Bahasa Indonesia itu Gampang atau Susah, sih? 41

Bahasa Indonesia itu Gampang atau Susah, sih?

Kenapa banyak anak yang merasa bahasa Indonesia lebih sulit dibandingkan bahasa Inggris? Artikel ini mengulas penyebabnya dan memberi tips mengatasinya.

Pernah gak sih, kalian mikir gini:

“Kok nilai ulangan Bahasa Indonesia gue gak bagus-bagus amat, ya?”

“Perasaan nilai ulangan Bahasa Indonesia gue lebih jelek dari Bahasa Inggris, deh.”

Gue sering banget mendengar keluhan-keluhan tersebut dari para siswa. Selama gue mengajar, hal ini selalu saja menjadi fenomena yang berulang setiap tahunnya. Nilai ulangan atau ujian bahasa Indonesia kebanyakan siswa lumayan pas-pasan dan kadang lebih rendah daripada nilai ulangan bahasa asing, apalagi bahasa Inggris.

Nah, kalian merasa ironis gak, sih? Orang Indonesia, tapi kok nilai ulangan bahasa Indonesianya malah lebih rendah dari Bahasa asing. Seharusnya, sebagai orang Indonesia, Bahasa Indonesia bukan hal yang sulit, kan? Bahasa Indonesia adalah bahasa yang pertama kali kita pelajari. Sebagai bahasa ibu, hampir setiap detik kita menggunakan bahasa Indonesia selama belasan tahun. Di sisi lain, kita baru belajar bahasa Inggris di kelas tertentu di sekolah. Kita pun gak menggunakannya setiap hari.

Tapi kenapa nilai ulangan bahasa Indonesia umumnya lebih pas-pasan dibandingkan nilai ulangan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris?

Apa emang bahasa Indonesia lebih sulit dari bahasa Inggris?

Bahasa Indonesia itu Gampang atau Susah, sih? 42
Eh, kita berkenalan dulu ya. Nama gue Yudhistira Laturiuw. Biasa dipanggil Yudhis. Gue baru sebulan bergabung di Zenius Education sebagai Tutor Bahasa Indonesia di zenius.net. Sebelum bergabung bersama Zenius, gue berpengalaman sebagai guru bahasa dan Kepala Sekolah Dasar.

Nah, pada artikel perdana ini, gue ingin berbagi hasil observasi gue selama mengajar tentang kenapa kira-kira nilai ulangan/ujian bahasa Indonesia pelajar Indonesia umumnya pas-pasan dan kadang lebih jelek daripada nilai ulangan bahasa asing. Yuk kita bahas.

Bahasa Indonesia itu Gampang atau Susah, sih? 43

Gampang dan Susahnya Bahasa Indonesia

Sebelum kita masuk ke penyebab utamanya, ada baiknya kita membedah bahasa Indonesia itu sendiri dulu. Karena sudah terbiasa menggunakannya sehari-hari sejak kecil, mungkin kita gak ngeh tentang gampang dan susahnya bahasa Indonesia sebagai sebuah bahasa.

Tapi misalnya nih, ada alien yang datang ke bumi. Alien ini tentunya gak mengerti sama sekali ribuan bahasa yang ada di bumi. Karena ingin berkomunikasi dengan manusia, si alien mau belajar bahasa manusia. Dari sudut pandang netral yang belum terkontaminasi satu pun bahasa manusia, alien ini membandingkan ribuan bahasa yang ada.

Bahasa Indonesia itu Gampang atau Susah, sih? 44

Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain yang ada di bumi, sebenarnya gimana sih kedudukan dan struktur bahasa Indonesia? Apa sih sisi gampang dan susahnya bahasa Indonesia sebagai sebuah bahasa? 

Gampangnya Bahasa Indonesia

1. Bahasa Indonesia tidak memiliki perubahan bentuk (konjugasi) kata kerja (verba) berdasarkan waktu atau kala (tenses).

Di bahasa Indonesia, verba “makan”, kapan pun waktunya, bentuknya tetap aja “makan”. Mau kemarin, besok, atau sekarang, bentuknya tetap aja makan.

Sedangkan di bahasa Inggris, verba makan “to eat” akan berubah sesuai dengan waktunya: I am eating, I eat, I ate, dan sebagainya.

2. Pelafalan dalam bahasa Indonesia tergolong konsisten.

Di bahasa Indonesia, huruf “a” dibaca “a”, “b” dibaca “b”, begitu pula dengan kebanyakan huruf dan bunyi lain.

Sedangkan di bahasa Inggris, huruf “a” dalam kata-kata “father”, “bag”, “ball”, “barn”, masing-masing pelafalannya beda.

3. Tidak ada perbedaan gender kata benda (nomina).

Di bahasa Indonesia, nomina atau kata benda tidak dibedakan berdasarkan gender maskulin, feminin, maupun netral.

Sedangkan di bahasa lain, Spanyol, misalnya, ada bentuk feminin dan maskulin pada nomina, misalnya chica (anak perempuan), dan chico (anak laki-laki) atau señor (tuan), dan señorita (nona).

4. Subyek tidak memengaruhi perubahan bentuk verba.

Mirip seperti poin pertama tadi, verba atau kata kerja dalam bahasa Indonesia tidak akan berubah bentuk dikarenakan perubahan subyek. Contohnya, bisa lihat perbandingan di tabel berikut:

Bahasa Indonesia Bahasa Spanyol Bahasa Jerman
Saya minum susu. Yo bebo leche. Ich trinke Milch.
Anda minum susu. Usted bebe leche. du trinkst Milch.
Kami minum susu Nosotros bebemos leche. Wir trinken Milch.

5. Nomina tidak memiliki bentuk jamak yang khusus, hanya perlu diulang aja.

Contoh: kue-kue, orang-orang, dan lain-lain.

Di bahasa Inggris, bentuk jamak diperoleh dengan cara menambahkan “s” pada nomina, atau dengan mengubah nomina ke bentuk khusus, seperti child – children, person – people, dan sebagainya.

“Wah, kalo dilihat dari sisi gampangnya, enak juga ya mempelajari bahasa Indonesia. Kayaknya gak terlalu banyak aturan ribet seperti bahasa lain.”

Eits, jangan salah. Itu kan baru sisi gampangnya. Sekarang coba kita lihat sisi susahnya dari bahasa Indonesia.

Susahnya Bahasa Indonesia

Kalo kalian adalah penutur Bahasa asing seperti Bahasa Inggris, Mandarin, atau Jepang, maka kesulitannya ada cukup banyak, karena acuannya adalah bahasa-bahasa asing tersebut. Tapi kalo diliat dari sudut pandang penutur asli bahasa Indonesia, maka kesulitannya bisa dikerucutkan menjadi satu hal aja, yaitu aturan penggunaan imbuhan.

Coba deh, kalo kalian disuruh jelasin satu per satu fungsi dan contoh imbuhan dalam bahasa Indonesia. Misal, coba sebutkan perbedaan fungsi imbuhan me- pada kata-kata berikut:

  • Menulis
  • Menyendiri
  • Membabi-buta
  • Mengudara

Lalu golongkan mutasi kata dasarnya berdasarkan bunyi/huruf awal dari kata dasar tersebut. Ayo, coba tulis jawaban kalian di comment section di bawah.

Lumayan ribet, kan? 🙂

Bahasa Indonesia vs Bahasa Asing

Sebuah lembaga bernama Foreign Service Institute (FSI) pernah merilis laporan yang menggolongkan atau memberikan peringkat kepada bahasa-bahasa manusia berdasarkan level kesulitan untuk mempelajarinya dari sudut pandang penutur bahasa Inggris (English speaker). Apakah bahasa yang relatif lebih mudah dipelajari? Bahasa apa pula yang relatif paling sulit dipelajari?

Ingat ya, kategori atau peringkat di bawah ini disusun dari sudut pandang orang yang sudah fasih bahasa Inggris. Jadi, misalnya si alien tadi memutuskan untuk pertama kali mempelajari bahasa Inggris karena bahasa ini merupakan bahasa internasional di bumi. Ketika ia mau mempelajari bahasa kedua untuk dipelajari, si alien bisa menggunakan tabel di bawah sebagai referensi untuk melihat mana bahasa yang gampang dan susah untuk dipelajari selanjutnya.

Berikut tabel kategori/peringkat bahasa berdasarkan tingkat kesulitannya untuk dipelajari, disertai dengan rata-rata waktu untuk mempelajarinya.

Kategori I: 23-24 minggu (575-600 jam)
Bahasa yang berhubungan erat dengan bahasa Inggris
Afrika
Denmark
Belanda
Perancis
Italia
Norwegia
Portugis
Rumania
Spanyol
Swedia
Kategori II: 30 minggu (750 jam)
Bahasa yang mirip dengan bahasa Inggris
Jerman
Kategori III: 36 minggu (900 jam)
Bahasa yang memiliki perbedaan linguistik dan budaya dengan bahasa Inggris
Indonesia
Malaysia
Swahili
Kategori IV: 44 minggu (1100 jam)
Bahasa yang memiliki perbedaan linguistik dan budaya yang signifikan dengan bahasa Inggris
Albania
Amharic
Armenia
Azerbaijan
Bengal
Bosnia
Bulgaria
Birma
Kroasia
Ceko
Estonia
Finlandia
Georgia
Yunani
Hebrew (Ibrani)
Hindi
Hungaria
Islandia
Khmer
Lao
Latvia
Lithuania
Makedonia
Mongolia
Nepal
Pashto
Persia
Polandia
Rusia
Serbia
Sinhala
Slovakia
Slovenia
Tagalog
Thai
Turki
Ukrainia
Urdu
Uzbek
Vietnam
Xhosa
Zulu
Kategori V: 88 minggu (2200 jam)
Bahasa yang sulit sekali dipelajari oleh penutur asli bahasa Inggris
Arab
Kanton
Mandarin
Jepang
Korea

Nah, ternyata dari sudut pandang penutur bahasa Inggris, bahasa Indonesia gak terlalu sulit kok untuk dipelajari. Ya sedang-sedang aja. Seorang bule penutur bahasa Inggris “cuma” butuh sekitar 9 bulan tinggal di Indonesia untuk bisa memahami bahasa Indonesia. Bandingkan dengan bahasa Mandarin, Jepang, atau Korea yang membutuhkan waktu hingga 2 tahun.

Faktor Penyebab Bahasa Indonesia Terkesan Sulit

Lalu gimana dengan pelajaran bahasa Indonesia yang ada di sekolah? Well, kalo dilihat secara garis besar, segala materi penting yang tujuannya meningkatkan kemampuan membaca, menulis, mendengar, dan berbicara bahasa Indonesia sudah cukup ter-cover sih di pelajaran sekolah.

Tapi kok kayaknya masih nggak cukup komprehensif bagi banyak siswa, ya? Ujung-ujungnya, bahasa Indonesia malah jadi nampak sulit. Bahkan banyak juga siswa yang merasa pelajaran Bahasa Inggris malah lebih gampang. Nah, kita coba lihat beberapa faktor yang menurut gue menjadi penyebabnya:

1. Ketidakseimbangan penggunaan Bahasa baku dan tidak baku.

 Hayo, ngaku, seberapa sering kalian pake bahasa baku? Pasti kebanyakan jawabnya nggak sering-sering amat.

Di bahasa mana pun, keberadaan ragam bahasa tidak baku itu wajar, termasuk dalam bahasa Indonesia, yang usianya sendiri belum terlalu tua. Bahasa Indonesia yang kita pelajari di sekolah adalah bahasa yang baku, sedangkan yang kita pake hari-hari beda banget dengan yang kita pelajari di sekolah. Coba deh, kalian sepanjang hari ngobrol sama temen pake bahasa baku secara full, kira-kira bakal gimana? Kedengerannya janggal, kan?Bahasa Indonesia itu Gampang atau Susah, sih? 45Nah, hal kayak gini yang bikin kita gak terbiasa menggunakan bahasa baku, akhirnya kebanyakan siswa merasa bahasa baku itu terlalu kaku, yang penggunaannya hanya pada situasi formal aja. Jadi, meskipun kita belajar bahasa Indonesia di sekolah, karena jarang banget pake bentuk baku, kita jadi kurang terpapar dengan tersebut.

Kalo kita bandingkan dengan bahasa Inggris, bentuk yang kita pelajarai di sekolah itu ya sebagian besar kita pake, dan itu juga yang kita praktikkan.

2. Meremehkan definisi

Ah, ngapain sih ngafalin definisinya istilah-istilah gramatik teknis macam “ide pokok”, “gagasan utama”, “majas”, dan lain-lain. Jujur deh,  kalo mau ulangan, berapa banyak dari kalian yang mempelajari pemahaman definisi dari istilah-istilah gramatik yang malesin tersebut?

Nah, karena pemikiran seperti itu, kebanyakan paling cuma belajar dari contohnya aja ketimbang beneran memahami definisi secara mendalam. Ini bikin rancu, loh. Akhirnya banyak juga siswa yang kadang nggak bisa bedain definisi istilah-istilah satu sama lain.

Contohnya, nih, di antara kata-kata berikut, mana saja yang merupakan homonim, homofon dan homograf sekaligus?

  • buku
  • tahu
  • bisa
  • bulan
  • rapat
  • kali

Kalo kalian udah paham definisi, pasti bisa langsung jawab tanpa ngecek definisi masing-masing dulu, hehe ?

3. Penguasaan struktur kalimat yang rendah

Ani sedang makan buah jambu.

Dari kalimat tersebut, coba pisahin S-P-O-(K)-nya, deh. Mungkin kalimat tadi masih gampang, gimana kalo kalimatnya udah kalimat majemuk? Sebagai praktisi Pendidikan, gue cukup sering liat siswa yang bingung dengan urutan S-P-O-(K) pada kalimat majemuk. Malah kadang ada yang gak paham predikat itu apa.

Memang, jika kita bandingkan dengan bahasa lain, struktur kalimat bahasa Indonesia tidak terlalu kompleks. Tapi karena banyak yang gak terlalu menguasai struktur kalimat, akhirnya malah jadi tampak kompleks, apalagi kalo ditambah dengan faktor nomor 1 dan 2 di atas, lengkap, deh.

Contoh:

Andi menulis puisi.

Andi = S, menulis = P, puisi = O.

Orang yang beralaskan kasut jerami kusam itu adalah pamanku.

S-P-O-(K) dasarnya yang mana?

Kalo kalian udah terbiasa dengan struktur kalimat, pasti tahu, tapi sepengalaman gue, banyak juga loh, yang gak ngeh bahwa “orang yang beralasakan kasut jerami kusam itu” adalah subyek.

4. Dinamika dan perubahan bahasa

Seperti yang udah dibahas di artikel Zenius Blog sebelumnya, bahasa selalu berubah:

Bahasa yang Berubah: Kemajuan atau Kemunduran?

Meski secara garis besar perubahan bahasa tidak dipandang sebagai hal negatif, cukup jelas bahwa dinamika dan perubahan bahasa dapat memengaruhi pembelajar bahasa. Sejak Sumpah Pemuda hingga sekarang, udah banyak banget terjadi perubahan sistem ejaan. Ini menyebabkan para pendidik dan penulis buku memiliki standar acuan yang berbeda, dan ujung-ujungnya siswa juga akhirnya mendapatkan source yang berubah-ubah.

5. Kurangnya minat akan bahasa Indonesia

 Wah, ini kayaknya sering banget gue lihat di kalangan siswa. “bahasa Indonesia gak menarik”, “bahasa Indonesia ngebosenin”, serta serombongan alasan lainnya sering banget terlontar dari mulut siswa.

Tips Mengatasi Kesulitan Belajar Bahasa Indonesia

Jadi gimana dong? Secara perlahan tapi pasti, kita bisa kurangi faktor-faktor tersebut, kok.Berikut beberapa tips dari gue.

1. Latihan bahasa baku 

Supaya bisa lebih terbiasa dengan bahasa baku, boleh dicoba sedikit demi sedikit pake bahasa baku dalam menulis dan berbicara. Gak perlu takut dianggap sok baku atau gak gaul, in the end kan untuk mempertajam skill kita sendiri. Coba kalian praktikkan secara perlahan ke orang tua atau guru masing-masing. Jangan takut salah atau diketawain, namanya juga proses belajar. Atau, saran gue, salah satu yang paling bisa dipraktikkan adalah praktekin bahasa baku ke Customer Service (CS). Bisa CS apa aja, mau operator seluler, bank, atau produk lain. Nah, kalo CS kan biasanya dilatih untuk menggunakan bahasa yang baik dan sopan, good chance banget buat kalian coba.

2. Proaktif memahami definisi

Untuk punya pemahaman definisi yang lebih baik, biasakan untuk selalu mencari definisi dari sumber yang akurat (contohnya KBBI). Ini juga bisa membantu kalian semua dalam mata pelajaran lain, loh. Kalian gak perlu membawa kamus ke mana-mana. Sekarang udah banyak versi KBBI online, seperti kbbi.web.id atau kateglo.com.

3. Latihan struktur kalimat

Untuk bisa menguasai struktur kalimat, coba berlatih mengkategorikan komponen kalimat ke dalam S-P-O-(K). Start dari kalimat-kalimat sederhana aja dulu, baru perlahan ke kalimat yang lebih kompleks. Ini adalah drill yang bagus untuk berlatih membaca dan menulis kalimat yang baik.

4. Mengikuti dinamika perubahan bahasa

Dalam menghadapi dinamika dan perubahan bahasa, kalian juga sebaiknya up-to-date. Jangan cuma up-to-date bahasa gaul doang, yang baku juga kalian harus tahu. Katro gak update bahasa gaul sama katronya dengan gak update bahasa baku. Gimana cara updatenya? Well, bisa dari program TV, koran, atau media lain yang memang sudah terkenal mendukung penggunaan bahasa Indonesia yang baik. Gue aja kadang nambah kosakata bahasa Indonesia baru dari media massa.

5. Membaca dan membaca

Untuk meningkatkan minat terhadap bahasa Indonesia, harus dipupuk secara perlahan juga. Mulai dari membaca topik/artikel/majalah/buku yang kalian gemari dulu. “kalo gak punya hobi baca gimana? Kalo yang emang suka dengan bahasa secara umum mah gampang, lah gue, sukanya otomotif. Mana nyambung?”. Eits, kata siapa? Minat apa pun pasti at least memerlukan kemampuan membaca. Kalo lo minat di bidang otomotif, terus mau tahu dasar komponen mesin, pastinya perlu baca tentang hal tersebut, dong. Jadi sebenernya gak perlu punya dasar kesukaan terhadap bahasa, bidang apa pun bisa jadi pemicu untuk memupuk minat dalam bahasa Indonesia, karena pada dasarnya pasti kita butuhkan.

6. Jangan takut salah

Secara umum, jangan takut dikoreksi, dan jangan enggan juga untuk mengoreksi. Hilangkan anggapan bahwa mengoreksi orang lain berarti sok pinter atau sok tahu. Jika kalian terbiasa mengoreksi (atau dikoreksi), maka kalian juga bakal terbiasa mengetahui pola dan bentuk mana yang benar sesuai aturan.

****

Kesimpulannya, sebenernya bahasa Indonesia itu gampang atau susah? Hmm… gak bisa dijawab sesimpel itu, sih.

In the end, jawabannya kembali ke diri kalian masing-masing. Akan menjadi gampang kalau kalian mau berusaha untuk paham dan menguasai, dan akan menjadi sulit juga kalau kalian gak mau pindah dari cara berpikir yang lama. Buat gue pribadi, bahasa Indonesia sebenernya cukup gampang. Hampir selama 24 jam 7 hari kebanyakan dari kita terpapar dengan bahasa Indonesia. Yuk, kita tingkatkan kemampuan bahasa Indonesia kita. Semoga tulisan ini bisa sedikit mencerahkan kalian semua yang lagi mumet  dengan bahasa Indonesia?

Berani sekalian ngetes logika bahasa lo? Nih, cobain Zencore! Dengan fitur adaptive learning, lo bisa tau seberapa jago kemampuan fundamental lo lewat kuis CorePractice, sekaligus upgrade diri biar makin cerdas. Lo juga bisa ajak temen-temen buat push rank. Klik banner di bawah buat cobain!

cerdas beneran bareng zencore

Materi Bahasa Indonesia Lainnya dari Zenius

Materi Bahasa Indonesia: Teks Laporan Hasil Observasi
Materi Bahasa Indonesia: Teks Tanggapan
Materi Bahasa Indonesia: Jenis jenis Frasa
Materi Bahasa Indonesia: Resensi Buku
Materi Bahasa Indonesia: Teks Prosedur
Materi Bahasa Indonesia: Esai
Materi Bahasa Indonesia kelas 7: Surat Pribadi

—————————CATATAN EDITOR—————————

Jika ada di antara kamu yang ingin ngobrol atau diskusi dengan Yuuji-sensei terkait bahasa Indonesia dari sisi linguistik, atau tips belajar bahasa Indonesia, jangan ragu untuk bertanya pada kolom komentar di bawah artikel ini.

Baca Juga Artikel Bahasa Indonesia Lainnya

Teks prosedur kompleks

Materi teks prosedur

Soal teks prosedur

Lihat Juga Proses Belajar Ala Zenius di Video Ini

Bagikan Artikel Ini!