Bagaimana Sastra Prancis Memengaruhi Dunia? 9

Bagaimana Sastra Prancis Memengaruhi Dunia?

Prancis udah jadi salah satu negara tujuan gue kalau mau jalan-jalan ke luar negeri. Soalnya, pas gue nonton serial Emily In Paris (2020), gue langsung jatuh cinta pas liat suasana di Paris.

Gue jadi ikut ngebayangin pas tinggal di sana. Kayak pagi-pagi ke luar rumah dengan gaya berpakaian yang stylish. Terus, nyapa tetangga dengan sapaan “Bonjour!”.

Mampir ke kafe buat nyeruput café au lait. Sampai akhirnya, gue pergi ke tempat-tempat yang menawan kayak Louvre Museum dan Menara Eiffel.

Keinginan gue ke Prancis ini semakin menggebu-gebu pas bulan Maret tahun 2022 karena lagi ada acara Paris Fashion Week (PFW). Gue berharap banget bisa membelah diri buat nonton fashion show-nya sambil duduk di samping Kim Jisoo, anggota girlband Kpop dari Blackpink.

Tapi, nggak cuma dari sisi budayanya aja, lho. Gue juga menemukan banyak hal yang menarik dari Prancis. Salah satunya, yaitu bidang sastranya yang akhirnya memengaruhi dunia. Gimana ya, sastra di Prancis bisa menyebar dan menjadi pengaruh besar ke negara lain?

Gue punya jawabannya di sini. Yuk, kita menyelami bidang sastra Prancis bareng-bareng.

Baca juga: Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan ‘45

Sekilas Tentang Prancis dan Eiffel

Sebelum gue bahas lebih jauh tentang perkembangan sastra di Prancis, gue bakal ngajak elo kenalan dulu sama negaranya. Sebenarnya, Prancis itu negara yang kayak gimana, sih?

Prancis termasuk ke negara dengan sistem pemerintahan semi presidensial atau pemerintahan yang dijalankan sama presiden dan perdana menteri, dengan populasi penduduk sebesar 67,81 juta orang per 1 Januari 2022. Itu data yang gue dapetin dari The National Institute of Statistics and Economic Studies (INSEE) atau unit statistik nasional di Prancis.

Bahasa Prancis (Arsip Zenius)
Bahasa Prancis (Arsip Zenius)

Nah, ada salah satu hal yang menurut gue bikin Prancis jadi menarik banget. Apa, tuh? 

Jadi, mereka mengusung moto resmi “Liberté, Egalité, Fraternité” yang artinya kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan. Intinya, mereka percaya akan kebebasan dan hak-hak kesetaraan yang dimiliki oleh masyarakat.

Sebenarnya, moto ini udah lahir dari era Revolusi Prancis di tahun 1789-an dengan tujuan mendukung warganya berdemokrasi. Tapi, sampai sekarang moto itu masih dipakai secara resmi oleh negaranya. 

Selain itu, Prancis juga dikenal sama ikonnya sendiri yaitu Menara Eiffel, lho. Hayo … udah tahu, kan? Nah, menara setinggi 300 meter ini udah mulai dibangun dari tanggal 28 Januari 1887 sama Gustave Eiffel, seorang insinyur dari Prancis. 

Baca juga: Bahasa Jaksel dan Code-switching dalam Sosiolinguistik

Sejarah Sastra Prancis: Tragedi, Drama, dan Percintaan

Nah, sekarang elo udah tahu gambaran umum dari kehidupan di Prancis. Terus, sekarang gue mau ngajak elo buat berkelana ke masa lalunya Prancis saat sastra mereka dilahirkan. 

Tapi, tunggu. Emangnya, sastra itu apa, sih? Nah, menurut Britannica ensiklopedia umum yang tertua di dunia, sastra adalah kumpulan karya baik tertulis maupun lisan. Contohnya, kayak puisi, prosa, sampai drama.

Tapi, sastra Prancis yang gue bahas di sini nggak se-kompleks hubungan elo sama dia yang udah di ujung tanduk, kok. Gue bakal nyeritain ini secara ringan, biar elo nggak se-pusing ngerjain soal UTBK Fisika.

Oke. Jadi, gini ceritanya ….

Menurut Britannica, sastra Prancis ini dimulai saat middle ages atau abad pertengahan. Salah satu penyair bernama Turoldus melahirkan syair berjudul The Song of Roland (1110) tentang Pertempuran Roncevaux Pass atau pertempuran jalur gunung di tahun 778. Ini jadi salah satu syair yang paling diingat dan tertua di Prancis.

Era Renaissance dalam sastra Prancis (Arsip Zenius)
Era Renaissance dalam sastra Prancis (Arsip Zenius)

Selain itu, drama yang termasuk ke genre sastra imajinatif juga mulai berkembang di abad ke-16. Sastrawan pertama di bidang drama yang dikenal di Prancis adalah Alexandre Hardy yang menulis ratusan drama bertema tragedi atau kisah menyedihkan. Salah satunya adalah tragedi berjudul Mariane

Di abad ke-17, tepat saat Revolusi Prancis, perkembangan sastra Prancis bertahan di gaya klasik. Apalagi dengan adanya pemerintahan di bawah Napoleon, rata-rata hasil karyanya ini berisi gagasan formal dan bisa dibilang cukup “serius”. Jadi, sastrawan di masa ini nggak terlalu bebas untuk menciptakan karya sastra.


Sampai akhirnya di abad ke-19, sastra Prancis memiliki peningkatan yang sangat tajam karena berubah ke Era Romantisme, nih. Era ini menjadi salah satu gerakan untuk melawan norma kebangsawanan di bawah Napoleon.

Victor Hugo dan karyanya (Arsip Zenius)
Victor Hugo dan karyanya (Arsip Zenius)

Hingga di abad ke-20, sastra Prancis akhirnya berkembang menjadi sebuah seni. Banyak poster, grafiti atau tulisan dan gambar yang dibuat di tembok. Bahkan, teater di Prancis pun mulai mengajak penonton berimprovisasi. 

Karya sastra yang dihasilin juga semakin luas. Salah satunya yaitu dari Simone de Beauvoir yang merilis buku dengan judul The Second Sex (1949) tentang karya sastra klasik di bidang feminis.

Di tahun 1960-1970, musik rock, buku komik, sampai acara budaya di televisi juga mulai berkembang di Prancis. Ini menjadi salah satu titik di mana era sastra Prancis mulai merambah ke sisi seni yang ikut memengaruhi dunia.

Makanya, nggak heran kalau di abad ke-20, udah banyak penulis di Prancis yang menang penghargaan Nobel di bidang sastra. Salah satunya yaitu Jean-Paul Charles Aymard Sartre yang dapat Nobel atas karyanya di tahun 1964.

Baca juga: Genre Musik Emo, Apa Pengaruhnya dari Masa ke Masa?

Pengaruh Sastra Prancis di Dunia

Nah, itu dia gambaran besarnya dari sejarah sastra Prancis di abad pertengahan sampai ke-20. Terus, gimana bisa perkembangan sastra di Prancis jadi memengaruhi dunia?

Sebenarnya, sastra di Prancis nggak menyebar dalam jangka waktu yang sebentar, lho. Bahkan, di abad ke-16 pas era Renaissance, udah banyak sastrawan yang diakui dunia karena karya-karyanya. 

Gimana bisa sampai diakui dunia? Jadi, awalnya gini. 

Perang 100 tahun sebagai media penyebaran karya sastra Prancis (Arsip Zenius)
Perang 100 tahun sebagai media penyebaran karya sastra Prancis (Arsip Zenius)

Nah, beberapa contoh sastrawan yang saat itu dikenal yaitu penyair Pierre de Ronsard, humoris François Rabelais, sampai penulis karya esai klasik bernama Michel de Montaigne. Saking berhasilnya, karya-karya mereka dijadikan sebagai patokan dari para penulis di Inggris saat masa Ratu Elizabeth I memimpin. 

Selain dari karya sastranya, bahasa Prancis juga punya pengaruh besar ke bahasa lain seperti Inggris. Elo tahu nggak sih, kalau 30% kosakata bahasa Inggris itu berasal dari Prancis? Kalau menurut Government of Canada, laman resmi milik pemerintahan Kanada, salah satu contohnya itu kata cliche di bahasa Inggris. Sebenarnya, itu berasal dari bahasa Prancis, cliché.

Jadi, perkembangan sastra di Prancis itu sudah terkenal sejak abad pertengahan. Tak hanya nobel, beberapa karya sastra juga diterjemahkan ke bahasa Inggris agar lebih umum. Ya, contohnya kayak Simone de Behavior. Karyanya dia nggak cuma pengaruhi sastra secara umum, tapi sekarang juga jadi acuan banyak siswa dan peneliti untuk membahas soal masalah gender.

Ssst… asal elo tahu, gue juga belajar karya sastra Prancis pas kuliah Sastra Inggris dulu, lho. Soalnya, perkembangan sastra Inggris, itu lekat sama pengaruh karya sastra Prancis.

Seru kan, sastra itu? Menurut elo sendiri gimana? Yuk, share pendapatmu di kolom ini ya!

Reference:

French culture: Customs & traditions – Live Science (2022)

The arts of France – Britannica 

French literature – Britannica

The Mona Lisa and its influence – Britannica

4 Ways French has influenced the English Language – Government of Canada (2020)

The Influence of Contemporary French Literature in the World – Henri Peyre, Baucum Fulkerson (1940)

Bagikan Artikel Ini!