Kamu suka berbelanja? Simak penjelasan mengenai dampak yang dihasilkan dari tas plastik, kertas, dan kain terhadap lingkungan, yuk!
Menjelang Hari Lingkungan Sedunia yang jatuh pada hari Sabtu (5/6/2021) dengan tema “Ecosystem Restoration”, aku mau bahas salah satu topik menarik tentang bahan terbaik untuk dijadikan tas belanja antara plastik, kertas, dan kain. Bahan terbaik itu berarti yang memiliki kekurangan paling sedikit, khususnya efek yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan. Menurut kamu, kira-kira bahan apa sih yang paling baik untuk dijadikan tas belanja?
Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa tahun belakangan ini pemerintah sedang gencar mengurangi penggunaan plastik di masyarakat. Mulai dari larangan penggunaan plastik sekali pakai, penggunaan plastik berbayar, hingga pengganti bahan plastik. Lalu, apakah pengganti bahan plastik bisa dinilai efektif dan efisien untuk menjaga lingkungan? Kita langsung bahas satu per satu dari masing-masing bahannya, yuk!
Daftar Isi
Tas Plastik dan Proses Pembuatannya
Tas plastik merupakan salah satu jenis bahan yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Khususnya plastik sekali pakai yang memiliki bahan tipis dan halus. Plastik seperti ini terbuat dari polietilen dengan kerapatan yang tinggi, atau bisa dikenal dengan istilah HDPE (High Density Polyethylene). Perlu kamu ketahui juga bahwa HDPE sangat tahan terhadap bahan kimia, itulah mengapa kita sering menemukan jenis plastik ini pada kantong plastik, kemasan deterjen, kemasan susu, pipa air, dll.
Proses Pembuatan Plastik dan Produk Turunannya
Untuk menghasilkan 1 kg HDPE, diperlukan minyak bumi sebesar 1,75 kg yang diekstraksi dari dalam tanah dan dipanaskan dengan suhu tinggi. Dari proses tersebut terbentuklah polimer resin yang kemudian dikirimkan ke pabrik tas plastik bersama bahan lainnya seperti titanium dioksida dan kapur. Setelah semua bahan masuk pabrik, selanjutnya bahan-bahan tersebut akan dilelehkan menggunakan mesin bertenaga batubara, hingga akhirnya dipintal menjadi lembaran-lembaran plastik. Apakah sudah selesai? Belum. Kemudian, lembaran-lembaran tersebut dicetak menjadi bentuk-bentuk yang diharapkan, misalnya kantong plastik.
Tas Kertas dan Proses Pembuatannya
Bahan tas selanjutnya adalah kertas. Apakah kertas akan lebih baik daripada plastik? Mari kita analisis! Kita semua tau kalau kertas dibuat dari bubur kayu. Dan kayu berasal dari pohon. Berarti untuk menghasilkan kertas, kita harus menebang pohon.
Umumnya, pohon yang digunakan dalam pembuatan kertas adalah jenis kayu berserat pendek yang rapuh, misalnya Akasia. Kemudian, dalam prosesnya akan dicampurkan dengan kayu yang berserat panjang seperti Pinus. Hal itu dilakukan untuk menguatkan kertas. Proses pencampuran tersebut gak lepas dari mesin pembuat kertas (paper machine). Namun, seiring berjalannya waktu, keberadaan teknologi yang semakin maju dan kebutuhan kertas yang semakin meningkat membuat hampir semua jenis pohon bisa digunakan untuk membuat kertas, seperti jerami, tebu, bambu, dan papirus.
Proses Pembuatan Kertas dan Produk Turunannya
Lalu, bagaimana prosesnya? Semua berawal dari menanam pohon. Setelah 5 tahun sejak pohon tersebut ditanam, maka ia siap untuk dipanen. Oh iya, biasanya perusahaan bubur kertas sudah memiliki hutan industri sendiri yang digunakan untuk menanam pohon sebagai bahan baku kertas ya, guys. Jadi, proses sejak menanam hingga panen akan berlangsung secara terus menerus.
Singkatnya, setelah ketika pohon ditebang, batang pohon tersebut dibawa ke pabrik dan diolah hingga terkelupas bersih. Selanjutnya, proses pencacahan kayu hingga menjadi serpihan kayu (wood chips). Langkah selanjutnya adalah menghasilkan bubur kertas menggunakan proses pemasakan di dalam tangki raksasa bertekanan tinggi. Hingga akhirnya, bubur kertas tersebut diolah menjadi berbagai macam produk turunan, salah satunya tas kertas.
Tas Kain dan Proses Pembuatannya
Lalu, bagaimana dengan tas kain? Kain berasal dari bunga kapas/cotton. Untuk menghasilkan kain, berarti kita harus menanam tumbuhan kapas. Tentu saja jumlah tanamannya harus banyak, dan menanam kapas memerlukan banyak air dan energi.
Proses Pembuatan Kain dan Produk Turunannya
Bagaimana proses pembuatan kain? Semua berawal dari menanam pohon kapas hingga akhirnya bunga kapas dipanen dan dibersihkan. Kemudian, kapas tersebut dipintal hingga menjadi benang. Untuk menghasilkan warna, maka benang-benang tersebut harus melalui proses pencelupan dan dikeringkan. Selanjutnya, masuk ke proses penenunan hingga akhirnya menjadi kain.
Dampaknya Dilihat dari Jumlah CO2 yang Dihasilkan
Dari proses pembuatan plastik, kita bisa menganalisis lagi bahwa itu gak ramah lingkungan. Dilihat dari mesin yang digunakan, yaitu bertenaga batubara, maka ada sekitar 1,6 kg CO2 (Karbon dioksida) yang dilepaskan ke atmosfer. Apa yang terjadi? Yap, menyebabkan polusi udara. Dan jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer tersebut hampir setara dengan yang dihasilkan oleh sebuah mobil setiap 6 km perjalanan.
Lalu, bagaimana dengan kertas? Jika dilihat dari jumlah karbon yang dihasilkan selama proses pembuatan, maka untuk menghasilkan selembar tas kertas akan menyumbang sekitar 5,5 kg CO2 di atmosfer. Sedangkan pada kain, untuk menghasilkan 1 lembar kain katun, akan menghasilkan sekitar 272 kg CO2 di atmosfer. Yap, tas kain merupakan penyumbang terbesar gas CO2 di atmosfer dibandingkan dengan bahan tas lainnya, yaitu plastik dan kertas.
Dampaknya Dilihat dari Cara Pemakaian
Kalau dilihat dari jumlah karbon yang dihasilkan, maka tas kain merupakan penyumbang terbanyak. Berarti, tas kain sangat buruk bagi lingkungan, sedangkan tas plastik merupakan yang terbaik di antara ketiganya. Tapi, kita gak bisa hanya melihat dari satu sudut pandang, guys. Kita bisa melihat dari cara pemakaian masing-masing bahan tas tersebut.
Jika tas plastik digunakan berkali-kali (gak sekali pakai), maka dampaknya juga akan jauh lebih baik bagi lingkungan daripada hanya menggunakan yang sekali pakai. Selain sampah plastik yang semakin menumpuk dan sulit terurai jika menggunakan sekali pakai, ternyata CO2 yang semakin banyak di atmosfer juga berdampak buruk bagi lingkungan kita.
Sama halnya dengan bahan tas kertas dan kain. Jika kita menggunakannya berkali-kali, maka dampak buruk dari CO2 di atmosfer juga bisa dikurangi. Tapi, jika kita akan menggunakannya berkali-kali, perlu juga untuk memperhatikan ketahanan dari bahan-bahan tersebut. Tas kain lebih tahan atau gak mudah sobek jika dibandingkan dengan tas plastik dan kertas. Jadi, tas kain bisa lebih tahan lama dalam penggunaannya, sehingga bisa digunakan berkali-kali.
Dampaknya Dilihat dari Daya Urai
Selanjutnya, mari kita analisis ketiga jenis bahan dari daya urainya. Tas plastik atau HDPE memiliki sifat yang tahan panas dan gak bisa dilarutkan. Itulah kenapa plastik akan tetap utuh meskipun kita sudah bertahun-tahun membuangnya. Kalau kamu penasaran, coba kamu gali tanah di lahan sekitar rumahmu, kemudian kamu lihat apakah ada plastik yang sudah terkubur di sana? Aku sendiri sering banget menemukan plastik kalau lagi menggali tanah buat menanam pohon, entah itu plastik bekas permen atau kantong plastik. Dan mereka itu gak terurai atau hancur, guys. Meskipun mereka sudah terkubur jauh di dalam tanah, tapi mereka tetap utuh. Sedangkan, kain dan kertas seringkali aku temukan sudah sedikit hancur kalau terkubur di dalam tanah.
Pernah dengar tentang kasus sampah plastik seberat 5,9 kg di dalam perut paus? Yap, itulah kenyataannya, bahwa sampah plastik sulit diurai yang menyebabkan banyaknya sampah plastik tertimbun hingga jutaan tahun. Hal itu menyebabkan terhambatnya ekosistem. Tentu saja akan berdampak buruk bagi lingkungan kita.
Lalu, Manakah yang Lebih Baik Digunakan?
Kalau bahan-bahan di atas masing-masing memiliki kekurangan yang akan berdampak buruk bagi lingkungan, lalu manakah tas yang paling baik untuk kita gunakan? Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan bahan yang lebih keras, seperti polyester, PVC/vinyl, dan PP (Polypropylene).
Polyester
Bahan yang satu ini mungkin sering kamu temukan, yaitu pada pakaian jadi, tirai, tas, hingga cover furniture. Polyester adalah istilah yang biasa digunakan untuk kain atau tekstil dan terbuat dari benang atau serat polyester. Ciri-cirinya antara lain awet atau tahan lama, bersifat hidrofobik (mudah dikeringkan), tidak mudah berkerut, dan bisa menahan panas tubuh. Dari ciri-cirinya, kebayang gak kira-kira seperti apa bahan polyester ini? Yap, bahan ini sering dijadikan sebagai bahan kaos.
Dalam penggunaannya, bahan polyester ini sulit terurai juga ya, guys. Tapi, 100% bisa didaur ulang. Jadi, kalau kamu sudah bosan menggunakan tas atau kaos berbahan polyester, lebih baik didaur ulang saja dan jangan dibuang.
PVC
PVC merupakan singkatan dari Polivinil Klorida atau biasa disebut vinyl. Mayoritas bahan vinyl ini digunakan dalam konstruksi, bahkan hingga lebih dari 50%, seperti perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik. Namun, PVC juga digunakan pada bahan pakaian, yaitu bahan serupa kulit (leather). Penggunaan PVC ini juga cocok untuk tas belanja karena bahannya yang waterproof, fleksibel, dan lebih murah dibandingkan bahan karet/kulit asli.
PP
PP atau Polypropylene biasa kita temukan pada tipe plastik dengan kode 5. Yap, sering kita temukan pada botol minum dan peralatan makan. Sifat PP yang tahan panas dan tahan kimia membuatnya aman jika digunakan sebagai tas. Selain itu, bahan PP juga bisa digunakan berulang kali tanpa khawatir dengan risiko kesehatan. Berbeda halnya dengan tas plastik sekali pakai yang bisa membahayakan kesehatan jika digunakan berulang kali.
PP sendiri berasal dari biji plastik daur ulang lho, guys. Meskipun berasal dari daur ulang, tapi kalau bahannya berasal dari biji plastik yang asli dengan kualitas baik, tentu hasilnya juga akan berkualitas dan ramah lingkungan.
Intinya, tas yang kamu gunakan untuk berbelanja atau kebutuhan lainnya harus bisa digunakan dan bertahan selama mungkin, bahkan seumur hidup. Jadi, kalau kamu mau belanja, gunakan saja satu tas yang memang khusus kamu gunakan untuk berbelanja. Setelah belanjaan kamu dibayar di kasir, selanjutnya bisa langsung masukkan belanjaan tersebut ke dalam tas. Lebih mudah dan tentunya menjadi pilihan terbaik bagi lingkungan. Perubahan memang bukan hal yang mudah, tapi perubahan kecil akan berarti besar bagi lingkungan. Buat yang belum terbiasa mungkin akan sulit di awal, tapi kalau kamu sudah membiasakannya sejak dini, sedikit demi sedikit kamu telah mempraktikkan gaya hidup “zero waste”.
Kamu juga bisa lho mengenal lebih jauh tentang pencemaran udara, termasuk CO2 di video pembelajaran Zenius >> Kimia Lingkungan Konsep.
Baca Juga Artikel Lainnya.
Materi Pencemaran Lingkungan dan Dampaknya Bagi Ekosistem
Bermanfaat sekali informasi ini. Laut sekarang benar-benar kotor karena sampah plastik. Ayo kita kurangi sampah plastik untuk masa depan yang lebih baik.
Terima kasih Titis! Yap, betul sekali, kita harus mulai membiasakan diri sejak dini untuk menerapkan ekonomi sirkular atau zero waste. Keren banget sih pasti kalau bumi ini minim sampah. 😀