Perang Teluk 2

Latar Belakang dan Dampak dari Perang Teluk 2

Elo inget nggak sih, beberapa waktu yang lalu, minyak goreng di Indonesia tuh udah kayak barang langka? Soalnya, hampir di tiap minimarket atau supermarket terdekat pasti stoknya selalu abis.

Saking langkanya, beberapa toko akhirnya bikin peraturan kalau satu orang cuma boleh beli satu minyak goreng aja. Nyokap gue nggak kehilangan ide, beliau sampai nyuruh satu per satu anggota keluarganya buat beli minyak goreng. Cerdik banget ya?

Bahkan di medial sosial pun ramai soal ini, sampai ada video ibu-ibu rusuh di depan minimarket cuma buat rebutan minyak goreng.

Nah, tapi elo tau nggak nih, ternyata negara-negara di luar sana juga pernah jadi ibu-ibu itu, lho! Bedanya, mereka bukan rebutan minyak goreng melainkan rebutan cadangan minyak bumi.

Rebutan minyak itu akhirnya menyebabkan perang yang disebut Perang Teluk 2. Tapi kok bisa, sih, cuma gara-gara minyak aja sampai perang? Apa karena negara-negara itu mau buka usaha bensin eceran? Jelas bukan dong ya.

So, daripada elo bingung, mending langsung kita bahas aja yuk! Apa latar belakang, dampak, dan juga penyebab Perang Teluk 2 ini.

Latar Belakang Perang Teluk 2

Sebelum kita lebih lanjut ngomongin apa itu Perang Teluk 2, gue mau ngasih tau beberapa info dulu nih supaya elo nggak bingung ke depannya. Jadi, ibarat sebuah film, Perang Teluk 2 ini merupakan sekuel atau lanjutan dari seri pertamanya yaitu Perang Teluk 1.

Perbedaan Perang Teluk 1 dan 2 ini terletak pada lawan atau negara yang diinvasi oleh Irak. Pada Perang Teluk 1, Irak melakukan invasi ke wilayah Iran. Sedangkan pada Perang Teluk 2, Irak melakukan invasi ke wilayah Kuwait.

Peristiwa-peristiwa tersebut dinamakan Perang Teluk bukanlah tanpa alasan, sebab lokasi kejadiannya memang berdekatan dengan Teluk Persia.

Tapi elo tau nggak Teluk Persia itu di mana? Kalau nggak, nih langsung aja gue kasih petanya:

Negara-negara di daerah Teluk Persia
Peta Teluk Persia, Teluk Persia yang ditandai X ya! (Dok. Wikimedia Commons)

Nah, Perang Teluk yang pertama, kedua, atau ketiga tuh lokasinya nggak jauh-jauh dari situ. Selain itu, negara-negara yang terlibat pun banyaknya dari daerah tersebut. Sebut saja Irak vs Iran di Perang Teluk 1, Irak menginvasi Kuwait di Perang Teluk 2, dan juga Amerika menginvasi Irak di Perang Teluk 3.

Terus gimana tuh latar belakang Perang Teluk 2? Begini ceritanya ….

Pasca Perang Teluk 1 melawan Iran, Irak janji kalau mereka nggak akan menginvasi negara-negara di sekitar Teluk Persia lagi, mereka janji buat berdamai dengan negara-negara tetangga.

Eh setahun kemudian Irak, yang waktu itu berada di bawah kepemimpinan Saddam Hussein, akhirnya memiliki rencana buat menginvasi negara tetangganya lagi, setelah sebelumnya mencoba untuk menginvasi Iran. Hadeh nggak kapok-kapok ya Saddam Hussein ini.

Saddam Hussein, pemimpin negara Irak
Potret sosok Saddam Hussein. (Dok. Wikimedia Commons)

Beliau nggak kapok sebab punya ambisi ingin menjadi penguasa tunggal di daerah Teluk Persia. Akhirnya, negara yang dipilih Irak adalah Kuwait, negara kecil yang ada di sebelah tenggara Irak.

Pemilihan Kuwait sebagai target selanjutnya memiliki banyak alasan tersendiri.

Pertama, meskipun negaranya jauh lebih kecil dibanding Irak, akan tetapi cadangan minyak buminya Kuwait jauh lebih banyak. Makanya mereka berniat untuk mengambil itu.

Kedua, kehancuran ekonomi Irak pasca-Perang Teluk 1 dengan Iran. Selain itu, Saddam Hussein juga punya banyak hutang ke Kuwait setelah perang dengan Iran dan marah ketika ditagih. Waduh diliat-liat kok Saddam Hussein ini kayak teman gue, ya?

Ketiga, Saddam Hussein mengklaim kalau wilayah Kuwait itu merupakan wilayah Irak secara historis yang melepaskan diri. Jadi dia menutupi masalah invasi dengan berdalih seperti itu karena dia merasa itu hal yang wajar.

Baru, deh, setelah diskusi panjang oleh pemerintahan Irak, mereka memulai invasi ke Kuwait pada tanggal 02 Agustus 1990. Dan… boom, dalam waktu beberapa hari saja Kuwait berhasil dikuasai oleh Irak yang menandai terjadinya Perang Teluk 2.

Kuwait mudah dikalahkan karena jumlah pasukan mereka kalah jauh dibanding pasukan Irak.

Dilansir dari BBC, Kuwait cuma punya pasukan sekitar 20.000 tentara yang ngebuat mereka nggak bisa sat set saat serangan Irak datang. Berbanding terbalik dengan Irak yang mengerahkan lebih dari 100.000 pasukan pada perang ini.

Jumlah itu terdiri dari empat divisi elite Pengawal Republik Irak serta unit pasukan khusus yang dipersenjatai dengan 700 tank! Kalau gitu sih, nggak heran Kuwait bisa dilumpuhkan dengan cepat.

Baca Juga: Saddam Hussein, Diktator Irak yang Digulingkan Amerika Serikat

Intervensi PBB di Perang Teluk 2

Invasi yang dilakukan oleh Irak kepada Kuwait ternyata menarik perhatian dunia internasional, salah satunya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pada Januari 1991, PBB menegur keras tindakan yang dilakukan oleh Irak. PBB meminta Irak untuk cepat-cepat minggat dari Kuwait.

Pasti elo heran, “Lho, kenapa Barat ikut campur dalam Perang Teluk 2?”

Sebenarnya alasan keterlibatan pihak asing dalam Perang Teluk 2 itu karena menurut mereka invasi udah bukan lagi tren dalam politik internasional, khususnya setelah peristiwa Perang Dingin.

Kemudian, ultimatum pun diberikan oleh Dewan Keamanan PBB kepada Irak supaya mereka bisa cabut dari Kuwait. Kalau Irak nggak mau, PBB di bawah pimpinan Amerika Serikat serta gabungan pasukan dari beberapa negara akan membebaskan Kuwait dari Irak.

Nah, karena Irak di bawah kepemimpinan Saddam Hussein ini ngeyel dan nggak mau cabut dari Kuwait, alhasil pasukan multinasional dari PBB pun terpaksa datang dan ikut berperang.

Serangan militer dari tentara multinasional inipun terkenal dengan nama operasi Desert Storm yang dipimpin oleh Jenderal Colin Powell. Operasi ini berhasil masuk ke Kuwait lewat darat, air, maupun udara.

Pasukan Operasi Desert Storm
Pasukan tentara multinasional di bawah naungan PBB. (Dok. Air Force Museum of New Zealand)

Melihat PBB ikut campur dalam invasi, Saddam Hussein nggak serta merta langsung nyerang mereka secara frontal. Menariknya, beliau malah menyerang wilayah lain yang nggak ikutan perang sama sekali, yaitu Israel dan Arab Saudi.

Akan tetapi, serangan yang dilancarkan oleh Saddam Hussein itu bukanlah tanpa tujuan. Beliau memilih menyerang Israel dan Arab Saudi karena ingin menuduh kalau kedua negara tersebut merupakan biang kerok dari peperangan yang terus terjadi di tanah Arab atau Timur Tengah.

Selain itu, kedua negara tersebut juga dianggap sebagai antek-antek negara barat untuk mengeksploitasi kekayaan alam yang ada di Timur Tengah serta memojokkan Islam dalam perpolitikan internasional.

Maka dari itu, Saddam menyerang mereka dengan harapan negara-negara Islam lain akan ikut mendukungnya untuk mengusir Israel dari tanah Palestina serta membasmi Arab Saudi yang diduga sebagai antek negara barat untuk melindungi Israel.

Lalu, bagaimana Perang Teluk 2 dapat terselesaikan? Soalnya kan dilihat-lihat perang ini malah makin ramai dan runyam nih.

Jawabannya terjadi pada Februari 1991 saat segala usaha dari Irak berujung pada kegagalan. Hal itu karena Irak udah nggak bisa lagi bertahan lebih lama dari gempuran tentara multinasional yang memiliki persenjataan lebih canggih.

Alhasil, Irak harus menarik mundur pasukannya dari Kuwait dan hal tersebut kemudian menjadi tanda dari berakhirnya Perang Teluk 2. Akan tetapi, mundurnya pasukan Irak dari Kuwait nggak membuat Saddam Hussein kecewa atau marah, lho!

Sebaliknya, beliau malah menganggap hal itu sebagai kemajuan karirnya sebagai tokoh politik. Karena sejak itu, nama Saddam Hussein mulai diperhitungkan sebagai ancaman di Timur Tengah.

Baca Juga: Konsep Perang Dingin atau Cold War

Dampak Perang Teluk 2

Namanya juga perang, pasti lebih banyak dampak yang merugikan daripada dampak yang menguntungkan. Dampaknya pun nggak cuma ke satu aspek aja, melainkan banyak aspek yang ikut kena, baik itu dari segi politik, ekonomi, dan lain-lain.

Nah, terus dampak dari Perang Teluk 2 ada apa aja nih? Berikut udah gue rangkum dampak-dampaknya.

Korban Jiwa

Melansir dari History, setidaknya ada 148 tentara Amerika Serikat yang tewas di pertempuran, ditambah 457 lainnya mengalami luka-luka. Selain itu, tentara-tentara dari negara lain yang tergabung dalam pasukan multinasional pun dikabarkan tewas sebanyak 100 orang ketika operasi Desert Storm.

Terus gimana kabar korban dari pihak Irak? Sebenarnya nggak ada data pasti terkait korban jiwa dari Irak. Namun menurut History, dapat diasumsikan jumlah yang terbunuh mencapai 25.000 jiwa. Ditambah lebih dari 75.000 tentara mengalami luka-luka.

Selain para tentara, rakyat sipil Irak pun turut kena imbasnya. Diperkirakan sekitar 100.000 rakyat sipil tewas akibat luka-luka, kekurangan pangan, dan medis selama Perang Teluk 2 berlangsung.

Tahun-tahun berikutnya, sekitar satu juta jiwa tewas akibat dampak dari sanksi embargo yang diberikan oleh PBB kepada Irak. 

Baca Juga: Latar Belakang Perang Dunia 2 dan Kronologinya

Embargo oleh PBB untuk Irak

Setelah resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB nomor 660 yang disahkan ketika Irak mulai menginvasi Kuwait, DK PBB kemudian mengesahkan resolusi lagi, kali ini resolusi nomor 678 yang sangat merugikan Irak.

Dalam resolusi nomor 678 dijelaskan, embargo ekonomi yang sebelumnya diterima Irak pada resolusi nomor 660 harus terus berlanjut. Bahkan, Irak sampai nggak boleh melakukan ekspor minyak. Alhasil minyak yang diproduksi cuma boleh diperjualbelikan di dalam negeri aja.

Selain itu, Irak juga dilarang memproduksi senjata kimia dan juga biologis ataupun membangun instalasi persenjataan.

Resolusi ini bertahan hingga 10 tahun sampai tahun 2001.

Kehancuran Ekonomi

Kalau dihitung-hitung, Irak merupakan negara dengan dampak ekonomi yang paling parah. Kasihan banget ya, padahal ekonominya udah hancur setelah Perang Teluk 1, sekarang ditambah hancur lagi akibat Perang Teluk 2. Benar-benar gambaran, “Sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Secara kasar, Irak mengalami kerugian akibat perang ini diperkirakan mencapai angka US$ 500 triliun. Selain itu, Irak juga wajib membayar kerugian yang kurang lebih mencapai angka US$ 14 miliar. Banyak banget kan? Kira-kira duit segitu dapet nasi padang berapa porsi ya?

Tak hanya Irak, Kuwait pun harus mengalami kerugian dari sisi ekonomi. Berbeda dengan Irak, Kuwait justru harus ikhlas kehilangan 300 dari 500 sumur minyak yang telah dibumihanguskan oleh Irak.

Dampak Perang Teluk 2 kepada Irak
Ilustrasi dampak dari Perang Teluk 2 (Arsip Zenius)

Contoh Soal dan Pembahasan

Gimana-gimana, udah paham belum tentang sejarah dari Perang Teluk 2? Kalau udah, coba deh uji pemahaman elo lewat soal yang satu ini!

1. Irak melakukan invasi ke Kuwait pada tahun 1990 disebabkan Kuwait yang memiliki banyak cadangan ….

A. pemain
B. kurma
C. minyak
D. batu bara
E. kelapa sawit

Jawab:

Alasan Irak melakukan invasi ke Kuwait awalnya karena mereka sudah kehilangan banyak sumber daya dan mengalami banyak kerugian pasca Perang Teluk 1, sehingga mereka harus mencari sumber daya lain dari negara terdekat. Alhasil Irak melakukan invasi ke Kuwait karena Kuwait memiliki banyak sekali cadangan c. minyak.

*****

Nah, itu dia latar belakang serta dampak dari Perang Teluk 2 yang bisa gue ceritakan. Kalau elo masih kepo dan pengen tau lebih dalam nih seputar Perang Teluk 2, Zenius punya materi videonya biar elo bisa lebih gampang buat paham.

Caranya gimana? Gampang banget! Elo tinggal klik gambar di bawah ini aja, dengan begitu elo bisa belajar seputar Perang Teluk 2 di mana saja dan kapan saja.

klik di sini untuk belajar materi sejarah kontemporer utbk tentang perang teluk 2

So, itu aja mungkin yang bisa gue kasih tau. Semoga apa yang udah gue tulis dan apa yang udah elo baca bisa bermanfaat buat belajar UTBK ke depannya. Auf wiedersehen!

Referensi

Iraq invades Kuwait – History.com (2009)
1990: Iraq invades Kuwait – BBC News
Mengingat Perang Teluk Kuwait-Irak yang Disebabkan oleh Persaingan Dagang Minyak – Voi.id (2020)
Perubahan Politik Dunia: Konflik Teluk Persia Bagian 2 – Video Materi Pembelajaran Zenius

Bagikan Artikel Ini!