mozart zenius

Gimana Caranya Jadi Anak Ajaib Kayak Mozart?

Mozart menjadi salah satu anak ajaib di dunia yang sudah jadi komposer hebat sebelum usia 10 tahun. Kok bisa ya, dan gimana caranya biar bisa sejenius Mozart? Yuk, simak ceritanya!

Halo, Sobat Zenius!

Ketika elo mendengar istilah ‘anak ajaib’, apa hal pertama yang ada di pikiran elo?

View Results

Loading ... Loading ...

Kali ini, gue akan memperkenalkan anak ajaib versi gue, yang keajaibannya sudah diakui dunia permusikan. Dia adalah Wolfgang Amadeus Mozart, sang komposer legend.

Mozart udah dikenal sebagai salah satu komposer musik klasik paling terkenal sepanjang sejarah. Perjalanannya dalam bermusik bikin dia jadi anak ajaib.

Seajaib apa dia, dan bagaimana bisa? Yuk, langsung aja gue kenalin.

Sang Anak Ajaib

Wolfgang Amadeus Mozart lahir dalam keluarga pemusik. Bakatnya turun dari sang ayah, Leopold. Leopold adalah seorang komposer, pemain biola, dan asisten master orkestra di istana Uskup Agung Salzburg, kota tempat mereka tinggal di Austria.

Ayahnya emang ambis banget sama musik. Dia ingin menekankan pentingnya musik ke anak-anaknya. So, Mozart dan kakak perempuannya, Nannerl, dikenalin sama musik sejak dini.

Bakat bermusik Mozart mulai kelihatan saat dia berumur tiga tahun. Waktu itu, ayahnya bikin buku belajar keyboard buat Nannerl. Nannerl emang digembleng duluan sama ayahnya, soalnya dia yang lebih gede, usianya sudah tujuh tahun.

Nah, Mozart juga ikut mempelajari buku belajar harpsichord (alat musik yang dimainkan dengan keyboard) yang dibikin ayahnya. Dia belajar chord, nada, dan tempo secara otodidak.

Suatu hari, dia nyoba mempraktikkan apa yang sudah dipelajari dari buku itu. Dia mainin harpsichord. Dan, voila! Dia jago banget mainnya. Bahkan, cara mainnya udah melebihi Nannerl yang tiap hari latihan.

Gimana Caranya Jadi Anak Ajaib Kayak Mozart? 65
Harpsichord. (Dok. David Schou via Creative Commons)

“Ini anak, nggak ada hujan, nggak ada angin, sejak kapan bisa main harpsichord sebagus ini?” Leopold cuma bisa kaget, tetapi juga bangga banget sama dia.

Leopold langsung gercep buat mengasah bakat musik anaknya itu. Leopold ngelatih anak bungsunya itu secara intensif buat belajar berbagai alat musik. Jadinya, Mozart nggak ikut sekolah formal. Ayahnya ngelepasin pekerjaannya demi bisa fokus mendidiknya, baik dalam musik maupun mata pelajaran umum.

Finally, kecerdasannya dalam bermusik makin terasah. Pada usia empat tahun, baru setahun mengasah skill bermusik, dia udah expert dalam bermain biola, clavier, dan organ! Tiga alat musik yang punya tingkat kesulitannya sendiri, bisa dimainkan dengan baik oleh Mozart.

Di usia lima tahun, dia udah bisa baca dan nulis sendiri. Hasilnya, dia menulis komposisi musik pertamanya yang berupa instrumental, yaitu Andante (K.1a) dan Allegro (K.1b). Anak lima tahun udah bikin karya musik sendiri!

Leopold ingin menunjukkan kepada dunia, kalau anak bungsunya itu ahli banget dalam bermain musik. So, dia ngajak Nannerl dan Mozart buat tur keliling Eropa. Saat itu, usia sang komposer baru enam tahun. Tur itu merupakan sebuah tradisi, kalau anak-anak di Eropa yang punya bakat luar biasa bisa nunjukin skill mereka di depan para bangsawan.

Gimana Caranya Jadi Anak Ajaib Kayak Mozart? 66
Lukisan yang menampilkan Mozart saat berusia enam tahun. (Dok. Pietro Antonio Lorenzoni via Wikimedia Commons)

Permainan pertamanya adalah di istana kekaisaran Wina, Austria. Dia main piano dengan kecepatan tinggi bagai kuda, dan tentunya merdu di telinga. Ciri khasnya saat main piano adalah merem dan tangannya disilangkan. Namanya pun langsung menjadi trending di Eropa.

Suatu hari, skill-nya diuji waktu tur ke London. Pengacara terkenal di Inggris, Daines Barrington, penasaran, apakah Mozart sekeren yang diomongin orang-orang?

“Zart, gue punya naskah orkestra, pakai chord Italia buat penyanyi alto. Coba mainkan dong,” kata Barrington, sambil menaruh naskah itu di depan Mozart.

Komposer cilik itu baru berusia delapan tahun. Dia nggak tahu sama sekali tentang chord Italia. Namun, dia tetap berani buat mainin itu. Dan boom, he did it.

Barrington tercengang. Perform-nya bagus banget. Barrington jadi nagih buat minta Mozart main lagi. Dia semangat banget. Saking semangatnya, dia bolak-balik duduk dan berdiri tiap main.

Gimana Caranya Jadi Anak Ajaib Kayak Mozart? 67
Mozart kecil saat bermain piano. (Dok. Wikimedia Commons)

Peristiwa itu menginspirasinya buat nulis simfoni (karya musik panjang untuk orkestra) untuk pertama kalinya. Gubahan yang dibikin benar-benar beda dari karya musik klasik lain pada eranya.

Memasuki usia 10 tahun, Mozart nulis 40 simfoni lainnya. Dia juga ngelanjutin tur keliling Eropa selama tiga tahun, sama ayah dan kakaknya.

Setelah tiga tahun tur keliling Eropa, Mozart nulis opera pertamanya pada usia 14 tahun. Opera merupakan drama yang dipentaskan dengan musik. Dia bikin instrumental dan orkestra opera. Beberapa orkestra yang dibuat adalah Mitridate (1770), Ascanio di Alba (1771), dan Lucio Silla  (1772).

Gimana Caranya Jadi Anak Ajaib Kayak Mozart? 68
Ilustrasi orkestra (Gif by tenor.com)

Sisanya adalah sejarah. Mozart dikenal sebagai komposer musik klasik genius terhebat sepanjang masa. Dia sudah melahirkan lebih dari 600 karya musik selama hidupnya.

Karya Mozart yang sangat terkenal adalah Requiem, yang belum selesai hingga kematiannya pada tahun 1791. Karya-karyanya melahirkan adanya Mozart Effect, sebuah teori yang mengatakan kalau mendengar musik klasik Mozart bisa bikin pendengarnya lebih pintar.

Baca juga: Musik Bisa Meningkatkan Produksi Susu Sapi loh!

Apa yang Bikin Seseorang Jadi Anak Ajaib?

Setelah elo nyimak kisah hidup Wolfgang Amadeus Mozart di atas, ada satu pertanyaan besar: kok bisa ada anak yang sejenius itu sejak kecil?

Bayangin, anak usia tiga tahun udah jago banget main harpsichord, bahkan skill-nya ngelebihin kakaknya yang setiap hari latihan. Cuma baca buku bikinan ayahnya, dia bisa seahli itu.

Tiap ganti tahun, skill bermusik nya naik level. Ketika gue lagi enak-enaknya makan telur gulung sama es gabus di depan sekolah, Mozart udah bikin karya musik sendiri.

Gimana Caranya Jadi Anak Ajaib Kayak Mozart? 69
Mozart beneran jenius, kan? (Gif by giphy)

Bukannya mau ngebandingin kemampuan tiap orang (meskipun makan telur gulung bukanlah sebuah skill), tetapi gue jadi kepo. Gimana caranya bisa jadi anak ajaib kayak Mozart?

Dalam ilmu psikologi, anak ajaib dikenal sebagai child prodigy. Secara spesifik, child prodigy adalah anak di bawah usia 10 tahun yang tingkat intelektualnya setara orang dewasa dalam bidang tertentu. Biasanya, anak ajaib ini sering ditemui di bidang musik, catur, sains, dan matematika.

Terus, gimana anak bisa jadi child prodigy? Turunan dari orang tua, atau karena latihan terus-menerus?

Menurut elo, kira-kira apa jawabannya?

View Results

Loading ... Loading ...

Psikolog terkenal, Michael Howe, bilang kalau dedikasi dan dorongan orang tua bisa membantu anaknya menjadi child prodigy.

Gimana Caranya Jadi Anak Ajaib Kayak Mozart? 70
Meme support system. (Dok. me.me)

Kalau kita balik ke Mozart, dedikasi ayahnya emang jadi bukti. Leopold ngenalin musik ke dia sejak usia tiga tahun. Bahkan, Leopold rela ngelepasin pekerjaanya sebagai musisi demi membangun masa depan Mozart sebagai pemusik hebat.

Dia juga diajak keliling Eropa sama ayahnya buat nunjukin kalau Mozart memang anak yang jenius dalam bermusik. Passion-nya di bidang musik benar-benar digali berkat dorongan ayahnya.

Sosok child prodigy lain yang terbentuk dari dukungan orang tua adalah Tiger Woods. Woods menjadi salah satu pegolf terhebat sepanjang masa dan atlet paling terkenal sepanjang sejarah.

Woods sudah mengenal golf sejak usia 18 bulan. Ayahnya, Earl Woods, mengajari Woods cara bermain golf, sampai bisa memenangkan kejuaraan golf pertamanya di usia 8 tahun.

However, punya support system nggak berarti bikin anak auto genius. Tanpa punya otak yang nggak pernah diasah dengan latihan, dukungan orang tua nggak jadi jaminan.

So, otak kecil kita punya pengaruh besar dalam meningkatkan keterampilan. Ada sistem cerebro-cerebellar yang memungkinkan otak kecil buat meningkatkan kecepatan dan keterampilan kognitif, bahasa, dan motorik. Kalau kecepatan berpikir otak kecil meningkat, seseorang jadi lebih cepat buat menguasai bidang tertentu. Cara memaksimalkannya adalah dengan latihan secara intensif.

Gimana Caranya Jadi Anak Ajaib Kayak Mozart? 71
Otak kecil. (Dok.  Life Science Databases (LSDB) via Creative Commons)

Penelitian berjudul Prodigies of nature (2005) mendukung hal itu. Latihan terus menerus bisa membentuk child prodigy, kayak Mozart tadi. Contoh yang ada pada penelitian adalah, anak yang paling jago main biola, rata-rata latihan dua jam sehari, setiap hari.

Bukti nyata dari the power of practice adalah John von Neumann, salah satu matematikawan paling berpengaruh di abad ke-20. Waktu umur 6 tahun, Neumann udah bisa membagi delapan digit angka dan nge-joke pakai bahasa Yunani Klasik.

Di usia 8 tahun, dia belajar kalkulus dan hafal nomor-nomor di buku telepon! Semua itu bisa diraih berkat ketekunannya dalam belajar matematika.

Baca juga: Benar Gak, Sih, Dengerin Musik Rock Bikin Tambah Semangat?

Apakah faktor genetik bisa bikin anak jadi child prodigy?

Penelitian terbaru menunjukkan kalau faktor genetik juga berperan dalam kemampuan kognitif dasar, kayak yang dipaparkan penelitian berjudul Practice Does Not Make Perfect: No Causal Effect of Music Practice on Music Ability (2014).

Sebanyak 10.000 anak kembar diteliti, untuk mengungkap apakah faktor genetik memengaruhi bakat musik dan kegigihan mereka dalam berlatih. Hasilnya, yes. Meskipun begitu, faktor genetik nggak sedominan peran lingkungan dalam mencetak child prodigy.

Kalau menurut gue, kita nggak bisa ngapa-ngapain faktor genetik tersebut. Kita nggak bisa milih gen sendiri waktu lahir. Yang bisa kita usahakan adalah ngelatih skill secara konsisten, dan nyari support system yang bisa memotivasi kita.

Kayaknya, kita udah telat buat jadi anak ajaib. Anggap aja ini jadi bekal, barangkali elo ingin adik elo yang masih balita, atau anak elo suatu saat jadi child prodigy. Semoga, generasi penerus kita bisa jadi the next Mozart ya!

Gimana Caranya Jadi Anak Ajaib Kayak Mozart? 72
Siapa mau jadi the next Mozart? (Gif by tenor.com)

Baca Juga Artikel Lainnya

Tren Lagu Remake dan Pentingnya Musik di Era Pandemi

3 Cara Belajar Efektif dan Efisien, Bukan Sekedar Belajar Keras

Ismail Marzuki, Komponis Bergelar Pahlawan Nasional

Referensi

https://blogs.biomedcentral.com/on-biology/2016/06/01/child-prodigies-1000000-years-silently-making/

http://content.time.com/time/magazine/article/0,9171,21839,00.html

https://science.howstuffworks.com/life/inside-the-mind/human-brain/10-child-prodigies.htm#pt1

https://www.britannica.com/biography/Wolfgang-Amadeus-Mozart

https://www.chicagotribune.com/news/ct-xpm-2001-07-04-0107050012-story.html

https://www.history.com/news/8-famous-child-prodigies

https://www.liveabout.com/wolfgang-amadeus-mozart-child-prodigy-723779

https://www.operaphila.org/whats-on/on-stage-2016-2017/figaro/composer/

https://www.scientificamerican.com/article/what-makes-a-prodigy1/#

https://www.wolfgang-amadeus.at/en/biography_of_Mozart

Jenkins, J.S. (2005). Prodigies of Nature. Journal of The Royal Society of Medicine, 98, 277-280.

Mosing, Miriam A, dkk. (2014). Practice Does Not Make Perfect: No Causal Effect of Music Practice on Music Ability. SAGE Journals, 25(9), 1795-1803.

Bagikan Artikel Ini!