Apakah strategi bumi hangus hanya dilakukan saat Bandung Lautan Api saja, atau pernah dilakukan di tempat lain? Yuk, cari tahu!
“Rindu itu berat, kamu nggak akan kuat. Biar aku saja.”
Elo pernah denger nggak kalimat itu? Iya apa lagi kalau nggak gombalannya Dilan buat Milea?
Kalau elo udah nonton serial film Dilan, elo pasti akan tahu view kota Bandung yang jadi latar perjalanan cinta Dilan dan Milea. Selain lautan asmara Dilan dan Milea, Kota Bandung juga pernah jadi lautan api, lho! Bukan api cemburu ya, tetapi benar-benar api yang membakar. Peristiwa itu terjadi pada 23 Maret 1946, yang sekarang dikenal sebagai Bandung Lautan Api.
Kenapa sih, Bandung harus jadi lautan api saat itu? Memang, nggak ada cara lain selain bikin Bandung hangus dan hancur?
Gue ceritain jawabannya.
Daftar Isi
Sekilas Peristiwa Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi bukan karena tetangga lupa matiin kompor atau adanya korsleting. Penyebab terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api adalah pasukan Belanda yang mau menguasai kota Bandung.
“Bukannya Indonesia waktu itu sudah merdeka, ya? Ngapain Belanda mau menguasai Indonesia lagi?”
Waktu itu, Jepang menyerah kepada Sekutu dalam Perang Dunia II. Pasukan Inggris sebagai perwakilan Sekutu datang ke Indonesia buat ngebebasin tahanan negara sekutunya, Belanda, dan melucuti tentara Jepang di Indonesia. Namun, Nederlandsch-Indië Civiele Administratie (NICA), badan yang dibikin Belanda, ikut nebeng Sekutu ke Indonesia.
Rakyat Indonesia curiga kalau Belanda mau menguasai Indonesia lagi. Firasat warga +62 terbukti. Waktu tahanan Belanda dibebaskan, mereka malah bikin kacau. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) langsung bentrok sama pasukan Sekutu.
Puncaknya, pimpinan pasukan Sekutu, Brigade MacDonald, ngasih ultimatum buat ngosongin Bandung Utara dan Bandung Selatan. Dia juga minta rakyat Indonesia menyerahkan senjatanya. Namun, rakyat Indonesia nggak menggubris.
Serangan pun terjadi. Karena Belanda punya senjata yang lebih lengkap dan pasukan yang lebih kuat, militer Indonesia harus memutar otak. Di bawah pimpinan Kolonel A.H. Nasution, Tentara Rakyat Indonesia (TRI) mutusin buat mengungsikan rakyat Bandung ke tempat yang lebih aman.
Setelah Bandung kosong, TRI membumihanguskan kota tersebut. Tujuannya, biar Belanda nggak bisa menduduki wilayah-wilayah itu. Apa lagi yang bisa dilakukan, coba? Bandung sudah hangus total dan nggak menyisakan apa-apa. Elo bisa baca selengkapnya tentang Bandung Lautan Api di sini ya.
Baca juga: Mengenang Pertempuran Surabaya dan Peristiwa Sepuluh November
Strategi Bumi Hangus
Kita balik ke pertanyaan awal. Kenapa harus membakar buat mengusir Belanda dari Bandung?
Sebenarnya, aksi pembakaran itu disebut sebagai strategi bumi hangus atau scorched earth. Strategi ini emang udah biasa dilakukan di dunia militer.
Dalam jurnal berjudul Analisis Tindakan Scorched-Earth Policy (Taktik Bumi Hangus) oleh Junta Militer Myanmar terhadap Suku Rohingya di Rakhine Menurut Hukum Humaniter Internasional (2019), bumi hangus merupakan strategi perang dengan ngehancurin objek-objek yang biasa diduduki dan dimanfaatkan musuh. Misalnya rumah, gedung, peralatan perang, peternakan, sumber air minum, dan sebagainya. Tujuan strategi bumi hangus adalah biar musuh nggak bisa bertahan hidup dan cabut dari situ.
Elo tahu nggak sih, kalau strategi bumi hangus di Indonesia nggak hanya digunakan saat peristiwa Bandung Lautan Api? Taktik ini juga beberapa kali digunakan pejuang Indonesia buat ngusir Belanda saat Agresi Militer Belanda I. Elo bisa baca di sini tentang apa yang terjadi saat Agresi Militer Belanda I, ya.
Gue akan nyeritain dua cerita perjuangan di Indonesia, selain Bandung Lautan Api, yang menggunakan strategi bumi hangus.
Baca juga: Serangan Umum 1 Maret 1949: Jenderal Sudirman sang Penyusun Siasat
Brandan Bumi Hangus
Peristiwa Brandan Bumi Hangus terjadi di Pangkalan Brandan, Langkat, Sumatra Utara. Waktu itu, Pangkalan Brandan masih jadi bagian Sumatra Timur.
Langkat memang terkenal dengan sektor perkebunan dan pertambangan minyak bumi. Kilang minyak di Pangkalan Brandan jadi sumber ekonomi yang bisa menghasilkan banyak cuan. Belanda tergiur buat menguasai Pangkalan Brandan pada tahun 1947. Padahal, waktu itu Indonesia sudah jadi negara merdeka.
Dalam buku Peristiwa Bumi Hangus Pangkalan Brandan (2011), pesawat Mustang Belanda (pesawat tempur buat mengintai) mondar-mandir di atas Pangkalan Brandan setiap hari. Warga setempat jadi curiga kalau Belanda mau menduduki Pangkalan Brandan.
Dan benar aja. Belanda mulai melakukan Agresi Militer Belanda I dan mendarat di Stabat, ibu kota Langkat, pada 22 Juli 1947. Mereka sudah membawa senjata dan pasukan lengkap. Pasukan Belanda mulai menyerang tentara Indonesia di berbagai wilayah Langkat dan menguasai Langkat secara perlahan.
Situasi yang makin nggak kondusif bikin para laskar pejuang dan tentara Indonesia ngatur strategi pada 11 Agustus 1947. Dari hasil brainstorming, tentara Indonesia di Pangkalan Brandan mutusin buat melakukan strategi bumi hangus. Mereka juga mendiskusikan strategi pengungsian penduduk dan pengamanan peralatan kilang minyak.
Keesokan harinya, warga diminta ninggalin area Pangkalan Brandan sejauh tiga kilometer. Pada 13 Agustus 1947 pukul 3 pagi, seluruh laskar maupun tentara Indonesia melakukan bumi hangus.
Dalam jurnal Bumi Hangus Pangkalan Brandan: Dari Eksploitasi Minyak Bumi hingga Aksi Revolusioner di Sumatera Timur, 1947 (2020), mereka menghancurkan jembatan yang mengarah ke Pangkalan Brandan. Semua kilang minyak, bangunan, dan gedung perusahaan juga dibakar.
Api menyebar ke pelabuhan hingga menciptakan asap hitam setinggi 5.000 kaki di udara. Belanda udah nggak bisa ngambil apa-apa lagi dari Pangkalan Brandan.
Peristiwa ini memorable banget buat warga setempat. Untuk mengenangnya, setiap tahun, 13 Agustus diperingati sebagai “Hari Bumi Hangus Pangkalan Brandan”.
Malang Bumi Hangus
Peristiwa bumi hangus juga terjadi di Malang, Jawa Timur. Latar waktunya sama, yaitu saat Agresi Militer Belanda I. Waktu itu, wilayah Malang jadi basecamp pertahanan TNI dan dianggap aman dari serangan. Namun, Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947 bikin Belanda berani masuk ke Malang.
Tentara RI di Malang nyari cara buat menghambat pergerakan pasukan Belanda. Mereka mutusin buat melakukan taktik bumi hangus. Para warga dievakuasi ke wilayah Malang Selatan sampai Lumajang. Kemudian, para pejuang membakar beberapa bangunan yang dianggap penting di kota Malang.
Buku Malang Tempoe Doeloe (2006) menjelaskan bahwa yang dibumihanguskan nggak hanya bangunan, tetapi juga seluruh jaringan telepon, logistik, dan saluran air bersih. Jaringan listrik aja yang nggak diledakkan.
However, Belanda masih berusaha menyerang tentara RI dan menduduki Malang. Belanda baru cabut dari Malang waktu Perjanjian Renville ditandatangani pada 6 Februari 1948. Sejak saat itu, Malang dibangun lagi sampai jadi kota yang cantik kayak sekarang.
Bumi Hangus di Negara Lain
Selain di Indonesia, strategi bumi hangus juga dilakukan di negara lain, bahkan sudah dilakukan sejak zaman kuno, antara lain:
- Bangsa Skithia (orang Iran Kuno) saat ngelawan Raja Darius dari Persia. Mereka meracuni sumur dan ngancurin persediaan makanan tentara Raja Darius, sampai pasukan Raja Darius mati kelaparan dan dehidrasi.
- Tsar Alexander 1, Kaisar Rusia era 1800-an, yang menggagalkan pendudukan Napoleon Bonaparte di Rusia dengan membakar habis kota Moskow.
So, gimana pendapat elo tentang strategi bumi hangus? Atau, elo tahu strategi lain yang digunakan rakyat Indonesia buat mengusir penjajah? Kasih tahu gue di kolom komentar ya!
Baca Juga Artikel Lainnya
Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang – Materi Sejarah Kelas 11
Politik Etis, Dari Belanda Untuk Hindia
Perjuangan Diplomasi dalam Mempertahankan Kemerdekaan – Materi Sejarah Kelas 11
Referensi
Leave a Comment