Coronavirus

Varian Baru Coronavirus dan Klasifikasi Varian Lainnya – Mengenal Omicron

Udah dua tahun berlalu, semenjak coronavirus pertama kali membikin heboh satu jagat. Rasanya udah kayak film Doctor Strange yang bakal tayang tahun ini, yaitu kita ada di the universe of madness.

Eh, btw, kalo dunia paralel itu beneran ada kayak di filmnya Marvel, apa pandemi Covid juga ada ya di jagat-jagat yang lainnya? Kalau misalnya elo jomblo, apakah di dunia lainnya itu, ada versi diri elo yang nggak jomblo?

Hahaha, sorry kalau ternyata elo nggak jomblo di universe, dan buat elo yang masih jomblo, sabi dicek playlist artikel tentang cinta supaya elo makin ngerti berbagai hal tentang cinta. Kalau elo udah punya pacar dan pengin baca, nggak apa-apa juga sih.

Nah, di episode kali ini, gue bakal bahas varian-varian apa aja yang ada di coronavirus. Soalnya, para peneliti di seluruh dunia udah jungkir balik, riset sana-sini untuk bisa mendeteksi varian korona apa aja sih yang udah berkembang selama dua tahun belakangan ini.

Untuk menghormati kerja keras para peneliti sampai detik ini, ayo kita lihat apa aja temuan varian korona di seluruh dunia, setidaknya sampai saat artikel ini dibikin.

Baca Juga: 2 Alasan Vaksin COVID-19 Bisa Cepat Dibuat, Aman Gak Ya?

Emangnya, Kenapa Perlu Ada Klasifikasi Varian Korona?

Ilustrasi coronavirus
Ilustrasi coronavirus (Arsip Zenius)

Nah, semenjak temuan coronavirus di Wuhan, virus ini udah melakukan mutasi sampai punya berbagai varian yang punya karakteristik yang beda-beda.

Di episode sebelumnya tentang Asal Usul Omicron, gue udah jelasin kalau mutasi yang terjadi di coronavirus membikin virus ini punya tingkat penyebaran dan tingkat keparahan gejala yang berbeda.

Di sini, pentingnya melakukan kategorisasi dari berbagai varian yang ada, untuk memisahkan mana varian yang punya tingkat penularan dan dampak yang signifikan, misalnya varian alpha, beta, delta, gamma, dan omicron.

Ada juga varian korona yang diprediksi punya dampak negatif bagi kesehatan masyarakat, contohnya lambda dan Mu. Bahkan, para ilmuwan udah bikin klasifikasi varian korona yang saat ini belum diketahui gimana dampak dan penyebarannya, seperti varian kappa, iota, dan epsilon.

Sistem klasifikasi ini penting dilakukan supaya memisahkan varian berdasarkan karakteristiknya, contohnya perbedaan tingkat penyebaran dan tingkat keparahan gejalanya.

Nah, apa aja klasifikasi dari varian-varian korona? Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setidaknya ada empat klasifikasi, yaitu:

  1. Variants Being Monitored (VBM)
  2. Variant of Interest (VOI)
  3. Variant of Concern (VOC)
  4. Variant of High Consequence (VOHC)

Yuk, kita bahas varian-varian ini satu per satu!

Variants Being Monitored (VBM)

Varian jenis ini mengacu pada adanya potensi atau dampak yang jelas pada tindakan medis yang berkaitan dengan penyakit yang lebih parah atau peningkatan penularan, tapi tidak lagi terdeteksi, atau beredar pada tingkat yang sangat rendah.

Variant of Interest (VOI)

Berdasarkan WHO, variant of interest merupakan varian Covid-19 yang punya kemampuan genetik dalam memengaruhi karakteristik virus, contohnya tingkat keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, penularan, dan kemampuan virus dalam menghindari diagnostik.

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), varian ini bisa disebut sebagai: 

A variant with specific genetic markers that have been associated with changes to receptor binding, reduced neutralization by antibodies generated against previous infection or vaccination, reduced efficacy of treatments, potential diagnostic impact, or predicted increase in transmissibility or disease severity.”

Nah, hal ini membuat varian ini jenis punya spesifikasi dalam genetiknya yang ngaruhnya itu ke karakteristik virus.

Variant of Concern (VOC)

Kalau varian di kategori ini, berdasarkan data yang didapat, udah ada bukti dalam hal-hal berikut, yaitu terjadinya peningkatan penularan, penyakit yang lebih parah, berkurangnya signifikansi dalam netralisasi oleh antibodi yang dihasilkan selama infeksi atau vaksinasi sebelumnya, pengurangan efektivitas pengobatan atau vaksin, atau kegagalan deteksi diagnostik.

Variant of High Consequence (VOHC)

Nah, di kategori yang terakhir ini, ada bukti yang jelas bahwa tindakan pencegahan atau tindakan medis (Medical Countermeasures) telah secara signifikan mengurangi efektivitas dibandingkan varian yang beredar sebelumnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah sampai saat ini, varian baru belum ada yang masuk dalam klasifikasi ini. Ini dilakukan sebagai suatu upaya antisipasi ke depannya.

Di antara empat klasifikasi tersebut, memang kita udah sering banget denger dua varian ini di berita-berita, yaitu variant of interest dan variant of concern. Para ilmuwan udah melakukan berbagai usaha untuk menanggulangi coronavirus ini, yaitu dengan menambah klasifikasi-klasifikasi lainnya sebagai upaya antisipasi.

Oke, untuk elo yang mungkin belum ngikutin episode ini dari awal, berikut ini playlist yang udah gue buat supaya elo bisa mulai baca-baca dari awal sampe akhir.

Series Mengenal Omicron

Bagian 1: Asal Usul Omicron

Bagian 2: Apa Ciri-Ciri dan Gejala Omicron?

Bagian 3: Varian Baru Coronavirus dan Klasifikasi Varian Lainnya

Bagian 4: Setelah New Normal dan Menjadi Endemi, What’s Next?

Ngomong-ngomong soal pandemi, gue berharap buat elo yang masuk dalam angkatan korona, entah itu sekolah atau kuliah dan sampe sekarang belum ngerasain suasana kelas atau gedung sekolah/kampus, semoga situasi segera membaik.

Misalnya, sebagai senior kampus, ketika elo ditanya mahasiswa baru, “Kak, gedung ini di mana, ya?”

Agak kocak aja kalau elo bales dengan, “Gue juga baru masuk kampus, dek! Sama kayak elo, masih belum hafal letak-letak gedung!” :”(

Hahaha. Oke, segitu aja dari gue di artikel ini, cheers!

Referensi:

SARS-CoV-2 Variant Classifications and Definitions – CDC (2022)

Bagikan Artikel Ini!