Gandhi: Bapak Anti-Kekerasan yang Menginspirasi Dunia 25

Gandhi: Bapak Anti-Kekerasan yang Menginspirasi Dunia

Abad 20 memang sudah berlalu 15 tahun yang lalu, tapi sejarah yang ditinggalkan masih sangat berpengaruh hingga saat ini. Kalo sekarang kita merefleksi apa sih kejadian luar biasa yang dialami umat manusia pada abad 20? Menurut gua pribadi, salah satu hal yang paling pantas dikenang dan menandai sejarah abad 20 adalah perjuangan anti-kolonial di berbagai belahan dunia yang melahirkan banyak negara baru yang merdeka hingga membentuk peta dunia seperti yang kita kenal saat ini. Pada abad 20 yang lalu, memang ada buanyak banget negara yang mendeklarasikan kemerdekaan dengan melepaskan diri dari bentuk kolonisasi negara-negara Eropa, terutama dari negara-negara di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia, Malaysia, India, Pakistan, dan masih banyak lagi. (selengkapnya lihat di sini)

Dari semua drama perjuangan melawan kolonialisme pada abad 20, ada satu kisah yang sangat terkenal dan begitu mempengaruhi perjuangan serupa di berbagai tempat lain maupun pada masa mendatang. Kisah perjuangan besar ini dimotori oleh seorang tokoh yang dianggap sebagai salah satu orang terpenting abad 20 (versi majalah Times), 5x masuk nominasi peraih Nobel Perdamaian, dan ulang tahunnya hari ini (2 Oktober) diperingati oleh PBB sebagai International Day of Non-ViolenceSiapa sih sosok yang dimaksud?

Sosok yang gua maksud adalah Mohandas Karamchand Gandhiatau lebih dikenal sebagai Mahatma Gandhi. Seorang Bapak Bangsa India yang sekaligus menjadi icon dan simbol terpenting abad 20 dalam gerakan anti-kekerasan di seluruh dunia. Proses perjuangan Gandhi selama hidupnya ini bahkan menginspirasi tokoh besar lain untuk mengikuti gerakan serupa di berbagai belahan dunia, beberapa di antaranya adalah Nelson Mandela (Bapak Bangsa Afrika Selatan), dan Martin Luther King Jr (pejuang hak sipil Amerika).

MK Gandhi

Memangnya gimana sih kisah perjuangan Gandhi yang disebut-sebut sebagai salah satu sosok terpenting abad 20? Apa sih yang dia lakukan sehingga bisa begitu menginspirasi banyak tokoh besar dunia yang lain? Nah, untuk memperingati Hari Anti-Kekerasan Sedunia hari ini, blog Zenius akan mengulas secara garis besar kisah hidup dan perjuangan dari Mahatma Gandhi. Tentu mustahil buat gue untuk merangkum seluruh karya perjuangan Gandhi seumur hidupnya hanya dalam sebuah artikel. Jadi harap dimaklumi jika ada banyak kisah menarik dalam hidupnya yang terlewatkan, tapi moga-moga ulasan singkat ini bisa menginspirasi dan menambah wawawan lo tentang sejarah dan pengetahuan sosial politik dunia abad 20, khususnya ideologi perjuangan Gandhi dalam menyelesaikan masalah tanpa jalan kekerasan.

Kehidupan Masa Kecil-Remaja Gandhi

Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 sebagai seorang putera perdana menteri dari negara bagian British-India bernama Porbandar, sebuah kota di pesisir pantai yang sekarang dikenal dengan nama Gujarat, India Barat. Sebagai seorang putera politisi senior (Kamarchand Gandhi) yang berasal dari kasta pedagang, Gandhi tumbuh di keluarga yang serba berkecukupan dengan lingkungan tradisi agama Hindu yang sangat kuat.

Gandhi: Bapak Anti-Kekerasan yang Menginspirasi Dunia 26
Gandhi waktu masih abege

Pada tahun 1879, Gandhi (10 tahun) memulai dunia akademisnya dengan masuk sekolah daerah di Rajkot, hingga setahun kemudian Gandhi berhasil masuk Kathiawar High School yang juga berlokasi di Rajkot. Dalam prestasi akademis, Gandhi bisa dibilang gak terlalu menonjol secara istimewa. Kebanyakan nilai akademisnya biasa-biasa saja, bahkan dalam beberapa mata pelajaran dia bisa dibilang lumayan payah. Ini bukan maksudnya gua bicara lancang tentang Gandhi ye, tapi emang doi sendiri yang menceritakan hal itu di buku yang dia tulis sendiri, berjudul “All Men are Brothers“.

Terlepas dari kemampuan akademisnya yang biasa-biasa aja, ada banyak aspek lain yang menarik dalam diri Gandhi saat remaja. Sebagai seorang putra dari keluarga yang mengikuti tradisi agama yang kuat, Gandhi tumbuh dengan menjunjung tinggi banyak nilai keluhuran dari agama Hindu, seperti empati kepada segala makhluk hidup, pantang makan daging hewan, menjauhi alkohol dan seks bebas, dsb. Tapi di sisi lain, dia juga menentang beberapa tradisi Hindu yang menurutnya konservatif, seperti sistem kasta Hindu India yang mengklasifikasi derajat manusia, dan juga kecenderungan lingkungan sekitarnya untuk membatasi pergaulan dengan agama lain, dll. Gandhi muda, telah berani untuk menalar konsep moral dalam dirinya sendiri, mendobrak nilai-nilai kolot yang menurutnya tidak mengacu pada dharma, menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, serta bersahabat dengan kawan-kawan dari agama lain seperti Islam dan Sikh.

Di bulan Mei 1883, Mahatma Gandhi (13 tahun) menikah dengan Kasturbai Makhanji (14 tahun) dalam pernikahan yang dijodohkan oleh orang tuanya. Tidak lama setelah pernikahannya, dia melanjutkan sekolah ke Samaldas College di Bhavnagar, Gujarat. Lucunya, sekalinya Gandhi remaja ini sekolah di tempat yang jauh dari rumah, dia jadi galau, sering kangen rumah, gak betah, dll pokoknya rempong banget deh..!! Lebih lucunya lagi, atas saran dari pamannya, Gandhi malah disarankan sekalian kuliah Hukum di Universitas London.

“Katanya tadi sering kangen rumah (homesick), kok sekarang malah kuliah jauh-jauh ke London?” (#TepokJidat)

Yah namanya juga masih abege, maklum aja kalo Gandhi muda ini masih labil. Hehe.. 😛

Setibanya di London, Gandhi menempuh studi Ilmu Hukum dengan cukup baik selama 3 tahun di University College London, hingga tahun 1891 Gandhi terpaksa pulang ke India karena mendengar kabar Ibunya meninggal dunia. Setelah masa berkabung, Gandhi pun mencoba untuk memulai karirnya sebagai ahli hukum di tanah kelahirannya tapi ujung-ujungnya gagal total. Kenapa? Selidik punya selidik, ternyata Gandhi muda ini (umur 22) pembawaannya pemalu banget dan gak pede bicara di depan umum..!! “Lha terus kok ambil hukum?? Mau jadi pengacara lagi!”

“Terus gimana ceritanya si pemuda India yang udah mah gak pinter, anak rumahan, udah gitu suka galau, pemalu, grogi kalo ngomong depan umum… kok malah bisa menjadi Bapak Bangsa India, dan dikenal sebagai salah satu orang terpenting abad 20 yang telah mengubah dunia sekaligus sumber inspirasi dari tokoh-tokoh besar sekelas Mandela, Nehru, Luther King??”

Nah, cerita transformasi Gandhi muda-remaja yang cupu menjadi sosok legendaris yang mengubah dunia baru dimulai pada tahun 1893, ketika Gandhi memutuskan untuk mengembangkan karirnya sebagai pengacara di negara koloni Inggris lainnya yaitu Afrika Selatan. Penasaran gimana ceritanya si cupu Gandhi waktu muda ini menjadi salah satu sosok legendaris abad 20 yang telah mengubah dunia? Yuk lanjut bahasannya!

Karya dan Perjuangan di Afrika Selatan (1893 – 1914)

Gandhi tiba di Afrika Selatan pada tahun 1893, sebuah negara bagian kolonisasi Kerajaan Inggris seperti kampung halamannya di British-India. Gandhi yang saat ini berumur 24 tahun tentu gak bisa dibilang ‘remaja’ yang cupu lagi (walau kadang masih suka grogi kalo ngomong, hehe..). Sekarang Gandhi adalah seorang ahli hukum yang mau bekerja sebagai legal konsultan pada seorang pedagang Muslim keturunan India yang kaya-raya di sebuah kota bernama Pretoria, Afrika Selatan.

Jika ada hal yang menjadi pemicu perubahan besar dalam diri Gandhi dari seorang pemuda ahli hukum biasa menjadi seorang pejuang anti-kolonial yang paling ditakuti Kerajaan Inggris… itu adalah serangkaian pengalaman buruk yang diterima Gandhi pada masa-masa awal kepindahannya ke Afrika Selatan. Di Afrika Selatan, Gandhi melihat bahkan mengalami sendiri suatu bentuk diskriminasi yang luar biasa parah oleh orang-orang Eropa terhadap kaum kulit berwarna, baik negro maupun keturunan India.

Pada suatu kesempatan, Gandhi pernah diusir secara paksa dari kereta di Pietermaritzburg (baca: diseret lalu dilempar keluar kereta) hanya karena orang-orang bule di sana gak percaya kenapa bisa ada pemuda turunan India yang bisa memiliki tiket kereta kelas 1. Pada kesempatan lain, Gandhi juga pernah digebukin sama kusir kereta kuda hanya karena dirinya menolak turun untuk memberikan penumpang bule prioritas. Gandhi, yang sebelumnya menyandang status sosial yang cukup tinggi di negara asalnya, harus mengalami pengusiran-pengusiran paksa di beberapa hotel, bukan karena dia gak punya duit, tapi hanya karena dia bukan orang bule. Sebagai illustrasi, lo bisa nonton sedikit cuplikan adegan pengusiran Gandhi dari kereta di bawah ini:

Serangkaian kejadian ini menjadi titik balik yang luar biasa dalam pandangan hidup serta karya hidup yang ingin dia perjuangkan kelak. Sejak dirinya sendiri menyaksikan (dan juga mengalami) bentuk diskriminasi rasisme, ketidakadilan terhadap kaum kulit berwarna di Afrika Selatan, khususnya keturunan India… dia mulai memikirkan nasib bangsanya di India yang kurang lebih merasakan perlakuan serupa oleh Kerajaan Inggris. Sampai akhirnya, dia bertekad untuk mengubah situasi tersebut.

Inilah menurut gue sisi menarik dari Gandhi, ketika dirinya mengalami diskriminasi berkali-kali, diusir dari kereta dan hotel sana-sini, dicaci-maki, bahkan dipukulin rame-rame… pada umumnya manusia ‘biasa’ akan kapok, pasrah sama keadaan, atau justru malah membenci dan menyimpan dendam terhadap pelaku yang melakukan bentuk ketidakadilan tersebut. Tapi di sinilah keistimewaan seorang Gandhi, yang mampu menyalurkan energi kejengkelannya menjadi suatu sikap, prinsip, tekad, dan komitmen yang luar biasa gigih untuk memperbaiki situasi dan permasalahan di depan matanya.

Tekadnya itu membuat Gandhi tinggal menetap di Afrika Selatan selama 21 tahun! Lama amat!? Ya, memang selama itulah dia menempa dirinya di Afrika untuk mengembangkan gagasan bagaimana melawan bentuk imperialisme dari Eropa serta membebaskan warga kulit berwarna dari bentuk diskriminasi dan kolonisasi untuk dapat membangun negara yang mandiri. Saat-saat itu dia gunakan untuk mengasah keterampilannya berargumen, memahami bagaimana cara kerja imperialisme Barat, serta mulai membangun basis kekuatan masa dengan berkontribusi besar terselenggaranya kongres bagi warga keturunan India di sebuah Kota bernama Natal, untuk menyatukan suara politik dan memupuk rasa kebersatuan antar sesama warga turunan India. Hal ini membuat Gandhi diserang pada tahun 1897 oleh para demonstran kulit putih. Walaupun gerakan kongres ini bisa dibilang kurang berhasil (malah justru dapetnya benjol dan memar) tetapi gerakan ini cukup mendapat perhatian di Afrika Selatan.

Natal_Indian_Congress
Foto Kongres warga turunan India di Natal, Afsel. Gandhi ada di barisan belakang urutan keempat dari kiri.

Bentuk kekerasan demi kekerasan yang dialami Gandhi, tidak lantas menyulut emosinya untuk melakukan pemberontakan dengan jalan kekerasan. Malahan pada tahun 1906 di Johannesburg, Gandhi menerapkan sebuah prinsip perlawanan melawan diskriminasi dan kolonialisme bernama Satyagraha, yaitu bentuk protes non-kooperatif tanpa kekerasan. Konsep ini mungkin akrab di telinga kita sekarang dengan istilah “aksi demonstrasi damai”, tapi bagi mereka yang hidup tahun 1906 yang lalu… konsep ini adalah gagasan nyeleneh, nyentrik, konyol, malah terkesan naif. Bagaimana mungkin sebuah kelompok bisa melawan sebuah kekuatan yang menguasainya tanpa jalan kekerasan? Ini adalah gagasan yang terdengar lucu dan konyol pada masa itu. Tapi Gandhi yang mengambil filosofi ini dari ajaran Hindu, memegang prinsipnya untuk melawan tanpa kekerasan dengan komitmen dan konsisten yang gigih sampai akhir hayatnya.

Gandhi-statue-in-Joburg
patung Gandhi di Johannesburg, ibukota Afrika Selatan

Pengaruh Gandhi pada masyarakat turunan India semakin terbukti ketika perang Boer kedua meletus yang merupakan konflik militer antar Kerajaan Inggris dengan Republik Afrika Selatan. Pada masa konflik tersebut, Gandhi memimpin gerakan relawan untuk membentuk kesatuan medis dan supir ambulans yang beranggotakan warga turunan India. Gak tanggung-tanggung Gandhi berhasil mengumpulkan 1.100 orang relawan yang terlatih dan memiliki pengetahuan medis untuk mengobati korban perang. Kontribusi Gandhi dan para relawan lainnya akhirnya berhasil mencuri hati pemerintah Inggris terhadap warga keturunan India.

Keberhasilan Gandhi dalam mengangkat derajat keturunan India di Afrika selatan inilah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa dengan prinsip yang sama, dirinya akan mampu membangun jembatan kemanusiaan antar manusia yang berbeda budaya, agama, dan warna kulit… Keyakinan itu Gandhi bawa sampai dia kembali ke India dengan membawa misi pembebasan.

PS. Setelah warga kulit hitam di Afrika Selatan memperoleh hak suara di hadapan pemerintah, Gandhi dianggap sebagai pahlawan nasional warga Afrika Selatan.

Perjuangan Memerdekakan India (1915-1947)

Inggris telah menduduki India sejak tahun 1877 sebagai salah satu dari koloni (baca: jajahan) Kerajaan Inggris. Pada awalnya, Inggris masuk ke India untuk tujuan perdagangan oleh sebuah perusahaan bernama EIC (English East India Company) yang telah memperoleh hak monopoli perdagangan di wilayah timur koloni Inggris seperti India, Malaysia, dan China. Dalam waktu 30 tahun, EIC telah memonopoli hampir seluruh aspek kehidupan ekonomi, perdagangan, serta administrasi di wilayah India. Diskriminasi dan represi terhadap orang-orang lokal terjadi di mana-mana, warga turunan India diharuskan membayar sewa atas tanah airnya sendiri, dan membayar pajak atas komoditas bahan pokok hasil bumi tanah India yang telah menjadi hak monopoli dagang Inggris.

Situasi inilah yang memicu Gandhi pulang ke tanah kelahirannya untuk membawa misi perubahan bagi rakyat India. Gandhi memulai perjuangan dengan cara sederhana, yaitu mendirikah ashram (seperti pesantren untuk agama Hindu). Gandhi mulai mengajarkan konsep satyagraha dan ahimsa yang pada intinya merupakan gerakan perlawanan dengan cara damai tanpa kekerasan. Sampai akhirnya lebih dari 250 orang bergabung dengan Gandhi untuk mempraktekkan sikap non-kekerasan, toleransi terhadap semua agama. Kelompok spiritual Gandhi ini mulai terkenal ke beberapa daerah di India hingga suatu ketika di tahun 1917, seorang petani dari wilayah pelosok datang dan minta bantuan Gandhi yang seorang ahli hukum dan spiritual untuk membantu petani berjuang melawan tuan tanah Inggris yang memungut biaya sewa tanah secara tidak adil.

Kejadian itu menyadarkan Gandhi bahwa sudah saatnya dia berjuang di lapangan untuk membela rakyat India. Dia mengabdikan dirinya untuk membela para petani di wilayah Champaran selama 2 tahun dengan bernegosiasi dengan pemerintah Inggris dan membantu penduduk mengelola kemandirian pangan, sampai akhirnya ia ditangkap oleh polisi Inggris. Dalam semalam, berita penangkapan Gandhi terdengar ke berbagai pelosok bahwa seorang pahlawan daerah yang memperjuangkan hak-hak sipil ditangkap dan diadili. Ribuan petani berkumpul di luar gedung pengadilan untuk mendukung Gandhi. Hakim dan jaksa yang ketakutan dengan ribuan masa yang tiba-tiba memenuhi gedung sidang segera membebaskan Gandhi tanpa syarat. Perjuangan Gandhi untuk para petani terus dilakukan hingga hukum agraria berhasil direformasi untuk melindungi buruh tani yang tertindas. Berita tentang keberhasilan Gandhi dalam memperjuangkan hak petani bisa benar-benar berhasil dilakukan dengan cara negosiasi dan aksi damai. Sejak saat itulah, Gandhi menjadi tumpuan harapan rakyat India.

Namun demikian, Inggris tetap membatasi hak-hak sipil, dan menekan kebebasan berbicara, pers dan berserikat, pada rakyat India di berbagai daerah. Gandhi yang saat itu telah memiliki pengaruh yang begitu luas hingga ke berbagai pelosok India (bahkan sampai dianggap sebagai orang suci), mulai berdiskusi dengan para pejuang kemerdekaan lainnya seperti Jawaharlal Nehru, Ali Jinnah, dkk untuk melakukan strategi pembebasan India dari kolonisasi Inggris. Saat itulah Gandhi berperan besar dalam membentuk prinsip dasar perjuangan kemerdekaan India. Prinsip dasar itu mencakup 4 hal utama, yaitu:

  1. Prinsip perlawanan tanpa menggunakan cara kekerasan.
  2. Bersikap non-kooperatif, menolak kerjasama dan mengabaikan seluruh himbauan serta instruksi apapun dari pemerintah Inggris.
  3. Pemboikotan produk-produk monopoli dagang Inggris serta pemogokan kerja secara serentak.
  4. Membangun kemandirian ekonomi bagi setiap kelompok masyarakat secara serentak tanpa bergantung pada produk perusahaan Inggris.

Di saat negara-negara lain berjuang melawan kolonialisme dengan mengangkat senjata, memicu bentrokan dan kekacauan untuk mengusir penjajah. Keempat prinsip ini sekilas nampak konyol, naif, dan mungkin gak realistis, tapi dibalik itu ada gagasan brilian yang membutuhkan prinsip dan komitmen yang gak main-main. Gandhi berpendapat bahwa Inggris adalah tamu di negara India, tamu yang berjumlah 100 ribu orang (Inggris) tidak akan mampu mengendalikan tuan rumah yang berjumlah 3,5 juta orang (India) jika sang tuan rumah menolak untuk bekerja sama.

Keempat prinsip ini kemudian tersebar luas dan dibuktikan oleh Gandhi dengan mengumumkan pada seluruh rakyat India untuk secara serentak melakukan hari doa bersama dan berpuasa nasional. Hasilnya sangat mencengangkan, hari itu tidak ada orang India yang datang ke pabrik, jalur transportasi lumpuh total, jutaan orang berpawai di jalan, jutaan yang lain berdoa dan berpuasa di rumah. Pemerintah Inggris betul-betul panik dan tercengang dengan aksi kolektif masal yang mampu membuat seluruh India lumpuh total hanya karena hasutan dari sekelompok pejuang kemerdekaan, termasuk Gandhi.

Pemerintah Inggris merespon aksi ini di luar kendali dengan menahan para pemimpin gerakan (termasuk Gandhi). Sampai puncaknya pada 13 April 1919 tentara Inggris melakukan pembantaian terhadap 1.500 penduduk sipil yang sedang melakukan aksi damai di sebuah lapangan Kota Amritsar. Insiden ini membuat seluruh dunia terkejut dan mengecam keras aksi kebrutalan pemerintah Inggris yang dikenal sebagai “Bangsa paling beradab” pada saat itu. Kejadian mengerikan ini juga menimbulkan banyak pertanyaan apakah prinsip anti-kekerasan ala Gandhi bisa benar-benar efektif melawan pemerintah Inggris, atau hanyalah sebuah prinsip untuk mengantarkan nyawa?

Jallian-wala-bagh-massacre-on-19191
illutrasi pembantaian di Amritsar dari adegan film Gandhi (1982)

Terlepas dari perdebatan itu, Gandhi tetap bertekad  untuk membaktikan seluruh sisa hidupnya demi tercapainya kemerdekaan India melalui cara-cara damai tanpa-kekerasan.  Di tahun 1920, Gandhi mempengaruhi Indian National Congress untuk mengadopsi strategi satyagraha sebagai gerakan resmi demi mencapai kemerdekaan. Selama setahun setelahnya, Gandhi terus menyerukan pembangkangan sipil secara luas, memboikot barang komoditas produksi Inggris. Bahkan menghasut orang-orang untuk tidak mengenakan baju buatan pabrik Inggris dengan membuat baju dengan cara menenun sendiri.

Namun prinsip anti-kekerasan ini tidak semudah itu merasuk ke setiap sendi masyarakat India yang mendapatkan tekanan dari Inggris. Ada banyak insiden ketika sebagian kecil massa tersulut emosinya sampai melakukan pengeroyokan dan pembunuhan pada opsir polisi Inggris. Selama tahun-tahun berikut, Gandhi seringkali mengangkat sumpah untuk berpuasa hingga mati bila ada kekerasan sedikit saja di antara gerakan pembebasan India. Masyarakat India yang sangat menghormati Gandhi dan bahkan menganggap dirinya sebagai ‘orang suci’, akhirnya menghentikan pendekatan kekerasan dan kembali pada jalan damai.

Gandhi yang sangat keras kepala betul-betul menjalani puasa hingga menghentikan pemberontakan massal pada tahun 1922. Setelah keberhasilannya meredam pemberontakan, pengaruh Gandhi semakin ditakuti oleh pemerintah Inggris. Mereka betul-betul tidak habis pikir bagaimana mungkin pengaruh satu orang yang bersumpah untuk berpuasa dapat meredam pemberontakan jutaan orang? Konyolnya, setelah berhasil meredam pemberontakan, Gandhi malah ditangkap lagi oleh pemerintah Inggris dan disidang dengan tuntutan menghasut, Gandhi dihukum enam tahun di penjara. Di balik penjara, pengaruh Gandhi tidak bisa hilang di hati masyarakat India. Pada suatu kesempatan Gandhi pernah mengatakan bahwa untuk berjalan menuju kemerdekaan politik dan spiritual, setiap orang di India harus siap untuk dipenjara.

Pada 5 Februari 1924, Gandhi dilepaskan dari penjara karena alasan kesehatan. Pada tahun-tahun berikutnya, Gandhi mempersiapkan kampanye internal bagi rakyat India untuk menyambut kemerdekaan. Bagi Gandhi, untuk mendapatkan kemerdekaan, rakyat India harus membuat diri mereka pantas untuk mendapatkan itu. Berikut adalah beberapa bentuk kampanye internal Gandhi bagi masyarakat India:

  1. Persatuan umat Hindu dan Muslim di India dan himbauan untuk melakukan rekonsiliasai atas konflik antar agama yang kerap terjadi di berbagai daerah.
  2. Penghapusan diskriminasi terhadap kasta rendah (paria dan sudra) atau lebih dikenal dengan sebutan dalit yang saat itu dianggap oleh masyarakat India sebagai golongan orang ‘najis’.
  3. Pemberdayaan perempuan sebagai golongan yang harus disejajarkan dengan laki-laki untuk mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama.

Pada 12 Maret 1930, Gandhi melakukan sebuah gerakan berjalan kaki sepanjang 240 mil ke pesisir laut Kota Dandi untuk melakukan aksi boikot terhadap produksi pajak garam yang sangat tinggi, itu kira-kira jaraknya sama dengan jalan kaki dari Jakarta ke Semarang! Gilanya lagi, aksi gerak jalan ini diikuti oleh puluhan ribu orang pendukungnya, kota demi kota dilaluinya, ribuan orang menyalaminya untuk memberikan dukungan. Sampai pada 6 April dia tiba di pesisir pantai, lalu memungut garam dari pasir (yang dianggap sebagai tindakan ilegal) sebagai bentuk protes terhadap pemungutan pajak garam.

ghandi-on-salt-march
Gandhi (paling kanan) sedang melakukan aksi long march tahun 1930 untuk menuntut boikot pajak garam pada pemerintah Inggris

Tindakan sederhana Gandhi itu memicu tindakan lain, ratusan ribu orang mulai memanen garam, dan mendistribusikan sebagai komoditas mandiri di luar pemerintah Inggris. Aksi boikot produksi garam itu membuat pabrik garam dan perdagangan Inggris kacau balau. Dalam watu sebulan Inggris lagi-lagi menahan Gandhi dan memenjarakan 60.000 orang yang tidak melawan sama sekali. Pada 20 Mei, dua ribu orang penganut prinsip ajaran Gandhi untuk tidak melakukan kekerasan nekat mendekati pintu tambang garam Dharsana untuk mengambil garam hak panen mereka.

Aksi damai tersebut berakhir dengan pemukulan oleh serdadu Inggris terhadap ribuan penduduk sipil secara sepihak tanpa ada bentuk perlawanan. Kejadian ini kembali menjadi sorotan dunia internasional yang mengecam kebiadaban pemerintahan Inggris. Aksi ini terus bertambah, beribu-ribu orang lain malah ikut bergabung dengan aksi protes damai itu. Dalam tahun itu, Inggris memenjarakan lebih dari 100.000 orang India karena protes damai. Jutaan orang di seluruh dunia mulai mendesak Inggris untuk meninggalkan India dan memberikan kemerdekaan.

Karena tekanan dunia internasional yang semakin memuncak, pada Maret 1931 Inggris melepas semua tahanan politik, mengakui hak boikot pakaian rakyat India, serta mencabut larangan atas produksi garam buatan sendiri. Mereka kemudian mengundang Gandhi ke Inggris untuk sebuah konferensi untuk membahas kemungkinan kemerdekaan bagi India. Gandhi pergi ke London selama 4 bulan dan mendapat banyak sambutan positif di Eropa. Namun konferensi itu tidak menghasilkan sebuah keputusan resmi apapun dan hanya bersifat seremonial oleh pemerintah Inggris.

Sekembalinya dari Eropa, Gandhi meneruskan perjuangan internal untuk menghapus diskriminasi kasta Hindu terbawah (dalit) yang selama ribuan tahun dianggap sebagai golongan najis, gelandangan, dan fakir dalam budaya Hindu India. Pada 20 September, Gandhi memulai lagi sumpah “puasa hingga mati” sebagai bentuk desakan agar para petinggi agama Hindu dapat membentuk kesepatakan untuk menghapus sistem kasta. Sikap keras kepala Gandhi ini membuat seluruh negeri bahkan dunia terkejut. Pengaruh Gandhi yang sangat besar membuat para pemimpin Hindu mulai menerima orang-orang dalit yang sebelumnya mereka anggap najis di kuil-kuil mereka. Hanya karena pengaruh seorang Gandhi, budaya konservatif Hinduisme selama ribuan tahun di India mengalami reformasi besar. Sampai Gandhi memberi sebutan baru bagi kaum dalit yaitu harijans yang berarti “Anak-anak Tuhan”.

Setelah perang dunia 2 berakhir, publik India semakin yakin dalam waktu dekat Inggris akan angkat kaki dari India. Pada kesempatan itu, para pejuang pembebasan India yang beragama Muslim, termasuk Ali Jinnah menuntut agar India dibagi berdasarkan mayoritas agama. Daerah yang diduduki mayoritas beragama Islam akan menjadi negara Pakistan Barat dan Pakistan Timur (sekarang Bangladesh). Hal ini sebetulnya tidak disetujui oleh Gandhi yang mengharapkan pemersatuan agama Islam dan Hindu untuk dapat hidup dalam keharmonisan di India. Namun ketegangan antar masyarakat Hindu dan Islam semakin memuncak, dan Gandhi memutuskan untuk mengalah demi mencegah terjadinya perang saudara.

Gandhi: Bapak Anti-Kekerasan yang Menginspirasi Dunia 27
Gandhi ketika sedang berpuasa, ditemani oleh puteri dari Nehru, Indira Gandhi.

Namun demikian, bentrokan antar kelompok Hindu dan Muslim sudah terlanjur merebak di beberapa daerah. Gandhi memutuskan untuk melakukan perjalanan di berbagai wilayah India dari mulai yang termiskin, dimana kebanyakan kerusuhan dan pembantaian brutal terjadi. Desa demi desa ia kunjungi untuk menyeruakan misi perdamaian dalam setiap kelompok bentrokan. Keseluruhannya, dia mengunjungi 49 desa dan cukup berhasil menjadi juru damai antar umat Muslim dan Hindu di berbagai daerah.

Pemerintah Inggris yang baru memutuskan untuk memberi kemerdekaan kepada India pada 15 Agustus 1947. Pada hari yang sama, negara India dengan Pakistan Barat serta Pakistan Timur (Bangladesh) memerdekakan dirinya. Dalam proses pengungsian antar wilayah tersebut, bentrokan antar warga Muslim dan Hindu kembali terjadi. Hari-hari awal kemerdekaan India dan Pakistan diwarnai dengan berbagai bentrokan dan kekacauan. Lagi-lagi Gandhi yang keras kepala memutuskan sumpah untuk berpuasa sampai mati hingga kekerasan sepenuhnya berhenti antar umat beragama. Ia memutuskan pindah ke rumah seorang Muslim yang paling miskin di Calcutta dengan tingkat bentrokan paling buruk, untuk berpuasa hingga mati di sana. Lagi-lagi Gandhi membuat ‘keajaiban’.

Dalam waktu kurang dari seminggu, bentrokan antar ribuan umat Hindu dan Muslim berhenti, bahkan beberapa di antara mereka mulai berpawai dan berdoa bersama. Ketika Gandhi hampir meninggal, Calcutta terdiam dan setiap orang berdoa bagi perdamaian. Gandhi mengakhiri puasanya. Kekerasan telah berhenti karena tak seorangpun menginginkannya menderita karena apa yang mereka lakukan. Gandhi telah membuat sebuah mukjizat lagi. Namun demikian, tidak semua pihak dari Muslim maupun Hindu mendukung aksi perdamaian Gandhi. Sebagian umat Muslim di India masih banyak yang memandang sinis kepada Gandhi karena bentuk aksi puasanya itu, sementara itu banyak umat Hindu fanatik membencinya karena membela dan melindungi umat Muslim.

Puncak sentimen masyarakat ini terjadi pada 30 Januari 1948, ketika Gandhi berjalan melintasi taman menuju upacara doa. Gandhi ditembak di depan umum pada jarak dekat oleh penganut Hindu ekstremis karena Gandhi dinilai terlalu membela umat Muslim di India maupun Pakistan pada saat itu. Gandhi wafat pada hari itu juga. Selama hidupnya Gandhi melakukan sumpah puasa untuk menghentikan bentrokan sipil sebanyak 17 kali dan dipenjara sebanyak 12 kali selama hidupnya.

Kontroversi & Warisan terhadap Dunia

Karya hidup Gandhi yang luar biasa pengaruhnya bagi Bangsa India, juga mempengaruhi perspektif pergerakan pembebasan di belahan dunia lain. Melalui prinsip hidupnya, Gandhi seorang seolah-olah memberikan tamparan keras bagi kedigdayaan pemerintah Inggris Raya yang dikenal sebagai kaum paling ningrat dan beradab pada masa itu… bahwa prinsip kemanusiaan untuk melakukan perlawanan tanpa kekerasan bukanlah sesuatu hal yang bisa dianggap remeh.

Walau demikian, Gandhi tetaplah seorang manusia biasa yang tidak luput pada kesalahan dan kontroversi. Pada dunia modern sekarang ini, ada sebagian dari akademisi yang menilai bahwa tindakan Gandhi untuk menuntut kebebasan India dari Inggris Raya kurang strategis karena terlalu cepat, sementara India saat itu masih sangat sulit untuk dikontrol dan mandiri secara ekonomi dan politik. Prinsip anti-kekerasan yang diyakini Gandhi itu sendiri juga kerap mendapat kritik sebagai tindakan naif yang membuang nyawa.

Terlepas dari itu, gua pribadi berpendapat bahwa rasanya terlalu sulit bagi kita untuk menghakimi mana kebijakan Gandhi yang tepat, mana yang salah… biar bagaimanapun juga, Gandhi telah menjalani perannya dengan sangat baik dalam upaya memerdekakan bangsanya. Dari sosok pemuda yang pemalu, grogi kalau bicara, dia berubah menjadi seorang aktivis pembebasan yang telah berhasil memerdekakan bangsanya dengan tetap teguh memegang prinsip jalan tanpa kekerasan hingga akhir hayatnya. Selamat Hari Anti-Kekerasan Internasional. Long live Mahatma Gandhi!

“Generations to come will scarce to believe that such a man as this one ever in flesh and blood walked upon this Earth.” – Albert Einstein on Mahatma Gandhi

****

Referensi

Gandhi, Mohandas Karamchand. Autobiografi : The Story of My Experiments with Truth. 1940.
Gandhi, Mohandas Karamchand. All Men are Brothers. 1980
https://en.wikipedia.org/wiki/Mahatma_Gandhi
https://en.wikipedia.org/wiki/Indian_independence_movement

==========CATATAN EDITOR===========

Kalo ada yang mau ngobrol lebih lanjut sama Glenn dengan kisah hidup Gandhi, jangan malu-malu langsung aja tinggalin comment di bawah artikel ini. Buat lo yang penasaran gimana kisah biografi tokoh lain yang pernah dibahas oleh Zenius, bisa baca artikel biografi berikut ini:

Bagikan Artikel Ini!