walt disney zenius

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966)

Artikel ini membahas biografi Walt Disney, mulai dari masa kecil, awal karier, kesuksesan di bidang animasi perfilman, dan warisan yang ditinggalkan.

Let it go…

Let it go…

Can’t hold it back anymore…

Let it go…

Let it go…

Turn away and slam the door…

Lo baca lirik di atas sambil nyanyi ya, jangan-jangan? Atau lo juga nyanyi sambil membentangkan tangan, ngarahin tangan lo ke sana kemari, berharap bisa ngeluarin es kayak Elsa?

Hehehe. Kalau iya, nggak papa kok. Soalnya gue juga gitu. Gue emang suka banget sama lagu “Let It Go”-nya Frozen. Lagu ini bikin gue sadar kalau gue nggak boleh lari dari rasa takut. Gue harus berani ngadepin rintangan yang ada di hadapan gue, meskipun rintangan itu adalah hal yang paling nggak gue sukai. Tanpa mencoba, kita nggak akan tahu seberapa tangguh diri kita, ya nggak sih?

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 129

Selain suka lagunya, gue juga suka sama film Frozen. Gue masih inget, gue nobar film Frozen sama temen gue di kosan, waktu gue masih kelas 3 SMA. Gue demen banget sama animasinya, jalan cerita, dan soundtrack-soundtrack-nya. Nggak ada yang bisa ngalahin film animasi Disney di hati gue.

Tapi, kali ini gue nggak mau nge-review film-film Disney ya. Gue justru mau ngajak lo buat kenalan sama sosok besar di balik dunia entertainment Disney. Sosok yang udah banting tulang, sejak lo atau bahkan orang tua lo belum lahir, buat bikin hiburan yang bisa lo nikmati sekarang. Dia adalah Walt Disney.

Nggak hanya film-filmnya aja yang ngasih motivasi, kehidupan Walt Disney juga bisa ngasih spirit buat lo untuk memperjuangkan apa yang layak untuk diperjuangkan. Bukan gebetan ya, tapi impian.

So, langsung aja ya, gue ajak kenalan sama Walt Disney.

Masa Kecil Walt Disney

Pada tanggal 5 Desember 1901, di dalam sebuah kamar lantai dua di rumah North Tripp Avenue, Illinois, Chicago, lahirlah seorang bayi laki-laki. Bayi kecil itu bernama Walter Elias Disney.

Walter Elias Disney jadi anak keempat dari pasangan Elias Disney dan Flora Disney. Ayahnya, Elias Disney, merupakan keturunan Kanada. Elias kerja sebagai tukang kayu, petani, sekaligus kontraktor bangunan. Sementara itu, ibunya, Flora Disney, adalah perempuan blasteran Inggris-Jerman. Flora pernah ngajar jadi guru. Tapi, setelah punya anak, dia berhenti jadi guru dan fokus jadi ibu rumah tangga.

Ternyata, ada sejarah singkat yang cukup unik dari penamaan Walter Elias Disney. Saat itu, keluarga Disney merupakan salah satu keluarga religius yang cukup sukses di lingkungan warga. Elias jadi asisten pengkhotbah gereja bernama Walter Parr di gereja dekat rumahnya. Karena udah jadi orang kepercayaan Parr, Elias sama Parr pun jadi best friend.

Saking best friend-nya, istri Elias dan Parr hamilnya barengan. Elias sama Parr langsung bikin perjanjian, “Kalau anak gue udah lahir, nama depannya bakal gue kasih nama lo ya, terus nama tengahnya nama depan gue.

So, ketika Flora Disney ngelahirin, anaknya kemudian dikasih nama Walter Elias Disney. Walter jadi nama pertama yang diambil dari nama bestfriend-nya Elias, Walter Parr. Elias jadi nama tengah, dan Disney adalah nama keluarga. Hingga akhirnya, anak tersebut dipanggil sebagai Walt Disney.

Walt Disney punya tiga kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Ketiga kakaknya bernama Herbert, Raymond, dan Roy. Adik ceweknya bernama Ruth. Ruth lahir saat Walt baru berusia 2 tahun.

Semasa kecilnya, Walt Disney jadi balita idaman orang-orang komplek. Penampilannya good-looking, rambutnya keemasan. Jadi cowok idaman masa depanlah pokoknya. Sayangnya, dia nggak bisa jadi balita hits lagi di kampungnya saat dia berusia 4 tahun lebih dikit.

Pada tahun 1906, keluarganya terpaksa cabut dari Illinois. Saat itu, lingkungan tempat mereka tinggal udah nggak aman lagi. Dua anak cowok yang kebetulan tetangganya, jadi pelaku kriminal yang meresahkan warga.

Elias nggak mau anak-anak cowoknya kepengaruh pergaulan kayak gitu. So, dia ngejual rumahnya dan ngajak keluarganya buat pindah ke Marceline, Missouri, pada awal Februari 1906. Elias beli rumah peternakan di sana.

Di sanalah, Walt Disney mengenali passion-nya…

Baca juga: Gimana Caranya Berpikir untuk Menghasilkan Inovasi?

Mulai Hobi Menggambar

Walt Disney cinta banget sama kampung halamannya yang baru. Meskipun kota Marceline nggak gede-gede amat, dia nyaman banget sama vibe kota itu. Apalagi, hidupnya dikelilingi sama peternakan.

Sehari-hari, Elias, Herbert, dan Raymond bertugas menanam pohon. Kakak ketiga Walt, Roy Disney, kebagian tugas ngurusin kuda dan sapi yang dipelihara. Ibunya ngurus kerjaan rumah, ngerawat ayam, ngejual telur, dan berkebun. Gitu terus deh setiap harinya, selama hidup di peternakan.

Selain melakukan kegiatan itu, ketiga kakak Walt Disney juga sekolah di Marceline. Walt sebenarnya juga ingin sekolah. Apalagi, usianya saat itu udah 6 tahun. Tapi, ibunya nggak ngijinin dia buat sekolah dulu. Ibunya ngerasa, Walt masih terlalu kecil buat berangkat sekolah ke Marceline tiap hari.

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 130
Marceline, Missouri. (Foto: d23.com)

Karena kebetulan ibunya adalah mantan guru, jadinya ya Walt diajarin ibunya sendiri di rumah. Sambil home schooling, Walt juga punya kesibukan sampingan kayak kakak-kakaknya, yaitu ngurusin babi peliharaan keluarga. Nggak ada yang bisa ngelebihin kebahagiaan Walt Disney selama hidup di Marceline. Bahagia emang sederhana ya…

Kalau lagi rehat, Walt duduk santuy sambil ngelihatin pemandangan alam di sekitar peternakan. Dia ngelihat pohon apel, persik, dan plum di sekitar rumah. Sesekali, Walt nonton kelinci, tupai, rubah, rakun pada berlarian di sekitar kolam deket rumahnya. Walt ngerasa hidup damai di situ. Pokoknya, lingkungan tempat tinggalnya jadi tempat terbaik buat self healing deh.

Hobinya melihat ciptaan Tuhan yang indah bikin Walt ingin mengabadikannya ke dalam sebuah gambar. Dia ngabisin waktu berjam-jam buat ngegambar. Walt emang secinta itu sama menggambar. Peralatan yang paling dia sayangi adalah krayon dan kertas gambar yang dikasih tantenya.

Passion-nya dalam menggambar juga udah jadi rahasia umum. Soalnya, dia ngejual gambar-gambarnya itu ke tetangganya. Dari kecil emang udah ada jiwa bisnis ya, btw. Ada nih tetangganya yang namanya Doc Sherwood, dia udah percaya banget sama gambar Walt. So, dia minta Walt buat ngegambar kuda-kudanya, dan dibayar. Hasilnya, Doc Sherwood ngasih review bintang lima buat gambarnya. Walt jadi bangga sama dirinya sendiri dan yakin kalau dia bakal jadi seniman masa depan.

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 131
Walt Disney muda. (Foto: d23.com)

Hingga akhirnya, Walt Disney dan adiknya, Ruth, menjalani sekolah formal di Park School, Marceline, pada tahun 1909. Di sekolah, Walt hobi jadi badut kelas. Dia bakal ngelakuin apa aja buat mendapatkan perhatian temen-temennya. So, temen-temen sekolahnya banyak yang suka sama Walt.

Suatu hari, Walt pernah iseng nangkap tikus terus dipamerin di kelas. Temen-temennya pada teriak dong. Gurunya langsung dateng di kelas dan menghukum Walt. Dia sih cengar-cengir aja, nggak peduli dihukum. “Yang penting, gue bisa tenar seharian berkat tikus ini,” kata Walt. Iya bener juga sih, soalnya di suatu hari nanti, dia bakal tenar berkat tikus bernama Mickey Mouse.

Baca juga: 14 Film dan 10 Buku Untuk Mengisi Liburan Sekolah

Jadi Tukang Koran

Meskipun kehidupan di Marceline menjadi masa yang paling indah dalam hidup Walt, hal itu nggak berlaku buat ayahnya. Elias ngerasa, peternakannya nggak ngasih keuntungan yang cukup buat kehidupan sehari-hari. Keluarga Disney jadi miskin.

Kondisi keluarga Disney semakin parah ketika Elias sakit. Nggak ada pilihan lain, Flora Disney ngejual peternakannya. Keluarga Disney pun pindah dari Marceline ke Kansas City pada tahun 1911.

Walt sedih banget pada saat itu. Saking sedihnya, dia nangis saat ada orang yang beli kuda yang dibesarin sama dia dan Roy, kakaknya. Dia lari meluk kudanya sebelum dibawa pergi sama orang yang beli. Sedih banget ya emang, ketika kita harus meninggalkan sesuatu yang kita cintai karena keadaan.

So, pindahlah keluarga Disney ke Kansas City. Di sana, Elias jualan koran Kansas City Times buat menyambung hidup keluarganya. Tapi, dia minta anak-anaknya yang kerja, Elias yang dapetin duit. Jadi ya … Herbert, Raymond, Ray, dan Walt terpaksa bantu ayahnya jualan koran. Pukul 03.30 pagi, ketika lo mungkin masih mimpiin gebetan, Walt udah keliling nganter koran dari rumah ke rumah, tanpa dikasih uang persenan dari ayahnya.

Terkadang, kalau dia kecapekan, dia ketiduran di dekat pintu masuk perumahan, tempat dia nganterin koran. Pas kebangun, dia cepet-cepet menyelesaikan hantaran korannya dan langsung berangkat ke sekolah. Meskipun capek banget tiap harinya, Walt tetap betah ngejalanin pekerjaan itu selama enam tahun. Rutinitas itulah yang membentuk kepribadian Walt menjadi sosok yang disiplin dan pekerja keras.

Walt Disney belajar di sekolah barunya, bernama Benton Grammar School. Di sana, dia tetap jadi badut kelas. Dia suka banget ngehibur teman-temannya dengan kebiasaannya yang suka iseng. Hobi menghibur teman di kelas bikin passion-nya dalam menggambar juga berkembang.

Biasanya, Walt suka ngegambar kartun yang konyol di papan tulis. Dia juga suka ngegambar hewan di setiap pojok halaman buku tulisnya. So, kalau dia membuka semua lembaran halaman buku secara cepat, gambar-gambar itu seolah bergerak. Karya iseng-isengnya itu menjadi kartun pertama yang dibuat.

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 132

Sementara itu, orang tua Walt nggak pernah tahu dan nggak pernah peka juga sama bakat anaknya. Yang dipikirin Elias cuma cuan, cuan, dan cuan. Anaknya punya bakat apa mah nggak dipeduliin. Tapi, Walt tetap berjuang buat nerusin passion-nya. Dia selalu punya keyakinan bahwa suatu saat, dirinya akan menjadi seniman hebat.

Salah satu cara untuk mempertahankan passion-nya adalah dengan memanfaatkan karyanya untuk kepentingan tertentu. Misalnya, dia mau potong rambut di tukang cukur. Nah, dia bayarnya nggak pakai uang, tapi pakai gambar kartun yang dibikin. Enak juga ya kalau punya bakat kayak gitu, gue mah mau kalau beli skincare bayarnya pakai gambar gunung yang gue bikin.

Hingga akhirnya, Walt Disney kenalan sama temen satu sekolahnya yang bernama Walter Pfeiffer. Namanya sama-sama Walter ya, btw. Mereka jadi best friend gitu. Pfeiffer suka banget sama film dan teater. Dia juga bercerita kalau keluarganya adalah pencinta film dan teater garis keras. Walt makin tertarik dong sama dunia gambar bergerak. So, Pfeiffer ngajak Walt buat main ke rumahnya.

Walt jadi sering main ke rumahnya Pfeiffer. Di sana, dia diajak nonton film dan pergi nonton teater sama keluarga Pfeiffer. Keluarga Pfeiffer udah jadi keluarga kedua buat Walt Disney.

Cinta Walt Disney pada film dan teater semakin dalam. Walt kemudian ngambil kelas seni di Kansas City Art Institute setiap hari Sabtu. Nggak hanya itu, Walt juga ngambil kursus menggambar kartun di sana. So, jiwa senimannya imbang, antara menggambar dan performing.

Awal Karier Walt Disney

Pada tahun 1917, keluarga Disney pindah lagi. Kali ini, mereka kembali ke kampung halaman sebelumnya, Chicago. Walt kemudian lanjut jadi anak SMA di McKinley High School. Di sana, dia ngambil kelas menggambar dan fotografi. Dia juga bikin kartun buat ngisi koran sekolah. Malamnya, Walt kursus di Chicago Academy of Fine Arts. Nggak ada hari tanpa menggambar deh pokoknya. Walt Disney bener-bener ngejar cita-citanya sebagai kartunis koran.

Setahun kemudian, Perang Dunia I mencapai klimaks. Walt yang awalnya fokus sama passion-nya sebagai kartunis, jadi rada keganggu sama kondisi dunia yang nggak stabil akibat Perang Dunia I. Kalau lo mau tahu seberapa nggak stabilnya kondisi dunia akibat Perang Dunia I, lo bisa baca di sini.

So, Walt Disney tergerak buat join jadi tentara Amerika Serikat pada tahun 1918. Dia rela putus sekolah demi bisa mengabdi di Perang Dunia I. Sayangnya, dia ditolak karena belum cukup umur. Saat itu, Walt belum genap berusia 17 tahun.

Walt langsung banting setir. Dari yang awalnya kartunis, daftar jadi tentara, terus beralih ke sopir ambulans. Yang namanya hidup emang gitu sih, nggak bisa ditebak. Yang diniati Walt saat itu cuma ingin berkontribusi di Perang Dunia I. Jadinya, Walt daftarin diri sebagai supir ambulans di Red Cross, Palang Merah di Amerika. Dia juga sempat dikirim ke Prancis selama satu tahun buat jadi sopir ambulans di Palang Merah sana.

Sambil kerja sebagai sopir ambulans, Walt juga sering curi-curi waktu buat bikin kartun di waktu istirahat. Beberapa gambarnya kemudian dia kirim ke koran militer Amerika bernama Stars and Stripes, dan dimuat.

Perkenalan dengan Animasi

Pada tahun 1919, Walt Disney udah pulang dari perang dan siap buat kembali nerusin passion-nya. Dia balik ke Kansas City (hobi pindah-pindah ya emang) buat ngejar kariernya sebagai kartunis koran. Udah gue sebutin tadi kan, kalau Walt emang seambis itu pengen jadi kartunis. Kebetulan, kakak Walt, Roy Disney, punya temen nih. Temennya itu lagi buka lowongan kerja di studio seni dan periklanan miliknya, Pesmen Rubin Commercial Art Studio.

So, Walt kerja di sana. Sehari-hari, Walt tugasnya bikin gambar ilustrasi buat katalog, iklan, dan teater. Walt digaji 50 US dollar per bulan, atau sekitar Rp719 ribu kalau sekarang. Di sana lah, Walt ketemu dengan kartunis bernama Ub Iwerks.

Walt Disney dan Ub Iwerks udah kayak best friend forever until die. Mereka udah klop banget. Punya passion yang sama, bakat yang sama, dan cita-cita yang sama. Iwerks ini sosok yang berperan besar dalam karier Walt selanjutnya.

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 133
Walt Disney (kanan) dan Ub Iwerks (kiri) pada tahun 1966. (Foto: Disney via disneyparks.disney.go.com)

Baru beberapa bulan kerja di situ, studio tempat Walt dan Iwerks kerja mengalami penurunan pendapatan. Mereka pun diberhentikan, karena studio udah nggak punya uang buat bayar karyawan.

Walt dan Iwerks kemudian ngide buat bikin studio sendiri, yang bernama Iwerks Disney Commercial Artists, pada tahun 1920. Baru aja jalan sebulan, bisnis itu udah bangkrut. Tapi, Walt Disney dan Iwerks nggak putus asa. Mereka nyari kerjaan lagi di Kansas City Slide Company, yang kemudian menjadi Kansas City Film Ad Company. Di sana, mereka bikin iklan berdasarkan potongan-potongan gambar. Dari situlah, Walt Disney dan Ub Iwerks menemukan teknik animasi.

Walt Disney langsung jatuh cinta sama animasi. Dia penasaran banget dan ingin belajar banyak tentang animasi. So, dia minjam buku buat belajar animasi. Walt juga minjam kamera buat bereksperimen. Dia bikin animasi sel yang digambar dengan tangan.

Btw, apa sih animasi sel itu? Animasi sel atau cel animation adalah animasi tradisional yang digambar dengan tangan. Caranya, kita bikin gambar di atas lembaran plastik transparan. Lembaran plastik itu yang disebut dengan cels. Lo bisa nonton cara bikin cel animation di bawah ini deh.

Yap, begitulah awal mula Walt Disney bikin animasi. Walt ngerasa, teknik itu lebih menarik dibandingkan potongan-potongan gambar yang selama ini dibikin Kansas City Film Ad Company. Jadi, dia nyoba nampilin eksperimennya itu ke owner Kansas City Film Ad Company, A. V. Cauger. Barangkali caranya itu diterapin ke kantor ye kan.

Tapi, Cauger menolak buat bikin iklan dari animasi sel. Yaudah, Walt Disney cabut dari Kansas City Film Ad Company. Bersama partner kerjanya yang bernama Fred Harman, Walt mendirikan perusahaan animasi sendiri. Mereka membuat kesepakatan sama teater lokasi Kansas City untuk memutar kartun yang mereka bikin.

Kartun yang dibikin Walt bernama Laugh-O-Grams. Saat itu, kartun Laugh-O-Grams tenar banget. Walt jadi optimis. Dia pun membuka studio sendiri dengan nama yang sama, Laugh-O-Grams.

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 134
Kartun Laugh-O-Grams. (Foto: d23.com)

Setelah buka studio sendiri, Walt Disney mempekerjakan beberapa karyawan, termasuk sobat lamanya, Ub Iwerks, dan saudara laki-laki Harman, Hugh. Laugh-O-Grams memproduksi serangkaian dongeng tujuh menit yang menggabungkan live-action dan animasi, yang disebut Alice’s Wonderland. Laugh-O-Grams memproduksi beberapa iklan dan kartun.

Sayangnya, lagi-lagi, Walt harus dihantam realita. Meskipun kartun Laugh-O-Grams populer, cuan yang dihasilkan nggak banyak. Jadinya, studio Walt Disney punya banyak utang. Pada tahun 1923, Laugh-O-Grams resmi bangkrut.

Studio Animasi Walt Disney

Setelah Laugh-O-Grams bangkrut, Walt Disney pindah ke Hollywood, Los Angeles, dan tinggal sama kakaknya, Roy. Saat itu, Roy lagi pemulihan dari sakit tuberkulosis. Nggak lama setelah itu, distributor film asal New York, Margaret J. Winkler, ngontak Walt buat mendistribusikan kartun Alice’s Wonderland.

Walt pun setuju, dan menandatangani kontrak buat bikin serial Alice’s Wonderland, karakter yang pernah dibuat. Kalau serial tersebut sukses, Walt bakal dijanjiin kontrak buat dua series lainnya. Masing-masing series punya 6 episode. Walt seneng banget dong!

Berkat kontrak itu, Walt dan Roy mendirikan perusahaan baru, yaitu Disney Brothers Studio. Perusahaan itu didirikan khusus untuk memproduksi film. Namanya kemudian berubah menjadi The Walt Disney Company. Walt juga merekrut kembali sohib lamanya, Iwerks, buat kerja di The Walt Disney Company, beserta para animator lainnya.

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 135
Walt Disney Studio. (Foto: Disney via Wikimedia Commons)

Di The Walt Disney Company, Walt juga ketemu jodohnya. Dia bertemu dengan Lillian Bounds, yang kebetulan kerja di studionya sebagai cartoon inker. Setahun kenalan, mereka menikah pada tahun 1925. Jodoh emang nggak ke mana ya …

Pada tahun 1926, Roy nyaranin Walt buat ganti nama perusahaannya menjadi Walt Disney Studios. Setelah ganti nama, distributor film bernama Charles Mintz ngajak Walt kerja sama buat bikin serial animasi baru. Karakter yang dibawanya yaitu bernama Oswald the Lucky Rabbit. Walt setuju bikin serialnya, dan berakhir sukses.

Waktu Oswald the Lucky Rabbit lagi tenar-tenarnya, Walt Disney minta uang tambahan ke Mintz untuk biaya pembuatan serial Oswald selanjutnya. Tapi, Mintz justru menguasai brand Oswald dan berusaha ngambil alih Walt Disney Studios. Semua animator Walt Disney Studios, kecuali Iwerks, disabotase sama Mintz. Sedih banget. Udah dibantu bikin serial, serialnya sukses, malah dikhianati. Lagi-lagi, Walt harus membangun karier dari nol.

Kelahiran Mickey Mouse dan Film Pendek Walt Disney

Pada tahun 1928, Walt Disney bikin karakter baru bernama Mickey Mouse. Lo pasti tahu kan, karakter tikus yang udah mendunia ini?

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 136
Walt Disney dan gambar Mickey Mouse yang dibuatnya. (Foto: Harris & Ewing via Wikimedia Commons)

Yap, Mickey adalah karakter tikus yang ceria, energik, dan suka iseng. Walt dan Iwerks ngerencanain dua film pertama untuk Mickey Mouse, yaitu Plane Crazy (1928) dan Gallopin’ Gaucho (1928). Saat itu, film Mickey Mouse masih merupakan animasi tanpa suara.

Walt Disney kemudian kepikiran buat bikin film animasi bersuara setelah dia nonton film The Jazz Singer. Walt mencoba menggunakan kesempatan itu dengan bikin film Mickey Mouse yang ketiga, berjudul Steamboat Willie (1928). Film ini udah ada suara dan musik. Walt sendiri yang jadi pengisi suara Mickey Mouse-nya.

Steamboat Willie langsung auto trending di pasaran. Steamboat Willie jadi film animasi pertama di dunia yang memiliki suara. So, film animasi yang bisa kita nikmatin sekarang ini ada berkat inovasi Walt Disney. Applause buat beliau.

Emang ya, usaha nggak akan mengkhianati hasil. Kesuksesan Steamboat Willie bikin Walt Disney jadi semakin semangat bikin film animasi lainnya. Setahun setelah Steamboat Willie sukses, Walt merilis serial kartun berjudul Silly Symphonies (1928-1939). Di sini, pemerannya nggak hanya Mickey Mouse aja, tapi juga ada beberapa karakter baru, seperti Minnie Mouse, Donald Duck, Goofy, dan Pluto. Pasti nggak asing kan sama mereka?

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 137
Serial kartun Silly Symphonies. (Foto: Amazon UK)

Walt Disney juga bikin film pendek berjudul Flowers and Trees pada tahun 1932. Film ini jadi film animasi pertama yang berwarna, nggak hitam putih lagi kayak Mickey Mouse. Flowers and Trees menjadi salah satu film Walt Disney Studios yang paling sukses saat itu.Suksesnya nggak hanya di cuan aja, tapi juga di mata para kritikus film. Nggak heran kalau Flowers and Trees menangin Oscar sebagai Best Cartoon Short Subject. Daebak…Piala Oscar pertama buat Walt Disney dan tim.

Kesuksesan Flowers and Trees bikin Walt Disney makin ambis bikin film pendek berwarna. Walt Disney Studios kemudian memproduksi film baru yang berjudul The Three Little Pigs, pada tahun 1933. Film ini punya soundtrack yang jadi lagu andalan di tengah Great Depression yang melanda Amerika Serikat saat itu. Di tengah kondisi ekonomi yang lagi jatuh-jatuhnya, kartun Disney jadi hiburan yang dicintai penonton di seluruh dunia.

Kesuksesan itu pun menginspirasi Roy buat bikin merchandise Disney. So, Walt Disney Studios bikin jam tangan, boneja, kemeja, atasan, dan atribut lainnya bergambarkan Mickey Mouse dan Donald Duck. Walt Disney Company untung gede dan semakin menjadi perusahaan yang besar.

Film Animasi Panjang Walt Disney

Pada tahun 1932, Walt Disney kembali bikin terobosan baru. Emang nggak abis-abis idenya. So, Walt berpikiran buat bikin film animasi berdurasi panjang. Film itu berjudul Snow White and the Seven Dwarfs, karakter ter-legend di kalangan para cewek yang berharap bangun-bangun ngelihat cowok ganteng.

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 138
Snow White and the Seven Dwarfs. (Foto: Imdb.com)

Saat itu, Walt Disney dianggap ‘gila’ sama orang-orang, terutama pekerja film.

Ini orang gabut banget apa ya, sampai bikin film animasi berdurasi panjang.

Emang siapa sih yang bakal nonton film animasi lama-lama?

Meskipun orang-orang pada julid, Walt Disney mah cuek-cuek aja. Dia tetap yakin kalau Snow White and the Seven Dwarfs bakal sukses.

“Tunggu saja, akan kubuktikan kepada kalian semua, wahai para netizen!”

Butuh waktu lima tahun buat menyelesaikan film Snow White and the Seven Dwarfs. Film tersebut akhirnya tayang perdana di Los Angeles pada 21 Desember 1937. Dan … voila! Niat, tekad, dan ketekunan usaha emang nggak bakal sia-sia. Snow White and the Seven Dwarfs sukses besar dan jadi box office di bioskop.

Film ini jadi film paling top di tahun 1938 dan menghasilkan 1,499 juta US dolar, yang kalau dihitung sekarang sekitar Rp20,7 miliar! Mantap lah. Nggak hanya sukses secara cuan, Snow White and the Seven Dwarfs juga dapat banyak review positif dari para kritikus film dan memenangkan delapan Oscar!

“If you can dream it, you can do it.”

Walt Disney
Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 139
Walt Disney. (Foto: Boy Scouts of America via Wikimedia Commons)

Puas membuktikan ke netizen kalau terobosannya sukses besar, Walt Disney lanjut bikin Pinocchio (1940), Fantasia (1940), Dumbo (1941), dan Bambi (1942).

Pada tahun 1940, Walt Disney Studios pindah ke Burbank, California. Tapi, setahun setelahnya, perusahaan mulai mengalami kemunduran. Ada konflik internal di dalam Walt Disney Studios, semacam ‘kasta-kastaan’ gitu.

Animator yang baru direkrut nggak dikasih sedikit job dalam pembuatan film. Bahkan, nama mereka hanya punya kemungkinan kecil buat masuk ke credit title. Sedangkan, di luar sana, Walt Disney lah yang dapat penghargaan, bukan para animator yang berperan di baliknya.

So, para  animator Walt Disney Studios pada mogok kerja pada tahun 1941. Banyak dari mereka yang bahkan mengundurkan diri dan gabung ke kompetitor, kayak Warner Brothers dan MGM. Udah 5 bulan Walt kehilangan para pekerjanya. Bersama para animator yang tersisa, Walt Disney Studios bikin film propaganda buat AS pada Perang Dunia II, setelah serangan Pearl Harbor terjadi. Pembuatan film Peter Pan, Alice in Wonderland, dan Lady and the Tramp terpaksa ditunda selama hampir 10 tahun.

Akhirnya, perusahaan itu mulai bangkit perlahan dan berkembang lagi pada tahun 1950. Walt Disney Studios langsung bikin film live-action. Film live-action besar pertama yang dibuat adalah Treasure Island (1950).

Walt Disney semakin memproduksi banyak film berdurasi panjang. Di antaranya yang populer adalah Alice in Wonderland (1951), Cinderella (1950), Lady and the Tramp (1955), Peter Pan (1953), Sleeping Beauty (1959), dan 101 Dalmatians (1961).Dari sekian film legend Walt Disney di atas, film mana yang udah lo tonton? Komen di kolom komentar ya!

Disney Merambah ke Televisi

Pada tahun 1950-an, televisi udah berkembang luas di dunia. Televisi menjadi sarana hiburan baru buat pemirsa yang mager keluar rumah. Demi mengikuti perkembangan zaman, Walt Disney nyemplung ke dunia televisi.

Davy Crockett (1954) dan Zorro (1957) jadi serial Disney yang pertama kalinya terjun di televisi. Kedua serial itu jadi tontonan populer di kalangan anak-anak pada saat itu. Ada juga tayangan mingguan seperti Walt Disney’s Wonderful World of Color (1954), yang tayang setiap Minggu malam. Walt Disney’s Wonderful World of Color sekaligus menjadi tayangan yang digunakan Walt Disney buat mempromosikan taman hiburan barunya, Disneyland.

Tayangan produksi Walt Disney Studios yang paling tenar di televisi adalah The Mickey Mouse Club (1955-1959). Acara ini semacam variety show gitu, yang nampilin pemain remaja yang dikenal sebagai Mouseketeers.

Puncak karier Walt Disney sebagai produser Walt Disney Animation Studios adalah ketika perilisan film Mary Poppins pada tahun 1964. Lo udah pernah nonton Mary Poppins belum?

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 140
Poster film Mary Poppins (1964). (Foto: Imdb.com)

Film ini bergenre fantasi-musikal yang menggabungkan live-action dengan animasi. Kesuksesannya juga mengantarkan Mary Poppins mendapatkan 5 Oscar dan beberapa penghargaan bergengsi dunia lainnya, seperti Golden Globe Awards, British Academy Film Awards, Grammy Awards, dan Writers Guild of America Awards. Salute!

Disneyland

Tadi udah gue sebutin kalau Walt Disney’s Wonderful World of Color yang tayang di televisi juga jadi ajang promosi Disneyland. Yup, Walt Disney lagi-lagi ngerasa kurang puas dengan pencapaiannya. Dia ingin membuat inovasi lagi, tapi nggak di layar kaca ataupun layar lebar. Walt Disney punya ide buat bikin taman hiburan.

Ide pembuatan taman hiburan ini udah dipikirin Walt sejak awal 1950-an. Tujuan pembangunannya adalah sebagai sarana hiburan dan edukasi buat anak-anak maupun orang dewasa. Rencananya, taman hiburan itu bakal diisi dengan wahana dan aneka hiburan sesuai film-filmnya. So, Walt beli tanah pertanian di sekitar 25 mil tenggara Los Angeles. Pembangunan dimulai pada 21 Juli 1954.

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 141
Walt Disney menunjukkan rencana pembangunan Disneyland kepada pejabat Orange County pada bulan Desember 1954. (Foto: Flickr via Creative Media Commons)

Dan … jadilah Disneyland. Taman hiburan Disneyland dibuka pada 17 Juli 1955. Walt Disney ngabisin uang senilai 17 juta US dollar, atau sekitar Rp 245 miliar buat ngebangun Disneyland. Duitnya ya dari hasil kerja kerasnya selama berkecimpung di dunia perfilman.

Peresmian Disneyland dibuka langsung sama aktor yang jadi US President soon-to-be, Ronald Reagan. Disneyland auto jadi pusat hiburan di seluruh dunia. Wahana-wahana yang populer di Disneyland saat itu seperti Snow White’s Adventures, Jungle Cruise, Castle, Mr Toad’s Wild Ride, Space Station X-1, dan Stage Coach.

Bangunan yang paling Disneyland banget sih yang Sleeping Beauty Castle itu. Gue selama ini Cuma bisa mandang fotonya aja. Kalau lo, udah pernah ke sana belum? Kalau belum, semoga kita bisa ke sana ya, someday. Maksudnya, lo berangkat sendiri, gue berangkat sendiri.

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 142
Sleeping Beauty Castle di Shanghai Disneyland Park. (Foto: @capricorn_song via Unsplash)

Nah, ada spot yang unik dan memorable nih bagi Walt Disney di Disneyland. Area tersebut bernama Main Street. Inspirasi pembuatan area ini berasal dari kampung halaman Walt Disney di Marceline. Lo masih inget kan cerita gue tadi, betapa Walt sayang banget sama Marceline.

Pada tahun 1965, Disneyland lain yang lebih besar dibangun di dekat Orlando, Florida. Sekarang, ada enam Disneyland di penjuru dunia, yaitu di California, Florida, Paris, Tokyo, Shanghai, dan Hong Kong.

Disneyland udah ibarat kiblat bagi para wisatawan dari seluruh dunia. Pada tahun 2020, lebih dari 14 juta orang berkunjung ke Disneyland. Applause buat Walt Disney yang udah bikin taman hiburan buat warga dunia!

Kematian Walt Disney dan Warisan yang Ditinggalkan

Sebenarnya, Walt Disney udah punya rencana buat bikin Disneyland yang lebih gede di Florida. Mulanya, dia mau menamainya dengan Walt Disney World. Walt juga yang ngerancang pembangunan taman hiburan tersebut.

Tapi, sebelum Disneyland Florida itu dibuka, Walt meninggal pada 15 Desember 1966. Di usianya yang ke-65, Walt meninggal karena kanker paru-paru yang dideritanya. Walt Disney dikremasi dan abunya dikebumikan di Forest Lawn Cemetery di Los Angeles, California.

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 143
Patung Walt Disney menggandeng Mickey Mouse di Walt Disney World Resort, Orlando, Florida. (Foto: HenningE via Pixabay)

Kalau masalah apa yang ditinggalkan setelah dia nggak ada, nggak usah ditanyain lagi. Lo udah ngikutin cerita gue, dari perjuangan Walt Disney buat mempertahankan passion-nya dalam menggambar, sampai akhirnya dia jadi tokoh legendaris yang dikenang sepanjang masa. Karya-karyanya di bidang perfilman, perusahaan filmnya, dan kerajaan Disneyland, udah jadi bukti warisan yang dia tinggalin buat dinikmatin warga dunia, termasuk kita, sampai sekarang.

Sebagai apresiasi karya dari warisan Walt Disney, gue mau ngasih rekomendasi film yang meaningful banget buat gue. Barangkali bisa nambah movie-list yang lo punya sekaligus buat mengenang jasanya Walt Disney. Here we go …

Walt Disney: Warisan Impian untuk Anak Sedunia (1901-1966) 144

Kalau lo ada rekomendasi film produksi Walt Disney Studios, kasih di kolom komentar ya. Gue tunggu. Jangan lupa buat baca artikel biografi tokoh lainnya di Zenius, yang bisa lo jadiin sumber inspirasi lo ke depan. See ya!

Baca Juga Artikel Lainnya

Biografi Werner Heisenberg – Fisikawan Pemenang Nobel Prize yang Nyaris Terbunuh

Biografi Napoleon Bonaparte – Pemimpin Pertempuran dan Modernisasi Bangsa

Biografi Joe Biden – Presiden dengan Pemilih Terbanyak Sepanjang Sejarah AS

Referensi

Gabler, Neal. (2006). Walt Disney: The Triumph of the American Imagination. New York: Knopf Doubleday Publishing Group.

Hammontree, Marie. (1969). Walt Disney: Young Movie Maker. New York: Aladdin Paperbacks.

Rockefeller, J. D. (2016). The Story of Walt Disney. Scotts Valley: CreateSpace Publishing.

Stewart, Whitney. (2009). Who Was Walt Disney?. New York: Penguin Random House.

https://www.biography.com/business-figure/walt-disney

https://www.britannica.com/biography/Walt-Disney#ref1842

https://collider.com/disney-animation-package-films-explained/

https://www.ducksters.com/biography/entrepreneurs/walt_disney.php

Bagikan Artikel Ini!