Fenomena pembekuan Teh Botol ketika dibuka, dijelaskan secara ilmiah untuk memahami penyebab fenomena aneh ini.
Beberapa hari yang lalu, Fanny bikin diskusi Fisika di blog ini. Buat yang kemarin ketinggalan dan masih pengen ikutan, diskusinya bisa dilihat di artikel ini: Diskusi: Kenapa Teh Botol Membeku Setelah Dibuka? Nah, di artikel ini, kita akan berusaha mencari penjelasan di balik fenomena tersebut.
Sebelumnya, kita review dulu tentang bagaimana “percobaan” yang kemarin kita lakukan:
- Beli teh botol.
- Teh botolnya kita masukin ke dalam freezer.
- Setelah beberapa jam, kita keluarin teh botolnya.
- Ternyata tehnya masih dalam bentuk cair.
- Kita buka tutup botolnya, perlahan-lahan teh tersebut membeku.
Wah, kok bisa ya teh yang tadinya masih cair, tiba-tiba membeku ketika dibuka?
Sebelum gue masuk ke pembahasannya, perlu dicatat yah bahwa usaha untuk menjelaskan suatu fenomena itu belum tentu 100% valid. Usaha menjelaskan suatu fenomena ini bisa dianggap sebuah hipotesis di mana validitasnya bisa lu periksa lagi dengan menggunakan eksperimen lanjutan.
Okay, kalau kita lihat fenomena di video barusan, sebenernya bagian “aneh”-nya itu bukan cuma ketika tehnya tiba-tiba membeku. Coba perhatiin lagi langkah-langkahnya. Teh botol itu dimasukkan ke dalam freezer kulkas kan. Biasanya, air kalau dimasukkan ke dalam freezer kan membeku. Kenapa pada kasus ini teh botolnya nggak membeku? Nah, ini yang harus dijawab duluan sebelum kita berusaha menjelaskan kenapa dia bisa membeku ketika dibuka.
Daftar Isi
Kenapa teh botol itu nggak membeku ketika dimasukkan ke dalam freezer?
Kalau gue nanya ke murid-murid di kelas pada suhu berapa derajat air membeku, pasti jawabannya seragam: “Nol derajaaaaat!!!”. Ya nggak salah sih. Ketika lo belajar suhu dan kalor, di situ memang disebutin bahwa air membeku pada 0oC dan menguap pada 100oC, dan ini biasanya digambarkan dengan menggunakan diagram seperti ini:
Menurut diagram di atas, kita nggak akan menemukan air dalam fase cair pada suhu -1oC misalnya. Karena pada suhu tersebut, air tersebut sudah menjadi es (fase padat). Kalau gitu, kok bisa teh botolnya nggak beku? Kan suhu freezer-nya di bawah 0OC?
Nah, jawabannya adalah karena diagram di atas itu nggak lengkap. Diagram itu hanya berlaku untuk tekanan udara normal 1 atm atau sekitar 105 Pa. Jadi kalau tekanannya bukan di 1 atm, maka diagram di atas nggak berlaku. Sebagai contoh, kalau kita pergi ke pegunungan di mana tekanannya sangat rendah, maka air mendidih bukan di 100OC. Di Puncak Jaya, diperkirakan air mendidih pada 85oC. Diagram fase air yang lebih lengkap (yang sudah mempertimbangkan faktor tekanan) bisa kita lihat di bawah ini:
Sekarang, untuk memeriksa apakah lo beneran mengerti apa yang ditunjukkan pada diagram di atas, gue tes pakai soal yah. 🙂
Di bawah ini adalah diagram fase air. Jika P adalah tekanan udara normal 1 atm (105 Pa), berapakah nilai t1 dan t2? (Jangan lanjut baca artikel ini sebelum lu berusaha jawab)
[expand title =”klik-di-sini-untuk-lihat-jawabannya”]
Jawab: Karena t1 adalah pertemuan antara fase padat dengan fase cair air, berarti t1 adalah titik beku. Jadi, t1 = 0oC. Sementara t2 adalah pertemuan antara fase cair dan fase gas, berarti t2 adalah titik didih. Jadi, t2 = 100oC. Seperti yang udah disebutin di atas, pada 1 atm, air membeku pada 0oC dan mendidih pada 100oC.
[/expand]
Kalau lo udah mengerjakan soal di atas, lo ngerti sekarang bahwa garis merah pada soal itu adalah kondisi di mana tekanannya persis 1 atm, yaitu tekanan di udara sekitar kita. Pada tekanan itu, air dapat berubah fase dari padat menjadi cair (dan sebaliknya) pada 0o C, dan air juga dapat berubah fase menjadi cair menjadi gas (dan sebaliknya) pada 100o C. So… dengan informasi ini, menurut lo, kenapa teh botol nggak membeku pada saat dimasukkan ke dalam freezer? Well, jawaban simple-nya adalah, tekanan di dalam teh botol itu pasti di atas 1 atm. Karena teh botolnya tertutup rapat, maka tekanan di dalam teh botol bisa berbeda dengan tekanan udara sekitar.
Supaya lebih jelas, lihat gambar di bawah ini deh:
Kalau kita memasukkan air ke dalam freezer, maka air tersebut akan membeku karena dia berada di titik A (warna hijau). Sementara pada kasus teh botol ini, karena tekanannya lebih tinggi dari pada tekanan udara sekitar (> 1 atm), maka teh botol masih berada pada fase cair meskipun suhu pada freezer sudah di bawah 0oC (titik warna biru). Ini menjelaskan juga kenapa percobaan yang dilakukan Fanny beberapa kali gagal jika suhu freezer terlalu dingin. Karena kalau terlalu dingin, titik biru itu akan bergeser lebih ke kiri lagi sampai ke fase padat, sehingga teh botolnya beku duluan deh sebelum dikeluarin.
Okay, penjelasan di atas sepertinya lumayan masuk akal nih. Tapi ini menimbulkan pertanyaan baru: kenapa tekanan di dalam teh botol bisa lebih tinggi dari pada tekanan udara sekitar?
Kenapa tekanan di dalam teh botol bisa lebih tinggi daripada tekanan udara sekitar?
Bagian ini jawabannya rada menarik nih. Yang pasti kita tau lah ya kalau teh botol itu tertutup dengan rapat, makanya tekanan di dalam teh botol itu bisa berbeda dengan tekanan di luar. Dalam salah satu percobaan yang gue dan Fanny lakuin, ada satu kasus ketika teh botolnya kurang rapat. Akhirnya tehnya membeku duluan sebelum dikeluarin.
Kalau gitu, kenapa tekanannya bisa lebih dari 1 atm? Kalau tekanan teh botol itu 1 atm ketika keluar dari pabrik, kenapa jadi lebih dari 1 atm ketika dimasukkan ke dalam freezer? Bukannya harusnya malah turun karena kita tau bahwa tekanan berbanding lurus dengan temperatur (pV = nRT)? Nah, ini ada kaitannya dengan ANOMALI AIR.
Pada umumnya, zat apapun akan memuai jika dipanaskan dan menyusut ketika didinginkan. Air juga punya sifat seperti itu.
Zat pada umumnya:
Dipanaskan → Memuai
Didinginkan → Menyusut
Tapi ketika air mencapai suhu di bawah 4OC, terjadi anomali.
Air pada 0-4oC:
Dipanaskan → Menyusut
Didinginkan → Memuai
Lo mungkin pernah mengamati fenomena anomali air ini ketika membuat es di dalam freezer. Kalau belum pernah, cobain deh. Masukkan air ke dalam wadah pembuat es batu. Ketika air tersebut membeku, lihat volume esnya. Pasti volumenya lebih besar dibanding volume air yang lo masukkan.
Anomali air terjadi karena pada fase cair, molekul H2O berdiri sendiri-sendiri, jarak antar molekulnya juga dekat, sehingga volume totalnya kecil. Sementara pada fase padat, molekul H2O membentuk kristal, jarak antara molekulnya menjauh, sehingga total volumenya membesar. Gambarnya kira-kira begini:
Anomali air ini juga yang membuat massa jenis es lebih rendah dibanding massa jenis air. Coba aja celupin es ke dalam air, pasti es-nya mengambang. Kalau inget hukum archimedes, pasti lo tau bahwa yang mengambang pada air itu adalah benda yang massa jenisnya lebih kecil dibanding massa jenis air.
Terus apa hubungannya sama teh botol tadi? Jadi gini:
- Ketika teh botol dimasukkan ke dalam kulkas, suhu di dalam botol turun sampai di bawah 0o C.
- Air di dalam botol mulai memuai karena anomali air itu.
- Air yang memuai ini menekan udara di dalam botol.
- Karena botol tertutup rapat, udara di dalam botol tidak bisa keluar. Akibatnya tekanan udara pada botol naik.
- Naiknya tekanan udara membuat air tetap berada dalam fase cair meskipun suhunya di bawah 0o C.
Jadi itulah penjelasannya kenapa teh botol tidak membeku ketika dimasukkan ke dalam freezer. Nah, setelah kita mengerti konsep ini, sekarang kita bisa kembali lagi ke pertanyaan yang paling awal: kenapa teh botol itu membeku ketika tutupnya dibuka?
Kenapa teh botol membeku ketika tutupnya dibuka?
Kalau lo udah ngerti konsep di atas, pasti bisa jawab. Teh botol membeku karena ketika tutupnya dibuka, tekanannya akan mengikuti tekanan udara sekitar, yaitu 1 atm, sementara suhunya masih sama dengan suhu freezer (seperti terlihat pada diagram di bawah – warna hijau). Apa yang terjadi pada air pada suhu di bawah 0o C dan tekanan 1 atm? Yeap, exactly, dia membeku. 🙂
Sekali lagi, sains dapat menjelaskan secara indah fenomena-fenomena yang mungkin terlihat sepele dalam kehidupan kita sehari-hari. Tapi untuk bisa menjelaskan fenomena tersebut, dibutuhkan pemahaman konsep yang kuat. Makanya Zenius ga bosen-bosen deh untuk ingetin kalian semua betapa penting dan serunya untuk mempelajari sesuatu itu dari konsep dasarnya.
Anyway.. Kalo lo punya pertanyaan tentang fenomena-fenomena “aneh” di kehidupan sehari-hari yang bikin lo penasaran dan kayaknya seru untuk dibikin eksperimennya seperti fenomena teh botol membeku di atas, lo bisa ajukan ide eksperimen tersebut di comment section di bawah artikel ini. Ide eksperimen yang paling seru akan coba kita ujikan, diskusikan bareng, dan kita paparkan penjelasannya di Zenius Blog. 🙂
—————————CATATAN EDITOR—————————
Kalo ada di antara kamu yang mau nanya atau diskusi dengan Wisnu terkait penjelasan fenomena pembekuan teh botol di atas, langsung aja tinggalin comment di bawah artikel ini ya. Plus, kalo kamu tertarik untuk kasih ide eksperimen ke kita, tinggalin juga komen di bawah ya.
Keren zenius!
Yo. Thanks yah.
Hai Marwan. Thank you yah. Anyway, kamu ada ide eksperimen ga yang bikin kamu penasaran dan kira-kira bisa zenius bawakan dan bahas seperti di atas? 🙂
Menurut gw penjelasan diatas berlaku hanya untuk tehbotol tadi. Karna gw udah sering pengalaman, dimana waktu gw buat susu kedelai dikulkas, dia tetap cair. Okelah sesuai sama yang diatas. Cuma yang jadi pertanyaan, waktu gw buka itu tutup botol susu, trus gw biarin lama diluar, eh susunya malah beku terus2an. Padahal kalo kita amati, waktu botolnya kita buka dia bakalan membeku tapi kan kalo suhunya tetap, sesuai grafik P-T. Nah ini udah dibiarin lama diluar, artinyakan terjadi perpindahan kalor dari susu dengan udara. Nah grafik suhu bergerak ke kekanan dong. sesuai dengan grafik, harusnya susu itu bakalan kembali encer lagi. Lah ini kok gak?
Sebelum dijawab, gw udah buat hipotesa sendiri dulu sih cuma gw pengen nanya pendapat abang2 zenius aja. Jadi gini, menurut gw sewaktu zat berubah menjadi es atau membeku, kan struktur atomnya jadi kayak membentuk kristal dan berongga tuh, nah pada kenyataannya struktur inilah yang membuat dimana kalor terperangkap didalam struktur atom susu tadi, sehingga tidak ada kalor yang masuk ataupun keluar pada saat itu. Dan hal itu membuat suhu dari susu tadi tetap samaseperti saat didalam kulkas sehingga sewaktu kita buka tutupnya dia bakalan membeku. Lalu, kenapa sewaktu kita pegang botolnya suhunya bukan lagi serendah sewaktu dibotol, bukannya itu juga mempengaruhi suhu dari susu? menurut gw sih gak. Yang berubah itu adalah suhu dari botol susu, bukan suhu dari susu, karna susu punya sifat mempertahan kalor akibat perubahan bentuk struktur atom zat dari susu tadi. Kalo menurut abang2 zenius gimana?
Pengalaman gw, air teh tidak bisa disamakan dgn susu kedelai.. karna yg didalam botol teh, perubahannya dari beku ke cair, tetapi susu kedelai perubahannya dari beku menjadi tahu.. bagaimana sains nya.. tanya ma om zenius az..
Kalo itumah gw tau. Itukan secara perubahan sifat kimianya, kalo dikatakan itu namanya denaturasi protein. Ini gw bahasnya menurut pandangan fisikanya, yang dimana pengaruhnya sama suhu/temperatur.
“waktu gw buka itu tutup botol susu, trus gw biarin lama diluar, eh susunya malah beku terus2an”
Beku terus-terusan itu berapa lama? Pasti suatu saat susu itu akan mencair juga kan? Cuma memang lama aja karena susu kedelai kayaknya bukan konduktor yang baik.
Itu kemarin rentang waktunya mulai jam 6 – 11 malam atau sekitar 5 jam. Kalo bang wisnu ngomong suatu saat kayaknya gak teknis banget deh. Nah kalo dibilang susu bukan konduktor yang baik, kan susu mengandung air juga. Sedangkan air itu konduktor yang sangat baik. Gimana dong?
Kalau gitu rada menarik sih. Air itu konduktivitas termalnya sekitar 0,6W/m.K. Terus kalau ada larutan di dalamnya, konduktivitas termalnya bisa berubah. Ada contoh yang menunjukkan konduktivitas termal turun ketika konstentrasi lemak pada susu ditambah. Untuk susu kedelai, harusnya ada datanya, tapi gue belum nemu.
By the way kalau mau, coba lo lakuin percobaan yang sama pakai air biasa untuk perbandingan (itu jadi control variable). Lo nyimpen susu kedelainya pakai apa? Botol kaca? Coba pakai botol kaca yang sama, lo masukin air. Terus ukur juga berapa lama dia mencair.
gewla keren bener… saluteeee
konsep terapan sains bener2 keren abis..
Thank you 🙂
tapi nu gua bingung dah. apa itu cuma berlaku buat botol bermaterial kaca aja? gimana dengan plastik macem taperwer?
Hipotesis gue sementara ini sih cuma berlaku untuk botol kaca aja. Soalnya plastik atau Tupperware kan gampang melar yah. Jadi dia bisa menambah ruang supaya tehnya bisa jadi es.
Manteb bang. Ane sampe geleng2 gara2 dah lupa tu rumus :v
Thank, man. By the way, di atas kan hampir nggak ada rumus sama sekali. 🙂
Hahaha. Entahlah. Pokoknya pusing :v
Nanya gan fenomena gunung es yg mencair katanya bisa bikin daratan terendam? Kalo menurut gw g bakal. Menurut mas wisnu gmana?
Bisa, tapi nggak semua daratan di bumi tenggelam tentunya. Kalau seluruh es yang ada di bumi mencair pun, yang tenggelam “cuma” yang di bawah 70 meter dari permukaan laut. Yah, itu termasuk Jakarta (8 m), Surabaya (5 m), Medan (37,5 m), Denpasar (4 m), dan banyak kota lainnya di Indonesia sih. Makanya, kita harus peduli sama issue global warming. 🙂
70m menurut apa ya? Kalo kmren gw bikin eksperimen pake aer teh yg di masukin gelas trus di isi es batu dan penuh. Di tinggal ampe es batunya mencair. G sampe luber tuh airnya. Cuma eksperimen doang. Kaya nya isu global warming itu cuma meng ada2. Cuma pendapat aj ya. Heheheheh
Oh iya deng kalau gunung es nggak akan berkontribusi terhadap kenaikan air laut karena gunung es udah di laut. Seperti eksperimen yang lo lakuin, airnya nggak akan tumpah karena volume es yang padat lebih besar dibanding volumenya ketika mencair (anomali air yang dijelasin di atas).
Tapi nggak semua es itu udah ada di laut. Kan ada juga es yang di atas daratan dan itu jumlahnya banyak. Greenland, Antartica, dsb.. kalau itu semua mencair, sea level akan naik. Coba googling aja.
By the way, global warming itu nggak mengada-ada, men.
salut untuk tutor zenius especially kak fanny dan wisnu yg udh bikin semua, kreatifnya bener2 bisaan aja dari teh botol bisa digituin, btw tadi gua coba pake air malah gagal padahal udh nunggu 2 jem-an, mungkin faktor kulkas kli… tapi intinya gokil bangett haha
Hehe.. thanks bro. Yah, sebenernya percobaan gue sama Fanny juga nggak selalu berhasil sih. Yang direkam di kamera cuma yang berhasil doang. Haha. Tapi dijelasin juga di artikelnya Fanny beberapa kondisi yang bisa mengakibatkan percobaannya gagal.
Saya pernah liat eksperimen yang sama untuk air mineral. Coba aja cek videonya di https://youtu.be/sQdLttUh_b0
Ada step by step juga. Kalau menurut penjelasan diatas, akhirnya semua jenis minuman kemasan botol bisa dijadiin bahan eksperimen, asal tutupnya masih benar-benar rapet. Masuk akal. 🙂
Thanks for sharing it, Cathy. Video di atas pakai purified water. Purified water baru membeku kalau suhunya -42 derajat celsius. Jadi kalau masih di atas itu, dia bisa tetap cair. Ketika disentuh, atau dicampur dengan zat lain, dia nggak murni lagi dan berlaku seperti air biasanya (membeku kalau di bawah 0 derajat celcius).
nice post! brarti sebenernya pristiwa ini bisa berlaku untuk selain teh botol ya? air putih dalam botol pun juga?
yap gw stuju kalau di gunung titik didih air lebih rendah, tapi kalau mau ngrebus telur, knapa rasanya lebih lama matang? apa ada hubungannya? thanks 🙂
Yup. Harusnya sih berlaku untuk air apapun. Nggak harus teh botol. Untuk teh botol, malah kandungan zat di dalamnya itu membuat titik bekunya turun di bawah 0 derajat celcius sih sebenernya. Sementara kalau air biasa ya pas di 0 derajat celcius.
Kalau soal kenapa merebus telur lebih lama, mungkin karena suhu air rebusannya itu nggak bisa setinggi kalau di dataran rendah. Kalau mau lebih cepet, ya pancinya ditutup rapat. Dengan menututup panci dengan rapat, tekanan di dalam panci itu akan naik sehingga suhu air di dalam panci bisa lebih di atas 100 derajat celcius dan nggak menguap.
kak kalo misalnya kita bergerak dengan kecepatan seperti cahaya, trs di sisi lain ada sumber cahaya yg gede bgt. nah itu, bayangannya gimana kak? ketinggalan gak? dan emang bayangan itu ketiadaan cahaya ya kak (just opini temen gue)? saya sama temen saya ampe ribut pas jam pelajaran gara2 ginian wkwk
menurut gue sih, bayangan akan selalu bergerak dengan kecepatan yg sama dengan kecepatan pemilik bayangan. CMIIW
Agak susah nih ngebayanginnya kalau cuma pakai tulisan doang. Coba persoalannya kita buat lebih deskriptif lagi. Maksudnya gini bukan:
* Suatu benda A bergerak dengan kecepatan c ke arah sumbu x positif.
* Ada sumber cahaya di depan A dan memancar ke arah sumbu x negatif.
* Ada dinding di belakang A
Terus pertanyaannya adalah: Apakah muncul bayangan pada dinding?
Selama belum melewati sumber cahaya (mis: senter) shrsnya muncul. Meskipun cahayanya cuman di-flash 1x spt dari senter pun shrsnya tetap muncul pada saat cahayanya bertabrakan dgn benda tsb.
@Navyars:disqus gak juga sih kayanya. kan semua relatif
@disqus_DW6jUqoXAf:disqus coba klo kecepatan benda itu sama kaya cahaya
Maksudnya kalo kecepatan bendanya sama dgn kecepatan cahaya, dan dari arah berlawanan kan ya? Akan muncul bayangan, kecuali bendanya keburu lewat dari sumber cahaya baru cahayanya keluar, ya ga ketemu dan ga membentuk bayangan.
Kalau seperti deskripsi gue di atas sih harusnya cahayanya belum nyampe dinding jadi dindingnya gelap aja. Ketika cahayanya nyampe, baru bisa kelihatan “bayangan”. Kalau kasusnya begini kayaknya sih belum masuk ke Fisika Modern. Pakai kerangka Fisika Klasik pun masih valid.
Kalau yang udah pakai Fisika Modern itu misalnya kalau begini:
– Einstein duduk di dalam pesawat yang bergerak dengan kecepatan cahaya, menghadap depan. Ketika dia bercermin, apakah Einstein bisa melihat bayangan wajahnya pada cermin?
Well, karena bayangan itu adalah ketiadaan cahaya, ya berarti bayangan benda yg bergerak dengan kecepatan up to the speed of light bakal tetep ngikutin benda tsb.
(Ini dalam kasus seperti yg lu bilang ya, sumber cahaya dari samping, bukan seperti deskripsi Wisnu).
Cmiiw
iya mungkin bisa. pokonya kak apakah benda yg seandainya dipercepat sehingga kecepatanya menyerupai cahaya apakah terbentuk bayangan? apa harus ditemukan partikel yg lebih cepat dulu dari cahaya baru bisa diteliti?
partikel yg lebih cepat dari cahaya maksudnya partikel neutrino?
maaf saya gak ngomongin partikelnya. saya nanyanya apakah suatu benda akan menghasilkan bayangan apabila dipercepat hingga kecepatannya menyamai cahaya. benda apapun itu
kan udah dijawab tdi sama Wisnu. “..cahayanya belum nyampe dinding jadi dindingnya gelap aja. Ketika cahayanya nyampe, baru bisa kelihatan “bayangan”.”
Kalo gw kepikirannya karen teh botol itu berupa larutan, yah maksud gue ada zat yang terlarut juga. Jadinya disana ga air murni doang. Dan itu udah gw pelajarin di sifat koligatif larutan. Disana diterangin hubungan antara zat terlarut dengan penurunan titik beku. Yah gatau dah ada hubungannya apa engga :p
Yup. Ada hubungannya zat terlarut sama titik beku. Yang pasti kita tau kalau di teh botol ini ada gulanya dan itu membuat titik bekunya turun di bawah 0 derajat celcius pada tekanan 1 atm. Tapi nggak tau juga persisnya berapa soalnya belum kita ukur. 🙂
Hari selasa kemaren eles, tadinya masih penasaran sama GHS kok ga mudengmudeng, eh terusan oot bentar setelah ditunjukkin kak wisnu lewat aipet nya dia kok teh botol yang sangat enak itu bisa beku pas tutupnya di buka… kita langsung pindah haluan pembahasan :v jadilah kita minta kak wisnu bahasin ini, sekarang baca ini jadi nambah ngertii, ett bukan kemarin kaga ngarti loh kak, masuklah, dikitt hahahah. buat kak wisnu sering sering deh sempilin kayak giini biar pas les kaga bosen dan penat, nampah wawasan lahh wkwkwk^^ thankyou kak wisnu dan kak fany! gomawo:3
Hehe.. thanks grafika. Yah, nanti kalau gue ada ide lagi kita ngomongin yang seru-seru kayak gini lagi lah di kelas.
Dg kondisi ama suhu yg sama, mnurut bang Wisnu gimana kalo tutup botolnya dibuka pada lingkungan dg tekanan mndekati nol? Apa bisa teh ny lngsung menguap tnpa mlewati fase mendidih?:v
Nimbrung nanya juga, lumayan nyeleneh sih yaitu :
1. Kan makin atas diagram padat makin kecil tuh, ada batasan gak berapa atm agar air bisa tetap cair di titik nol mutlak ?
2. Dimana fase plasma berada, kok nggk ada di diagramnya?
3. Mungkin gk titik triplet bisa berpindah dari titik suhu normal ? Klo mungkin caranya gimana ?
4. Katakan teknologi kita mampu membuat suhu dibawah nol mutlak (negatif) apa diagram ini akan berlaku tetapi kebalikannya kaya di mirror gitu?
Maaf ya pertanyaannya agak nyeleneh hhe
Dari diagram itu, bener gk hipotesis gw kalau air dalam wujud padat dapat langsung menjadi wujud gas, jika tekanan yg sangat rendah dan suhu yg sangat tinggi, tanpa melalui wujud cair. Bener gk min?
Bukannya teh mengalami penurunan titik beku, sesuai dengan sifat koligatif larutan. Jadi titik beku teh bukan di 0 C. Tapi di bawah 0 C.
kerenn.. jadi paham sekarang, tpi kenapa ya sya waktu itu pernah masukin air didalam gelas plastik berisi sekitar 550 ml ke dlam frezer tetapi tidak membeku jga? pdhal sudah dlam keadaan terbuka, apa mngkin ketebalan dan bahan wadah jga mempengaruhi ? tx
Inget2 fenomena alam buat bikin prtnyaan tiba2, ada pertanyyan baru, zen. Angin itu munculnya dr mana si.
Klo dr O2 yg kluar dr taneman siapa yg ngebawa itu ampe bisa sepoi sepoi, ato malah kenceng kek puting beliung bahkan bisa ampe kaya tornado. Please jelasin zen, bikin gua ga tidur siang malem
kenapa di dalam freezer banyak es yang nempel di sekitar/dinding freezer??