sejarah revolusi rusia

Latar Belakang dan Dampak Revolusi Rusia – Materi Sejarah Kelas 11

Hai Sobat Zenius, kali ini gue mau ceritain ke elo tentang Revolusi Rusia. Wih, udah mulai jauh nih, kita mainnya, haha. Boleh disiapkan dulu popcorn atau pisang gorengnya, biar tambah asik ngikutin ceritanya!

Eits bentar, mungkin sebelum gue mulai beneran, gue ingetin dulu ke elo tentang konsep revolusi dulu. Revolusi adalah perlawanan terhadap pemerintah atau suatu kondisi sosial tertentu yang bertujuan untuk menjatuhkan dan menggantikan sistem yang lama dengan yang baru.

Nah, kalau di Revolusi Rusia sendiri, kira-kira siapa ya, yang dilawan? Emangnya waktu itu sistem yang diterapkan seperti apa hingga bisa menimbulkan pemberontakan dari rakyatnya?

Oke deh langsung aja, gue bakal mulai bahas latar belakang dan dampak dari peristiwa ini.

Latar Belakang Terjadinya Revolusi Rusia

Kalau ngomongin latar belakang peristiwanya nih, Revolusi Rusia terjadi karena beberapa alasan, ya. Gue mau coba mulai jelasin secara umum dulu sebelum kita telaah satu per satu alasan-alasan tersebut.

Revolusi Rusia terjadi di wilayah Rusia bagian Eropa Timur, Rusia kan membentang dari Eropa Timur sampai Asia Utara, ya, dipisahkan oleh Pegunungan Ural. Kejadiannya sendiri diawali oleh Tragedi Minggu Berdarah di tahun 1905, yang nanti juga bakal gue ceritain.

Revolusi Rusia adalah revolusi ideologi yang berusaha menggulingkan feodalisme dan menggantikannya dengan komunisme. Kenapa hal ini bisa terjadi? Soalnya nih ya, dulu situasi di Rusia setelah kalah dari Perang Jepang itu kacau banget.

Pada masa itu, Rusia dipimpin oleh Tsar Nicholas II. Si Tsar ini dulu dinilai terlalu lambat dalam memimpin. Rusia udah lumpuh banget pasca perang, udah ngabisin banyak duit buat tentara, persenjataan, dan lain sebagainya, sampai menelantarkan rakyat.

Revolusi Rusia Tsar Nicholas II Zenius Education
Tsar Nicholas II (Dok. Pixabay)

Di tengah situasi ini, lahir paham komunisme yang dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Eh, mereka bukan orang Rusia ya, tapi emang ideologi cetusan mereka itu yang dipakai sama Rusia pasca revolusi.

Feodalisme

Latar belakang pertama yang akan gue bahas lebih rinci adalah feodalisme. Simply put, feodalisme merupakan sebuah paham di mana masyarakat dibagi atas 3 kelas, sebut aja kelas A itu raja dan ratu, kelas B ada para bangsawan dan agamawan, terus kelas C itu rakyat.

Dalam feodalisme, kelas A dan B itu dianggap sebagai “wakil Tuhan”, dapet mandat langsung dari Tuhan untuk berkuasa. Di sini, para rakyat jadi menghamba pada kedua kelas ini karena anggapannya, itu berarti mereka berlindung kepada para wakil Tuhan. Orang-orang kelas A dan B bahkan berhak untuk nggak bayar pajak–enak banget nggak sih, udah punya kekuasaan trus nggak harus bayar pajak. Padahal, petani aja kudu bayar pajak, lho.

Waktu itu, Rusia ada di bawah kekuasaan sebuah dinasti yang dipimpin oleh seorang Tsar. Tepatnya Dinasti Romanov dan Tsar Nicholas II, ya. Seperti apa, sih, kepemimpinan Tsar Nicholas II ini?

Tsar mempraktikkan monarki absolut. Tsar dulu memimpin dengan semena-mena aja terhadap rakyatnya. Udah gitu kayak yang udah gue bilang tadi, Tsar dinilai lamban dalam memajukan negara yang mana rakyatnya udah kesulitan banget.  Selain itu, dia juga merupakan antek pengusaha-pengusaha. Pokoknya dia sering bantu para pengusaha bikin peraturan yang enak di dia tapi memberatkan di rakyat.

Rakyat tentu nggak mau dong kalau feodalisme ini bertahan tapi malah menyengsarakan mereka. Pada masa itu dibandingkan negara-negara Eropa lainnya, Rusia itu jadi yang terbelakang karena nggak semua orang bisa punya akses ke pendidikan dan kondisi ekonomi yang baik. Cuma bangsawan aja yang mendapatkan itu. Sedangkan rakyat cuma bisa menghamba kepada mereka seperti budak.

Alasan inilah yang mendorong adanya gerakan revolusi ideologi di Rusia.

Elo bisa tonton video kenapa Rusia terbelakang dibanding negara Eropa lainnya di sini.

Perang Jepang dan Perang Dunia I

Jadi, gimana tuh kok bisa terjadi perang antara Rusia dengan Jepang? Ceritanya, dulu Rusia pengen punya pelabuhan yang bisa mempermudah akses ke daerah timur. Mereka juga sekalian mau take over daerah Manchuria yang waktu itu tanahnya subur banget.

Tapi, ternyata di dekat situ, ada Korea yang sedang diduduki oleh Jepang. Jepang merasa nggak nyaman dengan kehadiran Rusia yang terlalu dekat dengan wilayah mereka. Udah gitu, Rusianya diusir juga nggak mau pergi. Alhasil, pecahlah peperangan. Tapi akhirnya Rusia kalah dari Jepang.

Nah, perang ini lho, yang tadi gue bilang udah bikin Rusia menghamburkan banyak uang sampai rakyatnya kesusahan, eh malah kalah.

Kemudian waktu Perang Dunia II, Rusia juga ikut-ikutan perang, padahal kemarin udah kalah dari Jepang. Emang sih, kali ini mereka menang, tapi biaya yang dikeluarkan luar biasa banyak.

Komunisme dan Sosialisme

Ada seorang tokoh bernama Vladimir Lenin yang dulu lagi mempelajari Marxisme. Awalnya beliau nggak berniat buat bikin negara komunis, sih, tapi paham Karl Marx ini dirasa bisa digunakan untuk menggulingkan feodalisme yang saat itu sedang berlangsung.

Revolusi Rusia Vladimir Lenin Zenius Education
Vladimir Lenin (Dok. Wikimedia Commons)

Di Rusia saat itu, buruh ditindas oleh para pengusaha, pemerintahnya lamban dan malah cenderung diam aja, terus ketika negara-negara lain industrinya udah mulai maju, Rusia malah ketinggalan jauh di belakang. Rakyat jadi memimpikan keadilan sosial, oleh karena itu munculah komunisme dan sosialisme yang juga jadi dorongan bagi rakyat untuk melakukan perlawanan.

Baca Juga: Latar Belakang dan Tokoh Agresi Militer Belanda I – Materi Sejarah Kelas 11

Alur Revolusi Rusia

Latar belakangnya udah gue paparkan satu persatu, sekarang waktunya gue cerita alur revolusinya kayak gimana, ya!

Singkat cerita setelah Rusia kalah perang dengan Jepang karena nyoba ngerebut Port Arthur di Tanjung Liaodong, rakyat Rusia protes kepada Tsar di Winter Palace pada tahun 1905. Padahal mereka datang ke Istana Musim Dingin itu buat protes baik-baik. Tapi tiba-tiba, para tentara yang berjaga di situ malah menembaki para rakyat. Peristiwa ini disebut sebagai Tragedi Minggu Berdarah.

Revolusi Rusia Winter Palace Zenius Education
Winter Palace (Dok. Wikimedia Commons)

Akhirnya, pemerintah berupaya untuk melakukan reformasi ekonomi dan politik, tapi itu pun dilakukannya dengan gak niat. Misalnya mereka bikin Parlemen Duma, tapi mereka nggak punya undang-undang atau kebijakan yang berarti.

Udahlah upaya reformasinya nggak jalan, eh pada tahun 1914, Rusia malah ikut Perang Dunia I. Akhirnya pada tahun 1917 udah nggak bisa didiemin lagi nih, dimulailah pergerakan revolusi yang sebenarnya. FYI, peristiwa revolusi Rusia ini terjadi sampai 2x di tahun yang sama, pada bulan Februari dan Oktober.

Revolusi Rusia tahun 1917 dilakukan oleh masyarakat golongan Bolshevik yang pada Februari membentuk partai politik yang terdiri atas para buruh. Merekalah yang mendorong Tsar Nicholas II jatuh. Setelah Tsar jatuh, kepemimpinan diambil alih oleh Alexander Kerensky dari Partai Sosial Demokrat yang menaungi Bolshevik. Tapi, pemerintahannya dinilai kurang baik.

Ketika Vladimir Lenin telah kembali ke Rusia setelah menuntut ilmu, beliau melakukan percobaan kudeta kepemimpinan. Akhirnya Alexander Kerensky turun, dan Vladimir Lenin bersama dengan Bolshevik yang dipimpinnya naik nih, ke permukaan.

Mereka punya agenda untuk mengundurkan diri dari Perang Dunia I pada 1918 karena ingin fokus memperbaiki kekacauan yang sudah lama terjadi di Rusia. Oh iya, karena Bolshevik dulu juga menganut paham komunisme dan sosialisme, akhirnya Rusia pasca revolusi berkembang menjadi negara komunis.

Dampak Revolusi Rusia

Fun fact, Rusia merupakan negara komunis pertama di dunia yang dikenal dengan USSR (Union of Soviet Socialist Republics). Atau mungkin elo lebih akrab sama Uni Soviet, ya. Nah, negara-negara lain yang menganut paham yang sama bahkan bersatu dengan Uni Soviet dan membentuk Blok Timur.

Uni Soviet ini punya pengaruh lho, di Perang Dunia II. Jadi waktu itu mereka gabung sama Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis buat ngelawan Jerman, Jepang, dan Italia. Gimana kok PD II bisa terjadi? Elo bisa coba baca artikel Latar Belakang Keterlibatan Jepang pada Perang Dunia II.

Setelah itu, ada juga Perang Dingin antara Blok Timur dan Blok Barat. Blok Barat kala itu ada Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Jepang, sedangkan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet juga diikuti oleh Eropa Timur dan Cina.

Dampak Revolusi Rusia ini juga bisa dirasakan dalam politik global. Rumah kita sendiri, Indonesia, juga jadi menerapkan Politik Bebas-Aktif gagasan Moh. Hatta yang tercermin pada Gerakan Non-Blok.

Baca Juga: Latar Belakang dan Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949 – Materi Sejarah Kelas 11

Penutup

Widih, banyak banget ya ternyata bahasan tentang Revolusi Rusia ini. Sebenernya kalau diceritain lebih detail lagi, artikel ini bisa berubah jadi novel dokumenter, haha. Tapi tenang, Zenius punya video belajar yang membahas materi ini dengan lengkap, yuk cek dengan klik banner berikut!

Latar Belakang dan Dampak Revolusi Rusia - Materi Sejarah Kelas 11 9

Sebelum gue tutup, coba jawab pertanyaan ini deh, sekalian nge-review!

Tragedi Minggu Berdarah membuat rakyat Rusia semakin tidak menyukai Tsar karena ….

a. Tsar tidak mau bertemu dengan pengunjuk rasa
b. Tsar tidak mau mendengarkan pendapat dari pengunjuk rasa
c. Koran-koran dibayar oleh para pemberontak untuk menulis berita buruk tentang Tsar
d. Ada Rasputin di Istana Musim Dingin yang tidak disukai rakyat
e. Terjadi penembakan terhadap pengunjuk rasa yang damai

Jawaban: e.
Pembahasan: Ketika rakyat berkumpul untuk protes kepada Tsar di Istana Musim Dingin pada tahun 1905, terdapat beberapa tentara yang hadir. Alih-alih menjaga keamanan, rakyat yang protes secara damai malah ditembaki oleh para tentara tersebut.

Alright, sekian dulu untuk artikel kali ini. Sampai ketemu di tulisan gue lainnya!

Baca Juga: Latar Belakang dan Kronologi Perang Dunia 2 – Materi Sejarah Kelas 11

Bagikan Artikel Ini!