Argumentative text

Argumentative Text – Pengertian, Struktur, dan Contohnya

Kalau elo kelas 12, elo pasti akan ketemu sama argumentative text. Yuk pelajari pengertian argumentative text, generic structure, language feature, dan contoh soalnya di sini!

Pernah dengar tentang argumentative text saat belajar di sekolah atau mempersiapkan tes penalaran verbal dalam UTBK, belum?  Seperti namanya, teks ini berkaitan erat dengan yang namanya “argumen”.

Gue mau nanya nih, apa sih yang elo pikirin kalo dengar kata argumen? 

Dua orang sedang berargumentasi.
Ilustrasi berargumentasi. (Arsip Zenius)

Apakah sesuatu yang berbau keributan kayak adu bacot dalam percekcokan atau berdebat gitu?

View Results

Loading ... Loading ...

Dengar pertanyaan itu, gue sendiri langsung inget waktu lagi dimarahin orang tua, terus gue ngasih pembelaan gitu. Hehe. Elo pasti juga pernah ngalamin, kan? Pengalaman semacam itu tuh yang bikin kesan beradu argumen itu selalu menyeramkan dan menegangkan gitu.

Tapi, ternyata nggak gitu, lho. 

Argumen itu sebenarnya bisa jadi hal yang baik. Misalnya saja seorang dokter bisa menyampaikan argumennya tentang bahaya begadang. Orang-orang umum jadi ngerti tuh bahayanya dan jadi bisa melakukan suatu hal untuk menghindarinya.

Seorang dokter memberikan cinta.
Ilustrasi seorang dokter. (Arsip Zenius)

Nah, untuk mencapai hal yang baik seperti itu, cara menyampaikan argumennya juga harus dengan cara yang baik, dong. Gimana tuh caranya?

Elo bisa banget nih belajar untuk menyampaikan argumen atau pendapat elo melalui argumentative text. Melalui teks ini, elo nggak perlu ngotot sampai urat nadi keluar untuk menyakinkan pembaca tentang pendapat elo.

Pasti penasaran kan bagaimana caranya menyampaikan argumen yang baik dan efektif melalui argumentative text? Pas banget nih, gue akan bagikan informasinya.

Gue akan memberikan informasi tentang pengertian argumentative text,  generic structure dan language features of argumentative text, contoh text-nya, dan nggak lupa tentu latihan soal dan pembahasan yang bisa elo gunakan untuk mengetes pemahaman elo.  

Nggak mau ketinggalan informasinya, kan? Kalau gitu, yuk, simak artikel ini!

What is Argument Text?

Apa sih pengertian argumentative text itu? Argumentative text adalah teks yang isinya berupa pendapat-pendapat yang dikuatkan dengan adanya bukti, alasan, dan contoh, supaya pembaca dapat mempercayai argumen si penulis.  

Argumentative text ini mirip-mirip sama teks persuasif. Keduanya juga mengandung unsur persuasif atau membujuk secara halus, supaya pembaca yakin terhadap apa yang mereka baca. Lalu, sama-sama mengusung argumen inti, yang kemudian dilengkapi argumen-argumen pendukung dan beragam bukti. 

Emang kenapa, sih, opini ini harus punya support system mereka alias si argumen-argumen pendukung ini? Gue akan kasih jawabannya di bagian generic structure of argument text nanti, ya.

Sekarang, kita bahas dulu apa sih tujuan dari teks argumentasi itu. Kalau kita tengok pengertian argumentative text di atas tadi, kita bisa simpulkan, bahwa the purpose of argumentative text adalah untuk menyampaikan pendapat secara meyakinkan. 

Gimana caranya? 

Seseorang berpikir tentang cara cara menyampaikan argumen dengan meyakinkan.
Ilustrasi berpikir. (Arsip Zenius)

Nah, salah satu hal penting dalam how to write argumentative text yang baik adalah dengan menyusun text menggunakan struktur dan tata bahasa yang benar, Sobat Zenius. 

Oleh karena itu, setelah ini gue akan sharing tentang gimana generic structure of argumentative text itu dan language feature yang digunakan di dalamnya.

Oh ya, cara penulisan argumentative text dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris itu pada dasarnya sama. Pembahasan kita kali ini pun akan mencakup dua-duanya. Jadi, nggak perlu bingung ya kalau gue ngomongnya campur-campur Bahasa Indonesia-Inggris gitu.

Struktur Argumentative Text

Apa saja yang harus ada di argument text? Pada dasarnya, struktur teks argumentasi itu harus memiliki tiga bagian. Yaitu pembuka, tubuh argumen, dan kesimpulan. Penjelasannya, sebagai berikut.

Pembuka

Yang pertama adalah pembuka atau bagian penyampaian tesis. Di bagian tersebut elo bisa menyampaikan argumen dasar yang elo punya. 

Contohnya:

Argumentasi dasar tentang soto.
Ilustrasi argumentasi dasar. (Arsip Zenius)

Tubuh Argumen

Bagian yang kedua adalah tubuh argumen. Seperti yang sudah gue mention di awal tadi, argumentative text membutuhkan support system, berupa argumen-argumen pendukung. Kenapa sih argumen pendukung itu penting?

Tujuannya itu supaya argumen elo itu kuat dan dapat dipercaya. 

Coba nih, ya. Ketika elo ingin menyampaikan pendapat tentang soto koya, ada dua option penyampaian seperti di bawah ini

Pilihan yang menggambarkan pentingnya argumen pendukung dalam argumentative text.
Ilustrasi pentingnya argumen pendukung dalam argumentative text. (Arsip Zenius)

Mana nih penyampaian pendapat yang menurut elo lebih meyakinkan? Yak, gue setuju banget kalau penyampaian yang pertama lebih meyakinkan. 

Kalau yang kedua itu bikin orang bertanya “Emangnya kenapa sih kalau dikasih koya?” gitu.  

Sedangkan, penyampaian yang pertama itu lebih bisa dipercaya karena ada argumentasi pendukungnya. Jadi, orang mengerti, oh dikasih koya enak karena rasanya jadi lebih kuat dan kaya.

Nah, dalam menuliskan tubuh argumen ini, elo bisa memberikan fakta atau data pendukung. Contohnya, “78% penikmat soto mengatakan, bahwa soto koya memiliki cita rasa yang lebih kuat.” 

Eh, elo juga bisa memperkuat argumen elo dengan terlebih dahulu mengenal jenis paragraf argumentasi sebab akibat dan akibat sebab, lho. Penasaran? Langsung cek artikel Zenius yang berjudul “Paragraf Argumentasi – Paragraf untuk Sampaikan Argumenmu” ini, ya!

Kesimpulan

Seperti yang sudah elo ketahui, biasanya simpulan itu berisikan ringkasan dari semua hal yang sudah elo sampaikan di dalam sebuah teks, dan letaknya ada di bagian penutup.

Nah, kalau dalam teks argumentasi, isi kesimpulannya itu bisa dibedakan jadi dua berdasarkan jenis teksnya. Ada apa aja tuh jenis argumentative text? 

Ada teks argumentasi analitik dan ada teks argumentasi hortatorik. Singkatnya, kedua struktur ini punya perbedaan di tujuannya. 

Analitik dan hortatorik teks, jenis argumentative text berdasarkan isi kesimpulan atau tujuannya.
Ilustrasi jenis argumentative text berdasarkan isi kesimpulan atau tujuannya. (Arsip Zenius)

Kalo analitik bertujuan buat bikin pembaca jadi sekadar ikut aware sama topik yang dibawa. Jadi kesimpulannya cukup meringkas isi argumen dasar dan pendukung saja. 

Sedangkan, teks hortatorik punya tujuan bikin pembaca terdorong untuk mengikuti saran dari argumentasi yang disampaikan. Maka, kesimpulannya akan berisi saran itu sendiri.

Perbedaan kesimpulan pada struktur argumentative text analitik dan hortatorik.
Struktur argumentative text. (Arsip Zenius)

Contohnya gini. Misalkan, kita lagi ngebahas tentang bahaya kurang tidur, ya.

Ilustrasi contoh argumentative text dengan struktur analitik.
Ilustrasi contoh argumentative text dengan struktur analitik. (Arsip Zenius)

Nah, argumentative text dengan struktur analitik bisa berhenti sampai di situ aja. Tapi, argumentative text dengan struktur hortatorik akan menambah kalimat penutup seperti:

Maka dari itu, sebaiknya kita tidur dengan cukup agar kesehatan kita terjaga.

Sampe sini udah kebayang kan, perbedaannya? Sip, deh! Sekarang kita bisa lanjut ke unsur bahasa atau language features of argumentative text-nya.

Baca juga: Pengertian dan Contoh Teks Eksposisi 

Language Features of Argumentative Text dan Cirinya

Kalau elo menulis surat cinta dengan surat lamaran kerja, pasti kata-lata yang elo gunakan berbeda, kan? Nah itu yang kita sebut dengan language features. Dalam penulisan argumentative text kita juga punya language feature-nya sendiri. 

Apa saja sih language features-ya? Elo bisa coba cek gambar di bawah ini, nih.

3 language features of argumentative text.
Language Features  Argumentative Text (Arsip Zenius)

Gue kasih penjelasan sedikit, ya terkait language features tersebut. 

Yang pertama adalah emotive words, atau kata-kata yang menggugah perasaan atau emosi. Biasanya memang memakai kata sifat. Contohnya, kalau dalam cerita soto koya tadi, ada kata sifat seperti enak, kuat, dan kaya rasa. 

Lalu ada konjungsi penegas, biar antar kalimat dan paragraf itu mengalir dan nggak jumpy. Biasanya kalau dalam Bahasa Inggris, kata-kata yang digunakan adalah however, meanwhile, thus, besides that, then, so, as a result, dan lain sebagainya.

Contoh penggunaan konjungsi penegas dalam argumentative text.
Ilustrasi contoh penggunaan konjungsi penegas. (Arsip Zenius)

Language features yang terakhir adalah bentuk tense nya. Jenis tense yang digunakan adalah present tense. Bisa nebak nggak kenapa? Iya, karena di dalam teks argumentasi banyak membahas tentang hal umum dan juga fakta-fakta yang tidak dibatasi oleh waktu. Nah, kalau elo butuh refresh ingatan tentang present tense, langsung klik link di bawah ini ya.

The Simple Present Tense

Baca juga: Pembahasan Lengkap Teks Eksplanasi 

Ciri-Ciri Teks Argumentatif

Dari struktur teks dan language features argumentative text di atas, kita bisa simpulkan bahwa teks argumentatif adalah teks yang punya ciri-ciri seperti di bawah ini:

Ciri-ciri argumentative text.
Ciri-ciri argumentative text. (Arsip Zenius)

Jadi, selain menyampaikan argumen dasar secara jelas dan langsung, teks ini juga mengandung argumentasi pendukung berupa fakta-fakta, contoh, ataupun data-data statistik yang tadi gue bilang, menciptakan support system.

Jenis-Jenis Argumentative Text

Nah, sekarang kita lanjut bahas jenis-jenis dari argumentative text ini, yuk! Karena ternyata, sebagai bentuk teks persuasif, argumentative text bisa dibedakan menjadi tiga jenis. Namanya logos, pathos, dan ethos

Weits, keren-keren amat yak namanya? Lanjut baca deh, biar ngerti arti dari masing-masing namanya itu!

Logos

Argumentative text jenis logos ini adalah teks yang argumennya appeal to reason. Maksudnya?

Argumen yang dipilih untuk jenis ini tuh biasanya berlatar belakang fakta dari data-data yang beneran ada. Jadi, biasanya pas nulis bagian evidence, penulisnya masukin data-data berupa angka atau fakta-fakta yang logis.

Contoh argumentative text logos tentang lagu “Hati-Hati di Jalan” karya Tulus..
Ilustrasi contoh argumentative text logos. (Arsip Zenius)

Baca Juga: Perbedaan Fakta dan Opini

Pathos

Nah, kalo yang ini, argumen yang dipakai adalah argumen yang appeal to emotion. Jadi, untuk nguatin pendapatnya, si penulis menggunakan argumen yang menyentil perasaan pembacanya. Bikin mereka ngerasain juga, gitu. 

Contoh argumentative text photos tentang lagu “Hati-Hati di Jalan” karya Tulus..
Ilustrasi contoh argumentative text photos. (Arsip Zenius)

Nah, see? Kelihatan kan bedanya? Argumentative text jenis pathos ini power utamanya ada di kata-kata emotif. Biasanya, alasan yang dibawa lebih menyentuh ke sisi kemanusiaan pembacanya.

Ethos

Yang terakhir, ethos. Nah, yang ini lain lagi nih. Ethos ini latar belakangnya appeal to character. Maksudnya, power utama si ethos ini terletak di siapa yang nulis atau siapa yang ngomong pendapat itu.

Misalkan, kalo membahas tentang dunia kesehatan, tentu elo akan lebih percaya pendapat yang dikeluarkan oleh dokter, dibanding yang dikeluarkan oleh selebgram atau fashion enthusiast, kan? 

Nah, contoh penerapannya seperti di bawah ini nih.

Contoh argumentative text photos tentang lagu “Hati-Hati di Jalan” karya Tulus.
Ilustrasi contoh argumentative text photos. (Arsip Zenius)

Walaupun gue nggak tahu apakah Beyonce beneran sempet denger lagu Hati-hati di Jalan juga atau nggak, tapi begitulah contoh argumentative jenis ethos ini. 

Baca Juga: Teks Prosedur – Materi Bahasa Indonesia Kelas 11

Contoh Argumentative Text

Dari tadi kan gue sudah memberikan contoh yang paket hemat alias cuma singkat-singkat. Kali ini, gue akan kasih contoh argumentative text yang penuh dengan penanda struktur teksnya, nih. Semoga bisa membantu elo dalam memahami jenis teks ini, ya.  

Contoh argumentative text dan generic structure-nya.
Ilustrasi contoh argumentative text dan generic structure-nya. (Arsip Zenius)

Baca Juga: Mengenal Teks Editorial atau Tajuk Rencana

Tips Menulis Argumentative Text

Nah, setelah elo paham betul semua tentang argumentative text mulai dari pengertian sampai jenis-jenis, gue mau kasih sedikit tips nih tentang how to write an argumentative text. Check it out

Seseorang sedang menulis argumentative text.
Ilustrasi sedang menulis. (Arsip Zenis)
  1. Untuk bagian tesis atau pembuka, nggak perlu bingung untuk mulai dari mana. Elo bisa mulai dengan menemukan alasan apa yang membuat elo ingin menyuarakan  argumen elo itu. 
  2. Ketika menulis, ingat untuk memastikan bahwa semua argumen elo mendukung topik utamanya. Kalau elo labil, pembaca akan ragu dengan kebenaran argumen elo.
  3. Elo juga harus yakin dengan semua yang akan elo sampaikan. Hal ini bisa elo lakukan dengan ngumpulin dulu semua bukti-bukti konkret tentang topiknya. Bisa berupa contoh, fakta, atau data.
  4. Bahas the opposite opinion! Membahas argumen yang berlawanan dengan cara yang tepat dapat memperkuat argumen elo sendiri. 
  5. Buatlah kesimpulan yang kuat. Ibaratnya, bagian kesimpulan merupakan the moment of truth buat pembaca. Pastikan elo bisa mengambil poin kuat dari argumen elo untuk meyakinkan mereka, ya!

Contoh Soal Argumentative Text

Nah, setelah baca pengertian, struktur, dan contoh dari argumentative text di atas, gue mau kasih contoh soal biar elo makin ngerti. Coba kerjain, yuk! Jangan lupa cocokin jawaban elo sama kunci jawaban dan baca pembahasannya juga, ya.

Contoh Soal 1

Di bawah ini merupakan bagian yang bisa ditemukan dalam argumentative text, kecuali ….

a. tesis

b. orientasi karakter

c. argumen

d. saran

e. simpulan

Apa nih jawaban elo? Kita bahas, yuk!


Pembahasan: Struktur teks argumentatif terdiri dari tesis atau pembuka, argumen, dan ditutup dengan simpulan (pada teks analitik) dan saran (pada teks hortatorik). Yang tidak terdapat dalam struktur argumentative text adalah orientasi karakter.

Maka, jawaban yang benar adalah b. orientasi karakter. 

Contoh Soal 2

(1) Dalam keadaan pandemi yang sudah mulai mereda ini, sekolah sebaiknya menerapkan kebijakan untuk kembali belajar luring atau offline. (2) Karena, dengan terjadinya kegiatan tatap muka, pembelajaran akan lebih efektif dibanding kegiatan online. (3) Pada kegiatan online, siswa dapat meninggalkan kelas tanpa diketahui oleh guru. (4) Namun, kegiatan luring dapat menjadi ajang penyebaran Covid-19.

Kalimat tidak padu pada paragraf di atas adalah..

a. (1)

b. (2)

c. (3)

d. (4)

e. Tidak ada

Pembahasan: Kalimat (4) tidak mendukung topik utama yang sedang dibahas yaitu pembelajaran luring. Maka, jawaban yang benar adalah  d. (4)

Contoh Soal 3

Penggunaan plastik sudah terbukti membawa dampak yang buruk terhadap lingkungan. Mulai dari pencemaran tanah, air, hingga udara. Dampak tersebut pun membawa ancaman kesehatan bagi manusia. Oleh karena itu, kita harus mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. 

Penggalan paragraf argumentative text di atas merupakan bagian ….

a. penutup

b. pembuka

c. pembuka dan pendukung

d. rangkaian argumen

Pembahasan: Unsur selain argumen apa nih yang bisa elo dapatkan dari penggalan paragraf di soal? Pasti elo bisa menemukan sebuah saran yang mengarahkan pembaca untuk melakukan suatu hal, kan?

Iya, benar sekali. Bunyinya  “Oleh karena itu, kita harus mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.” 

Jadi, apa tuh jawaban yang benar? Yup! a. penutup.

Baca Juga: Exposition Text – Materi Bahasa Inggris Kelas 11

Penutup

Gimana? Pasti elo sudah semakin paham mengenai materi argumentative text melalui artikel ini, kan? Nah, kalau elo masih merasa kurang mantap, atau lebih suka belajar dengan nonton video, Zenius juga sudah siapakan videonya nih untuk elo.

Eh, nggak hanya video penjelasan tapi juga latihan soal dan pembahasannya, lho! Tunggu apa lagi? Langsung klik banner di bawah ini saja, ya.

Argumentative Text - Pengertian, Struktur, dan Contohnya 9

Ditulis oleh: Aulia Rahma Qolita dari Universitas Gadjah Mada, bagian dari Kampus Merdeka 2022

Diperbaharui oleh: Hana Lintang P.

Editor: Dita Nurliani

Referensi 

Modul Pembelajaran SMA Bahasa Inggris Kelas XI – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, dan Direktorat PSMA (2020)

Bagikan Artikel Ini!