Peran Teknologi untuk Membersihkan Sampah Plastik dari Laut

Peran Teknologi untuk Membersihkan Sampah Plastik dari Laut

Mengulas bagaimana peran teknologi dalam membersihkan sampah plastik yang sudah menumpuk di lautan lepas. Yuk, cari tahu di sini!

Hai, Sobat Zenius! Tahu nggak sih, menurut laporan dari International Union for Conservation of Nature pada tahun 2021, setiap tahunnya setidaknya 14 juta ton sampah plastik terbuang ke laut, lho. Itu setara dengan 15 ribu lebih Patung Garuda Wisnu Kencana yang tingginya mencapai 121 meter di Bali.

Ilustrasi Patung Garuda Wisnu Kencana (Dok. Ayadi Ghaith via Unsplash)
Ilustrasi Patung Garuda Wisnu Kencana (Dok. Ayadi Ghaith via Unsplash)

Dengan semakin tingginya kekhawatiran akan polusi sampah plastik di lautan dunia tersebut, inovasi teknologi pun sudah mulai bermunculan nih untuk membersihkan sampah plastik di lautan.

Ilustrasi pencemaran plastik (Dok. Dustan Woodhouse via Unsplash)
Ilustrasi pencemaran plastik (Dok. Dustan Woodhouse via Unsplash)

Kemajuan teknologi sendiri biasanya dikaitkan dengan kemudahan berkomunikasi jarak jauh. Contohnya saja smartphone yang saat ini sudah dimiliki oleh 6,56 miliar orang di dunia menurut laporan dari Statista. 

Menurut laporan dari Gadget Cover, sebuah asuransi untuk gadget pada tahun 2019, ternyata smartphone paling banyak, sebanyak 88% digunakan untuk berkirim pesan, Sobat.

Elo sendiri biasanya memakai smartphone elo buat apa nih?

View Results

Loading ... Loading ...
Ilustrasi pengguna smartphone (Creative Christians via Unsplash)
Ilustrasi pengguna smartphone (Creative Christians via Unsplash)

Sudah tahu belum nih kalau melalui sebuah aplikasi yang ada di smartphone elo itu, elo juga sudah bisa ikut melacak jumlah sampah dan polusi plastik di laut, lho. Jadi, melalui teknologi komunikasi saat ini pun elo sudah bisa turut berkontribusi dalam membersihkan sampah plastik di laut.

Yuk, cari tahu tentang aplikasi pelacak sampah plastik di laut itu dan teknologi-teknologi lainnya supaya elo pun bisa ikut berperan dalam membersihkan sampah plastik di laut dengan lebih mudah!

Sampah Plastik di Laut

Sampah plastik kian menjadi momok di laut kita. Melansir laporan Biological Diversity, diperkirakan berat sampah plastik tersebut akan melebihi berat seluruh ikan laut pada tahun 2050, lho. 

Pencemaran laut yang luar biasa ini pun membawa dampak buruk terhadap makhluk hidup. Banyak sekali binatang-binatang laut, seperti ikan, penyu, kura-kura, anjing laut, hingga burung-burung yang terbunuh karena terlukai atau tidak sengaja mengkonsumsi sampah plastik.

Ilustrasi sampah plastik yang membahayakan ikan di laut (Dok. Naja Bertolt Jensen via Unsplash)
Ilustrasi sampah plastik yang membahayakan ikan di laut (Dok. Naja Bertolt Jensen via Unsplash)

Biological Diversity pun juga menyampaikan, bahwa setiap tahunnya ikan-ikan di Pasifik Utara mengkonsumsi sekitar 12 ribu-14 ribu ton plastik. Alhasil, banyak ditemukan kalau ikan yang dijual di pasar di California pun mengandung serat plastik di dalam saluran pencernaannya.

Bahaya plastik yang mengurai menjadi mikro dan nano plastik, dan melepaskan bahan-bahan kimia beracun pun turut mengancam kesehatan manusia yang mengkonsumsi ikan laut.

Ilustrasi burung dan sampah plastik di laut (Dok. Tim Mossholder via Unsplash)
Ilustrasi burung dan sampah plastik di laut (Dok. Tim Mossholder via Unsplash)

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam terkait dampak buruk plastik di laut, elo juga bisa coba cek artikel Zenius yang berjudul Dampak Sampah Plastik di Laut, Berbahaya Banget ini ya.

Baca Juga

Bagaimana Sampah Plastik Mengurai dan Menjadi Zero Waste?

Mengenal Polimer Termoplastik dan Polimer Termoset – Materi Kimia Kelas 12

Teknologi untuk Membersihkan Sampah Plastik dari Laut

Mengetahui seberapa parah permasalahan pencemaran plastik di laut dan bahaya dampaknya, banyak orang mulai tergerak untuk menemukan solusi, Sobat. Teknologi-teknologi pun menjadi salah satu kunci dalam upaya membersihkan sampah plastik dari laut. 

Berikut ini contoh teknologi-teknologi nya.

  1. Penghalang atau Penyaring Sampah

    Jenis teknologi yang pertama ini merupakan bentuk teknologi yang konsepnya seperti jala ikan, Sobat. Penyaring sampah ini dipasang secara melintang di aliran sungai ataupun laut agar sampah plastik yang terbawa arus dapat terperangkap.

    Ilustrasi plastik yang terkena jala (Dok. Angela Compagnone via Unsplash)
    Ilustrasi plastik yang terkena jala (Dok. Angela Compagnone via Unsplash)

    Jenis inovasi alat dengan konsep ini sudah banyak dibuat di dunia dengan desain yang sederhana namun efektif dalam membersihkan sampah plastik.

    Di Indonesia misalnya, ada organisasi Sungai Watch yang didirikan oleh Gary Bencheghib, aktivis lingkungan asal Prancis yang menurut laporan dari KompasTV (2022) sudah 20 tahun tinggal di Indonesia.

    Seperti yang dilansir pada laman website Sungai Watch, 80% polusi plastik di laut berasal dari aliran sungai. Oleh karena itu, mereka berfokus pada penjagaan aliran sungai di Indonesia agar terbebas dari sampah.

    Nah, dalam upaya mereka itu, mereka menciptakan sebuah penghalang sampah yang terbuat dari 100% bahan daur ulang. Dengan alat tersebut, mereka sudah dapat mengumpulkan 349,021 kg sampah plastik semenjak 2020.

    Untuk mengetahui bagaimana penampakan alatnya, elo bisa lihat foto-foto yang diunggah di akun Instagram mereka, seperti di bawah ini.

    Dengan desain yang lebih canggih, The Ocean, LSM dari Belanda membuat alat yang diberi nama Interceptor. Alat ini menggunakan konsep jaring juga, tetapi lebih canggih karena selain dapat menampung sampah secara otomatis ke dalam beberapa kotak penampungan, interceptor juga dilengkapi dengan sensor. Sensor ini digunakan untuk mengirim pesan jika penyimpanan sudah penuh. 

    Seperti yang dijelaskan pada laman The Ocean Clean Up, dalam keadaan optimal, Interceptor dapat membersihkan sampah plastik sebanyak 50 ribu kg setiap harinya. Hebatnya lagi, seluruh tenaga listrik yang dibutuhkan alat ini berasal dari tenaga surya yang ramah lingkungan.

    Indonesia juga beruntung karena terpilih menjadi salah satu negara dimana Interceptor generasi pertama dipasang. Tepatnya di drainase Cengkareng, DKI Jakarta.

    Ilustrasi Interceptor (Dok. https://theoceancleanup.com/rivers/)
    Ilustrasi Interceptor (Dok. https://theoceancleanup.com/rivers/)
  2. Ekstraksi Polusi Mikroplastik dengan Magnet

    Salah satu teknologi ekstraksi mikroplastik menggunakan magnet dikembangkan oleh seorang anak berusia 12 tahun dari Irlandia, bernama Fionn Ferreira.

    Ilustrasi Fionn Ferreira (Dok. Fmiguel2411 via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)
    Ilustrasi Fionn Ferreira (Dok. Fmiguel2411 via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)

    Melansir BBC (2021), dimulai dengan membuat alat pengukur tingkat kepadatan mikroplastik menggunakan cahaya ultraviolet Fionn akhirnya bisa menciptakan alat ekstraksi mikroplastik menggunakan magnet. Eh, memangnya plastik bisa tertarik magnet?

    Ternyata, sebelumnya Fionn membuat larutan magnetik dulu dari minyak sayur dan bubuk oksida besi yang memikat mikroplastik. Ketika diekstraksi menggunakan magnet, mikroplastik pun akan tertarik bersama dengan larutan magnetik itu dan air pun kembali bebas mikroplastik.

    Ilustrasi cairan magnetik, ferrofluid (Nickynada via https://creativecommons.org/licenses/by/3.0)
    Ilustrasi cairan magnetik, ferrofluid (Nickynada via https://creativecommons.org/licenses/by/3.0)

    Alat tersebut kini sedang disempurnakan bersama dengan Stress Engineering, sebuah perusahaan teknisi di Amerika. Rencananya alat ekstraksi magnetik itu akan dibuat sekecil dan semurah mungkin. Dengan begitu, alatnya dapat dipasang di pipa saluran air rumah-rumah dan kapal untuk konsumsi air yang lebih sehat dan mencegah mikroplastik terbuang ke laut.

  3. Pemanfaatan Teknologi Nuklir untuk Membersihkan Plastik di Laut

    Di dunia modern ini, nuklir pun sudah mulai dimanfaatkan untuk menangani pencemaran plastik. Contohnya, Menurut laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2021), Indonesia pun turut mendukung pengimplementasian program Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution (NUTEC) yang diprakarsai oleh International Atomic Energy Agency (IAEA).

    Ilustrasi NUTEC (Dok. IAEA Imagebank via https://creativecommons.org/licenses/by/2.0/)
    Ilustrasi NUTEC (Dok. IAEA Imagebank via https://creativecommons.org/licenses/by/2.0/)

    Dukungan Indonesia merupakan bentuk komitmen negara untuk membersihkan sampah plastik yang ada baik di daratan maupun lautan. Karena, program tersebut juga berpotensi untuk meningkatkan tingkat daur ulang plastik yang saat ini masih tergolong sangat rendah di dunia dengan memanfaatkan radiasi.

  4. Aplikasi Pelacak Plastik di Laut

    Sampai nih kita ke contoh yang terakhir, yaitu bentuk kemajuan teknologi informasi yang memungkinakn warga dunia berpartisipasi dalam pelacakan jumlah sampah plastik di lautan. 

    Salah satu aplikasi yang sudah bisa elo unduh di smartphone elo masing-masing adalah Debris Tracker. Aplikasi ini bisa elo gunakan untuk melacak jumlah sampah plastik yang elo kumpulkan atau temukan dan memetakan posisinya menggunakan Global Positioning System (GPS).

    Ilustrasi aplikasi Debris Tracker (Dok. Google Play Store)
    Ilustrasi aplikasi Debris Tracker (Dok. Google Play Store)

    Apa gunanya mengumpulkan data tentang jumlah sampah plastik dan lokasinya? Nah, data ini nih yang berguna banget untuk para ilmuwan dan juga pemerintahan untuk melihat penyebaran sampah di tepian laut dunia. Dengan adanya data yang mendukung, solusi dan peraturan-peraturan dapat dibuat untuk membersihkan sampah plastik dari laut.

Penutup 

Laporan dari The World Bank (2020) menyatakan bahwa Indonesia menyumbang 201,1-552,3 ribu ton pencemaran plastik di laut yang setara dengan berat 2.000 pesawat Boeing 747 yang terisi penuh setiap tahunnya.

Ilustrasi Boeing 747 (Dok. Nick Herasimenka via Unsplash)
Ilustrasi Boeing 747 (Dok. Nick Herasimenka via Unsplash)

Nah, setelah mengetahui contoh-contoh teknologi untuk membersihkan pencemaran plastik di laut di artikel ini, semoga kita sama-sama punya harapan baru untuk mewujudkan laut dunia yang bebas plastik ya. Selain itu, elo juga bisa terinspirasi untuk membuat inovasi-inovasi teknologi serupa.

Elo juga bisa turut berpartisipasi dalam mengurangi dan membersihkan sampah plastik di lautan dengan mengganti barang-barang plastik yang sering elo gunakan dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. 

Untuk itu, elo bisa baca artikel Zenius yang berjudul Mana yang Terbaik: Tas Plastik, Kertas, atau Kain? dan Ada Ga Sih yang Bisa Menggantikan Botol Plastik Sekali Pakai? Ya, Sobat.

Referensi

20 Tahun Tinggal di Indonesia, Gary Bencheghib Dirikan ‘Sungai Watch’ untuk Jaga Sungai Bebas Sampah – KompasTV. (2022).

How to fight microplastic pollution with magnets – BBC (2021)

Marine plastic pollution – IUCN (2021)

“NUTEC Plastic”, Inovasi Pemanfaatan Teknologi Nuklir Untuk Tekan Polusi Sampah Plastik – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2021)

Smartphone subscriptions worldwide 2016-2027 – Statista (2022)

Stemming the Plastics Tide in Indonesia: Policy, Investments, and Research – The World Bank (2020)

Twenty plastic-busting inventions to clean our rivers and seas – China Dialogue Ocean (2021)

The Weight of the World: Researchers Weigh Human Population – Live Science (2013)

What are the most popular reasons why people use their smartphones every day? – Gadget Cover (2019)

Bagikan Artikel Ini!