biografi abraham maslow

Biografi Abraham Maslow, Pencetus Teori Hierarki Kebutuhan Manusia

“Duh, hari ini lagi kepingin banget makan es krim, deh.”

“Kayaknya ayam geprek enak juga, nih”

“Lihat orang pada bucin, jadi kepingin punya ayang juga ….”

Kalau melihat dialog di atas, ada yang pernah ngerasa relate, nggak? Rasanya kita suka tiba-tiba kepikiran sama sesuatu yang tanpa sadar bukan cuma sekadar kita inginkan aja, tetapi juga kita butuhkan.

Contohnya sesimpel kepingin beli makanan, deh. Karena setiap makhluk hidup nyatanya butuh makan bukan cuma buat mengenyangkan perut aja, tetapi juga supaya mengembalikan energi yang hilang dari tubuh. Bayangkan kalau elo nggak makan seharian, pasti rasanya lemas, kan?

Nah, elo tahu nggak kalau kebutuhan-kebutuhan manusia yang kayak gini ternyata sampai ada teorinya, lho! Yes, teorinya itu namanya Hierarchy of Needs atau teori Hierarki Kebutuhan Manusia. Teori ini dicetuskan oleh seorang psikolog asal Amerika bernama Abraham Maslow.

Di artikel kali ini, gue mau ngajak elo buat ngebahas biografi Abraham Maslow ini mulai dari awal kehidupannya sampai ia mencetuskan teori Hierarki Kebutuhan Manusia yang bisa dibilang masih relevan sampai hari ini.

Gue juga bakal menjelaskan bagaimana perkembangan teori Abraham Maslow ini dan dampaknya dalam kehidupan kita sehari-hari!

Penasaran, nggak? Langsung aja cari tempat duduk yang nyaman, siapin cemilan, dan baca artikel ini sampai habis, ya!

Siapa Itu Abraham Maslow?

Supaya elo dapat gambaran tentang siapa itu Abraham Maslow, gue mau kasih deskripsi singkat dulu tentang dia, nih, sebelum kita masuk ke biografi dan teori Hierarki Kebutuhan Manusia yang ia cetuskan.

Melansir dari Britannica Encyclopedia, Abraham Maslow adalah seorang psikolog dan filsuf asal Amerika Serikat, yang namanya mulai lebih dikenal lagi setelah dirinya mengembangkan teori psikologi yang dinamakan teori Hierarki Kebutuhan Manusia.

Teori miliknya ini eksis banget, lho. Bisa dibilang, teori miliknya ini merupakan salah satu teori motivasi diri yang paling terkenal. Inti dari teori Hierarki Kebutuhan Manusia yaitu semua tindakan yang kita lakukan dimotivasi oleh kebutuhan fisiologis tertentu.

Penggambaran teorinya juga seru banget nih, Sobat Zenius. Abraham Maslow menggambarkan teorinya menggunakan piramida yang disebut sebagai ‘piramida kebutuhan’. Kayak gimana tuh maksudnya?

Tenang … gue bakal menjelaskan teorinya setelah kita masuk ke biografi Abraham Maslow di bawah ini.

Baca Juga: Riwayat Hidup Osama bin Laden hingga Hari Kematiannya

Biografi Abraham Maslow

Nah, tadi kita udah kenalan sedikit sama Abraham Maslow. Sekarang gue mau lanjut ngajak elo buat kenalan lebih dalam lagi sama dia sebelum kita masuk membahas tentang teorinya.

Kayak yang udah sempat gue mention di atas, Abraham Maslow merupakan seorang psikolog dan filsuf asal Amerika Serikat. Jadi, dia memang lahir di Amerika Serikat, tepatnya di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908.

Wah, ternyata Abraham Maslow tempat lahirnya sama kayak Captain America, nih. Sama-sama di Brooklyn! Hehehe ….

Oke, lanjut! Kalau ngomongin masa kecilnya, Maslow merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Orang tuanya merupakan orang Yahudi yang pada saat itu bermigrasi dari Rusia ke Amerika.

Sejak kecil, Maslow ini bukan tipe anak yang suka banyak main. Bahkan, melansir dari Very Well Mind, Maslow menggambarkan kalau masa kecilnya itu nggak bahagia karena ia suka merasa kesepian. Karena itu, dia jadi lebih suka menghabiskan waktunya buat membaca buku-buku di perpustakaan.

Sebelum akhirnya terjun ke bidang psikologi, ternyata Maslow awalnya kuliah belajar hukum di City College of New York (CCNY), lho. Barulah setelah menemukan ketertarikannya sama dunia psikologi, ia meneruskan pendidikannya untuk belajar psikologi di University of Wisconsin.

Di kampus tersebut Maslow bertemu dengan Harry Harlow, seorang psikolog Amerika yang terkenal karena serangkaian eksperimennya yang kontroversial berkaitan tentang efek pemisahan ibu dan isolasi sosial pada monyet. Pada saat itu, Harlow merupakan mentor dan penasihat doktoral Maslow.

Setelah lulus dan mendapatkan gelar sarjana (S1), Abraham Maslow nggak berhenti sampai situ aja, nih. Ia meneruskan pendidikannya sampai mendapatkan gelar magister (S2) dan doktor (S3) di kampus yang sama yaitu University of Wisconsin.

Punya modal yang cukup untuk berkarier, Maslow memutuskan untuk mengajar di Brooklyn College pada tahun 1937 dan terus mengajar di sana sampai tahun 1951. Selama mengajar pemikiran Maslow sangat dipengaruhi oleh seorang psikolog bernama Gestalt Max Wertheimer dan antropolog bernama Ruth Benedict.

Maksudnya gimana, tuh? Jadi, Maslow percaya kalau mereka merupakan orang-orang yang luar biasa, sampai-sampai membuat dirinya tertarik buat menganalisis dan mencatat perilaku mereka. Nah, dari hasil analisis inilah yang menjadi dasar teori dan penelitiannya tentang potensi manusia.

Masih di tahun 1951, tepatnya setelah ia berhenti mengajar di Brooklyn College, Maslow menjadi kepala departemen psikologi di Brandeis University yang berlokasi di Waltham, Massachusetts sampai tahun 1969.

Abraham Maslow wafat pada usia 62 tahun, tepatnya pada 8 Juni 1970 di California, Amerika Serikat akibat serangan jantung.

Semasa hidupnya, Maslow membuat sejumlah kontribusi penting dalam bidang psikologi, termasuk teori Hierarki Kebutuhan Manusia yang bakal kita bahas setelah ini.

Selain itu, Maslow memengaruhi cara pandang kita melihat kesehatan mental dalam karyanya. Hal ini dilakukan melalui pemikirannya yang mengalihkan fokus untuk melihat sisi positif dari kesehatan mental, alih-alih berfokus pada aspek sifat manusia yang dianggap tidak normal seperti kebanyakan psikolog pada masa itu.

Hingga hari ini, Abraham Maslow dikenang sebagai salah satu psikolog paling berpengaruh di abad ke-20.

Baca Juga: Biografi Nicolaus Copernicus, Ahli Astronomi Pencetus Teori Heliosentris

Teori Hierarki Kebutuhan Manusia

Penasaran nggak, sih, memangnya seperti apa teori Abraham Maslow sampai dirinya dikenang sebagai salah satu psikolog paling berpengaruh di dunia?

Sekarang gue mau ajak elo buat mengikuti perjalanan Maslow sampai tercipta teori Hierarchy of Needs atau Hierarki Kebutuhan Manusia yang masih terus eksis sampai hari ini.

Konsep dari teori Hierarki Kebutuhan Manusia ini pertama kali muncul dalam makalahnya yang berjudul A Theory of Human Motivation (1943). Konsep ini kembali muncul dengan lebih lengkap dalam buku yang ditulis oleh Maslow, Motivation and Personality (1954).

Apa sih yang sebenarnya dibahas dalam teori ini?

Hierarki Kebutuhan Manusia merupakan teori psikologi yang menjelaskan tentang bagaimana manusia hidup dengan motivasi yang sifatnya positif, sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Simpelnya, Harlow menekankan kalau manusia dimotivasi untuk memenuhi kebutuhannya secara hierarki.

Salah satu hal yang unik dari teori ini yaitu ketika kebanyakan psikolog fokus pada perilaku manusia yang bermasalah, Maslow justru lebih tertarik untuk mempelajari apa aja yang membuat seseorang bahagia dan hal-hal apa yang mereka lakukan buat mencapai tujuan tersebut.

Sebagai seorang psikolog Maslow percaya bahwa seseorang memiliki keinginan bawaan mengaktualisasikan diri (self-actualization) untuk berkembang. Namun, untuk mencapai tujuan akhir itu, sejumlah kebutuhan yang lebih mendasar harus dipenuhi terlebih dahulu. Ini termasuk kebutuhan akan fisiologis (physiological), keamanan (safety), cinta (love and belonging), dan harga diri atau penghargaan (esteem).

Maslow percaya bahwa kebutuhan ini mirip dengan naluri dan memainkan peran utama dalam memotivasi perilaku untuk melakukan sesuatu. Nah, supaya elo lebih kebayang, coba lihat lima tingkat Hierarki Kebutuhan Manusia yang dicetuskan oleh Maslow di bawah ini.

Gimana cara membaca piramidanya? Jadi, kebutuhan manusia sesuai dari piramida di atas bergerak dari bawah ke atas. Supaya lebih paham maksudnya, gue bakal jelasin satu-satu di bawah ini, ya!

Physiological Needs (Kebutuhan Fisiologis)

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar. Ini juga alasan kenapa kebutuhan ini ditempatkan di piramida paling bawah. Seperti yang kita tahu, manusia butuh memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Inilah yang dimaksud dengan kebutuhan fisiologis.

Maslow menganggap kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan manusia yang paling esensial. Ibaratnya, seseorang akan cenderung mencoba memenuhi kebutuhan fisiologis mereka terlebih dahulu sebelum kebutuhan lainnya. Contohnya elo merasa lapar banget, hal pertama yang elo lakukan tentu mencari makan, kan? Atau misalnya, pas elo merasa ngantuk, elo bakal mencoba buat tidur.

Safety Needs (Kebutuhan Rasa Aman)

Setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, kebutuhan berikutnya adalah rasa aman atau kebutuhan untuk berada di lingkungan yang aman. Kebutuhan akan rasa aman biasanya mulai terlihat sejak masa kanak-kanak, karena anak-anak memiliki kebutuhan akan lingkungan yang aman dan biasanya lebih cepat bereaksi dengan rasa takut atau cemas ketika hal ini nggak terpenuhi.

Maslow menunjukkan kalau kebutuhan keamanan lebih jelas dalam situasi darurat (misalnya perang dan bencana), tetapi kebutuhan ini juga dapat menjelaskan mengapa seseorang cenderung lebih menyukai sesuatu yang udah familiar sama dirinya. Misalnya elo merasa lebih aman kalau menyimpan uang di bank, ini salah satu contoh kebutuhan rasa aman elo terpenuhi dengan sesuatu yang udah familiar di lingkungan sekitar.

Love & Belonging Needs (Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki)

Nah, yang ketiga ini menarik banget, yaitu kebutuhan cinta dan rasa memiliki. Maksudnya di sini, hierarki melibatkan perasaan dicintai dan diterima. Tapi, yang dimaksud cinta di sini bukan cuma sama pasangan, lho. Ikatan ini juga bisa didapatkan dari hubungan pertemanan maupun keluarga.

Yang penting, menurut Maslow, kebutuhan ini mencakup perasaan dicintai dan perasaan cinta terhadap orang lain.

Esteem Needs (Kebutuhan Harga Diri/Penghargaan)

Kebutuhan harga diri atau penghargaan di sini melibatkan keinginan untuk merasa baik tentang diri kita sendiri. Menurut Maslow, kebutuhan ini mencakup dua komponen. Komponen pertama, melibatkan perasaan percaya diri dan perasaan baik tentang diri sendiri. Sedangkan komponen yang kedua melibatkan perasaan di mana seseorang merasa dihargai oleh orang lain.

Ketika kebutuhan harga diri atau mendapatkan penghargaan seseorang terpenuhi, maka rasa percaya dirinya akan meningkat dan melihat kontribusi serta pencapaian mereka sebagai sesuatu yang berharga dan penting. Namun, ketika kebutuhan ini nggak terpenuhi, mereka mungkin bisa mengalami low self-esteem atau hilangnya kepercayaan diri.

Self-actualization Needs (Kebutuhan Aktualisasi Diri)

Kebutuhan yang berada di puncak piramida teori Hierarki Kebutuhan Manusia adalah kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mengacu pada perasaan ketika seseorang merasa kebutuhannya udah terpenuhi dan hidupnya udah sesuai sama potensi dirinya.

Aktualisasi diri ini nggak sama antara satu individu dengan individu lainnya, lho. Misalnya, elo merasa puas ketika bisa membantu orang lain, tapi ada juga yang merasa puas karena berhasil mendapatkan pencapaian di bidang akademis.

Pada dasarnya, aktualisasi diri berarti perasaan ketika elo melakukan apa yang elo yakini harus dilakukan.

Nah, kalau melihat penjelasannya, kebutuhan manusia ini juga berbeda antara satu dengan yang lainnya, ya. Ternyata dalam bidang ekonomi, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi kebutuhan manusia dan ada penjelasan menarik di balik hal tersebut, lho.

Penasaran, nggak, kenapa kebutuhan elo sama kebutuhan orang lain itu berbeda? Langsung aja kepoin penjelasan lengkapnya di video materi belajar Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan dengan klik banner di bawah ini, yuk!

Baca Juga: Perjalanan Stephen Hawking Mengungkap Misteri Lubang Hitam

Perkembangan dan Pengaruh Hierarki Kebutuhan Maslow

Sekarang kita udah dapat gambaran tentang teori Hierarki Kebutuhan Manusia yang dicetuskan oleh Abraham Maslow. Tapi, rasanya kurang lengkap kalau kita nggak membahas lebih dalam tentang teori ini dan seperti apa perkembangannya sampai sekarang.

Sejak teori Abraham Maslow muncul, teorinya nggak berhenti sampai di situ aja, lho. Para peneliti (yang merupakan psikolog) juga terus mengeksplorasi teori tersebut dan menghubungkannya dengan kepribadian manusia.

Contohnya tuh kayak mencari tahu bagaimana kebutuhan cinta dan rasa memiliki dampak pada kesejahteraan hidup seseorang. Misalnya, seperti apa kebutuhan ini bisa membuat seseorang merasa memiliki koneksi sosial terkait dengan kesehatan fisik yang lebih baik.

Nggak cuma itu, mereka juga mengeksplorasi bagaimana kalau kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan oleh Maslow nggak terpenuhi. Maksudnya di sini ketika kebutuhan nggak terpenuhi, apakah hal tersebut akan membuat seseorang merasa terisolasi hingga memiliki konsekuensi negatif bagi kesehatan dan kesejahteraan hidupnya.

Selain itu, seiring berjalannya waktu, teori Hierarki Kebutuhan Manusia juga semakin dipertanyakan. Melansir dari Forbes, ada sebuah artikel menarik dengan judul Social Networks: What Maslow Misses (2011) yang ditulis oleh Pamela Rutledge dalam Psychology Today.

Di dalam artikel tersebut, Rutledge mengatakan kalau kebutuhan manusia nggak akan bisa terpenuhi tanpa adanya kerja sama, terlebih lagi manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi antara satu sama lain.

Apalagi dalam teorinya, Maslow membentuk struktur hierarki yang berupa piramida. Tingkatan ini dianggap mirip seperti ketika sedang bermain game, di mana elo harus bisa menyelesaikan satu level untuk bisa naik ke level selanjutnya.

Rutledge juga mengatakan kalau kebutuhan manusia itu nggak hierarki, tapi lebih rumit dari itu. Ibaratnya, kebutuhan merupakan suatu hal yang sifatnya dinamis dan interaktif. Hal ini tentu sangat berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk membangun hubungan sosial.

Maka dari itu, menurut Pamela Rutledge, teori ini dirasa perlu diperbaiki supaya bisa cocok dengan pemikiran orang di zaman sekarang.

Contohnya tuh kayak gini … dalam teori Hierarki Kebutuhan Manusia, rasa cinta dan memiliki berada di aktivitas kebutuhan tingkat ketiga yang bisa didapatkan setelah elo berhasil memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Tapi menurut Rutledge, rasa cinta dan memiliki memang pada dasarnya sesuatu yang mendorong perilaku manusia.

Sistem kebutuhan manusia yang dituliskan oleh Maslow sebenarnya berbeda pada setiap individu dan bergantung pada kemampuan seseorang untuk membangun hubungan dengan orang lain. Contohnya, ketika kita memiliki hubungan baik dengan lingkungan sekitar, maka rasa aman akan mengikuti.

Selain itu, ada juga anggapan yang mengatakan kalau seandainya seseorang nggak menemukan apa yang benar-benar membuat dirinya merasa puas, walaupun sebenarnya orang tersebut sedang hidup dengan keadaan yang baik-baik saja, apa hal tersebut nggak bisa dikatakan sebagai kalau orang itu udah mencapai tahap aktualisasi diri?

Meskipun banyak pertanyaan yang muncul terkait dengan tingkatan kebutuhan dari teori Abraham Maslow, teori Hierarki Kehidupan Manusia yang dicetuskan Abraham Maslow ini cukup memengaruhi kehidupan kita, lho. Teori ini seakan menjadi sebuah motivasi yang membuat kita memiliki goals atau tujuan supaya bisa memiliki hidup yang menyenangkan dan memuaskan.

Contohnya di dalam kehidupan pribadi elo, deh. Teori Hierarki Maslow bisa menjadi acuan ketika elo merasa ada sesuatu yang ‘kurang’. Elo bisa melihat lima kebutuhan dari teori Maslow dan coba evaluasi diri mengacu dari lima kebutuhan tersebut. Siapa tahu elo bisa menemukan apa yang memang elo cari di piramida kebutuhan tersebut.

Teori Hierarki Kebutuhan Manusia ini juga ternyata cocok di organisasi dan pekerjaan, lho. Apalagi kalau elo merupakan seorang leader atau pemimpin, teori ini bisa sangat berguna buat memastikan kalau elo udah memenuhi kebutuhan orang-orang yang elo pimpin.

Karena elo memegang jabatan tertinggi, elo harus memperhatikan apakah segala kebutuhan dari anggota lainnya udah terpenuhi atau belum. Contohnya apakah orang yang elo pimpin merasa aman untuk bekerja di bawah kepemimpinan elo? Atau apakah orang tersebut merasa dihargai ketika mengemukakan ide dan pendapatnya?

Hal-hal kayak gitu mungkin terlihat ‘simpel’, tetapi, kalau kebutuhan itu nggak terpenuhi, organisasi yang elo pimpin bisa jadi kurang efektif karena anggota merasa nggak puas dengan pemimpinnya sendiri.

Baca Juga: Christopher Columbus: Penemu Benua Amerika, Memang Iya?

Teori ini mungkin terlihat baru buat elo, tapi tanpa disadari sebenarnya kita juga relate sama apa yang tertulis di piramida Hierarki Kebutuhan Manusia yang udah dibahas tadi.

Ya … walaupun teori ini memunculkan kritik dan dituntut untuk berkembang seiring berjalannya waktu, tapi buah pikir Abraham Maslow ini tetap memiliki kontribusi yang besar dalam dunia psikologi.

Kalau elo sendiri, apakah ngerasa cocok sama kebutuhan-kebutuhan yang ditulis dalam teori Abraham Maslow? Coba bagikan pendapat elo tentang teori ini di kolom komentar, yuk!

Abraham Maslow | Biography, Books, Hierarchy of Needs, & Facts – Britannica Encyclopedia
Abraham Maslow’s Life and Legacy – Very Well Mind (2020)
Maslow’s Hierarchy of Needs Explained – ThoughtCo (2020)
The 5 Levels of Maslow’s Hierarchy of Needs and How they Affect Your Life – Oxford Royale Academy
What Maslow Missed – Forbes (2012)

Bagikan Artikel Ini!