Sejarah dan 5 Penyebab Runtuhnya Uni Soviet

Sejarah dan 5 Penyebab Runtuhnya Uni Soviet

Mengulas tentang bagaimana sejarah runtuhnya Uni Soviet, apa saja penyebabnya, dan proses terjadinya seperti apa. Yuk, cari tahu di sini!

Elo tahu nggak contoh negara komunis yang saat ini masih ada di dunia?

View Results

Loading ... Loading ...

Contoh negara komunis yang saat ini masih ada adalah negara Korea Utara, Vietnam, Laos, Kuba, dan China, Sobat. Di antara ketiga negara tersebut, negara China merupakan negara terbesar dengan luas sekitar 9,7 juta km persegi (Detik Edu, 2022). 

Tapi, ternyata itu nggak ada apa-apanya dengan luas negara Uni Soviet yang saking luasnya sampai mencakup 11 zona waktu yang berbeda-beda. Menurut Encyclopedia Britannica, luas Uni Soviet sampai 22,4 juta km persegi, hampir dua setengah kali nya luas negara China, lho.

Ilustrasi luas Uni Soviet (Dok. Ssolbergj via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0)
Ilustrasi luas Uni Soviet (Dok. Ssolbergj via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0)

Kok, bisa ya? 

Jadi, sebenarnya Uni Soviet ini terbentuk karena adanya Revolusi Rusia pada tahun 1917, yang mengakhiri masa kekaisaran dan digantikan dengan partai komunis Uni Soviet.

Dari situ, munculah beberapa jenis republik yang kemudian menggabungkan diri membentuk apa yang kita sebut Union of Soviet Socialist Republics (USSR) atau Uni Soviet. Republik itu terdiri dari 15 republik yang menggabungkan diri, yaitu Rusia, Ukraina, Georgia, Belarusia, Uzbekistan, Armenia, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Turkmenistan, Tajikistan, Latvia, Lithuania, dan Estonia (Nansy, 2020). 

Jadi, kalau ada yang bertanya “Uni Soviet itu apa sih?” Jawabannya, Uni Soviet merupakan gabungan dari Eropa Timur, Asia Utara, dan Asia Tengah,dan menjadi negara dengan wilayah terluas di dunia.

Ilustrasi gabungan Eropa Timur, Asia Utara, dan Asia Tengah (Dok. User:ZeppelinXanadu2112 via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0)
Ilustrasi gabungan Eropa Timur, Asia Utara, dan Asia Tengah (Dok. User:ZeppelinXanadu2112 via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0)

Bagaimana Uni Soviet saat ini?

Sayangnya, setelah mengalami kejayaan selama beberapa dekade, negara ini melemah hingga menyebabkan keruntuhan 69 tahun kemudian. 

Apa sih penyebab runtuhnya Uni Soviet? Yuk, simak 7 penyebabnya di bawah ini ya!

Baca Juga

Paham Komunisme itu Gimana sih?

Infografis: Fakta Rusia Jadi Salah Satu Negara Terkuat di Dunia

Nasionalisme yang Lemah 

Seperti yang elo ketahui, negara ini berawal dari banyak sekali negara yang bergabung menjadi satu. Elo bisa bayangkan keberagaman budaya dan adat yang ada dalam negara gabungan itu. 

Keberagaman memang indah, tapi kalau tidak ada rasa persatuan yang kuat, maka bisa berujung pada konflik-konflik yang tidak diinginkan. Bahkan, di negara yang luas-nya tidak sampai seperempatnya saja, isu-isu keberagaman masih sering terjadi. Apa lagi di negara yang luasnya seperenam dunia itu. 

Dalam karya tulis yang berjudul Nationalism and the Collapse of Soviet Communism, oleh Mark R. Beissinger (2009) juga diceritakan bagaimana halaman depan surat kabar saat itu dipenuhi dengan berita-berita konflik sosial. Contohnya adalah konflik perbatasan negara Estonia dan Rusia dan kasus diskriminasi orang berbahasa Rusia di Ukraina.

Ilustrasi nasionalisme (Arsip Zenius)
Ilustrasi nasionalisme (Arsip Zenius)

Rendahnya rasa nasionalisme masyarakat pun membuat perpecahan di antara negara-negara bagian Uni Soviet hingga menyebabkan runtuhnya Uni Soviet. 

Keadaan Ekonomi 

Uni Soviet sempat menganut sistem ekonomi sentral sosialis-komunis hampir selama masa sebelum keruntuhannya. Sistem ini menempatkan pemerintah sebagai pemegang kuasa tunggal atas perekonomian dan industri negara.

Seperti melansir BBC (2021), hal itu ditunjukan dengan tidak adanya usaha-usaha yang bisa dilakukan oleh pihak swasta. Semuanya diatur oleh negara, seperti jumlah produksi barang, jumlah biaya, hingga kapan produksi dilakukan. 

Ilustrasi pemimpin mengatur perekonomian (Arsip Zenius)
Ilustrasi pemimpin mengatur perekonomian (Arsip Zenius)

Walaupun sebenarnya sistem itu diharapkan membawa efisiensi dan keadilan, tapi pada kenyataannya justru membawa kekecewaan masyarakat karena justru sering kekurangan bahan pokok karena produksi yang kurang.

Lebih lagi, Uni Soviet terkenal sebagai negara pertama yang mengirimkan manusia ke luar angkasa hingga memiliki gudang senjata nuklir. Akan tetapi pembiayaan semua itu justru semakin menggerus perekonomian hingga menyebabkan sebagian besar masyarakatnya kehilangan harta karena kebijakan moneter saat itu.

Ilustrasi Yuri Gagarin, manusia pertama yang mengorbit bumi di misi Uni Soviet (Dok. Минобороны РФ via https://creativecommons.org/licenses/by/4.0)
Ilustrasi Yuri Gagarin, manusia pertama yang mengorbit bumi di misi Uni Soviet (Dok. Минобороны РФ via https://creativecommons.org/licenses/by/4.0)

Beban Masalah Luar Negeri 

Selain masalah sosial dan ekonomi yang terjadi di dalam negeri, runtuhnya Uni Soviet juga disebabkan oleh masalah dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Afghanistan.

Uni Soviet tidak akur dengan Amerika Serikat mulai dari persaingan ideologi, berlomba-lomba dalam kemajuan senjata nuklir hingga perang dingin yang berlangsung sekitar setengah abad lamanya.

Ilustrasi rudal balistik milik Uni Soviet (Dok. Central Intelligence Agency via Public Domain)
Ilustrasi rudal balistik milik Uni Soviet (Dok. Central Intelligence Agency via Public Domain)

Dengan Afghanistan sendiri Uni Soviet sendiri sebenarnya memulai hubungan dengan baik. Akan tetapi seperti yang dilaporkan oleh Kompas.com (2021), seiring terjadinya Perang Dingin dan permasalahan ideologi yang terjadi di Afghanistan, Soviet pun melakukan invasi ke negara itu hingga menewaskan presidennya, Hafizullah Amin.

Ilustrasi tahap pertama penarikan pasukan Uni Soviet dari Afghanistan (Dok Yuriy Somov via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0)
Ilustrasi tahap pertama penarikan pasukan Uni Soviet dari Afghanistan (Dok Yuriy Somov via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0)

Perang yang menghabiskan dana besar pun berlangsung selama 10 tahun, namun berakhir dengan kekalahan dan memunculkan Taliban.

Lalu, karena kebebasan pers mulai terbuka di masa pemerintahan Mikhail Gorbachev, suara-suara yang menentang perang dengan Afghanistan pun mulai bermunculan, apalagi dari negara-negara bagian dari Asia Tengah yang merasa dekat secara etnis dan agama. 

Perpecahan dan gerakan-gerakan separatis pun kian bermunculan dari Moskow, Ukraina, hingga munculnya deklarasi kemerdekaan dari negara-negara Baltik (Latvia, Lithuania, dan Estonia) di tahun 1990.

Baca Juga 

Usai Tragedi 9/11, Mengapa AS Menyerbu Afghanistan?

Leonid Brezhnev, Pemimpin Uni Soviet yang Mengirim Pasukannya ke Afghanistan

Tujuan dan Negara Anggota Pakta Warsawa – Materi Sejarah Kelas 12

Insiden Nuklir Chernobyl

Ketika Mikhail Gorbachev baru memimpin kurang lebih selama setahun, terjadi kebocoran reaktor nuklir pembangkit listrik Chernobyl pada 26 April 1986. Menurut laporan dari National Geographic (2019), insiden tersebut merupakan ledakan nuklir terparah sepanjang sejarah. 

Ilustrasi insiden Chernobyl 1986 yang menyebabkan runtuhnya uni soviet (Dok. Joker345 via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)
Ilustrasi insiden Chernobyl 1986 (Dok. Joker345 via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)

Zona pembangkit listrik itu pun diperkirakan tidak dapat ditinggali lagi sampai 20 ribu tahun lamanya. Negara-negara lain di Eropa Barat, Skandinavia, dan Swedia pun ikut terdampak beberapa hari setelah kejadian.

Sayangnya, saat itu Uni Soviet menutup-nutupi kebenaran tentang kebocoran dan tingkat bahayanya baik dari negara lain maupun masyarakatnya sendiri Sampai-sampai Gorbachev  menyatakan bahwa berita yang dibuat negara Barat adalah berita bohong. Namun tentunya hal ini tak dapat ditutupi karena negara-negara lain pun turut merasakan dampak pencemarannya.

Akibat sikap Uni Soviet yang menutup-nutupi kebenaran itu, negara-negara lain pun jadi geram dan tidak lagi menaruh kepercayaan pada negara itu.

Ilustrasi Uni Soviet 1986 (Dok. Vyacheslav Argenberg via https://creativecommons.org/licenses/by/4.0)
Ilustrasi Uni Soviet 1986 (Dok. Vyacheslav Argenberg via https://creativecommons.org/licenses/by/4.0)

Forbes (2021), menyatakan bahwa kejadian itu tidak hanya menelan korban jiwa yang tak terhitung jumlahnya namun juga mematikan sistem pemerintahan di Uni Soviet. Bahkan melansir Encyclopedia Britannica, Gorbachev sendiri menyatakan bahwa peristiwa ledakan itu merupakan penyebab utama runtuhnya Uni Soviet.

Selain hilangnya kepercayaan negara-negara lain, pemerintahan Uni Soviet juga kehilangan kepercayaan rakyatnya sendiri. Seperti yang dilansir oleh BBC, masyarakat tidak lagi percaya kalau Gorbachev bisa mewujudkan reformasinya karena sistem Uni Soviet yang berjalan sudah dinilai korup dan gagal.

Kekesalan masyarakat pun kian memuncak. Puluhan ribu demonstran mulai beraksi di bawah naungan gerakan hijau atau green movement untuk mengutarakan kekecewaan mereka. Negara bagian Ukraina dan Belarusia, negara yang paling terdampak kebocoran nuklir pun mulai menyerukan gerakan kemerdekaan negara mereka masing-masing.

Semenjak itu baik kehidupan sosial, ekonomi, dan politik Uni Soviet pun kian melemah secara drastis.

Kebijakan Glasnost dan Perestroika Mikhail Gorbachev

Ilustrasi Mihail Gorbachev (Dok. Maxim Kuznetsov via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)
Ilustrasi Mihail Gorbachev (Dok. Maxim Kuznetsov via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)

Mikhail Gorbachev merupakan pemimpin terakhir Uni Soviet sebelum akhirnya resmi runtuh pada 31 Desember 1991.

Sebelum Gorbachev memimpin, Uni Soviet memang sudah menuju ambang batas kehancuran. Awalnya, kepemimpinan Gorbachev dipandang sebagai harapan baru Uni Soviet untuk keluar dari krisis sosial dan ekonomi yang sedang dialami.  

Gorbachev mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru seperti Glasnost tentang kebebasan berpendapat, perestroika tentang rekonstruksi ekonomi yang tidak lagi terpusat, democratizatsia tentang pemberian otonomi pada negara-negara bagian, dan Zakonost tentang penegakan hukum yang seadil-adilnya.

Ilustrasi buruh dan slogan mempercepat demokrasi dan glasnost (Dok. USSR Post via Public Domain)
Ilustrasi buruh dan slogan mempercepat demokrasi dan glasnost (Dok. USSR Post via Public Domain)

Walaupun kebijakan itu sebenarnya memiliki tujuan baik, tapi tidak bisa dipungkiri terdapat konsekuensi yang pahit dibaliknya, yang mengarah ke runtuhnya Uni Soviet. Mulai dari banyaknya gerakan protes masyarakat karena mengetahui keburukan negara nya selama ini.

Kekacauan itu pun mendorong Gorbachev untuk melepaskan kekuasaannya pada 25 Desember 1991, enam hari sebelum Uni Soviet resmi dinyatakan runtuh. 

Kalau elo ingin tahu lebih banyak nih tentang kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Mikhail Gorbachev, bagaimana kebijakan itu berkontribusi besar dalam keruntuhan Uni Soviet, dan kisah hidup Gorbachev yang memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian, elo bisa cek artikel Zenius yang berjudul Mikhail Gorbachev: Pemimpin Terakhir Uni Soviet Sekaligus Bintang Iklan Pizza Hut ini ya.

Penutup 

Setelah runtuhnya Uni Soviet, Perang Dingin pun berakhir. Menjadikan Amerika Serikat negara adidaya satu-satunya di dunia. Selain itu, negara-negara yang memisahkan diri dari Uni Soviet pun akhirnya mendapatkan kebebasan dan jati diri masing-masing.

Namun keruntuhan ini juga melemahkan negara-negara komunis lainnya karena tidak lagi mendapatkan dukungan dari Uni Soviet. Hingga saat ini seperti yang dilaporkan CNN (2022) tinggal 5 negara, yang tadi gue sebutkan di awal saja yang masih menganut paham komunis.

Referensi

15 Negara Terbesar di Dunia, 11% Daratan Dunia Milik Rusia – Detik Edu (2022)

5 Negara Komunis Terakhir di Dunia, Sebagian Besar Ada di Asia – CNN Indonesia (2022)

Chernobyl disaster facts and information – National Geographic (2021, May)

How Chernobyl shook the USSR – BBC (2016)

How The Chernobyl Nuclear Disaster Shaped Russia And Ukraine’s Modern History – Forbes (2021)

Kisah Perang: Invasi Soviet ke Afghanistan yang Berujung Lahirnya Taliban – Kompas.com (2021)

Mikhail Gorbachev: Pemimpin Terakhir Uni Soviet Sekaligus Bintang Iklan Pizza Hut –  Zenius (2021)

Momen saat Uni Soviet, blok komunis kuat, runtuh 30 tahun lalu: Penyebabnya dari kepemimpinan Mikhail Gorbachev sampai kekecewaan warga – BBC News (2021)

Nationalism and the Collapse of Soviet Communism – Mark R. Beissinger (2009)

Perang Uni Soviet-Afganistan, Awal Kisah Perlawanan Taliban – National Geographic (2021)

The Soviet-American Conflict: A Strange Phenomenon – VQR (1984)

Why Did the Soviet Union Collapse? – Encyclopedia Britannica (2022)

Bagikan Artikel Ini!