kontrol emosi

5 Tips Kontrol Emosi – Zenius untuk Guru

Selama mengajar, Bapak dan Ibu Guru pasti pernah menemukan siswa yang nakal, sulit mengikuti pelajaran, dan tidak mau mematuhi peraturan. Wajar rasanya, bila kita pun ikutan beremosi saat menghadapi mereka. 

Namun, kita tetap perlu kontrol emosi ya, Bapak dan Ibu Guru. Sebab, saat kita tidak bisa mengendalikan emosi, suasana pembelajaran pun akan jadi kurang menyenangkan. Tak jarang, ini juga bisa memberikan dampak negatif, lho. 

Contohnya, bisa dilihat dari kasus yang diberitakan media beberapa waktu lalu. Seorang guru di Surabaya terpancing emosi ketika siswanya menyebutkan perkataan yang kurang baik dan tidak bisa dinasihati. 

Niat awal ingin memberikan pemahaman atas perilaku siswa, sang guru justru memukul siswa karena emosi dan khilaf. Guru itu akhirnya menyesali perbuatannya dan mengakui bahwa kekerasan yang dilakukan adalah perbuatan yang salah. 

Semoga hal seperti itu tidak terulang lagi, ya, dan kita sebagai guru bisa mengetahui bagaimana cara kontrol emosi yang baik.

Buku Menjadi Guru Profesional (2018) pun menyebutkan, upaya mengontrol emosi guru menjadi salah satu cara untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang optimal. Kenapa bisa begitu, ya, Bapak dan Ibu Guru?

Baca Juga: Guru Pembelajar, Program Peningkatan Kompetensi Mengajar

Apa yang Dimaksud dengan Kontrol Emosi?

pengertian emosi
Mengenal pengertian emosi. (Arsip Zenius)

Dalam pembelajaran, kita mungkin saja dihadapi dengan situasi yang membuat kita marah, frustasi, kesal, dan sedih. Sebab itu, dibutuhkan cara yang tepat untuk mengatur emosi itu di kelas.

Menurut buku Teach Like Fun Teacher: Metode Pembelajaran Menyenangkan Ala Finlandia (2020), emosi secara berkala perlu dikendalikan, dievaluasi, dan dimodifikasi untuk memenuhi tujuan tertentu. Hal inilah yang disebut dengan regulasi emosi atau kemampuan untuk mengontrol pengalaman dan ekspresi emosi.

Kontrol emosi menjadi salah satu dari tiga aspek umum yang diperlukan dalam kompetensi emosi, dengan dua lainnya sebagai berikut:

  • Pemahaman atau penilaian emosi, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan memahami keadaan emosi diri sendiri secara benar.
  • Ekspresi emosi, yaitu kemampuan untuk mengomunikasikan emosi secara verbal dan nonverbal.

Meskipun ketiga aspek kompetensi emosi di atas sering dibicarakan sebagai konsep yang terpisah, kenyataannya pemahaman dan ekspresi emosi menjadi bagian yang penting dalam regulasi emosi. Tanpa melewati kedua tahap ini, kita akan kesulitan untuk mengendalikan emosi secara positif.

Kaitannya dengan pembelajaran, Australian Journal of Teacher Education, Teaching Teachers about Emotion Regulation in the Classroom (2011), menyebutkan bahwa kontrol emosi memungkinkan guru dan siswa untuk menghindari emosi negatif dan meningkatkan emosi positif.

Selain itu, apa manfaat lainnya yang membuat kontrol emosi menjadi sangat penting dalam pembelajaran, terutama bagi guru?

Baca Juga: Character Building, Membentuk Karakter Siswa

Pentingnya Kontrol Emosi bagi Guru

Setiap guru pasti pernah merasakan emosi negatif yang besar saat mengajar. Perbedaannya adalah pada cara kita dalam mengendalikan emosi itu sampai akhirnya menjadi emosi yang positif.

Emosi positif ini bisa memperluas pemikiran untuk menghasilkan lebih banyak ide dan strategi pembelajaran. Selain itu, emosi ini juga mempengaruhi pengkategorian, cara berpikir, pemecahan masalah, serta proses kognitif yang berdampak pada proses motivasi.

pentingnya kontrol emosi
Guru harus bisa mengendalikan emosinya saat pembelajaran. (Arsip Zenius)

Mudah marah dan tersinggung dengan perilaku siswa bukanlah solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran. Marah justru membuat keadaan kelas menjadi tidak enak dan siswa merasa tegang.

Perlu diingat kalau emosi siswa itu masih sangat labil, apalagi mereka yang duduk di jenjang awal pendidikan. Siswa juga berasal dari daerah dan budaya yang berbeda dengan yang lainnya, sehingga mungkin saja ada kebiasaan atau tata cara yang kurang sesuai dengan kita.

Meski begitu, kita juga tidak boleh memaklumi semua perilaku buruk yang siswa lakukan. Justru, di sinilah tugas kita sebagai guru untuk mengendalikan emosi pribadi dan mendidik siswa agar memiliki perilaku yang sesuai dan benar.

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Randha Ayu Nurlianadewi, guru Matematika di SMA 1 Karangkobar. 

Menurut Ibu Randha, mewajari perilaku siswa bisa menciptakan kebiasaan yang tidak baik bagi mereka. Tugas kita di sini adalah melakukan pendekatan personal, mencari tahu apa alasan siswa melakukan hal seperti itu, menasehati dan mendidiknya, sehingga nantinya tumbuh perilaku yang lebih baik.

Jadi, adanya pemahaman tentang peran emosi dalam pembelajaran dan mengetahui cara melatih kontrol emosi yang baik bisa membantu kita dalam menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan di kelas dan membantu kesuksesan mengajar.

Menurut Bapak dan Ibu Guru sendiri, apa yang seharusnya dilakukan ketika melihat siswa sulit diatur dalam kelas? Coba tuliskan pendapatnya di kolom komentar, ya!

Baca Juga: Penelitian Tindakan Kelas, Cara Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa

Cara Mengendalikan Emosi

Melihat pentingnya emosi dalam pembelajaran, berikut adalah cara kontrol emosi yang bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan untuk memiliki kualitas emosi yang lebih baik. 

1. Berikan ruang untuk beristirahat sejenak

Emosi terjadi dengan cepat dan datang tiba-tiba. Karena itu, cara pertama yang bisa kita lakukan untuk mengatur emosi adalah dengan berhenti sejenak. Tarik napas dan berikan ruang untuk memperlambat momen antara pemicu dan respon. 

cara melatih kontrol emosi
Berlatih pernapasan bisa membantu mengendalikan emosi. (Arsip Zenius)

Fokus pada teknik pernapasan membantu kita untuk menjernihkan pikiran dari gangguan, menciptakan ketenangan, dan memperbarui energi sehingga dapat terhubung kembali dengan diri sendiri dan dunia sekitar dengan emosi yang lebih terkendali. 

2. Menerima emosi yang dirasakan

Mengabaikan emosi dari waktu ke waktu bisa menimbulkan kecemasan yang berlebihan. Sebab itu, cobalah untuk menerima setiap emosi yang dirasakan, lalu ekspresikan emosi itu secara tepat.

Daripada menyalahkan diri sendiri karena merasa marah atau takut, lebih baik kita mengenali bahwa hal itu adalah bagian normal dan alami dari cara kita merespon situasi.

3. Berlatih kesadaran penuh

Mindfulness atau kesadaran penuh membantu kita untuk hidup dengan memperhatikan apa yang ada di dalam diri.

Cobalah untuk memahami apa yang ada di sekitar kita dengan cara yang tidak menghakimi. Dengan begitu, kita bisa berpikir secara lebih tenang dan menghindari pola pikir negatif dalam merespon emosi.

4. Berusaha tetap tenang

Bapak dan Ibu Guru pasti familiar dengan kata-kata keep calm yang berarti tetap tenang. Nah, hal ini juga berlaku dalam kontrol emosi.

cara kontrol emosi
Cara memahami dan mengatur diri sendiri. (Arsip Zenius)

Cobalah untuk memahami apa yang sebenarnya dengan memperhatikan reaksi fisik apa yang kemungkinan muncul. Tanda-tanda fisik seperti bagian tubuh yang merasakan sensasi, jantung berdebar kencang, atau perut terasa sakit, bisa menjadi petunjuk tentang apa yang kita alami secara emosional.

Tetap tenang dan berusaha untuk mencari tahu apa yang akan terjadi pada kita secara fisik, bisa mengalihkan fokus serta membuat sebagian kecenderungan emosi hilang.

5. Tentukan bagaimana cara merespon emosi

Saat merasakan suatu emosi, kita mempunyai berbagai pilihan tentang bagaimana cara meresponnya. Ketahui apa saja pilihan yang bisa kita lakukan untuk merespon emosi itu secara positif.

Contohnya, saat merasa marah kita mempunyai kemungkinan untuk menyalahkan siswa atau memberikan pemahaman secara baik-baik kepada mereka. Dengan mengetahui pilihan-pilihan ini, kita bisa menentukan respon mana yang sebaiknya kita lakukan, sehingga emosi negatif itu bisa berubah menjadi sesuatu yang positif.

Itulah beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk kontrol emosi secara lebih baik. Semoga artikel ini membantu Bapak dan Ibu Guru dalam mengendalikan emosi di kelas sehingga tercipta pembelajaran yang lebih bermakna.

LMS ZenRu

Selain kontrol emosi, penting juga bagi Bapak dan Ibu Guru untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, salah satunya LMS (Learning Management System) Zenius untuk Guru. Ada beragam fitur, mulai dari video materi, latihan soal, dan penilaian yang bisa memudahkan kegiatan belajar mengajar Bapak dan Ibu Guru.

Referensi

Guru Ungkap Penyebab Pukul Siswa SMP: kalau Dinasihati, Nadanya Tinggi –  Kompas (2022)

Emotional Self-Management: 8 Tips for Educators to Self-Regulate and Co-Regulate Emotions and Behaviors – Learning Sciences (2021)

Emotional regulation: Skills, exercises, and strategies – BetterUp (2021)

Teaching Teachers about Emotion Regulation in the Classroom, Australian Journal of

Teacher Education – Leanne Fried (2011)

Teach Like Fun Teacher: Metode Pembelajaran Menyenangkan ala Finlandia – Najamuddin Muhammad (2020)

Mengontrol Emosi Menjadi Seni – Dr. Agus Santoso, S.Ag., M.Pd. (2021)

Menjadi Guru Profesional – Muhammad Anwar (2018)

Baca Juga Artikel Lainnya

Kenapa Siswa Menyontek Saat Ujian?

Proses Belajar yang Efektif, Bagaimana Caranya?

Teknologi dalam Pembelajaran, Bagaimana Memanfaatkannya?

Bagikan Artikel Ini!