Mengenal Piramida Mesir Kuno dan Keajaiban Konstruksi Sebelum Masehi

Mengenal Piramida Mesir Kuno dan Keajaiban Konstruksi Sebelum Masehi

Proses pembangunan Piramida Mesir merupakan sebuah misteri karena saat itu hanya ada palu dan alat-alat batu sederhana lainnya. Penasaran nggak sih gimana Piramida Mesir dibangun? Yuk, cari tahu di sini!

Di kota-kota besar, elo mungkin sering melihat pembangunan gedung-gedung bertingkat tinggi yang menggunakan alat-alat konstruksi modern seperti gambar di bawah ini.

Ilustrasi alat pengangkat beban konstruksi (Dok. analogicus via Pixabay)
Ilustrasi alat pengangkat beban konstruksi (Dok. analogicus via Pixabay)

Dengan alat-alat modern yang ada saat ini, pembangunan konstruksi besar bisa selesaikan dalam waktu yang cepat. Hal itu dibuktikan dengan laporan dari Kompas (2020), bahwa Indonesia menduduki posisi kedua dengan jumlah gedung terbanyak di Asia Tenggara setelah Thailand. 

Dalam 58 tahun semenjak pembangunan gedung pencakar langit pertama di Jakarta pada tahun 1962, yaitu Gedung Sarinah, pada tahun 2020 saja Indonesia sudah memiliki 105 gedung dengan ketinggian lebih dari 150 meter, Sobat. 

Menara-menara itu sendiri bermacam-macam fungsinya. Ada yang sebagai gedung perkantoran, mall, hotel apartment, dan ada juga yang sebagai digabungkan. 

Dengan ketinggian minimal 150 meter, maka satu gedung memiliki lebih dari 25 lantai, Sobat. Bahkan, jumlah lantai gedung tertinggi di Jakarta versi Kata Data (2021), Autograph Tower dengan ketinggian 382,9 meter mencapai 75 lantai, lho.

Ilustrasi gedung-gedung di Jakarta (Dok. Muhammad Rizki via Unsplash)
Ilustrasi gedung-gedung di Jakarta (Dok. Muhammad Rizki via Unsplash)

Sedangkan, menurut Canadian Museum of History, pembangunan Piramida Agung Giza (Piramida terbesar di Giza, Mesir) yang tingginya kurang dari 150 meter membutuhkan 20 tahun lamanya dengan 100 ribu tenaga pembangun. Piramida itu diperkirakan jadi 4000-an tahunan yang lalu.

Ya wajar saja, soalnya jaman dulu belum ada yang namanya pengangkat beban seperti di zaman modern sekarang, truk aja belum ada. Saat itu orang-orang Mesir Kuno masih secara manual narikin balok batu-batunya.

Balok batunya pun nggak main-main lho beratnya. Menurut laporan dari NOVA, berat rata-rata satu baloknya sampai 2,5 ton, bahkan bisa lebih! Ya kira-kira sama dengan berat dua mobil Innova lah.

Ilustrasi Piramida Agung Giza (Dok. Joshua Michaels via Unsplash)
Ilustrasi Piramida Agung Giza (Dok. Joshua Michaels via Unsplash)

Elo penasaran nggak sih gimana orang Mesir Kuno membangun piramida menggunakan balok-balok batu seberat itu tanpa adanya bantuan mesin-mesin konstruksi? Yuk cari tahu tentang sejarah pembangunan dan caranya di sini!

Sekilas Sejarah Tentang Piramida Mesir Kuno 

Dr. Kara Cooney dalam video milik History Asia, bilang kalau piramida itu digunakan oleh orang Mesir Kuno untuk merubah raja mereka menjadi dewa matahari. Gimana ceritanya yah?

Ilustrasi dewa matahari (Arsip Zenius)
Ilustrasi dewa matahari (Arsip Zenius)

Jadi, gini. Melansir History (2019), dulu masyarakat Mesir meyakini kalau seorang raja merupakan pilihan dari dewa dan memiliki peran sebagai perantara dewa dengan rakyatnya. Dari situ, sampai wafat pun seorang raja akan tetap diagungkan. 

Setelah wafat, setiap raja diyakini dapat berubah menjadi sosok dewa itu sendiri. Baik dewa kematian (Anubis), dewa langit (Horus), hingga dewa matahari (Ra). Oleh karena itu, seorang raja akan dikuburkan setelah di mumifikasi dan dikubur bersama dengan harta-hartanya.

Ilustrasi sarkofagus mumi (Dok. Narciso Arellano via Unsplash)
Ilustrasi sarkofagus mumi (Dok. Narciso Arellano via Unsplash)

Untuk tahu lebih lanjut tentang bentuk makam dan tujuan dari prosesi pemakaman ini, elo bisa banget nih cek artikel Zenius yang berjudul Makam Raja Tutankhamun, Kisah Ditemukannya Mumi Firaun berusia 4000 tahun! ini.

Ada fakta menarik nih tentang piramida Mesir! Tapi sebelumnya gue mau nanya dulu deh.

Elo setuju nggak kalau gue bilang bahwa seluruh permukaan piramida itu tidak rata?

View Results

Loading ... Loading ...

Nah, ternyata menurut cerita dari Dr. Kara, sebenarnya seluruh permukaan piramida itu niatnya mau dibuat mulus menggunakan batu gamping terbaik yang dimiliki Mesir tapi rupanya hal ini belum terealisasi sepenuhnya. Baru ujung-ujungnya saja yang sudah dilapisi, itu pun sudah tidak terlihat jelas.

Ilustrasi ujung piramida berlapis batu gamping (Dok. Ricardo Gomez Angel via Unsplash)
Ilustrasi ujung piramida berlapis batu gamping (Dok. Ricardo Gomez Angel via Unsplash)

Pelapisan ini bertujuan untuk memantulkan cahaya matahari dan menyinari mumi raja yang terdapat di dalam piramida tersebut supaya bisa menjadi dewa matahari, Sobat. Tapi kembali lagi, itu merupakan keyakinan orang-orang di Mesir Kuno. Jadi karena itu sebuah keyakinan, nggak bisa deh dikatakan benar atau salah.

Tujuan utama dibangunnya piramida di Mesir Kuno memang sebagai makam raja. Seperti Piramida Agung Giza yang merupakan tempat makam Raja Mesir Kuno, Firaun Khufu yang meninggal pada tahun 2585 SM. 

Ilustrasi Firaun (Arsip Zenius)
Ilustrasi Firaun (Arsip Zenius)

Siapa sih yang membangun piramida-piramida Mesir Kuno? Ternyata, setelah diteliti oleh para ahli arkeologi, tenaga pembangun piramida tersebut tidak lain adalah rakyat Mesir sendiri, lho. Keyakinan yang amat kuat membuat mereka pun rela bekerja sangat berat dalam pembangunan piramida untuk bertahun-tahun lamanya.

Baca Juga

Proses Mumifikasi dalam Tradisi Mesir Kuno

Peradaban Mesir Kuno dan Peninggalannya – Materi Sejarah Kelas 10

Rumus Luas Permukaan Limas, Volume, dan Jenisnya – Materi Matematika Kelas 6

Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida 

Cara orang Mesir Kuno Membangun Piramida memang masih menjadi misteri, Sobat. Tetapi ada beberapa perkiraan yang saat ini banyak dipercayai sebagai cara mereka membangun bangunan raksasa pertama itu. 

Yang pertama adalah tentang bagaimana mereka membuat bentuk dasar piramidanya. Seperti yang elo ketahui, bentuk dasar dari sebuah piramida adalah persegi, Sobat.

Ilustrasi persegi dasar piramida (Arsip Zenius)
Ilustrasi persegi dasar piramida (Arsip Zenius)

Berdasarkan cerita yang disampaikan dalam video yang diunggah oleh Be Smart (2017) salah satu fakta menarik tentang dasar piramida ini (dua piramida di Giza, 40 menit jauhnya dari kota Kairo dan satu di Dahshur, 52 menit dari Kairo kalau naik mobil ) adalah bahwa sudut-sudutnya nya sesuai dengan konsep kompas yang menggunakan arah mata angin. Yang unik adalah, masa itu jauh sebelum kompas ada. 

Lalu, gimana ya caranya menyesuaikan pembuatan piramida-piramida ini untuk mengikuti arah yang sama kalau mereka belum punya kompas? Saat ini dipercaya bahwa orang Mesir Kuno menggunakan bintang untuk menemukan arah utara, Sobat.

Caranya? Ternyata mudah lho, elo hanya perlu mengamati letak terbit dan terbenamnya satu bintang lalu membaginya menjadi dua seperti gambar di bawah ini. Nah titik tengah itu lah arah utaranya.  Setelah tahu satu arah, jadi mudah deh mengetahui arah lainnya.

Ilustrasi mencari arah utara dengan bintang (Arsip Zenius)
Ilustrasi mencari arah utara dengan bintang (Arsip Zenius)

Selanjutnya, kalau alasnya sudah jadi, kita nggak bisa lupa nih kalau tinggi Piramida Agung itu 146 meter. Gimana caranya mengangkut balok-balok batu yang beratnya mencapai 2,5 ton lebih sampai tempat setinggi itu? 

Menurut The Great Course Daily by Wondrium (2020), terdapat dua teori yang memungkinkan nih.

Yang pertama adalah teori lerengan atau jalan menurun. Teori ini menyatakan kalau batu-batu itu ditarik oleh banyak orang melalui lerengan yang dibuat menyandar ke piramida. Tapi, untuk mencapai ketinggian piramidanya, akan dibutuhkan lerengan sepanjang lebih dari 1,6 kilometer, yang mana sangat panjang dan menjadi projek yang juga sangat merepotkan, Sobat.

Ilustrasi lerengan (Arsip Zenius)
Ilustrasi lerengan (Arsip Zenius)

Pekerja juga harus mengeluarkan tenaga yang berlebihan untuk menarik batunya melalui lerengan itu. 

Teori lainnya adalah teori switchback, dimana jalan dibuat mengitari piramida seperti jalanan di pegunungan. Tentunya metode ini akan lebih menghemat tempat ya. Tapi, mungkin juga butuh trek yang sangat panjang ya untuk mengelilingi piramidanya ya?

Ilustrasi switchback (Arsip Zenius)
Ilustrasi switchback (Arsip Zenius)

Selain kedua teori tersebut, mungkin elo bisa menemukan teori-teori lainnya tentang cara menata batu-batuannya menjadi piramida. Hingga saat ini belum ada nih kepastian cara mana yang digunakan, karena semuanya memiliki kemungkinan untuk digunakan. 

Walaupun begitu, fakta bahwa pekerja Mesir Kuno dapat membangun salah satu bangunan tertinggi di dunia untuk 3.800 tahun hanya dengan alat pahat, palu dan alat-alat batu sederhana lainnya tetaplah sebuah misteri yang menakjubkan.

Ilustrasi Piramida Agung Giza (Dok. Dario Morandotti via Unsplash)
Ilustrasi Piramida Agung Giza (Dok. Dario Morandotti via Unsplash)

Penutup 

Nah, sekarang pasti elo jadi lebih mengenal sejarah dibuatnya piramida di Mesir Kuno dan dapat gambaran tentang bagaimana kira-kira kecerdasan mereka pada saat itu untuk membangun sebuah piramida raksasa.

Semoga artikel ini bisa memperluas wawasan elo, dan berguna ya.

Sekian dari gue, see you in the next article!

Referensi

Historyasia – Mankind – Building The Pyramids – History Asia (2012)

Cerita 3 Pencakar Langit Pertama di Indonesia – Kompas (2018)

Egyptian Pyramids – History (2019)

Hingga 2020, Indonesia Nomor Dua di Asia Tenggara untuk Urusan Pencakar Langit – Kompas (2020)

How Did Egyptians Build the Pyramids? – The Great Courses Daily (2020)

How long did it take to build the Great Pyramid? – History (2015)

Pyramids – US History (2021)

Siapa yang Membangun Piramida Mesir? Ini Petunjuk yang Ditemukan Ahli – Kompas (2021)

Bagikan Artikel Ini!