Konflik Kamboja diakibatkan oleh perebutan kekuasaan antara Sihanouk, Lon Nol, dan Pol Pot pada tahun 1960-an.

Konflik Kamboja dan Peran Indonesia dalam Penyelesaiannya

Sebagai siswa sekaligus warga negara Indonesia yang cinta tanah air, tentunya elo tahu bahwa negara kita ini sangat cinta damai. Contohnya nih, Indonesia tuh sering banget ngirim Kontingen Garuda alias pasukan perdamaian ke negara-negara yang lagi terlibat perang.

Kontingen Garuda udah pernah dikirim Indonesia ke banyak negara, lho! Mulai dari Mesir, Kongo, Vietnam, Timur Tengah, Irak, Iran, dan Somalia. Misinya pun beragam mulai dari  mencegah adanya pelanggaran perang, membantu evakuasi pasukan hingga membersihkan sisa-sisa peperangan.

Nggak cuma ikut ngirim pasukan, Indonesia juga banyak mendukung perdamaian dunia dengan mendamaikan negara-negara yang lagi terlibat konflik. Salah satu aksi yang paling terkenal yakni pada tahun 1980-an, saat negara kita ngebantu Kamboja buat meredam konflik dan membentuk perdamaian di wilayahnya.

Kenapa sih, Indonesia sampai harus ngebantu Kamboja buat nyiptain perdamaian di negaranya? Usut punya usut, ternyata para petinggi di Kamboja tuh, lagi saling berkonflik hingga memicu adanya perang saudara. Akibatnya, separuh penduduknya pun jadi korban jiwa. 

Serem banget, ya? Sebenarnya, apa latar belakang konflik Kamboja dan  apa peran Indonesia dalam konflik Kamboja ini? Biar elo makin paham, yuk baca artikel ini sampai selesai!

Latar Belakang Konflik Kamboja

Latar belakang konflik Kamboja ternyata nggak jauh-jauh dari masalah politik dan perebutan kekuasaan. Hal ini diawali ketika Kamboja merdeka dari tangan Prancis pada tahun 1953 melalui Perjanjian Jenewa. 

Sebelum masuk ke latar belakang, yuk kenalan dulu sama beberapa tokoh konflik Kamboja di bawah ini!

Tokoh-tokoh konflik Kamboja diantaranya adalah Sihanouk, Lon Nol, dan Pol Pot. Ketiganya saling berebut kekuasaan.
Tokoh-tokoh Konflik Kamboja (Dok. Arsip Zenius)

Semuanya berawal di tahun 1955, ketika ada seorang pangeran yang naik tahta buat memimpin Kamboja. Namanya Pangeran Norodom Sihanouk. Sebelum Kamboja merdeka, pangeran ini punya cara pandang nasionalis yang bikin dia berpikir bahwa negaranya harus lepas dari cengkeraman Perancis.

Tapi, waktu dia udah naik tahta, justru Sihanouk nyiptain ideologi atau cara pandang Sosialisme Buddha (sosialisme yang berprinsip pada ajaran Buddha) dan jadiin itu sebagai ideologi nasional.

Nggak hanya itu, di masa pemerintahan Sihanouk, Kamboja pun menjalin kedekatan sama negara-negara komunis kayak Cina atau Vietnam Utara. Akibatnya, kebijakan-kebijakan negara pun makin condong ke Komunisme. Terlebih lagi, Cina nawarin bantuan ekonomi buat Kamboja yang waktu itu baru merdeka.

Hal inilah yang bikin Sihanouk mulai berselisih sama oposisi alias pihak-pihak di pemerintahan yang punya cara pandang politik berbeda dari dia. Ke depannya, bakal muncul beberapa konflik dan peperangan yang jadi rangkaian konflik Kamboja. Ada apa aja sih? Yuk, simak subjudul berikutnya!

Baca juga: Latar Belakang Perang Vietnam dan Dampaknya

Periode Rangkaian Konflik Kamboja

Pembahasan kali ini merupakan kelanjutan dari latar belakang konflik Kamboja yang udah gue jelasin di atas. Jadi gini, sebenarnya, konflik Kamboja tuh nggak terjadi sekali aja, tapi terjadinya secara bertahap dalam tiga periode. 

Latar belakang konflik Kamboja adalah perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Norodom Sihanouk, Lon Nol, dan Pol Pot.
Rangkaian konflik di Kamboja (Arsip Zenius)

Apa aja sih periode-periode yang ada di konflik Kamboja? Ini dia uraiannya:

  1. Konflik pada Masa Sihanouk

Setelah baca penjelasan gue sebelumnya, tentunya elo tahu dong kalau Sihanouk selaku raja Kamboja mulai mengubah cara pandang politiknya dari yang awalnya nasionalis berubah ke komunis. Selain itu, Sihanouk juga makin deket sama Cina karena dijanjiin bantuan ekonomi.

Puncaknya, di tahun 1967 Sihanouk mengganti Perdana Menteri Lon Nol yang merupakan pendukung Amerika Serikat dengan Perdana Menteri Son Sann yang pro Cina.

Tindakan ini bikin politikus-politikus lain yang pro Amerika Serikat pun kecewa. Terlebih di masa pemerintahan Sihanouk juga banyak terjadi kasus korupsi yang tentunya ngerugiin perekonomian negara.

Akibatnya, di tahun 1970 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Lon Nol dengan bantuan Amerika Serikat. Nah, gara-gara pemberontakan ini, Sihanouk sampai harus mengungsi ke Beijing.

  1. Konflik pada Masa Lon Nol

Setelah sukses ngerebut pemerintahan dari tangan Sihanouk, Lon Nol mengubah sistem pemerintahan Kamboja yang awalnya monarki alias kerajaan ke dalam bentuk republik. Akibatnya, nama Kamboja berubah jadi Republik Khmer.  

Semua itu, dengan adanya dukungan dari Amerika Serikat, Lon Nol juga mulai menghapus ajaran-ajaran komunisme yang sebelumnya tumbuh subur di masa pemerintahan Sihanouk. 

Gara-gara sikapnya yang anti-komunisme, beberapa orang-orang di Republik Khmer yang masih menganut paham ini pun geram. Dari situlah lahir sosok pemimpin yang bertekad buat ngembaliin komunisme di Kamboja. Namanya Pol Pot.

Akhirnya, pada tahun 1975, dengan dibantu oleh Sihanouk yang sama-sama pro-komunisme, Pol Pot dan pasukannya yang disebut Khmer Merah pun ngelakuin kudeta (perebutan pemerintahan yang sah). Dalam kudeta ini, mereka berhasil meraih kemenangan. Pol Pot akhirnya ngubah Republik Khmer jadi negara Demokratik Kamboja.

  1. Konflik pada Masa Pol Pot

Setelah sukses memerintah, Pol Pot pun nerapin aliran komunisme yang asalnya dari Cina. Nama aliran ini adalah Maoisme, dan diciptakan oleh pemimpin Cina bernama Mao Zedong.

Ternyata, pemerintahan Pol Pot ini super kejam karena dijalankan secara otoriter. Terjadi genosida, wabah, dan kelaparan. Akibatnya, jutaan warga Kamboja pun meninggal dunia. 

Elo bisa lihat beberapa kebijakan Pol Pot lewat tabel di bawah ini.

Kebijakan Pol Pot selama memerintah di Kamboja diantaranya adalah isolasi dari dunia luar, genosida, dan sebagainya.
Kebijakan-kebijakan Pol Pot (Arsip Zenius)

Karena pemerintahan Pol Pot dan Khmer Merah yang kejam dan merugikan rakyat, muncullah tokoh-tokoh revolusi yang pengen menggulingkan kekuasaan Pol Pot. Di antaranya yakni dua orang aktivis bernama Heng Samrin dan Hun Sen.

Supaya bisa ngalahin Pol Pot, Heng Samrin dan Hun Sen membentuk Front Bersatu Kamboja untuk Keselamatan Nasional (FUNSK). Mereka juga mendapat dukungan dari Uni Soviet dan Vietnam.

Nah, nggak cuma ngebantu Heng Samrin, di tahun 1979 Vietnam bahkan juga ngirim 150 ribu pasukannya ke Kamboja, lho! Kenapa? Sebab, Pol Pot melakukan pembantaian ke warga keturunan Vietnam yang ada di sana. 

Nah, lantaran serangan besar-besaran ini, akhirnya rezim atau pemerintahan Pol Pot pun berakhir dan Kamboja dipimpin oleh Heng Samrin yang dikendalikan oleh Vietnam. Tapi, tindakan Vietnam yang secara nggak langsung mengendalikan pemerintahan Kamboja ini ditentang oleh rakyat sehingga menimbulkan pergolakan di dalam negeri.

Baca juga: Latar Belakang dan Dampak dari Perang Teluk 2

Dampak Konflik Kamboja

Setelah baca penjelasan di atas, tentu elo sependapat sama gue bahwa konflik Kamboja itu cukup rumit dan sangat ngerugiin rakyat. Tapi, dampak ini nggak cuma dirasain sama rakyat Kamboja, lho.  

Kira-kira, apa akibat perang saudara berkepanjangan di Kamboja? Elo bisa lihat akibatnya dari infografis berikut ini.

Dampak konflik Kamboja tidak hanya dirasakan dalam negeri, namun juga beimbas pada negara-negara lain.
Dampak Konflik Kamboja

Baca juga: Latar Belakang Perang Dunia 2 dan Kronologinya – Materi Sejarah Kelas 11

Peran Indonesia dalam Konflik Kamboja

Sebagaimana yang udah gue jelasin di atas, negara kita ini cinta damai dan berusaha buat ngewujudin perdamaian di banyak negara. Hal ini juga udah diamanatkan di dalam tujuan negara di pembukaan UUD 1945, yang bunyinya “Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”

Oleh karena itu, Indonesia berperan penting buat bantu Kamboja. Peran penting Indonesia dalam menyelesaikan konflik di Kamboja dilakukan melalui perundingan Jakarta Informal Meeting (JIM) I di Bogor pada 25-28 Juli 1988.

Pertemuan ini dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu, yakni Ali Alatas. JIM I berhasil mengumpulkan para pihak yang bersengketa buat saling berdiskusi, mendengarkan kemauan satu sama lain, dan cari jalan tengah buat permasalahan mereka.

Selanjutnya, pada tanggal 19-21 Februari 1989, diadain lagi Jakarta Informal Meeting II yang ngehasilin kesepakatan sebagai berikut:

  • Gencatan senjata di semua wilayah Kamboja.
  • Penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja selambat-lambatnya 30 September 1989.
  • Pembentukan pemerintahan mengikutsertakan 4 kelompok yang bersengketa di Kamboja.
  • Pengawasan internasional atas penarikan pasukan Vietnam.

Konflik di Kamboja baru bener-bener selesai secara resmi ketika para pihak menandatangani Perjanjian Paris pada 23 Oktober 1991. Isi perjanjian ini pada pokoknya adalah para pihak yang bersengketa sepakat buat menyelesaikan konflik ini secara menyeluruh.

Contoh Soal 

Setelah baca materi, tentu kurang lengkap rasanya kalau elo nggak coba ngerjain soal latihan, Nah, yuk kita coba jawab 2 contoh soal berikut!

Contoh soal 1:

Dalam mengupayakan perdamaian di Kamboja, Dewan Keamanan PBB membentuk suatu badan operasi khusus bernama UNTAC (United Nations Transitional Authority in Cambodia). Tugas badan ini adalah….

a. Memerintahkan Vietnam agar segera menghilangkan pengaruhnya dalam pemerintahan di Kamboja.

b. Memberikan bantuan finansial kepada pemerintah Kamboja.

c. Menjaga keamanan fraksi-fraksi yang bersengketa.

d. Melakukan operasi perdamaian dan memantau gencatan senjata di Kamboja.

Jawaban: D

Jawaban dari pertanyaan di atas adalah opsi D. Kenapa? Karena berdasarkan resolusi 717 dan 728 Dewan Keamanan PBB, UNTAC bersama UNAMIC (United Nations Advance Mission in Cambodia) diberikan tugas untuk membantu fraksi-fraksi yang bersengketa di Kamboja dalam melakukan gencatan senjata. Selain itu, operasi ini juga melakukan pembersihan ranjau darat di wilayah Kamboja, menegakkan HAM, memperbaiki infrastruktur negara, serta mengurus pengungsi dan orang-orang terlantar di Kamboja.

Contoh soal 2:

Jelaskan peran indonesia dalam menyelesaikan konflik di Kamboja!

Jawaban:

Gue yakin banget elo pasti bisa jelasin jawaban dari pertanyaan ini karena materinya udah ada di penjelasan di atas. Kalau elo belum paham, yuk coba scroll lagi ke atas! Jangan lupa tulis jawabannya di kolom komentar, ya!

Itu tadi penjelasan lengkap plus contoh soal terkait latar belakang konflik Kamboja dan peran Indonesia dalam konflik Kamboja. Materi ini penting banget buat elo kuasai karena sering muncul di UTBK maupun ujian sekolah.

Elo juga bisa, lho, pelajarin materi ini tapi dalam bentuk video. Gimana caranya? Gampang banget, elo cukup klik banner di bawah ini.

Konflik Kamboja dan Peran Indonesia dalam Penyelesaiannya 9

Nggak cuma Konflik Kamboja, elo juga bisa belajar lebih banyak soal sejarah-sejarah di dunia. Cara gimana? Yuk download aplikasi Zenius dan pilih paket belajar yang cocok di sini.

Bagikan Artikel Ini!