Kemiskinan Absolut dan Kemiskinan Relatif

Kemiskinan Absolut dan Relatif – Materi Sosiologi Kelas 11

Sobat Zenius, elo pasti sering banget mendengar kata “miskin”, kan? Gue sendiri juga sering menggunakan kata ini dalam percakapan. Misalnya, ketika uang jajan gue mulai menipis karena gue keseringan pergi sama teman-teman.

Tapi sebenarnya apa sih arti dari kemiskinan? Apakah ada standar dari kemiskinan? Terus, apa penyebabnya?

Nah, dalam artikel ini, kita akan akan belajar tentang kemiskinan. Kita akan membahas kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif, serta faktor penyebabnya.

Ikuti pembahasan dalam artikel ini hingga akhir, ya!

Apa Itu Kemiskinan?

Guys, sebelum gue membahas tentang kemiskinan, gue mau reminder sedikit tentang materi masalah sosial. Permasalah sosial adalah kondisi ketika terjadi perbedaan kondisi antara nilai dan norma yang menjadi harapan masyarakat dengan realita atau yang kenyataan di tengah masyarakat.

Permasalahan sosial ini ada banyak macamnya. Contohnya adalah diskriminasi dan kriminalitas. Nah, kemiskinan juga merupakan salah satu masalah sosial. Faktor utama penyebab permasalahan ini adalah faktor ekonomi.

Fyi, elo bisa mempelajari lebih jauh tentang permasalahan sosial di dalam artikel ini: Permasalahan Sosial: Teori, Faktor, dan Dampaknya

Kemiskinan Menurut Soerjono Soekanto

Profil Soerjono Soekanto
Profil Soerjono Soekanto (Arsip Zenius).

Oke, kembali ke kemiskinan. Menurut Soerjono Soekanto, kemiskinan adalah suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sesuai dengan taraf kehidupan kelompok.

Dengan kata lain, orang yang masuk ke dalam kategori miskin adalah orang yang hidupnya nggak mencapai batas rata-rata kehidupan dalam suatu kelompok masyarakat.

Soerjono Soekanto juga bilang bahwa orang-orang yang nggak mampu memanfaatkan tenaga, mental, maupun fisiknya untuk mencapai taraf hidup kelompok tersebut juga masuk ke dalam kategori miskin.

Garis Kemiskinan di Indonesia

Kemiskinan absolut

Kemiskinan menurut BPS
Kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (Arsip Zenius).

Sobat Zenius, pendekatan yang digunakan untuk menghitung tingkat kemiskinan di setiap negara itu berbeda-beda. Di Indonesia, penghitungan kemiskinan dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS menggunakan konsep basic need approach untuk menentukan garis kemiskinan di Indonesia. Basic need approach adalah kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, mengacu pada Handbook on Poverty and Inequality yang diterbitkan oleh Worldbank.

Jadi menurut BPS, kemiskinan adalah ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur berdasarkan pengeluaran.

Nah, sekelompok penduduk dikategorikan sebagai penduduk miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Faktor Penyebab Kemiskinan

faktor penyebab kemiskinan
Faktor penyebab kemiskinan (Arsip Zenius)

Seperti berbagai permasalahan sosial lainnya, kemiskinan bukan tiba-tiba ada. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab kemiskinan. Kita bisa membagi penyebab-penyebab ini ke dalam tiga faktor. 

1. Faktor Kultural

Faktor kultural berkaitan dengan norma, nilai, kepercayaan, dan praktik budaya yang dapat memengaruhi perilaku individu dan keluarga dalam hal ekonomi. Faktor ini bisa terlihat dari sifat atau kepercayaan yang dianut bersama dalam suatu kelompok masyarakat.

Misalnya, dalam suatu kelompok masyarakat, pendidikan dianggap nggak penting. Orang tua lebih memilih anak-anaknya membantu di rumah atau bekerja di usia muda. Akibatnya, anak nggak punya peluang untuk mendapatkan keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan yang lebih baik di masa depan.

2. Faktor Struktural

Elo pernah denger tentang kemiskinan struktural? Nah, faktor struktural ini erat kaitannya dengan struktur sosial, ekonomi, dan politik. Akibatnya, individu atau kelompok tertentu tidak mendapat akses yang cukup terhadap sumber daya, kesempatan, atau hak untuk meningkatkan kondisi ekonomi mereka.

Beberapa contoh faktor struktural yang dapat menyebabkan kemiskinan adalah pendapatan yang nggak setara, diskriminasi, keterbatasan infrastruktur dan akses, serta kebijakan ekonomi dan sosial yang kurang mendukung kesejahteraan masyarakat.

Biasanya, faktor-faktor struktural ini saling terkait dan menciptakan lingkungan yang sulit bagi individu atau kelompok untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Para stakeholder dan pemangku kebijakan kudu ikut aktif dalam membuat kebijakan yang bisa menyelesaikan masalah kemiskinan.

3. Faktor Alam

Kemiskinan juga bisa disebabkan oleh kondisi alam yang nggak memadai untuk menopang kehidupan manusia yang layak. Kondisi ini bisa aja terjadi tiba-tiba, misalnya ketika terjadi bencana alam di suatu daerah.

Selain itu, perubahan iklim juga berpengaruh pada beberapa jenis pekerjaan, misalnya pola pertanian dan produksi pangan. Nah, akibat dari peristiwa ini tentu akan merembet sampe ke kegiatan ekonomi di konsumen, guys.

Contoh lainnya lagi adalah daerah yang mengalami kelangkaan air atau sumber daya alam lain. Ketika terjadi kelangkaan, tentu akan terjadi persaingan, dan akibatnya masyarakat yang nggak mampu membayar lebih akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Baca juga:

Faktor Penyebab Masalah Sosial

Kemiskinan Absolut dan Kemiskinan Relatif

Oke, Sobat Zenius! Kita udah paham apa itu kemiskinan dan apa aja faktor penyebab kemiskinan. Nah, secara umum, kemiskinan dibagi lagi menjadi dua, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Apa bedanya?

Pengertian Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut adalah kondisi individu atau kelompok yang tidak memiliki akses memadai terhadap sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan bertahan hidup.

Standar kemiskinan absolut ini biasanya tetap dan fokusnya adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, dan akses ke layanan kesehatan dasar. Kemiskinan absolut tidak terpengaruh oleh perbandingan dengan orang lain atau tingkat kemiskinan di masyarakat.

Contoh Kemiskinan Absolut

Contoh kemiskinan absolut adalah sebuah keluarga yang sehari-hari nggak punya makanan yang cukup sehingga sering kelaparan. Mereka tinggal di rumah papan yang sempit dan nggak punya fasilitas sanitasi yang layak. 

Kenapa kondisi ini disebut sebagai kemiskinan absolut? Yup, karena mereka bahkan nggak punya akses ke kebutuhan dasar yang diperlukan untuk bertahan hidup.

Baca juga:

Upaya Penyelesaian Konflik Sosial

Pengertian Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif adalah kondisi ketika seseorang punya akses terhadap kebutuhan dasar, namun taraf kehidupannya lebih rendah dibandingkan dengan sebagian besar masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

Persepsi tentang kemiskinan relatif ini dapat sangat subjektif dan tergantung pada konteks sosial dan lingkungan seseorang.

Contoh Kemiskinan Relatif

kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif
Contoh kemiskinan relatif (Arsip Zenius)

Seseorang tinggal di lingkungan perkotaan dengan banyak orang berpenghasilan tinggi. Orang ini memiliki tempat tinggal yang layak, pakaian, dan makanan yang cukup.

Namun, ia tidak memiliki kendaraan pribadi seperti sebagian besar tetangganya dan mengandalkan kendaraan umum untuk bepergian. Meskipun secara absolut ia tidak miskin, perasaan relatif miskin bisa timbul karena perbandingan dengan lingkungan sekitarnya.

Penutup

Sobat Zenius, kita udah membahas tentang kemiskinan. Mulai dari penjelasannya, faktor penyebab, hingga pembahasan tentang kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.

Nah, pembahasan kita sampai di sini dulu, ya! Semoga elo bisa memahami materi ini dengan baik ya! Elo juga bisa mempelajari materi ini lebih dalam dengan klik banner di bawah ini.

Kemiskinan Absolut dan Relatif - Materi Sosiologi Kelas 11 9

Guys, apakah elo udah menggunakan Zenius untuk belajar?

Zenius punya banyak paket belajar yang bisa elo pilih sesuai dengan kebutuhan elo. Dengan berlangganan Zenius, elo bisa akses puluhan ribu materi belajar dan latihan soal buat untuk mengasah kemampuan elo.

Klik banner di bawah ini untuk tau informasi pembelian paket belajar Zenius!

Langganan Zenius

Penulis: Dinda Puspitasari

Bagikan Artikel Ini!