pacaran sehat tentang cinta zenius education

Pacaran Sehat saat Remaja, Memangnya Bisa? – Tentang Cinta

Dari zaman dahulu kala sampai zaman pandemi Covid-19 sekarang, pacaran ternyata tetap jadi salah satu bentuk hubungan yang diminati banyak orang. Apalagi di masa-masa remaja. Kayaknya tuh, masa remaja itu harus dimanfaatkan buat pacaran, ya?

Padahal menurut penelitian yang dipublikasikan jurnal Behavioral Science, depresi karena cinta umum banget terjadi di kalangan remaja. Soalnya, banyak remaja yang tidak menjalani hubungan pacaran sehat.

Waduh, kok bisa ya?

Baca Juga: Cinta Masa Remaja, Apa Hubungannya dengan Pubertas?

Risiko Depresi karena Cinta pada Remaja

Jadi, berdasarkan penelitian ini, hubungan pacaran di masa remaja disebut memiliki berbagai risiko. Soalnya, remaja dianggap masih memiliki mental yang rentan terhadap masalah-masalah kesehatan mental.

Dari penelitian tadi, disebutkan kalau remaja sebenarnya memiliki banyak hal yang harus dihadapi. Mulai dari kewajiban akademis, keharusan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya, sampai dengan perubahan hubungan dengan orang tua. Hubungan romantis seperti pacaran menurut penelitian ini malah bikin pelakunya merasa lebih tertekan. Soalnya dalam hubungan pacaran pastinya ada berbagai ekspektasi yang diharapkan dari satu sama lain.

Kok pacaran jadi terdengar menyeramkan, ya? Well, nggak harus menyeramkan, kok. Tekanan saat pacaran ini terjadi kalau elo berada dalam hubungan yang toxic alias tidak sehat. 

Pacaran tidak sehat atau toxic itu seperti apa, sih?

Pacaran Sehat saat Remaja, Memangnya Bisa? - Tentang Cinta 9
(Arsip Zenius)

Pertama, elo merasa selalu dikontrol oleh pacar elo. Semua keputusan elo, apa yang mau elo dilakukan, baju yang harus dikenakan, bahkan sampai dengan siapa elo akan menghabiskan waktu harus diberitahu kepada dia. 

Selanjutnya adalah ketidakjujuran. Misalnya elo merasa pacar elo berbohong atau mengelak memberikan informasi penting kepada elo. Nah, ini  bisa jadi pertanda kalau hubungan elo dengan dia sudah mulai tidak sehat.

Lebih parah lagi kalau elo sampai mengalami intimidasi, kekerasan fisik, atau bahkan kekerasan seksual. Kalau ini sampai terjadi pada elo, segera beritahu orang tua, guru, ataupun orang dewasa lainnya yang bisa elo percaya, ya!

Cara Membangun Hubungan Pacaran Sehat

Nah, supaya elo terhindar dari hubungan yang toxic, elo harus tahu dulu hal apa saja yang membangun hubungan pacaran sehat.

tips pacaran sehat
(Arsip Zenius)

Hal yang paling penting dalam sebuah hubungan adalah rasa percaya dan kejujuran. Jadi, bersikaplah jujur kepada pacar dan beri kepercayaan kepadanya. Dua hal ini tidak hanya berlaku dalam pacaran saja, lho. Elo juga harus menerapkan ini dalam hubungan pertemanan bahkan dalam hubungan dengan orang tua.

Selanjutnya, bangun komunikasi yang baik. Terbukalah terhadap apa yang elo rasakan atau inginkan kepada pacar elo. Sebaliknya, elo juga harus menghargai dan mendengarkan kalau pacar elo mau membicarakan apa yang ia rasakan atau inginkan.

Kalau rasanya elo dan pacar mulai terlibat dalam perdebatan atau pertengkaran, cobalah untuk mengontrol emosi yang elo rasakan. Bukan berarti elo nggak boleh marah, ya! Elo hanya perlu menenangkan diri atau menarik napas dulu sebelum membicarakan masalah yang elo dan pacar hadapi.

Terakhir, meski berpacaran, bukan berarti elo dan pacar harus melakukan segala hal bersama-sama, ya! Elo dan pacar tetap merupakan individu yang perlu berinteraksi dengan orang lain. Jadi, berikan waktu buat elo dan pacar untuk quality time dengan teman-teman atau keluarga kalian. Ini yang disebut pacaran sehat.

Baca Juga: Sejarah Hari Valentine yang Justru Nggak Ada Cinta-cintaan

Nah, kalau elo bisa membangun hubungan pacaran yang sehat, ada berbagai manfaat yang bisa elo dapatkan.

Pertama, menurut Suleiman dan Harden, hubungan pacaran yang sehat dapat membantu elo tumbuh menjadi orang dewasa yang mampu memiliki hubungan yang sehat di masa depan. 

Menurut mereka, hubungan pacaran yang sehat di masa remaja dapat menjadi cara penting untuk mengembangkan keterampilan sosial, belajar tentang orang lain, dan tumbuh secara emosional.

Tidak hanya itu, guys. Hubungan pacaran yang sehat saat remaja dapat mendukung kemampuan elo untuk mengembangkan hubungan positif di bidang lain. Mulai dari hubungan pertemanan di masa sekolah dan dewasa, hubungan dengan atasan ketika elo mulai bekerja, bahkan hubungan dengan pasangan di masa depan elo.

Jadi, pacaran bisa memberi elo banyak manfaat bahkan sampai saat elo dewasa. Tentunya selama hubungan yang elo jalani adalah hubungan pacaran sehat. Kalau tidak sehat, elo akan berisiko terkena depresi karena cinta. Waduh, jangan sampai ya!

Baca Juga: Kenapa Putus Cinta Bikin Dada Nyesek?

Nah, sekarang elo sudah tahu nih, bagaimana dampak positif dan negatif dari pacaran. Tapi, apa elo sudah tahu apa itu cinta?

Baca series Tentang Cinta dari Zenius dengan klik link artikel dari masing-masing bagiannya!

Series Tentang Cinta

Bagian 1: Apa itu Cinta?

Bagian 2: Hormon Cinta, Berjuta Reaksinya

Bagian 3: Dating dari Masa ke Masa

Bagian 4: Pacaran Sehat Saat Remaja, Memangnya Bisa?

Bagian 5: Menjelang Valentine dan Penyempitan Makna Sayang

Referensi:

  • Young Love: Romantic Concerns and Associated Mental Health Issues among Adolescent Help-Seekers – Behavioral Science (2016)
  • The Mental Health Impact of Dating on Fragile Young Adults – Psycom (2020) 
  • Not Just A Summer Fling: Teenage Love Affects Mental Health, School Performance, ASU Research Shows – Arizona State University (2018)
  • Choose Respect Community Action Kit: Helping Preteens and Teens Build Healthy Relationships – Centers for Disease Control and Prevention. National Center for Injury Prevention and Control (2005)
  • The Importance Of Sexual and Romantic Development In Understanding The Developmental Neuroscience of Adolescence – Developmental Cognitive Neuroscience (2016)
Bagikan Artikel Ini!