strategi pembelajaran

Ragam Strategi Pembelajaran di Masa PTM – Zenius untuk Guru

Halo Bapak dan Ibu Guru, Selamat Tahun Baru! Gimana nih, awal tahun apakah Bapak dan Ibu Guru sudah siapkan strategi pembelajaran baru?

Iya, mumpung awal tahun, kita bisa menyiapkan strategi pembelajaran baru, apalagi sekarang sudah masanya Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Tentunya, Bapak dan Ibu Guru butuh gaya pembelajaran baru agar siswa juga tetap semangat belajar. Strategi mengajar yang tepat akan membuat siswa menyerap materi pembelajaran dengan optimal.

Lalu, bagaimana cara Bapak dan Ibu Guru untuk menentukan strategi yang efektif sesuai dengan kebutuhan siswa sekarang? Bagaimana pula peran strategi pembelajaran dalam sebuah proses pembelajaran? Yuk, simak caranya di sini.

Apa Itu Strategi Pembelajaran?

Menurut Haudi dalam buku Strategi Pembelajaran (2021), strategi pembelajaran adalah cara mengatur dan menggunakan seperangkat keterampilan peserta didik dalam mempelajari materi dan mencapai hasil yang diharapkan. 

Strategi ini fokusnya untuk bantu siswa lebih aktif dalam memilih teori untuk bantu mereka pecahkan masalah. Tentunya, bila Bapak dan Ibu Guru sudah dapat pola dan tujuan mengajar, proses mengajar-belajar pun jadi lebih efektif.

Sebab itu, strategi pembelajaran disebut berbeda dibandingkan cara pengajaran lainnya. Nah, strategi ini membutuhkan tiga unsur agar berhasil di antaranya teknik, metode, dan pendekatan pembelajaran. Supaya lebih memahami perbedaan istilah dalam cara mengajar, Bapak dan Ibu Guru bisa lihat ilustrasinya di bawah ini.

istilah strategi pembelajaran
Perbedaan istilah dalam cara mengajar. (Dok. Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran, 2017.)

Setiap unsur pembangun strategi pembelajaran memiliki perannya tersendiri dalam membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Tapi, setiap unsur itu tidak akan berjalan lancar tanpa adanya komponen pembelajaran.

Apakah Bapak dan Ibu Guru tahu apa saja komponen-komponen tersebut?

Baca Juga: Metode Mengajar yang Efektif Sesuai Kebutuhan Siswa

Mengenal Komponen Pembelajaran

Menurut Haudi (2021), komponen pembelajaran adalah bagian dari pembelajaran yang saling berhubungan satu sama lain. Setiap bagiannya mempunyai peran yang penting dalam proses belajar mengajar. Nah, Bapak dan Ibu Guru termasuk dari salah satu komponen ini lho.

Setidaknya, ada 5 komponen pembelajaran yang memungkinkan terlaksananya proses pendidikan, yaitu:

  1. Tujuan pembelajaran merupakan kompetensi yang berusaha dicapai oleh peserta didik. 
  2. Peserta didik, mereka yang mengikuti program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya di bawah bimbingan tenaga pendidik.
  3. Guru atau tenaga pendidik yang bertugas untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan mengevaluasi peserta didik.
  4. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, merupakan sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam setiap tingkatan.
  5. Interaksi antara peserta didik dan tenaga pendidik, karena proses pendidikan akan terjadi apabila ada interaksi antara komponen pembelajaran.

Nah, komponen pembelajaran ini saling terkait. Tentunya, Bapak dan Ibu Guru menjadi komponen utama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ya, enggak cuma periksa kurikulum saja, tetapi juga menentukan seberapa besar proses pembelajaran efektif. 

komponen pembelajaran
Setiap komponen pembelajaran saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Dok. Freepik)

Jadi, setelah menyusun rencana pembelajaran, Bapak dan Ibu Guru bisa langsung memberikan materi ke siswa agar mereka pelajari materinya. Di sinilah terjadi interaksi antara tenaga pendidik dan peserta didik hingga nantinya mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Selain mendukung terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif, sebagian komponen pembelajaran di atas juga menentukan strategi pembelajaran.

Sekarang, jenis strategi pembelajaran apa saja yang bisa Bapak dan Ibu Guru terapkan di kelas? Apa saja fungsi strategi pembelajaran yang ada?

Baca Juga: 6 Tips Membuat Pembelajaran Kreatif

Macam-Macam Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran terbagi ke dalam lima jenis, yaitu strategi pembelajaran langsung, tidak langsung, interaktif, eksperimen, dan mandiri. Di antara lima jenis ini, mungkin Bapak dan Ibu Guru paling sering mendengar pembelajaran langsung, karena menjadi teknik yang banyak digunakan.

macam strategi pembelajaran
5 macam strategi pembelajaran yang bisa Bapak dan Ibu Guru terapkan di kelas. (Arsip Zenius)

Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Strategi pembelajaran langsung kegiatannya berpusat di guru, seperti ceramah, demonstrasi, praktik dan latihan untuk menyampaikan materi. Semua pembahasan dan pembelajaran dapat dibahas pada tahap ini.

Nah, strategi ini cocok untuk mengembangkan keterampilan langkah per langkah. Biasanya, strategi ini sifatnya deduktif di mana materi umum diilustrasikan dengan contoh.

Meskipun kelihatannya mudah, strategi pembelajaran langsung butuh perencanaan yang lebih kompleks. Bapak dan Ibu Guru perlu menyusun cara agar siswa bisa tetap mengembangkan kemampuan komunikasinya, walaupun strategi ini bersifat satu arah.

Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)

Kebalikan dari pembelajaran langsung, strategi pembelajaran tidak langsung lebih fokus ke siswa. Contoh kegiatannya antara lain diskusi kelompok, penemuan ilmiah atau pembentukan konsep materi secara mandiri, dan pemecahan masalah.

Strategi ini memanfaatkan minat dan keingintahuan siswa, jadi keterlibatan mereka dalam proses pengamatan, penyelidikan, penarikan kesimpulan, dan pembentukan hipotesis lebih meningkat. 

Kalau kegiatan belajar mengajar fokusnya ke siswa, terus apa tugas Bapak dan Ibu Guru? Di strategi ini, Bapak dan Ibu Guru berperan sebagai fasilitator, pendukung, dan pemberi arahan.

Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)

Strategi pembelajaran interaktif menekankan proses belajar mengajar lewat diskusi antar peserta didik dan guru. 

Kegiatan ini memberikan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk merespon gagasan, pengalaman, dan pengetahuan. Ini bikin kemampuan sosial siswa juga terlatih, lho.

Serunya, Bapak dan Ibu Guru bisa mengadakan diskusi agar kelas lebih interaktif. Adanya diskusi ini bisa membuat siswa jadi punya ide baru untuk dikembangkan. Para siswa pun akan melatih dirinya untuk berpikir kritis. 

Strategi Pembelajaran Eksperimen (Experiential Learning)

Pembelajaran eksperimen atau pengalaman berpusat di peserta didik dan orientasinya pada aktivitas. Strategi ini sifatnya induktif, jadi pembelajaran dimulai dari pengalaman individu, lalu dirumuskan ke dalam materi.

Strategi pembelajaran eksperimen melatih peserta didik menggunakan logika berpikir untuk mengambil kesimpulan berdasarkan fakta, data, atau informasi yang terkumpul.

Sebab itu, pembelajaran eksperimen bisa dilihat sebagai siklus pembelajaran yang terdiri dari lima tahapan yaitu pengalaman, berbagi, menganalisis, menyimpulkan, dan mengaplikasikannya.

Strategi Pembelajaran Mandiri (Independent Study)

Strategi pembelajaran mandiri mengacu pada berbagai metode pembelajaran yang disediakan untuk mendorong pengembangan inisiatif siswa, kemandirian, dan pengembangan diri. Metode ini bikin siswa jadi mudah merencanakan dan mengatur cara belajar mereka.

strategi pembelajaran mandiri
Kemajuan teknologi mempermudah siswa untuk mendapatkan berbagai sumber materi dan melaksanakan pembelajaran mandiri. (Dok. Freepik)

Tapi, lantaran siswa yang mengatur proses belajarnya, Bapak dan Ibu Guru akan kesulitan melihat perkembangan belajar mereka. Begitu juga dengan siswa, mereka akan kesulitan untuk mengetahui konsep materi.

Tidak hanya lima jenis di atas, ada beberapa klasifikasi strategi pembelajaran lainnya. Menurut W. Gulo dalam Strategi Belajar Mengajar (2008), strategi pembelajaran bisa dikelompokkan ke dalam beberapa jenis. Apa saja itu?

Strategi Pembelajaran Berdasarkan Komponen Proses Pengajaran

Dilihat dari komponen yang paling banyak mendapatkan tekanan dalam proses pengajaran, strategi pembelajaran terdiri dari tiga macam, yaitu:

  1. Strategi pembelajaran yang berpusat pada guru.
  2. Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
  3. Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pengajaran.

Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pengolahan Materi

Berdasarkan pengolahan materi, strategi pembelajaran dibedakan ke dalam dua jenis yaitu:

  1. Strategi ekspositori, artinya guru mengolah secara tuntas materi sebelum disampaikan di kelas dan siswa hanya perlu menerima atau memahaminya.
  2. Strategi heuristik atau kuriorstik, artinya peserta didik mengolah materi berdasarkan arahan dari guru.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Karakteristik Peserta Didik

Strategi Pembelajaran Berdasarkan Cara Pengolahan Materi

Jika dilihat dari cara pengolahan atau memproses materi, strategi pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu:

  1. Strategi pembelajaran deduksi, yaitu materi diolah dari hal yang umum menuju ke yang khusus, atau dari hal-hal yang abstrak ke hal-hal yang konkret.
  2. Strategi pembelajaran induksi, yaitu proses pengolahan materi dari hal-hal yang khusus menuju ke yang umum, dari peristiwa yang bersifat individual menuju ke peristiwa yang sifatnya umum, atau dari pengalaman empiris yang individual menuju konsep yang bersifat umum.

Nah, itu tadi penjelasan tentang pengertian strategi pembelajaran, komponen, serta jenis-jenisnya. Setiap strategi pembelajaran terdapat kelemahan dan keunggulannya masing-masing, sehingga memilih strategi pembelajaran sangat ditentukan oleh tujuan dari pembelajaran Bapak dan Ibu Guru. Setelah menentukan tujuan, barulah Bapak dan Ibu Guru dapat bertanya pada diri sendiri:

“Lalu, apa strategi yang akan kamu lakukan untuk mencapai tujuannya?”

Nah, tentunya di masa pandemi COVID-19, salah satu tujuan penting yakni tidak terjadinya kasus penularan. Dari sejumlah strategi mengajar yang telah dipaparkan, Bapak dan Ibu Guru bisa meramu strategi pembelajaran di masa PTM yang terbaik bagi siswa. Simak beberapa di antaranya, sebagaimana dirangkum dari beberapa sumber. 

1. Pastikan kecukupan ruang terbuka
Untuk memastikan sirkulasi udara baik demi pencegahan paparan virus COVID-19, maka ruang kelas harus dibuat terbuka dan memiliki saluran udara yang memadai. Oleh karena itu, Bapak dan Ibu Guru perlu mengatur jarak duduk antarsiswa menjadi minimal 1,5 meter. Selain itu, Bapak dan Ibu Guru juga diharapkan dapat menyediakan peringatan jaga jarak di ruang kelas, kantin, tempat ibadah, lokasi antar/jemput, ruang pendidik, kantor dan tata usaha, perpustakaan, serta koperasi.

2. Menghindari multitasking dan gangguan eksternal
Multitasking, misalnya mengerjakan soal latihan sambil mendengarkan penjelasan dari Bapak dan Ibu Guru, dapat merusak ingatan dan aktivitas belajar siswa. Oleh karena itu, Bapak dan Ibu Guru harus mengatur suasana pembelajaran dengan gangguan sesedikit mungkin sehingga tidak membuat siswa multitasking.

3. Mendorong siswa untuk belajar dengan membuat kesalahan dan eksplorasi
Sering sekali, siswa-siswi Bapak dan Ibu Guru merasa takut untuk melakukan suatu kesalahan atau mengalami kegagalan. Padahal dengan melakukan kesalahan, suatu pembelajaran dapat menjadi lebih membekas karena siswa mendapatkan umpan balik secara langsung yang dapat membuatnya lebih baik ke depannya. Oleh karena itu, Bapak dan Ibu Guru perlu memotivasi siswa untuk bereksplorasi dan melakukan kesalahan sebanyak-banyaknya dalam proses belajar.

4. Membuat pelajaran menjadi untaian cerita
Dengan melibatkan cerita,  maka akan ada lebih banyak bagian otak siswa yang menjadi aktif, termasuk bagian-bagian yang mengelola sensasi, emosi, ingatan, dan abstraksi, sehingga siswa lebih terhubung dengan materi yang diajarkan. Jadi, daripada Bapak dan Ibu Guru hanya memberikan fakta-fakta dari pelajaran terkait, Bapak dan Ibu Guru dapat menceritakan kisah di balik fakta-fakta tersebut.

5. Menyiapkan kegiatan sebelum pembelajaran
Sebagaimana pemanasan sebelum kegiatan berolahraga dapat mempersiapkan tubuh untuk berkegiatan fisik lebih keras, siswa juga akan lebih mudah memproses informasi yang diberikan apabila otak mereka sudah melakukan pemanasan. Oleh karena itu, Bapak dan Ibu Guru dapat menyediakan kegiatan sebelum pembelajaran yang mempersiapkan siswa untuk memahami lebih mudah. Misalnya, dengan mengenal kosakata-kosakata teknis secara individual sebelum menerapkannya pada pembelajaran yang lebih luas.

6. Membuat kesan pertama yang baik

Kesan pertama yang siswa dapat pada hari pertama bertemu Bapak dan Ibu Guru di kelas sangat menentukan bagaimana persepsi mereka terhadap pelajaran yang diberikan oleh Bapak dan Ibu Guru sepanjang tahun. Oleh karena itu, berikan kesan baik di pertemuan pertama dengan menggunakan pakaian yang rapi dan kegiatan perkenalan yang menyenangkan.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk Bapak dan Ibu Guru dalam mengenal lebih dalam tentang strategi pembelajaran yang ada, dapat mengimplementasikan cara mengembangkan proses pembelajaran di kelas, serta menentukan strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

Jadi, apakah Bapak dan Ibu Guru sudah tahu mana strategi pembelajaran yang akan digunakan di masa PTM ini?

Untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar, Bapak dan Ibu Guru bisa memanfaatkan Zenius untuk Guru dalam penyampaian materi dan proses penilaian. 

Ada ribuan video materi dan latihan soal yang bisa dibagikan ke siswa melalui LMS (Learning Management System) ZenRu atau aplikasi Zenius. Bagaimana caranya? Cari tahu selengkapnya melalui video di bawah ini ya, Bapak dan Ibu Guru!

LMS ZenRu

Referensi

Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran (2017)

Strategi Pembelajaran – Haudi (2021)

Konsep dan Strategi Pembelajaran – Suvriadi Panggabean, dkk (2021)

Strategi Belajar Mengajar – W Gulo (2008)

What is a Learning Strategy? – Cambrian College (2019)

SLRC. PEN Principles. Diakses dari: https://www.slrc.org.au/resources/pen-principles/ 

Kemdikbud. (2021). Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran PAUDDIKDASMEN Di Masa Pandemi COVID-19. Diakses dari: https://spab.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2021/06/Panduan_Penyelenggaraan_Pembelajaran_di_Masa_Pandemi_1_Juni_2021.pdf 

Baca Juga Artikel Lainnya

Metode Flipped Learning untuk Melatih Kemandirian Siswa

Mengenal Metode Project Based Learning

Learning Loss, Kemunduran dalam Proses Belajar Siswa

Originally published: January 5, 2022

Updated by: Farah Nuraiman Hartono (Kampus Merdeka intern)

 

Bagikan Artikel Ini!