hybrid learning

Hybrid Learning Solusi Efektif Pembelajaran? – Zenius untuk Guru

Bapak dan Ibu Guru sudah mulai PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas sesuai SKB (Surat Keputusan Bersama) Empat Menteri yang terbaru? Meski sudah PTM, kita tetap perlu jaga protokol kesehatan ya, Bapak dan Ibu Guru.

Nah, bicara soal teknik pengajaran efektif, hybrid learning (pembelajaran hibrida) rasanya sudah menjadi metode keseharian kita ya? Tentunya, penerapan metode ini dilengkapi dengan persiapan dan perencanaan yang matang supaya prosesnya berjalan maksimal.

Sebenarnya, apa sih yang dimaksud hybrid learning? Berikut ulasan lengkapnya.

Apa Itu Hybrid Learning?

Menurut Snart, J. A. dalam Hybrid Learning: The Perils and Promise of Blending Online and Face-to-face Instruction in Higher Education (2010), hybrid learning adalah metode yang mengombinasikan pembelajaran daring dan tatap muka menjadi satu kesatuan pengalaman. Jadi, pengajaran dilakukan dengan membagi siswa untuk belajar di sekolah dan online di rumah.

hybrid learning
Kondisi kelas saat pembelajaran hybrid (Dok. guru komunitas ZenRu)

Dalam pelaksanaannya, hybrid learning memanfaatkan berbagai alat seperti sistem manajemen pembelajaran dan video konferensi yang mengintegrasikan aktivitas tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh secara bersamaan. Contohnya, melakukan video streaming di kelas tatap muka agar siswa jarak jauh juga bisa mengikuti pelajaran secara langsung.

Hybrid learning dinilai efektif untuk meningkatkan prestasi, keterlibatan siswa, dan pandangan positif mereka tentang pembelajaran. Selain itu, metode ini juga efisien untuk pembelajaran di masa pandemi, mengingat adanya batasan jumlah siswa yang dibolehkan datang ke sekolah. 

Baca Juga: Mengenal Ragam Strategi Pembelajaran di Masa PTM

Empat Aspek dalam Hybrid Learning

Untuk mencapai target pembelajaran, pembelajaran hybrid harus menggabungkan beberapa metode, teknologi, dan teori pembelajaran. Menurut Driscoll dalam J.J Shang et al (2008), ada empat aspek utama dalam hybrid learning, yaitu:

  1. Menggabungkan teknologi berbasis web seperti ruang kelas virtual, instruksi mandiri, kegiatan kolaboratif, video streaming, audio, dan teks untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  2. Menggunakan berbagai pendekatan pedagogi, misalnya teori konstruktivisme, behaviorisme, dan kognitivisme untuk menghasilkan pembelajaran yang optimal.
  3. Memanfaatkan segala bentuk teknologi instruksional seperti video atau aplikasi dengan kegiatan tatap muka yang dilakukan oleh guru.
  4. Menggabungkan teknologi dengan tugas untuk menciptakan efek belajar yang harmonis.

Kalau dilihat sekilas, hybrid learning dan blended learning telihat sama. Tapi, kedua metode ini berbeda, lho. Apa ya bedanya?

Perbedaan Hybrid dan Blended Learning

Di hybrid learning, siswa yang mengikuti kelas tatap muka dan kelas daring adalah individu yang berbeda. Pembelajaran langsung dan jarak jauh dilakukan secara bersamaan dan dipertemukan melalui teknologi seperti konferensi video.

Sementara untuk blended learning, individu yang sama belajar secara langsung maupun daring. Guru menggabungkan kelas tatap muka dengan pembelajaran online. Misalnya, penyampaian materi dilakukan di kelas, kemudian pengerjaan tugas dan pembahasannya dilakukan secara daring.

pengertian hybrid learning
Perbedaan metode-metode pembelajaran. (Dok. An Introduction to Hybrid Teaching, 2020)

Baca Juga: Pembelajaran Seimbang dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Kelebihan dan Kekurangan Hybrid Learning

Selama pandemi, sebagian besar sekolah beradaptasi secara cepat dengan hybrid learning. Bukan tanpa alasan, metode ini memberikan banyak manfaat bagi kita, siswa, dan juga orang tua.

penerapan hybrid learning
Kelebihan dan kekurangan hybrid learning dalam pembelajaran (Dok. Unsplash)

Kelebihan dari hybrid learning antara lain:

  • Meningkatkan fleksibilitas yang tidak hanya dilihat dari bagaimana waktu digunakan tapi juga bagaimana materi disampaikan, keterlibatan siswa dengan materi, dan interaksi antarsiswa atau dengan guru.
  • Memberikan pembelajaran alternatif yang bermakna bagi siswa untuk berpartisipasi secara aktif.
  • Penggunaan fitur konferensi video seperti kuis, polling, dan permainan interaktif meningkatkan minat belajar siswa.
  • Karena proses pembelajaran dilakukan bersamaan, semua kegiatan mengarah pada hasil belajar yang setara.
  • Mendukung pengembangan keterampilan digital guru, siswa, dan orang tua.

Terlepas dari kelebihannya, hybrid learning juga punya beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

  • Pengembangan profesional guru yang efektif dalam membangun keterampilan digital, efektivitas pedagogi, dan kemampuan identifikasi pembelajaran yang sesuai.
  • Perkembangan teknologi yang belum merata di seluruh Indonesia membuat beberapa daerah masih kesulitan untuk mengakses internet.
  • Pengetahuan akan teknologi masih rendah, terutama di daerah yang sarana dan prasarananya masih susah.

Baca Juga: Teknologi dalam Pembelajaran, Bagaimana Memanfaatkannya?

Contoh Penerapan Hybrid Learning

Setelah tahu kelebihan dan kekurangannya, apakah hybrid learning bisa diterapkan di kelasmu? Nah kalau semakin tertarik sama metode ini, sekarang kita lihat gimana sih cara penerapannya.

Bagian tersulit dari menerapkan pembelajaran hybrid adalah menemukan bagaimana caranya mengintegrasikan dua pengalaman yang berbeda, tatap muka dan pembelajaran daring, sehingga keduanya bisa berjalan maksimal.

Kita harus fokus pada desain pembelajaran dengan memeriksa lagi tujuannya dan menentukan cara untuk mencapainya. Setelah itu, tentukan bagaimana penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilan belajar siswa. Misalnya, penilaian sumatif berbentuk proyek atau penilaian yang lebih kecil berupa PR atau diskusi. 

Kalau sudah memiliki landasan pelaksanaan hybrid learning (tujuan dan penilaian), kita bisa mulai menyusun konsep materi pembelajaran yang nantinya harus dipelajari. Nah, barulah buat rencana kegiatan berdasarkan kondisi siswa.

Saat penyampaian materi, kita bisa memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya. Menjawab pertanyaan dari siswa yang mengacungkan tangan di kelas dan siswa yang menuliskannya di kolom komentar konferensi video juga merupakan contoh kegiatan hybrid learning lho.

Pastinya, aktivitas siswa yang belajar di kelas akan sedikit berbeda dengan mereka yang ada di rumah. Misalnya, setelah menyampaikan materi dengan ceramah, mintalah siswa yang ada di kelas untuk bekerja kelompok, sementara mereka yang ada di rumah mengerjakan tugas individu.

Setelah selesai, lakukan pembahasan tugas bersama-sama. Nah, supaya lebih bervariatif, kita bisa minta siswa secara bergantian menjelaskan hasil tugasnya di depan kelas. Ini berlaku juga untuk siswa yang belajar dari rumah ya. Tugas mereka bisa disampaikan melalui video konferensi.

Itulah penjelasan mengenai hybrid learning yang bisa diterapkan selama PTM. Menurut kamu, apakah metode ini memang efektif untuk mencapai target pembelajaran?

Dalam melaksanakan hybrid learning, kamu juga bisa memanfaatkan LMS (Learning Management System) ZenRu. Lewat berbagai fitur seperti kelas virtual, video materi, latihan soal, dan penilaian, kegiatan belajar mengajar jadi lebih mudah dan menyenangkan.

LMS ZenRu

Referensi

Hybrid Learning and Education: First International Conference, ICHL 2008 Hong Kong, China, August 13-15, 2008 Proceedings – Springer (2008)

Hybrid Learning: The Perils and Promise of Blending Online and Face-to-face Instruction in Higher Education – Jason Allen Snart (2010)

What is Hybrid Learning? How can countries get it right? – World Bank Blog (2021)

An Introduction to Hybrid Teaching Learning Technologies – Codlearning Tech (2020)

Baca Juga Artikel Lainnya

Peran Guru dalam Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)

Metode Flipped Learning untuk Melatih Kemandirian Siswa

Mengenal Metode Project Based Learning

Bagikan Artikel Ini!