dating

Dating dari Masa ke Masa – Tentang Cinta

Hai, ayang! Eh, maksud gue, Sobat Zenius!

Kamu lagi apa? Udah makan belum? Kalau belum ada ayang yang ngingetin, nggak apa-apa, setidaknya udah diingetin sama gue. Wkwk.

Buat elo yang udah punya ayang, gue pengin nanya, nih. Elo pernah nggak, nungguin WhatsApp dari si ayang, terus jadi bete karena balesnya lama banget.

Nah, elo kebayang nggak, sih, zaman dahulu di mana ngirim pesan itu harus lewat surat? Kalau misalnya zaman dahulu, elo bete, terus ngirim surat ke ayang, “Aku kesel sama kamu.”

Suratnya bakal nyampe berhari-hari kemudian, atau bahkan bisa berminggu-minggu. Waktu dia terima suratnya, bisa aja elo udah nggak kesel. Hahaha!

Ilustrasi Dating
Ilustrasi Dating (Arsip Zenius)

Jadi, gue bakal cerita di sini, tentang gimana sih kehidupan romansa zaman dahulu. Oke, markibas, mari kita bahas!

Baca Juga: Infografis: Gaya Pacaran Berdasarkan Attachment Styles

Dating vs Pacaran

Dating adalah suatu tahap dalam hubungan romansa, yaitu bertemunya dua orang yang tujuannya mencari kecocokan satu sama lain, dan pada akhirnya bisa jadi pacaran atau bahkan menikah.

Nah, kita bahas dulu, nih, perbedaan mendasar dari dating dan pacaran. Istilah dating ini biasa kita kenal dengan kencan.

Menurut KBBI, kencan adalah janji untuk saling bertemu di suatu tempat pada waktu yang telah ditentukan bersama (antara teman, muda-mudi, kekasih).

Dari penjelasan itu, kita bisa lihat kalau elo jalan bareng pacar, elo bisa sebut itu sebagai pacaran, tapi kalau mau dibilang kencan juga bisa. Kalau kencan, nggak harus bersama pacar, bisa juga dengan teman.

Oleh karena itu, konsep kencan ini sifatnya lebih bebas dan tidak terikat dengan status apa pun. Begitu kira-kira, ayangku, eh, maksudnya, Sobat Zenius!

Oke, setelah tahu perbedaannya, ayo kita lanjutin pembahasan!

Dating di Abad ke-19

Sebenernya, konsep kencan di abad ini belum bener-bener muncul. Karena sebelum tahun 1990-an awal, konsep pacaran lebih umum diterima. Nah, di zaman ini, pacaran itu adalah urusan yang sifatnya pribadi dan tidak emosional. 

Jadi gini, perempuan bakal didampingi oleh orang tuanya ketika bertemu beberapa laki-laki, dan diseleksi berdasarkan status keuangan dan sosial. Kalau perempuan pengin ketemuan dengan laki-laki, umumnya bakal milih lokasi di rumahnya atau acara kumpul-kumpul gitu.

Oleh karena itu, aktivitas kencan yang dilakukan secara eksklusif dengan pergi berdua aja ke suatu lokasi, itu masih belum bener-bener lumrah.

Nah, hal ini berubah di awal-awal abad ke-20, pasangan kekasih bisa aja pergi bareng ke tempat umum dan tanpa ada pihak yang mengawasi. Walaupun tujuan akhirnya tetep aja ke arah pernikahan.

Kalau mau dibandingin sama kondisi sekarang, yaitu abad ke-21 kencan bisa aja dilakukan tanpa pernah ngomongin topik pernikahan sama sekali.

Baca Juga: Sejarah Hari Valentine yang Justru Nggak Ada Cinta-cintaan

Dating di Abad ke-20

Nah, tentu aja di sini gue bakal jabarin tren kencan di Amerika. Kenapa nggak di Indonesia aja? Karena konsep kencan di sini merujuk pada konsep dating. Selain itu, kayaknya di Indonesia waktu zaman ini masih sibuk ngurusin penjajah, pemerintahan, dan negara. Jadi, negara lebih penting daripada ayang. Wkwk.

Ada salah satu tren pacaran pada masa ini, yaitu “The Gentleman Caller”. Tren ini terjadi pada awal-awal abad ke-20. Kalau ada laki-laki yang tertarik sama seorang perempuan, ada protokol khususnya, yaitu dia bakal dateng langsung ke rumah si perempuan. Nah, kalau disambut sama keluarganya dengan oke, dia bisa tuh buat dateng lagi. Ini rada kayak ngapel gitu, ya.

Di tahun 1920-an, sistem ini lama-lama mulai ditinggalkan. Tren kencan seperti sekarang, perlahan mulai muncul. Jadi, pasangan nggak harus ketemu di rumahnya si perempuan dan mulai ada konsep membayar buat kencan. Kayak semacam traktir gitu.

Hal ini, nih, yang bikin dinamikanya berubah antara laki-laki dan perempuan. Di masa ini, mulai ada tren kalau kewajiban laki-laki untuk membayar atau traktir si perempuan sewaktu kencan.

Setelah tren kencan ini muncul, jadinya perempuan itu memilih laki-laki karena dia memang jatuh cinta, bukan berdasarkan standar-standar di masyarakat.

Kalau sebelumnya, cinta itu nggak dilihat penting-penting amat dalam pernikahan, karena dianggap bakal muncul nanti setelah menikah. Nah, setelah tren kencan muncul, jadinya ada kebutuhan untuk jatuh cinta terlebih dahulu sebelum berkomitmen buat menikah.

Oke, setelah ini, ayo kita masuk ke pembahasan tentang kencan di era kita yang sekarang, yaitu abad ke-21.

Dating di Abad ke-21

Di era sekarang ini, online dating membuat dinamika dalam berhubungan menjadi lebih beragam. Elo mungkin udah tahu apa aja aplikasi kencan atau aplikasi dating yang bikin akses buat kencan menjadi lebih mudah.

Kalau mau dilihat sejarah awalnya, nih, sebenernya konsep kencan online itu udah ada bahkan jauh sebelum adanya akses internet. Di tahun 1965, dua mahasiswa Harvard udah bikin Operation Match, yaitu layanan computer dating pertama yang bikin kencan jadi lebih mudah.

Tentu aja online dating bisa membuat akses terhadap kencan menjadi lebih mudah. Tapi, ada masalah baru yang muncul, yaitu kencan menjadi lebih rumit dan tidak sesederhana dahulu. 

Karena akses yang terbuka, dan opsi yang banyak dalam memilih teman kencan, jadinya semakin sulit untuk benar-benar dapet pasangan yang punya komitmen untuk pacaran serius dan berakhir di pernikahan.

Oke, apakah elo pernah nyoba pake aplikasi dating? Coba deh, elo ceritain di kolom komentar, gimana prosesnya dan apakah bisa berakhir jadi pacar? Kalau malu-malu, boleh, kok, anonim aja. haha!

****

Jadi, setelah pembahasan tentang topik kencan ini, gimana menurut elo? Semoga informasi yang elo baca bisa bermanfaat ya. Di episode selanjutnya, elo bisa tahu tentang dampak negatif dari hubungan pacaran. Elo bisa baca artikelnya di sini.

Oh, ya, elo bisa baca ulang series cinta dari Zenius dengan klik link artikel dari masing-masing episodenya!

Series Tentang Cinta

Bagian 1: Apa itu Cinta?

Bagian 2: Hormon Cinta, Berjuta Reaksinya

Bagian 3: Dating dari Masa ke Masa

Bagian 4: Pacaran Sehat Saat Remaja, Memangnya Bisa?

Bagian 5: Menjelang Valentine dan Penyempitan Makna Sayang

Referensi:

How Dating Has Changed Over The Last 100 Years – The List (2019)

Bagikan Artikel Ini!