecahan negara di Timur Tengah dan lahirnya negara komunis di abad 20.
Halo semua, ketemu lagi di artikel blog Zenius sama gua, Marcel. Pada artikel kali ini, gua akan menggenapi janji gua atas banyak request pembaca untuk menulis cerita lanjutan seputar sejarah perang dunia di abad 20. Kalo pada minggu sebelumnya, gua udah sempet nulis tentang “Apa sih yang menyebabkan Perang Dunia Abad 20?”. Sekarang, gua akan menceritakan kisah perang dunia 1 yang lebih seru lagi. Buat lo yang belum sempet baca artikel gua tentang penyebab perang dunia, gua sangat menyarankan lebih baik lo baca artikel itu dulu karena ada beberapa kronologi pada artikel ini yang nyambung dengan artikel sebelumnya:
Apa sih yang menyebabkan Perang Dunia di abad 20?
Kalo kita bicara tentang Perang Dunia 1, biasanya orang awam hanya menganggap itu perang ‘pemanasan’ yang ga sebesar atau sedahsyat Perang Dunia 2. Padahal di Perang Dunia 1 ini ada pertempuran Somme di darat atau pertempuran Jutland di laut, yang meliputi bentrokan mahadahsyat antar 28 kapal tempur & 9 penjelajah-tempur Inggris melawan 16 kapal tempur & 5 penjelajah-tempur Jerman. Kedua pertempuran itu juga yang sering dibahas di buku-buku sejarah di sekolah karena itu adalah salah satu pertempuran yang paling dahsyat yang pernah ada. Tapi menurut gue sih, pembahasan mengenai kedua pertempuran itu lebih menarik dari segi militer, tapi kurang menarik dari sisi sejarah. Justru sebelum kedua pertempuran itu terjadi, ada hal yang lebih menarik yang bisa menggambarkan bagaimana peta kekuatan pada Perang Dunia 1 ini. Wih, apa tuh?
Pada artikel ini, yang mau gue bahas adalah sepotong kisah pelarian sepasang kapal laut Jerman di Laut Mediterania. Pelarian 2 kapal laut Jerman di Laut Mediterania ini membawa begitu banyak perubahan besar dalam sejarah dunia modern. Dari drama kejar-kejaran antar kapal perang di Laut Mediterania yang kesannya sepele ini, malah berujung pada runtuhnya Kesultanan Ottoman yang telah berdiri tegak selama 600 tahun.
Gak cuma hal itu saja, pelarian 2 kapal Jerman ini jugalah yang turut mengambil andil besar terhadap revolusi besar di Russia dari bentuk Kekaisaran, menjadi Uni Soviet yang menjadi cikal bakal trend negara berbasis paham komunisme. Yang artinya apa? Secara ga langsung juga, menyebabkan revolusi ideologi di Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba, dan lain-lain menjadi komunis!
“Wah serius tuh? Perpecahan negara di Timur Tengah sampai lahirnya negara-negara Komunis seperti Uni Soviet, RRC, Korea Utara, dll… itu dipicu oleh pelarian 2 Kapal Perang Jerman pada Perang Dunia 1???” [3]
Secara gak langsung, YES! Gua pribadi sebagai guru sejarah berpandangan kuat bahwa pelarian 2 kapal perang ini, menjadi pemicu awal dalam pembentukan sejarah dunia modern, khususnya perpecahan wilayah di Timur Tengah, serta pembentukan negara-negara komunis pada sepanjang abad 20. Nah lho, pasti lo penasaran gimana cerita selengkapnya? Yuk kita langsung mulai aja!
Daftar Isi
- LATAR BELAKANG PERANG DUNIA 1 GIMANA SIH…?
- KISAH PELARIAN 2 KAPAL JERMAN YANG MENGUBAH SEJARAH DUNIA
- SITUASI MILITER DI LAUT TENGAH MEDITERANIA
- Latar Belakang Kondisi Kesultanan Turki Ottoman
- Gerak Cepat Jerman mengambil hati Turki-Ottoman
- BETUL-BETUL DI LUAR PERHITUNGAN RUSIA…
- Penyelundupan tokoh sentral komunis oleh Jerman ke Rusia
- Kembalinya si ‘Virus’ untuk menyerang Rusia dari dalam
- Apa kabar dengan Kesultanan Ottoman?
- Berakhirnya Perang Dunia 1
LATAR BELAKANG PERANG DUNIA 1 GIMANA SIH…?
Oke, sebelum mulai cerita tentang 2 kapal perang Jerman tersebut, pertama-tama gua mau review sedikit tentang konteks awal Perang Dunia 1. Sebagaimana udah gua bahas secara mendalam di artikel sebelumnya, Perang Dunia 1 dipicu oleh serangkaian kekonyolan manusia, yang pada akhirnya membuat Jerman menjalankan operasi militer rahasia Schlieffen Plan yang bahkan tidak bisa dihentikan sekalipun oleh sang Kaisar Jerman sendiri. Sampai akhirnya Jerman gagal menghentikan mobilisasinya, Rusia meneruskan mobilisasi pasukannya, begitu pula Perancis, Inggris, Austria-Hongaria, dan Serbia. Akhirnya dimulailah perang dunia pertama yang menjadi pemicu awal berbagai bentrokan di seluruh dunia pada awal abad 20. Sebagai gambaran kasar, sederhananya Perang Dunia 1 adalah bentrokan antar 2 kubu seperti bisa dilihat pada gambar di bawah ini:
KISAH PELARIAN 2 KAPAL JERMAN YANG MENGUBAH SEJARAH DUNIA
Oke, setelah review dikit, gua harap lu bisa membayangkan latar belakang situasinya. Sekarang mari kita mulai dari November 1912, 2 tahun sebelum perang dunia pertama dimulai. Kaiser Wilhelm II, seperti kita ketahui dari artikel sebelumnya, adalah kaisar Jerman yang mengutamakan gengsi militer. Saat itu, perang Balkan pertama tengah berkecamuk. Dengan sering adanya bentrokan di wilayah Laut Tengah (Laut Medieterania) dia merasa bahwa Jerman perlu Divisi Laut Tengah dengan membuat 2 kapal perang, bernama SMS Goeben dan SMS Breslau untuk berjaga-jaga di Laut Mediterania.[1]
Kedua kapal perang ini adalah kapal perang tercanggih di eranya. SMS Goeben adalah sebuah penjelajah-tempur (Battle-cruiser) sementara SMS Breslau yg jauh lebih kecil adalah penjelajah ringan (light cruiser). Keduanya adalah kapal berkecepatan tinggi relatif dibandingkan kapal-kapal lain dengan ukuran yang sama. Meriam kedua kapal itu juga berkualitas lebih baik daripada meriam Inggris maupun Perancis. Begitu pula sistem pembidik meriamnya.
Namun, 2 kapal ini biarpun canggih tapi harus sangat berhati-hati karena Jerman gak punya pangkalan di Laut Tengah! Artinya apa? Jerman harus mengandalkan pelabuhan sekutunya (Austria-Hongaria dan Italia) untuk tempat parkir, ngisi BBM, dll. Di sisi lain, armada Inggris dan Perancis punya PULUHAN kapal perang di Laut Tengah. Dua lawan puluhan kapal? Secara teori jelas Inggris dan Perancis ga perlu khawatir. Kedua kapal ini GAK MUNGKIN bisa mengalahkan armada Inggris maupun Perancis! Tak heran pihak Inggris maupun Perancis tidak terlalu mempedulikan kehadiran 2 kapal perang Jerman ini. Ah cuma 2 kapal perang doang, emang bisa apa sih??

SITUASI MILITER DI LAUT TENGAH MEDITERANIA
Sebelum perang, pihak sekutu (Inggris dan Perancis) udah bagi-bagi tugas:
- Perancis akan menjaga bagian Barat Laut Tengah, Inggris akan menjaga bagian Timur Laut Tengah.
- Perancis akan menghadapi Angkatan Laut Italia, Inggris akan menghadapi Angkatan Laut Austria-Hongaria.
- Jalur pelayaran horizontal (Gibraltar-Suez dan sebaliknya) maupun vertikal (Perancis-Aljazair maupun sebaliknya) harus dilindungi.
- Pemindahan pasukan Perancis dari koloninya di sepanjang pesisir Pantai Utara Afrika harus dilindungi.
Nah, dalam pembagian tugas ini, armada Kapal perang Jerman yang cuma 2 biji itu tidak disebut sama sekali! Jerman toh cuma punya 2 kapal, emang bisa apa sih? Mending pusingin soal Angkatan Laut Itali dan Austria-Hongaria aja.
Sementara itu, di pihak Jerman, mereka sadar betul 2 kapal perang takkan bisa mengalahkan armada tempur Inggris maupun Perancis. Begitu perang dunia meletus, cuma ada 2 pilihan rasional bagi para awak 2 kapal ini, yaitu bergabung dengan armada Austria-Hongaria di laut Adriatik untuk bersama-sama menghadapi Angkatan Laut Inggris atau nekad berlayar sampai Ottoman untuk membujuk mereka bergabung dengan sekutu Jerman.
Ketika perang meletus, awalnya pusat memerintahkan untuk mencoba berlayar ke Ottoman, namun di tengah jalan akhirnya pemerintah pusat Jerman menilai misi ini TERLALU BERBAHAYA dan segera memerintahkan Goeben & Breslau bergabung ke dengan Austria-Hongaria di laut Adriatik. Sungguh di luar dugaan, Admiral Wilhelm Souchon yang merupakan komandan Goeben dan Breslau sekaligus salah satu perwira angkatan laut terbaik Jerman, memutuskan sesuatu yang sangat radikal, yaitu MENGABAIKAN PERINTAH PUSAT untuk bergabung dengan armada Austria-Hongaria! Alih-alih, Souchon malah memutuskan untuk berlayar terus jauh ke arah Timur menuju pelabuhan Ottoman (sekarang Turki) dengan harapan dapat meminta bantuan mereka untuk bersekutu melawan Inggris, Rusia, dan Perancis!
Secara teori, ini adalah rencana sinting dan gak masuk akal. Perjalanan timur menuju Ottoman itu jauh buanget! Belum lagi di Laut Tengah bertebaran PULUHAN kapal perang Inggris maupun Perancis yang bisa langsung ngeroyok Goeben & Breslau ini. Namun pada akhirnya, Admiral Souchon percaya diri dengan kemampuannya di lautan dan memutuskan nekat terus berlayar menuju Ottoman!
Singkat cerita, Goeben & Breslau dibawah kepemimpinan admiral Souchon yang terkenal handal dan cerdik berhasil mengecoh 3 armada besar (2 Inggris + 1 Perancis) dan terus berlayar ke arah Turki-Ottoman. Pelarian ini kalo boleh gua rangkum adalah berbagai kombinasi dari keberuntungan sekaligus trik psikologis yang mengecoh 3 admiral perwira tinggi sekutu, sekelas Laypeyrere, Troubridge, dan Milne.
Sebetulnya gua pengen banget bahas secara detail drama kucing-kucingan petak umpet antara Goeben & Breslau dengan 3 armada angkatan laut ini, cuma kalo gua bahas artikelnya bisa kepanjangan dan isinya agak terlalu teknis. Jadinya gua coba rangkum aja beberapa point yang menjadi kunci kepiawaian Souchon dalam meloloskan diri dari kepungan 3 armada sekutu:
- Souchon entah secara sengaja atau tidak, berhasil mengecoh banyak admiral sekutu dengan MENGABAIKAN PERINTAH PUSAT. Admiral Sekutu menduga kedua kapal tersebut akan putar balik ke Barat sehingga mereka dengan pedenya menunggu di sana. Padahal Souchon sejak awal sudah mengabaikan perintah dan terus nekat ke Timur.
- Goeben & Breslau beruntung karena mekanisme komunikasi pada zaman itu (telegram) memakan waktu lama untuk bisa saling memberi informasi. Akibatnya, perintah dari pusat maupun kapal lainnya sudah terlalu terlambat berjam-jam untuk mengejar Goeben & Breslau. Sementara 2 kapal Jerman ini memang dirancang untuk memiliki kecepatan lebih tinggi daripada kapal perang lainnya.
- Admiral Milne [2] sebagai komandan tertinggi lapangan AL Inggris, bukanlah seorang perwira laut yang handal, alias gak becus. Kenapa bisa begitu? Karena rupanya, pengangkatan Milne sebagai admiral tertinggi AL dicapai bukan karena prestasinya di akademi kelautan, melainkan karena koneksi kolusi dan nepotisme belaka! Akibatnya, Milne serba telmi dalam membuat keputusan, dari kapalnya mogok, hingga lupa memberi informasi, dan keliru menangkap perintah.
Berdasarkan kombinasi antara 3 kondisi di atas, ditambah dengan berbagai keberuntungan lainnya. Pada tanggal 20 Agustus 1914, kedua kapal Jerman itu tiba di Ottoman (tepatnya di Kota Dardanelles), melewati kepungan dari puluhan angkatan laut sekutu, tanpa ada kontak sejata sekalipun. Hoki banget kan!?
Oke deh, terus emang kalau Goeben & Breslau emang berhasil sampai ke Ottoman, apa pengaruhnya bagi mereka? Emang gimana sih posisi politik di Ottoman itu sendiri? Emangnya mau dengan gampangnya gitu aja bantuin pihak Jerman melawan Rusia, Inggris, Perancis dan sekutunya?

Latar Belakang Kondisi Kesultanan Turki Ottoman
Posisi politik Ottoman sebelum Perang Dunia 1 meletus emang bisa dibilang masih ngambang. Di satu sisi, Ottoman punya hubungan manis dengan Jerman dengan pembangunan rel kereta Baghdad Railways dari Berlin hingga Ottoman. Tapi di sisi lain, Ottoman juga punya hubungan bisnis ekonomi yang baik dengan Inggris. Dari segi militer, pemerintah Ottoman juga terbagi menjadi 2 kubu yang saling berseberangan. Angkatan Darat Ottoman yang selama ini dilatih dan dipasok senjata oleh Jerman sangat ingin Ottoman memihak Jerman dalam PD1. Sementara Angkatan Laut yang dilatih dan dipasok senjata oleh Inggris sangat ingin Ottoman memihak Inggris PD1. Namun demikian, sejauh tidak ada kepentingan yang mendesak, Ottoman cenderung netral dalam menanggapi PD1 kali ini. Sampai sebuah takdir yang dibawa oleh 2 Kapal Jerman mengubah segalanya…
Awal abad 20 adalah masa yang sulit bagi Kesultanan Ottoman. Kesultanan Ottoman yang di tahun 1500an dan 1600an begitu ditakuti oleh negara-negara di Eropa dan Asia, belakangan “keperkasaaannya” dipertanyakan. Wilayah Ottoman yang terkenal begitu luas membentang, satu persatu direbut oleh negara-negara Eropa seperti Rusia, Inggris, Perancis, Italia, atau Austria-Hongaria selama 200 tahun terakhir. Tidak sedikit juga yang memerdekakan diri seperti Bulgaria, Serbia, dan Yunani. Bahkan di tahun 1912, negara-negara yang baru merdeka itu mengeroyok Ottoman dalam Perang Balkan Pertama. Seluruh rakyat dan pemerintah Ottoman frustasi, marah, dan mengalami krisis identitas. Mereka tak mau lagi dipermalukan, mereka harus bisa memperkuat diri! Kembalikan harga diri & kejayaan Ottoman!

Dengan latar belakang seperti itu, Ottoman memesan 2 buah kapal tempur (Battleship) ke pabrik kapal di Inggris sebelum PD1 meletus. Battleship Sultan Osman-i Evvel dan Resadiye akan menjadi tulang punggung armada Ottoman yang baru, armada yang akan dilatih oleh Inggris! Armada yang akan kembali ditakuti oleh lawan-lawan Ottoman! Sebuah harapan baru dan langkah awal untuk mengembalikan kejayaan Ottoman.
Eh sialnya, mendadak pecahlah Perang Dunia Pertama! Kedua battleship yang sudah selesai, bahkan SUDAH DIBAYAR LUNAS oleh pemerintah Ottoman, mendadak DISITA oleh AL inggris! Inggris merasa kedua kapal itu TERLALU DIBUTUHKAN untuk melawan armada tempur Jerman, TERLALU PENTING untuk dijual! Tentu saja pihak Ottoman murka.
“Woi, Inggris… mana nih 2 KAPAL pesanan kami!? Kami udah bayar LUNAS lho, masa disita lagi?? Balikin duit gue woi!!” – Ottoman kepada Inggris
Pada akhirnya sih, Inggris bersedia mengembalikan uang pembayaran, tapi ini bukan cuma soal uang bung! Ini kan soal harga diri Ottoman! Soal pembangunan kembali Turki-Ottoman sebagai kekuatan militer yang ditakuti! Ini masalah gengsi negara!
Di saat skandal pembatalan pesanan 2 Kapal perang perang oleh Inggris melukai harga diri Kerajaan Ottoman, eh eh… Tiba-tiba muncul 2 Kapal perang Jerman paling canggih di dunia saat itu, SMS Goeben dan Breslau di Kota Dardanelles – Ottoman. Rakyat Ottoman melihat hadirnya SMS Goeben yang seukuran dengan kedua kapal yang seharusnya sudah mereka miliki. Gagal pesen kapal dari Inggris, baper sama Inggris, kok yang dateng malah 2 kapal Jerman yang jadi musuh mereka? KEBETULAN BANGET NIH!
Gerak Cepat Jerman mengambil hati Turki-Ottoman
Setibanya di Ottoman, pemerintah Jerman kaget banget sekaligus lega begitu tau keberhasilan Souchon (walaupun mengabaikan perintah) dalam menghindari kepungan armada Inggris dan Perancis serta berhasil membawa Goeben & Breslau berlabuh di Ottoman. Kondisi ini dapat dilihat secara jeli oleh kedutaan Jerman sebagai peluang emas mendapatkan kawan baru yang posisinya sangat strategis dalam Perang Dunia 1.
Kedutaan besar Jerman langsung gerak cepat. Jerman mengetahui betul Ottoman lagi butuh Kapal perang sekaligus lagi baper sama Inggris. Mereka menawarkan menjual Goeben dan Breslau kepada Ottoman dengan diskon besar-besaran, ASALKAN Ottoman bersedia membantu memihak Jerman dalam Perang Dunia Pertama ini.
Melihat kecanggihan Kapal Goeben & Breslau, pihak Ottoman sulit rasanya menolak tawaran ini. Tapi di sisi lain, Ottoman juga harus memperhitungkan banyak hal. Kalo Ottoman secara sembrono langsung deklarasi perang, bisa-bisa hutang Inggris sama sekali ga dibayar! Belum lagi, Ottoman juga tidak mau sembarangan ikut perang besar ini yang berpotensi merugikan negara. Berdasarkan pertimbangan itu, Ottoman mencoba main cantik. Di satu sisi, mereka menyetujui secara lisan transaksi dengan Jerman agar mereka dapat 2 Kapal perang super-canggih itu. Tapi kepada dunia internasional, tepatnya tanggal 14 Agustus 1914, Ottoman mengumumkan mereka netral dalam PD1. Namun dengan menunggangi status ‘netral’ tersebut, Ottoman mengusir semua instruktur AL Inggris di wilayah perairan Ottoman pada 15 Agustus. Di hari yang sama, diam-diam Goeben dan Breslau mengganti bendera Jermannya dengan bendera Turki-Ottoman. Dua minggu kemudian, instruktur AL Jerman tiba dengan kereta, menggantikan instruktur AL Inggris.

Sampai pada tahap ini, sebetulnya dari jajaran pemerintahan Ottoman sendiri masih belum seluruhnya KOMPAK & mantap untuk bersekutu dengan Jerman. Masih banyak pihak yang mempertanyakan konsekuensi jangka panjang koalisi perang ini yang berpotensi menyeret Ottoman untuk terlibat pada perang besar yang sebetulnya tidak menjadi kepentingan negara. Setiap elemen di pemerintahan maupun rakyat Ottoman masih setengah hati mendukung Jerman, ada yang setuju, ada yang menolak, lebih banyak yang ragu.
Menyadari pihak Ottoman masih belum mantap mendukung Jerman, Souchon yang cerdik meminta UANG yang banyak dari pemerintahnya. Buat apaan tuh uang? Ternyata BUAT MENYOGOK MEDIA OTTOMAN! Yup, Sang admiral membawa duit berkoper-koper dan menyogok pegawai koran, radio, dan majalah Ottoman untuk menyiarkan berita-berita anti Inggris dan pro Jerman. Seiring dengan lunasnya penggantian uang pembatalan pesanan kapal oleh Inggris, media-media Ottoman terus menyerukan:
- Inggris mencoreng harga diri Ottoman, tidak konsekuen, tidak menghargai kedaulatan Ottoman! Kolonialis yang mengikis serta merebut daerah kekuasaan Ottoman sejak 200 tahun terakhir!
- Jerman adalah kawan sekaligus pahlawan yang menghadiahkan 2 Kapal perang super-canggih, membangun rel kereta sepanjang Baghdad-Berlin. Sekutu yang telah berjasa melatih angkatan darat maupun laut Ottoman!

Makin lama, opini publik Ottoman mulai bergeser untuk semakin membenci Inggris dan membela Jerman. Inggris yang panik, ikut bereaksi blunder dengan memerintahkan kapal perangnya menghadang kapal perang Ottoman! Tentu saja ini malah membuat pihak Ottoman makin panas!
Begitu opini publik bergeser sesuai kehendak Jerman, Souchon kembali meminta uang. Kali ini targetnya untuk menyuap pejabat-pejabat Ottoman yang pro-Inggris. Karena uang, manusia jadi gelap mata dan tidak rasional. Kini segenap pemerintah dan rakyat Ottoman BERSEMANGAT untuk berperang! Ini saatnya merebut kembali wilayah-wilayah Ottoman yang direbut oleh lawan-lawannya! Inilah saatnya Ottoman kembali menunjukkan keperkasaannya sebagai penguasa mediterania yang ditakuti seluruh dunia.
Tanggal 27 dan 28 Oktober, Souchon memimpin armada Ottoman membombardir pelabuhan-pelabuhan Rusia tanpa peringatan. Rusia menderita kerugian besar sekaligus kaget bukan kepalang karena hal ini benar-benar di luar perhitungan mereka. Perang resmi dimulai tanggal 2 November (melawan Rusia) dan 5 November (melawan Inggris dan Perancis) 1914. Inggris-Perancis-Rusia kini berperang melawan Jerman-Austria-Ottoman. Keberhasilan Goeben & Breslau berlabuh di Ottoman menjadi game-changer yang secara tidak terduga mengubah pemetaan koalisi Perang Dunia 1 menjadi seperti di bawah ini:
BETUL-BETUL DI LUAR PERHITUNGAN RUSIA…
Seharusnya hasil Perang Dunia 1 ini bisa cepat selesai sesuai dengan kalkulasi Rusia. Ketika Rusia dengan PEDE-nya memanas-manasi Serbia pada Juli 1914 untuk sekalian perang dengan Austria-Hongaria, Rusia sudah mengkalkulasikan hasil pertempuran. Dari segi teknis, Rusia ga perlu khawatir karena kerjasama export-import dengan Inggris & Perancis bisa berjalan lancar, baik untuk amunisi perang, maupun untuk kebutuhan pangan. Dengan kondisi seperti itu, Rusia memprediksikan Jerman akan terjepit dan kehabisan sumber daya dalam waktu 2 tahun. Tapi semua berubah ketika negara api menyerang Goeben & Breslau berlabuh…
Sungguh di luar dugaan Ottoman memihak Jerman dalam Perang Dunia 1 ini. Ottoman yang tadinya bersikap netral & bahkan tidak memiliki kepentingan besar untuk terlibat dalam perang tiba-tiba saja menyerang pelabuhan-pelabuhan Rusia tanpa peringatan! Kerusakan pelabuhan-pelabuhan itu memang bisa dibetulkan, tetapi posisi Ottoman yang strategis memastikan tidak ada kapal yang bisa berlabuh di pelabuhan-pelabuhan itu tanpa seijin mereka! Artinya, export maupun import Rusia DICEKIK oleh kesultanan Ottoman! Tiba-tiba saja Rusia jadi yang malah terkepung oleh Jerman, Austria-Hongaria, & Ottoman! Rusia yang tadinya pede perang melawan Jerman akan mudah, ujung-ujungnya jadi buntu dan berkepanjangan.
Macetnya jalur perdagangan export-import Rusia ini, berbuntut panjang. Rusia dilanda krisis ekonomi dan bahan baku. Serangan Brusilov (Juni-September 1916) biarpun sukses menghancurkan pasukan Austria-Hongaria, tetap saja membuat Rusia kehilangan setengah juta tentaranya. Walaupun kondisi negara semakin kritis Kekaisaran Rusia terus menerus mengirimkan kaum pria dewasanya ke medan perang. Situasi diperparah karena rakyat Rusia masih teringat akan kekalahan mereka melawan Jepang dalam Perang Rusia-Jepang (1904-1905). Rakyat Rusia sudah penat, stres, muak, dan marah terhadap perang yang tak kunjung selesai ini! Kemarahan rakyat Rusia diperparah oleh Kaisar Rusia sendiri, Nicholas II, yang terlalu borjuis, mementingkan kepentingan ningrat dibandingkan rakyat jelata. Rakyat Rusia mulai kehilangan kepercayaan terhadap sang kaisar! Pada saat itulah, muncul sebuah gagasan yang mulai berhasil mengambil hati rakyat Rusia, yaitu komunisme.
Penyelundupan tokoh sentral komunis oleh Jerman ke Rusia

Di tengah himpitan krisis ekonomi, ancaman perang, serta perasaan muak terhadap kaum bangsawan Rusia yang terus mengirim rakyatnya untuk berperang membuat ideologi komunis menjadi begitu SEKSI di mata masyarakat Rusia. Ideologi komunisme yang membawa gagasan tentang kesetaraan sosial & ekonomi semakin berhasil mencuri hati rakyat Rusia yang sudah muak dengan tingkah para bangsawannya. Di sisi lain, romantisme paham komunisme begitu ditakuti Kaisar & kaum bangsawan Eropa. Mereka tau betul, ideologi ini mengancam status keningratan mereka. Sementara itu, sosok sentral gerakan komunis yang paling ditakuti di Eropa saat itu adalah seorang turunan Rusia bernama Vladimir Ilyich Ulyanov atau lebih dikenal dengan sebutan Lenin.
Lenin ini adalah tokoh penting partai komunis Rusia. Kakaknya sendiri terlibat dalam pembunuhan Kaisar Alexander II dari Rusia. Karena aktivitasnya di partai komunis, Lenin dikejar-kejar oleh polisi dari berbagai negara sampai akhirnya kabur ke Swiss. Ketika Perang Dunia Pertama dimulai, Lenin bereaksi dengan sangat keras. Dia yakin ini adalah perangnya para bangsawan, bukan perangnya rakyat! Dia juga kesal, tak sabar, dia tahu rakyat Rusia sedang MARAH pada kaisarnya! Sampai akhirnya, terjadilah revolusi Febuari, rakyat menggulingkan kaisar, dan menaikkan pemerintah demokratis!
Di satu sisi Lenin lega karena kekaisaran Rusia yang selama ini membelenggu rakyat, berhasil digulingkan. Tapi di sisi lain, Lenin juga kecewa karena merasa impiannya untuk mendirikan negara komunis pertama di Rusia telah kehilangan kesempatan. Ketika sedang gemas dan gregetan, tiba-tiba Lenin dihubungi oleh salah 1 musuh besarnya, pihak yang menyebutnya ‘virus’, sumber penyakit, makhluk yg harus dibasmi tanpa ampun: Polisi Rahasia Jerman. Lho?
Kembalinya si ‘Virus’ untuk menyerang Rusia dari dalam
Walaupun telah berhasil berkoalisi dengan Ottoman, Jerman berhasil menghindari kekalahan telak, tapi sejauh ini hanya mampu mengimbangi sekutu, belum berhasil untuk mengalahkan Rusia dan sekutunya yang tetap terus ngotot berperang walaupun kaisar telah digulingkan oleh rakyatnya. Oleh karena itulah, Jerman berpikir keras bagaimana caranya agar bisa menghancurkan Rusia dari dalam. Sampai akhirnya, pemerintah Jerman menggagas sebuah ide yang kelak akan mengubah dunia, yaitu mengembalikan Lenin si ‘Virus’ ke Rusia!
Maka dari itu, utusan polisi rahasia Jerman menemui Lenin di Swiss dan menawarkan transaksi gratis:
- “Woi Lenin, lo sekarang dikejar-kejar polisi seluruh Eropa kan? Mau ga kita bantuin pulang ke Rusia?”
- “Mau bangetlah! Caranya gimana?”
- “Lo akan kita selundupkan melalui sebuah gerbong kereta. Gerbong ini akan kita kunci rapat dan lo ga boleh keluar sampai tiba di pelabuhan!”
Lenin tak keberatan. Apapun akan dia lakukan untuk pulang ke Rusia demi mewujudkan mimpi negara komunis. Berkat bantuan polisi rahasia Jerman, kembalilah Lenin ke tanah Rusia. Kurang dari setahun, Lenin dan para pengikutnya yang tersetianya berhasil mengerahkan massa, berhasil melakukan revolusi Oktober sekaligus mendirikan negara komunis pertama di dunia: Uni Soviet. Siasat inipun membuahkan hasil bagi Jerman: negeri komunis pertama ini langsung meminta perjanjian damai dengan Jerman dalam perjanjian Brest-Litovsk.

Jadi, itu sebabnya kedua kapal perang ini, secara pribadi gua anggap ikut serta menjadi katalisator lahirnya dominasi komunisme atas separuh dunia di abad 20. Tanpa kedua kapal itu, situasi Rusia takkan buruk, tanpa kedua kapal itu tidak akan ada gagasan pengembalian Lenin sang tokoh komunis ke tanah Rusia, tanpa kedua kapal itu Rusia tidak akan semudah/seringkih itu untuk digulingkan dalam Revousi Oktober. Tanpa kedua kapal itu, mungkin tidak akan ada Uni Soviet sebagai negara komunis pertama di dunia. Kalau Uni Soviet tidak ada, berarti tidak akan ada Republik Tiongkok, Korea Utara, Vietnam, Kuba, dan negara-negara berbasis ideologi komunis di dunia ini.

Apa kabar dengan Kesultanan Ottoman?
Sangat mengenaskan! Pada akhirnya keputusan Ottoman untuk membantu Jerman dalam perang dunia 1 harus dibayar dengan SANGAT MAHAL dengan runtuhnya kejayaan Ottoman yang sebagai penguasa tunggal Timur Tengah selama 600 tahun. Tentara Ottoman pada akhirnya dikalahkan oleh “Lawrence of Arabia” dan jendral Allenby dari Inggris, pasukan Inggris dan Perancis mengancam Konstantinopel setelah mereka mengusir tentara Ottoman dari Palestina, Yordania, Libanon, dan Syria. Ottoman akhirnya harus rela negaranya dicincang. Beberapa wilayah Ottoman menjadi jajahan Inggris seperti Iraq, Palestina dan Yordania. Sementara wilayahnya yang lain (Syria misalnya) menjadi jajahannya Perancis. Sementara bagian utara Ottoman beserta ibukotanya Istanbul/Konstantinopel kini menjadi negara yang kita kenal sebagai Turki. Bagi-bagi jajahan inilah yang menjadi dasar PERBATASAN NEGARA-NEGARA TIMUR TENGAH MODERN.

Sebuah ironi yang memilukan dimana sebuah peradaban sebesar Kesultanan Ottoman yang sudah berkuasa kokoh selama 600 tahun, akhirnya hancur hanya karena kedatangan 2 buah kapal, keserakahan segelintir orang yang mau menerima suap, serta kelicikan ‘orang asing’ (Jerman) yang berhasil menyebarkan propaganda media untuk menyetir opini publik demi kepentingan mereka.
Gak heran kalau Winston Churchill (Menteri Angkatan Laut Inggris yang belakangan menjadi Perdana Menteri Inggris selama Perang Dunia Kedua) berkata:
“Tidak pernah ada kompas kapal yang menyebabkan pertumpahan darah lebih banyak daripada kompas kapalnya kedua kapal (Goeben & Breslau) itu!” – Winston Churchill
Berakhirnya Perang Dunia 1
Menyerahnya Rusia ternyata tidak membuat Jerman menang perang. Sialnya bagi Jerman karena mereka baru saja mendapat musuh baru: Amerika Serikat. Tentara gabungan Amerika-Inggris-Perancis akhirnya berhasil menembus pertahanan tentara Jerman dan mengancam seluruh pelosok otonomi Jerman.
Akhirnya Jerman, Austria-Hongaria dan Ottoman menyerah kepada pasukan sekutu Inggris-Perancis-Amerika Serikat tahun 1918. Sebagian besar jajahan dan wilayah mereka diduduki dan direbut oleh para pemenang perang. Jerman juga wajib menyerahkan semua kapal perang dan kapal dagang mereka. Jerman juga wajib membayar ganti rugi kerugian perang yang mencekik ekonomi mereka selama bertahun-tahun. Nasib mereka masih lebih baik daripada Austria-Hongaria yang benar-benar kehilangan kekaisaran mereka secara total.
Namun, Perang Dunia 1 bukan cuma menghancurkan para pecundangnya, tapi juga berhasil membunuh perdagangan global. Pembunuhan ini begitu suksesnya, sampai-sampai perdagangan global baru bisa dimulai lagi di tahun 1945, setelah Perang Dunia Dua selesai. Dengan kata lain: globalisasi yang begitu ramai dibicarakan di akhir abad 20, yang sebetulnya sudah dimulai di awal abad 20, sayangnya tertunda begitu lama karena terjadi Perang Dunia.
Jerman akhirnya dikucilkan oleh para pemenang perang adalah negeri yang dipenuhi orang yang marah, orang yang kecewa, orang yang benci kepada semua negara lain. Jerman setelah Perang Dunia Satu adalah ladang subur untuk para provokator radikal seperti seorang kopral Austria kurus berkumis bernama Adolf Hitler. Perang Dunia Satu sukses menebarkan bibit-bibit Perang Dunia Kedua.
Nah, demikian berakhirlah perang dunia pertama. Gua harap penceritaan gua yang diawali dengan kisah pelarian 2 kapal perang Jerman bisa menambah wawasan serta perspektif baru buat lo semua. Perbedaan perspektif di kalangan sejarawan terkait seberapa jauh dampak pelarian 2 kapal Jerman ini, memang menjadi bisa jadi perdebatan yang seru, dan apa yang gua ceritakan di atas, tidak terlepas dari perspektif gua pribadi sebagai pengamat sejarah. So, moga-moga artikel ini bermanfaat buat lo, khususnya menambah pengetahuan lo tentang sejarah dan pemahaman politik dunia modern yang mungkin gak bisa lo dapetin dari pelajaran sekolah. Sampai jumpa di artikel Zenius Blog berikutnya!
Sumber:
Dan van der Vat: The Ship that Changed the World, The Escape of the Gfoeben to the Dardanelles in 1914
Geoffrey Miller: Superior Force, The Conspiracy behind the Escape of Goeben and Breslau
George Feifer, diedit oleh Robert Cowley “What if Lenin had been Stopped before He Arrived at Petrograd?” di buku What If 2
http://www.history.com/this-day-in-history/lenin-returns-to-russia-from-exile
[1] SMS adalah singkatan yang ditaruh di awal nama SEMUA kapal perang kekaisaran Jerman, serupa dengan singkatan KRI (Kapal Republik Indonesia) yang ditaruh di awal nama semua kapal perang Indonesia. SMS adalah singkatan dari Seine Majestät Schiffe, atau “Kapal milik Yang Mulia” ini serupa dengan singkatan Her Majesty’s Ship di Angkatan Laut Inggris.
[2] Kalau kamu berpikir “Itu TIDAK TERDENGAR BAGUS DEH” oh, betapa benarnya kamu!! Di dalam pertempuran Jutland, seorang opsir komunikasi yang mendapatkan jabatannya lewat jalur serupa dengan Milne menyebabkan banyak kesalahan fatal dalam formasi dan manuver armada Inggris.
[3] Percakapan ini hanya illustrasi untuk memudahkan pembaca untuk membayangkan, bukan verbatim.
—————————CATATAN EDITOR—————————
Kalo ada di antara kamu yang mau ngobrol atau diskusi sama Marcel tentang sejarah perang dunia pertama, silakan langsung aja tinggalin komentar di bawah artikel ini.
What was going on in China and Japan, or any other part of the earth around those years sensei?
Danke
Cina waktu itu masih gonjang-ganjing perang saudara setelah runtuhnya dinasti Manchu. Jepang sendiri bersekutu dengan Inggris, sehingga langsung menyatakan perang melawan Jerman, dan merampas koloni² Jerman di Pasifik Barat dan Cina.
Ceritain juga dong PD 2 , kenapa jepang bisa sekutu dgn jerman di PD 2
Sabar yah, mungkin di artikel berikutnya. 🙂
download aja film dokumenter “Apocalypse WW2” dari BBC. disitu diceritain perjalanan PD2 dari awal sampai akhir
Setuju atau download World war 2 timeline karya Felz untuk singkatnya
Jepang pas jaman interwar mulai caplokin pulau2 di Pasifik, yg jelas mulai bentrok ama AS. Akhirnya Jepang kerjasama ama Blok Poros dan jadilah Perang Dunia II
Artikel lanjutannya mana kak Marcel?
Kalo di Jepang, sekitar tahun 1853 itu ada yg namanya kedatangan US ke daratan Jepang dan saat itu Jepang adalah negara yang tertutup. Pihak US datang ke Jepang dan meminta untuk open border (mereka bawa kapal-kapal besar dengan senjata yang besar pula), akhirnya mereka bikin sebuah kontrak buat US, Russia, dan British untuk masuk kapanpun mereka mau. Orang-orang di ujung Jepang (Chosu dan Satsuma) kurang suka sama hal ini. Tahun 1868, mereka datang ke pihak shogunate dan terjadilah Perang Boshin. Jadilah Kekaisaran Meiji lagi trus pemerintahan dipindah ke Tokyo yang mana sangat-sangat western.
Akhirnya, dengan gaya-gaya western (atau gaya ke-British-an) Pemerintahan Meiji, Jepang mulai tuh yang namanya conquering the world. Pada 1894 mereka mulai nyoba di Korea yang dulunya punya Tiongkok ditambah sedikit ke Liaodong. Nah, waktu ini Jepang mulai bermasalah deh sama yang namanya Rusia. Kalo gak salah sih Rusia bikin jalan rel untuk ngambilin “air yang lebih hangat” di teluk/pantai sekitaran sana di 1899. Pembangunan itu dijaga oleh tentara-tentara yang semakin ke ujung semakin banyak jumlahnya. Jepang yang rada-rada takut sama Rusia bikin aliansi sama British (1902) trus dimulai yg namanya Russo-Japanese War di 1904.
Pada tahun 1914 WW 1 dimulai, Jepang masih aja conquering the world; bagian-bagian kecil deket-deket Kepulauan Jepang (Oceania?) yang kebanyakan dikuasai sama Jerman. Saat itu Jerman sedang berperang sama British, dll. Pokoknya di Eropa lagi perang-perangan deh.
Karena hubungannya sama British, Jepang dapat pulau-pulau tersebut dan mereka tambah lagi ke Singapura sama ujungnya Benua Afrika. Tahun 1919 WW1 udah tamat, orang-orang berpikiran Jepang itu ikut WW1 dan mereka bisa ikutan di Konferensi Perdamaian Paris. Hasilnya Jepang boleh nyimpan apa yang udah mereka conquer dan kemudian bisa join di the League of Nations! Wow!
CMIIW. :))
Alif: sepertinya video “History of Japan” karya Bill Wurtz banyak membantu
Hahaha iya! Gue seneng banget nonton video nya. Bener-bener membawa pelajaran sejarah ke arah yang lebih baru.
Penyebabnya apa ini bang “Kesultanan Ottoman yang di tahun 1500an dan 1600an begitu ditakuti oleh negara-negara di Eropa dan Asia, belakangan “keperkasaaannya” dipertanyakan. Wilayah Ottoman yang terkenal begitu luas membentang, satu persatu direbut oleh negara-negara Eropa seperti Rusia, Inggris, Perancis, Italia, atau Austria-Hongaria selama 200 tahun terakhir” ?
Kombinasi dari berbagai hal. Misalnya …
Mundurnya toleransi relatif
Ketika kesultanan Ottoman pertama kali muncul, negeri ini menjadi negeri palingbebas. Orang miskin dengan agama minoritas paling mungkin jadi kaya kalau mereka tinggal di Damaskus atau Konsantinopel, bukannya di London atau Paris atau Berlin atau kota² Eropa lainnya. Gak heran pedagang², seniman², insinyur², pokoknya ORANG² TERBAIK dari seluruh Eropa dan Asia pindah ke Ottoman, memperkaya negeri itu dalam semua bidang. Namun, Renaissance, mengubah segalanya. Renaissance yang menciptakan ide² baru seperti demokrasi, sekularisme, HAM, trias politica, dll membuat Eropa menjadi jauh lebih bebas dari kesultanan Ottoman yang relatif tidak banyak berubah. Kini aliran manusia berbalik, orang² dari wilayah Ottoman pindah ke London, Paris, Berlin, dll. Tenaga² terbaik yang dibutuhkan Ottoman kini menguap.
Dihentikannya proses seleksi ultra-sadis
Pop quiz, bagaimana seorang pangeran Ottoman menjadi sultan? Jawaban: dengan MEMBUNUH SEMUA SAUDARA²NYA. Mekanisme brutal ini memastikan Ottoman mendapatkan pangeran TERLICIK, TERSADIS sbg sultan. Keduanya kualitas yg dibutuhkan untuk menjadi sultan yang “baik”!! Sultan Ahmed I (1590-1617) menghentikan proses ini. Kini kesultanan Ottoman menjadi seperti kerajaan² lain di dunia. Berakhir pula rentetan “Sultan hebat” yang dimiliki Ottoman …
Revolusi industri
Salah satu sebab lain kenapa Ottoman bisa berjaya adalah posisi strategisnya: terletak di antara Asia dan Eropa, memiliki tanah subur, memiliki tambang² besi, timah, dll, dst. Selama ber-abad², daerah itu menjadi pusat industri dan pertanian. Semuanya berubah ketika terjadi revolusi industri. Mesin² membuat Inggris, Jerman, Perancis, dll bisa membuat produk yang lebih murah dg lebih cepat. Industri Ottoman kalah bersaing dan, kemundurannya pun makin parah.
Kolonialisme yang dimulai Portugis
Posisi strategis Ottoman yang berada di antara 2 benua itu juga membuatnya menjadi bagian dari jalur perdagangan. Namun, expedisi² laut Portugis (Vasco da Gama misalnya) memastikan munculnya JALUR ALTERNATIF. Orang² Eropa memutuskan untuk menggunakan jalur alternatif ini, membuat Ottoman kehilangan sumber pemasukannya.
Masih banyak alesan yg lain, 4 alesan di atas itu yg paling kuat buat saya.
Bisa dibilang gagal survive?
Begitulah
Maksudnya Sultan Hebat gimana ya ka? maksudnya Sultan yg berani ambil resiko atau gimana? ._.
Sultan yg mampu membuat negaranya memenangkan perang.
Dari yang ane baca….kalangan rakyat dan pemerintahan Turki Utsmani sudah mulai menjauh dari nilai-nilai islam dan di beberapa wilayahnya (terutama Balkan) sudah mulai ada virus nasionalisme dari penduduknya dan menganggap bahwa Turki Utsmani adalah penjajah.
wow keren banget. lanjut lagi dong kak artikelnya, seru banget cara pembahasan penyampaian materi, dan kebahasaannya, jadi gampang dimengerti! kalau dibuat series artikel pasti keren:D
Ditunggu tulisannya tentang PD 2 bang!!! Kalo bisa sekalian ditambahin tulisan ttg after-effect PD2, kaya hubungannya dengan peta kekuatan negara2 di masa sekarang, dan gimana bisa negara2 yg terletak jauh di benua amerika sana bisa mengalahkan hegemoni negara2 eropa Dan menjadi negara2 adidaya (baca: Amerika Serikat)
Btw w merekomendasikan buku 100 mistakes that changed history. Ya isinya kesalahan kesalahan kaya gini yang efeknya besar.
Lanjut gan perang dunia dua dan kalo bs bahas tentang geopolitik asia timur saat pra perang dunia 1 sampai skrng. Hahahaha
Sabar yah, sedang diproses.
usa gabung karena diserang
alasan terkampret menurut ane,dua PD karena diserang
Itulah caranya mereka menjadi negara terkuat di dunia
Wahhh, merinding bacanya ?. Kak btw ada rekomendasi buku yg nyeritain sejarah dunia gk kak? Yg keren gitu?
“100 orang Paling Berpengaruh di dunia” karya Michael Hart (Kalo bisa yang TERJEMAHAN LAMA (Mahbub Djunaidi). Walaupun tokoh² komunis masih mendapat tempat terlalu tinggi, tapinya terjemahan yg ini jauh lebih bagus!)
“Day of Empire” karya Amy Chua
“The Rise and Fall of Great Powers” karya Paul Kennedy
“The Origins of Political Order” karya Francis Fukuyama
“Guns Germs and Steel” karya Jared Diamond
“Carnage and Culture” karya Victor Davis Hanson
Wah makasih banyak kak ?
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/07/14/124626-sultan-abdul-hamid-ii-sang-pembela-sejati-palestina&ved=0ahUKEwjMy_uV5c7OAhVMpI8KHXORDWUQFggjMAI&usg=AFQjCNETJCohRnEggr1mKnXIwAzs-lbEJA&sig2=0goPSpDYMx0rzCz-YMMQwA
Kalo ada waktu gitu bahas juga dong tentang War On Terror dan the Arab Spring, kak. Berhubung masih ada aja yang salah kaprah karena cuma liat-liat gambar di media doang.
ditunggu PD 2 nyaaaaaaa
Terima kasih atas “penungguan”nya! Mohon sabar dulu ya!
Nah Italia kan sebelumnya gabung di Triple Alliance, trus kok bisa berubah haluan jadi berpihak ke Inggris-Prancis kak?
Italia dari awal hanya akan bergabung dengan Jerman seandainya Perancis menyerang duluan. Ketika Perancis tak menyerang duluan, Italia malah melihat kesempatan untuk mendapatkan wilayah Tirol dan sekitarnya dari Austria-Hongaria, makanya mereka malah membantu Inggris dan Perancis.
Awal PD 1 teknik perang infantrinya masih menggunakan konsep “line infantry” seperti perang era Napoleon apa sudah tidak menggunakan lagi (langsung menggunakan taktik perang parit)?
Thanks
Taktik “Line Infantry” sudah terlihat kadaluarsa dalam perang saudara Amerika Serikat. Nonton deh film Edward Zwick bernama “Glory”, di pembukaan film ini, line-demi-line dibantai oleh tembakan breech-loading rifle yang akurat dan cepat reloadnya. Apalagi di era perang dunia 1 (50 tahun kemudian) ketika senapan mesin (Vickers Machine gun misalnya) sudah umum, dan artileri semakin akurat!
Yang begini nih aku suka….ILMU YANG BERGUNA teman…masukan dari ku : jika dibolehkan tolong ceritakan ulang tentang sejarah di Negara kita ini ya..Soalnya ada beberapa hal dalam sejarah yang masih bingung untuk di mengerti…Contohnya tentang SUPERSEMAR atau peristiwa-peristiwa semacam itu… Aku doakan Admin Sukses selalu dan selalu menyajikan artikel-artikel yang bagus dan Mendidik Seperti ini……
Halo Jansen, tulisan tentang sejarah Indonesia udah cukup sering dibahas di blog zenius, berikut di antaranya:
https://www.zenius.net/blog/biografi-sukarno-soekarno
https://www.zenius.net/blog/biografi-sutan-syahrir
https://www.zenius.net/blog/biografi-mohammad-hatta
https://www.zenius.net/blog/biografi-tan-malaka
https://www.zenius.net/blog/biografi-kartini
https://www.zenius.net/blog/asal-usul-orang-pribumi-indonesia
https://www.zenius.net/blog/sejarah-bahasa-melayu-indonesia
https://www.zenius.net/blog/sejarah-penjajahan-belanda-inggris-portugis-indonesia
https://www.zenius.net/blog/sejarah-jakarta-ulang-tahun-kota
seneng banget baca artikel nya bang marcel, ditunggu artikel perang dunia ke dua nya bang. yang lebih panjang. serru bacanya!
kak, mau bahasan tentang bambu runcing dong. emang bener ya dulu tentara indonesia cuma ngandalin bambu runcing untuk ngelawan penjajah? dan kita menang akan itu. ya aku bersyukur kok, bersyukur banget, cuma aku heran aja sih, hanya dengan bambung runcing? atau zen bisa ceritain gitu?
masa abang aku sendiri bilang kita ga mungkin menang lah, cuma ngandalin bambu runcing, sementara belanda punya sniper, tepat sasaran, mati kita, belanda itu menyerah sama indonesia karena indonesia masih bertahan terus.
Mohon pencerahannya zen, aku bertekad buat mendalami sejarah, kakek aku kecewa sama aku karena aku buta sejarah. huhu
wah, soal sejarah perang kemerdekaan ini menarik juga nih. Sebetulnya sejarah perang kemerdekaan itu awalnya masih bersifat lokal kedaerahan, sebelum awal abad 20. Setiap daerah lokal di Indonesia perang melawan kolonial karena konflik kedaerahan masing-masing, tanpa mengenal konsep “Negara Indonesia”. Nah, dalam perang itu ya senjatanya macem2, ada yang pakai golok, keris, tombak, dll.
Setelah awal abad 20, baru deh para Bapak Bangsa kita merumuskan ide tentang “Negara Indonesia”, dan sejak saat itu, perlawanan yang dilakukan didasari atas semangat kemerdekaan Indonesia. Namun demikian, kalo mau ngomongin senjata yang dipakai sih, kita baru efektif pakai senjata api itu setelah merampas dari Jepang. Artinya kita baru beneran berperang secara efektif pakai senjata itu setelah merdeka, bukan sebelum merdeka. Perangnya buat apa? Buat mempertahankan kemerdekaan, bukan untuk merebut kemerdekaan.
Perangnya menang atau kalah? Sebagian besar sih ya kalah. Kamu bisa lihat sendiri peta Indonesia 1 Desember 1948 bukan seperti Indonesia yg kita kenal sekarang ini:
https://d3fc3prx3nea5t.cloudfront.net/wp-content/uploads/2015/08/Dec48.gif
Kalo kamu mau ada bayangan tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, coba baca ini deh:
https://www.zenius.net/blog/biografi-sukarno-soekarno
https://www.zenius.net/blog/biografi-tan-malaka
https://www.zenius.net/blog/biografi-mohammad-hatta
https://www.zenius.net/blog/biografi-sutan-syahrir
seneng banget bacanya!
Jadi amerika waktu ww 1 masih belum kedengeran ya,baru akhir” ikut aliansi sama inggris n perancis
Bang, ceritain dong kejar-kejar kucingnya… pasti seru nih mengetahui taktik Souchon :v
Bagus banget!! Baru kali ini gue ngerasa sejarah seru banget. Btw artikel lain juga seru kok.. semua sejarah di Zen Blog bagus (y)
om sumber :
Maka dari itu, utusan polisi rahasia Jerman menemui Lenin di Swiss dan menawarkan transaksi gratis:
“Woi Lenin, lo sekarang dikejar-kejar polisi seluruh Eropa kan? Mau ga kita bantuin pulang ke Rusia?”
“Mau bangetlah! Caranya gimana?”
“Lo akan kita selundupkan melalui sebuah gerbong
kereta. Gerbong ini akan kita kunci rapat dan lo ga boleh keluar sampai
tiba di pelabuhan!”
—
itu dari buku : The Ship that Changed the World, bukan?
asem, keren bngt, ane baca smbil bayangn visual d mata ane ,tampak dr awal pas du kapal itu datang dan mnghasut sluruh usmaniyah, dan, epicnya battle, srasa nnton film, kereen kereen, tlisanny bgtu epic dan , ane ngfans blog ente skrg,
PARTNER PERMAINAN POKER ONLINE TERBESAR SEASIA ZoyaQQ
Rasakan Sensasinya Bermain Bersama ZoyaQQ Dan Raih Jutaan Rupiah Hanya Di Sini
Keuntungan Bermain Di ZoyaQQ
– Proses Depo/Wd Super Cepat
– Minimal Depo/Wd Rp.20.000
– 7 Game Dalam 1 ID
– Bonus Rolingan Terbesar
– Bonus Referall Seumur Hidup
– CS Yang Baik”,Sopan,Dan Pastinya Cantik
INFO BANK
BCA – BNI – BRI – DANAMON – MANDIRI
BBM: 2BE5BC31
LINE: zoyaqq
Mendikbud Ubah Waktu Belajar Di Sekolah Menjadi 8 Jam Sehari
http://jitupoker99.blogspot.com/2017/06/mendikbud-ubah-waktu-belajar-di-sekolah.html
Knp Amerika bisa ikut perang dunia1,yang perangnya cuma di eropa?
Karena kapal selam Jerman mengaramkan kapal penumpang RMS Lusitania yg mengangkut banyak rakyat Amerika. Padahal, kapal penumpang tsb secara ilegal membawa amunisi untuk tentara Inggris.
Baca ginian seru banget kayak baca buku novel 😀
zenium emang keren banget kalau tentang sejarah 😀
sehat selalu bang marcel.. smoga panjang umur terus menulis dalam ilmu sejarah. jujur ini sangat bermanfaat.
mau tanya.. kemana amerika ktika PD 1 dimulai.. apa ga ada campur tangan sama skali?
Dgn hancurnya kesultanan ottoman maka hancur pula khilafah untuk negera muslim. Dan tentu saja ketika palestina di rebut oleh inggris (dalam bagi2 wilayah jajahan dgn prancis) dr situ lah cikal bakal adanya israel