hari buku sedunia

Hari Buku Sedunia: Sejarah dan Kenapa Kita Perlu Merayakannya?

Mengenal Hari Buku Sedunia yang diperingati tanggal 23 April mulai dari sejarah, tema, kegiatan yang dilakukan, hingga quotes menarik dari penulis terkenal. Yuk, simak!

Buku merupakan jendela dunia.

Kayaknya istilah ini sudah nggak asing di telinga kita, ya? Apalagi sejak memasuki bangku sekolah, kita memang langsung disuguhkan sama buku-buku buat membantu kita memahami setiap mata pelajaran yang ada.

Nggak cuma buat belajar saja, tapi kehadiran buku juga bisa menghibur kita, lho. Contohnya kayak para penikmat buku fiksi maupun nonfiksi. Buku tersebut digunakan untuk melupakan realita sejenak dan masuk ke dalam dunia imajinasi yang dibentuk dari tulisan yang mereka baca.

Nah, gue pun salah satu penikmat novel, Sobat Zenius. Elo juga nggak? Kalau iya, siapa tahu kita bisa saling ngasih rekomendasi, nih! Eh, ngomong-ngomong tentang buku, sebentar lagi kita bakal memperingati World Book Day atau Hari Buku Sedunia yang jatuh pada tanggal 23 April, lho.

Sebagian dari elo mungkin masih asing dengan World Book Day. Tapi, nggak usah khawatir, ya! Di sini gue bakal ngajak elo buat mengenal perayaan Hari Buku Sedunia mulai dari sejarahnya, tema Hari Buku Sedunia 2022, hingga mengenal para penulis yang berpengaruh dalam bidang literatur di dunia.

Supaya nggak semakin penasaran, baca artikel ini sampai habis, ya!

Apa Itu Hari Buku Sedunia

Hari Buku Sedunia (atau yang biasa disebut Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia) merupakan perayaan yang diselenggarakan dengan misi untuk mempromosikan kepada banyak orang (khususnya anak-anak) kalau membaca buku itu menyenangkan.

Perayaan Hari Buku Sedunia ini diciptakan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai perayaan dunia untuk buku dan membaca. World Book Day juga telah diperingati oleh kurang lebih 100 negara di dunia.

Menurut website World Book Day, reading for pleasure atau membaca untuk mendapatkan kesenangan merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesuksesan masa depan anak, terlepas dari latar belakang keluarga, pendidikan, maupun pendapatan mereka.

Oh iya, sesuai namanya Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia, ada fakta menarik tentang hak cipta, nih. Elo tahu nggak, ternyata hak cipta seorang penulis itu berlaku kurang lebih hingga 70 tahun setelah penulis itu meninggal. Jadi, hak cipta bisa kadaluarsa nih, guys.

Setelah hak ciptanya sudah kadaluarsa, karyanya jadi milik siapa, dong? Nah, karya tersebut bakalan jadi milik publik dengan free copyright atau terbebas dari hak cipta.

Baca Juga: Rekomendasi Buku Bertema Pendidikan untuk Guru – Zenius untuk Guru

Sejarah Hari Buku Sedunia

Wah, ternyata menarik banget ya perayaan Hari Buku ini! Jadi penasaran, deh, kapan ya pertama kali Hari Buku Sedunia dirayakan?

Kalau ngomongin sejarahnya, kita harus kembali sekitar 27 tahun ke masa lalu, tepatnya ke tahun 1995. Tapi sebelum itu, elo tahu nggak kapan terbitnya buku pertama di dunia?

Nah, pertanyaan ini menarik banget, nih. Mengingat mungkin masih banyak dari kita yang belum tahu sejarah buku sampai bisa kita nikmati dengan sampul menarik dan halaman yang tersusun rapi kayak sekarang.

Ketika manusia di bumi mulai mengetahui yang namanya sistem penulisan pada zaman peradaban kuno ribuan tahun yang lalu, mereka menulis bukan di kertas kayak sekarang. “Buku” untuk mereka pada saat itu unik banget, yaitu menggunakan sebuah tablet yang terbuat dari tanah liat.

Tablet kuno terbuat dari tanah liat di zaman Babylonia
Tablet kuno terbuat dari tanah liat di zaman Babylonia (dok. Wikimedia Commons)

Kalau elo pernah nonton film Marvel Eternals (2021), elo mungkin bisa mendapat gambaran tentang tablet ini dari adegan Makkari dan Druig di Babylon. Saat itu, Makkari tertarik banget buat menemukan sebuah tablet kuno yang bisa digunakan buat menulis, yang dinamakan The Emerald Tablet.

Referensi dari film itu nggak jauh berbeda sama tablet yang digunakan orang-orang di zaman peradaban kuno dahulu buat nulis, nih. Kemudian pada tahun 3000 Sebelum Masehi (SM), orang-orang Mesir menciptakan sesuatu yang bisa digunakan sebagai bahan menulis, yaitu papirus.

Papirus ini bisa kita artikan sebagai “kertasnya” orang-orang di masa itu, yang terbuat dari tanaman air papirus yang tumbuh subur di Sungai Nil. Lalu, orang China mulai membuat sesuatu yang mirip sama buku zaman sekarang pada abad ke-3. Bedanya, halaman bukunya terbuat dari bambu tebal yang dijahit jadi satu.

Johannes Gutenberg
Johannes Gutenberg, penemu mesin cetak untuk publikasi. (dok. Wikimedia Commons)

Pertengahan abad ke-15, mesin cetak Johannes Gutenberg mulai membawa buku ke era industri. Karena hadirnya mesin cetak ini, orang-orang bisa menikmati karya literatur lama seperti karya milik William Shakespeare, Leo Tolstoy, dan lainnya.

Kembali ke lahirnya Hari Buku Sedunia, penentuan tanggal yang diperingati setiap 23 April ini ternyata bertepatan dengan tanggal peringatan kematian penulis legendaris dunia yaitu William Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega.

Sebenarnya, ada beberapa ide tentang penetapan tanggal Hari Buku Sedunia. Awalnya, Vicente Clavel Andrés, seorang penulis Valencia yang menyarankan kalau perayaan ini harus menjadi hari untuk menghormati penulis Miguel de Cervantes, sehingga tanggalnya antara tanggal kelahiran atau kematiannya Miguel.

Miguel de Cervantes meninggal pada tanggal 22 April 1616. Sehari setelahnya, tepatnya pada tanggal 23 April 1616, dua penulis legendaris lainnya yang tadi sempat gue sebut di atas, William Shakespeare dan Leo Tolstoy juga meninggal dunia.

Akhirnya, Hari Buku Sedunia ditetapkan tanggal 23 April, sekaligus untuk menghormati para penulis legendaris yang menginspirasi banyak orang di seluruh dunia dengan karyanya tersebut.

UNESCO menetapkan perayaan Hari Buku Sedunia sebagai hari internasional dimulai pada tanggal 23 April 1995. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 23 April 1997, perayaan Hari Buku Sedunia pertama kali diselenggarakan di Inggris dan Irlandia dengan tujuan untuk mendorong kaum muda agar menemukan kesenangan dalam membaca buku.

“Kami ingin melakukan sesuatu yang dapat mengubah posisi membaca, di mana membaca buku itu menyenangkan, relevan, mudah diakses, asyik, dan memiliki kekuatan untuk bisa mengubah dunia.”

Baroness Gail Rebuck, pendiri Hari Buku Sedunia. (sumber: worldbookday.com)

Baca Juga: Kupas Tuntas Buku Charles Darwin Origin of Species

Kenapa Membaca Buku Itu Penting?

Melihat Hari Buku Sedunia diperingati sebagai salah satu hari yang penting secara internasional, ini membuktikan kalau kehadiran buku dan aktivitas membaca sangat penting di kehidupan kita sehari-hari.

Kita memang nggak bisa tuh yang namanya lepas dari membaca. Buktinya saja, elo suka kan membaca konten yang ada di media sosial? Apalagi thread atau utas seru di Twitter. Wah, itu sih, kesukaan gue banget!

Membaca buku juga sama menyenangkannya kayak membaca konten di media sosial, kok. Ini juga yang menjadi alasan Hari Buku Sedunia dibentuk, untuk bikin generasi muda suka dan merasa enjoy pas lagi membaca buku.

alasan membaca buku itu penting
Alasan membaca buku itu penting. (Arsip Zenius)

Di dalam sebuah studi Short- and Long-Term Effects of a Novel on Connectivity in the Brain (2013), peneliti melakukan pemindaian MRI buat ngukur efek membaca novel pada otak. Peserta yang mengikuti studi kemudian membaca novel Pompeii (2003) karya Robert Harris selama sembilan hari.

Ketika cerita di novel tersebut semakin tegang dan seru, ternyata hasil MRI menunjukkan semakin banyak pula area otak yang aktif. Terus, konektivitas otak juga meningkat, terutama di bagian korteks somatosensori, yaitu bagian otak yang merespons sensasi fisik seperti gerakan dan rasa sakit.

Membaca buku juga penting karena bisa menambah banyak kosakata kita. Selain bisa menambah nilai plus dalam berkomunikasi, kosakata yang luas juga bisa membantu elo ketika mengerjakan tugas, lho! Apalagi tugas Bahasa Indonesia. Duh, jadi semakin semangat deh mengarangnya.

Dengan membaca buku, kita juga bisa membuka wawasan dan memberikan kesempatan buat diri untuk memiliki banyak persepsi dalam memandang suatu hal. Ini bisa membantu elo supaya punya pemikiran yang lebih kritis lagi ketika dihadapkan dengan suatu masalah.

Oh iya, membaca buku juga bisa mengurangi stres. Menurut informasi yang gue dapat dari Healthline, sebuah studi menemukan ketika seseorang menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk membaca buku, maka dia bisa menurunkan tekanan darah, detak jantung, dan perasaan tertekan secara psikologis yang sama efektifnya dengan melakukan yoga.

Manfaat dari membaca buku ternyata menarik banget, kan?

Negara yang Pernah Melakukan Pelarangan  Buku

Meskipun membaca buku memberikan banyak manfaat dan sangat penting buat kita, ternyata pernah ada negara yang melakukan pemberangusan atau larangan membaca buku. Pada saat itu, rasanya membaca buku merupakan hal yang buruk, deh!

Jadi, ada beberapa buku yang dianggap kurang baik buat dibaca, sampai akhirnya buku-buku tersebut kena banned atau mengalami pelarangan. Contohnya nih ya, China pernah melakukan larangan membaca buku Alice in Wonderland (1865) pada tahun 1931.

Alasannya karena menurut mereka, hewan nggak boleh menggunakan bahasa yang sama kayak manusia. Itu merupakan suatu hal yang buruk untuk menempatkan hewan dan manusia pada tingkat yang sama.

Lalu, pada tahun 1933, api unggun besar-besaran dinyalakan di Nazi, Jerman, dengan tujuan untuk membakar buku-buku yang ditulis oleh orang-orang Yahudi, komunis, dan lainnya. Beberapa buku yang dibakar tersebut merupakan karya penulis seperti Albert Einstein, Sigmund Freud, Ernest Hemingway, Helen Keller, Thomas Mann, Karl Marx, dan Leon Trotsky.

Nggak hanya itu, di tahun 1922, selama perang Bosnia terjadi, para pasukan Serbia menembaki Perpustakaan Nasional di Sarajevo. Kurang lebih sekitar 1,5 hingga 3 juta buku dihancurkan di sana. Ini merupakan salah satu pembakaran buku terburuk sepanjang sejarah, lho! Apalagi para tentara menembaki siapa saja yang mencoba menyelamatkan buku yang ada.

Kalau di masa sekarang, tepatnya pada tahun 2013 silam, Pakistan juga pernah melakukan banned untuk buku I Am Malala: The Girl Who Stood Up for Education and Was Shot by the Taliban (2013) karya Malala Yousafzai dan Christina Lamb. Larangan ini diberlakukan di 40.000 perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah. Para pendidik mengatakan buku tersebut nggak menunjukkan rasa hormat yang cukup terhadap Islam.

Elo mungkin nggak asing sama cerita Harry Potter, kan? Buku ini juga pernah diminta untuk dihilangkan dari perpustakaan umum Amerika Serikat di tahun 2019 kemarin, lho. Kabarnya, orang-orang yang menentang buku ini merasa keberatan dengan penggambaran ilmu sihir, mantra, dan kutukan yang ada.

Selain itu, mereka juga nggak suka dengan cara karakter antagonis di buku tersebut untuk mencapai tujuan mereka. Voldemort, misalnya, yang melakukan banyak pembunuhan karena ingin menjadi penyihir terbaik di dunia. Mengingat tujuh buku serial Harry Potter ini merupakan buku anak-anak.

Nah, pelarangan buku ini ternyata nggak hanya terjadi di negara luar. Indonesia juga pernah jadi salah satu negara yang melakukan pemberangusan buku, lho. Terutama ketika berada di zaman penjajahan, era kepemimpinan Presiden Soekarno, hingga Orde Baru.

Dilansir dari Tirto, pada masa penjajahan, pemerintah Belanda menghambat peredaran buku-buku yang terkesan berbau pemberontakan, melawan pemerintah, dan mempropagandakan kemerdekaan Indonesia pada saat itu.

ilustrasi larangan membaca buku
Ilustrasi larangan membaca buku. (dok. Zenius)

Terus, larangan membaca buku ini juga berlanjut di era kepemimpinan Presiden Soekarno. Pada masa ini, Presiden Soekarno mengesahkan pelarangan tersebut dalam Penetapan Presiden No. 4 Tahun 1963. Jadi, pemerintah melakukan pengamanan terhadap barang cetakan (baik itu buku maupun surat kabar) yang berisi informasi yang dapat mengganggu ketertiban umum.

Larangan buku ini juga semakin jadi sewaktu Indonesia memasuki era Orde Baru. Terutama setelah terjadinya peristiwa 30 September 1965 yang membuat Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ormas-ormasnya ditangkap. Pada saat itu, pembakaran buku terjadi, di mana militer melakukan pemberangusan di kantor (CC) PKI dan Universitas Res Publica.

Tapi untungnya, sekarang kita bisa menikmati masa di mana buku menjadi suatu hal yang sangat penting di kehidupan kita. Sehingga larangan membaca buku pun sudah bukan halangan buat kita mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya lewat buku.

Kalau elo tertarik buat membaca buku tentang sejarah, elo bisa temuin rekomendasinya di 8 Rekomendasi Buku Bacaan Buat Belajar Sejarah, nih!

Tema Hari Buku Sedunia

Kembali lagi ke Hari Buku Sedunia, elo penasaran nggak sih sama tema Hari Buku Sedunia tahun ini?

Nggak jauh berbeda sama Hari Bumi Sedunia, tema Hari Buku Sedunia juga berbeda setiap tahunnya, lho. Contohnya nih ya, di tahun 2021 kemarin, tema World Book Day yaitu “To Share A Story” atau “Untuk Membagikan Sebuah Cerita”.

Tema ini dipilih untuk bisa mengirimkan pesan positif tentang buku dan aktivitas membaca, walaupun kita sedang ada di masa lockdown karena pandemi Covid-19 dengan kasus yang masih tinggi pada saat itu.

Nah, untuk tema Hari Bumi Sedunia 2022 adalah “You are a reader” atau “Kamu adalah Seorang Pembaca”. Tema ini dipilih untuk bisa menjangkau anak-anak yang memiliki latar belakang kurang beruntung.
Maka dari itu, Organisasi Hari Buku Sedunia bakalan bekerja sama dengan sekolah untuk mendistribusikan voucher hadiah dan memastikan semua anak bisa memiliki buku mereka sendiri.

Kegiatan Hari Buku Sedunia

Terus, Hari Buku Sedunia biasanya kegiatannya ngapain saja, sih?

Untuk kegiatannya sendiri, biasanya anak-anak di Inggris bakal dikasih token/voucher buat bisa membeli buku dengan harga £1 atau sekitar Rp18 ribu rupiah saja, lho!

Selain bisa dapat voucher untuk beli buku, anak-anak juga bisa berdandan menjadi salah satu karakter fiksi favorit mereka. Wah, seru banget, ya! Jadi pengen deh ikutan merayakan Hari Buku Sedunia bareng sama mereka.

Kalau di Indonesia sendiri, belum ada kegiatan masif yang dilakukan, nih. Tapi, elo bisa mendonasikan beberapa buku ke perpustakaan. Siapa tahu buku yang elo donasikan itu bisa berguna buat banyak orang nantinya.

Oh iya, elo juga bisa merayakan Hari Buku Sedunia dengan membaca satu buku di hari tersebut. Untuk bukunya bebas, kok! Elo boleh membaca buku favorit ataupun buku baru yang belum sempat dibaca sebelumnya.

Buat yang hobi membaca buku fiksi, elo bisa berpetualang dengan cerita fantasi yang elo baca. Kalau lebih suka membaca buku nonfiksi, elo juga bisa membaca buku-buku self-development, lho.

Biar lebih memahami konsep buku fiksi dan nonfiksi, elo bisa kepoin penjelasan lengkapnya di materi belajar di bawah ini, ya!

Baca Juga: Kupas Buku Series : “Sapiens” Sejarah Singkat Umat Manusia

Penulis Berpengaruh di Dunia

Membahas soal buku, rasanya kurang lengkap kalau kita nggak membahas beberapa penulis paling berpengaruh di dunia yang bisa membuat dunia literasi kita menjadi seperti sekarang.

Nah, kali ini gue bakal ngajak elo buat kenalan sama 3 penulis berpengaruh di dunia lewat buku ciptaan mereka. Penasaran nggak, siapa aja orangnya? Langsung kenalan saja, yuk!

William Shakespeare

Siapa yang nggak familiar sama nama William Shakespeare? Dia merupakan penulis asal Inggris yang lahir pada April 1564 dan meninggal pada 23 April 1616. Saking berpengaruhnya, sampai Hari Buku Sedunia juga diperingati bertepatan sama hari wafatnya William Shakespeare, nih.

William Shakespeare
William Shakespeare (dok. Wikimedia Commons)

Nah, seperti apa pengaruh karya-karya William Shakespeare? Melansir dari The Upcoming UK, pengaruh karya Shakespeare ini luas banget, lho. Nggak cuma buat bidang literatur atau sastra saja, tapi juga meluas hingga teater tradisional, perfilman, filsafat, sampai ke Bahasa Inggris.

William Shakespeare dikenal sebagai salah satu penulis berbahasa Inggris terbaik di dunia. Dia berhasil memperkenalkan ide-ide kreatif dalam perkembangan karya sastra untuk novel, drama, dan bahkan mengubah cara dunia memandang puisi.

Bahkan, karya-karyanya seperti Julius Caesar (1599), Romeo and Juliet (1597), The Tragedy of Othello (1603), dan Macbeth (1623) diajarkan dalam kelas literatur di sekolah hingga universitas.

Jane Austen

Jane Austen juga salah satu penulis berpengaruh di dunia. Kamu mungkin familiar dengan karya-karyanya seperti Sense and Sensibility (1811), Pride and Prejudice (1813), dan Emma (1815) yang terkenal sampai dibuat versi film live-action.

Melalui bukunya, Jane Austen berhasil mempengaruhi dunia sastra dengan mengenalkan gaya penulisan baru. Dia lebih menekankan pada penggambaran kehidupan sehari-hari namun tetap terasa relevan hingga berabad-abad setelahnya. Ini juga yang jadi alasan kenapa karya Jane Austen masih terasa sangat relatable sampai hari ini.

Karyanya juga memperlihatkan bagaimana perempuan berjuang untuk mendapatkan haknya. Meskipun lebih banyak menuliskan cerita romansa, tapi penggambaran setiap karakter di novelnya terasa kuat dan dibumbui dengan kritik yang memberikan persepsi baru dan lebih segar.

Anne Frank

Anne Frank adalah seorang remaja Jerman-Yahudi yang harus menghabiskan hari-harinya bersembunyi di Amsterdam, yang pada saat itu sedang diduduki Nazi selama Holocaust. Gadis ini menuliskan sebuah buku harian yang bercerita tentang bagaimana pengalamannya dikurung bersama keluarganya dan empat buronan lainnya.

Anne Frank
Anne Frank (dok. Wikimedia Commons)

Buku harian Anne Frank pertama kali muncul di Amsterdam pada tahun 1947, lalu diterbitkan di Amerika Serikat dan Inggris dengan judul Anne Frank: The Diary of a Young Girl (1952). Setelah terbit, buku harian ini langsung jadi sangat populer dan membuat Anne menjadi menjadi penulis muda paling terkenal sepanjang masa.

The Diary of a Young Girl juga menjadi salah satu buku yang paling banyak dibaca di dunia, yang diterjemahkan ke lebih dari 65 bahasa. Bagi para pendidik, buku harian Anne Frank memberikan kesempatan langka untuk siswa belajar tentang Holocaust dari pandangan seseorang seusia mereka.
Baca Juga: Unsur Buku Fiksi dan Nonfiksi Beserta Beda Pengertiannya

Quotes Hari Buku Sedunia

Buat merayakan Hari Buku Sedunia, gue punya beberapa quotes menarik dari orang-orang terkenal dan berpengaruh di dunia, nih! Siapa tahu, quotes ini bisa menginspirasi elo nantinya.

“Ada lebih banyak harta di dalam buku daripada di semua jarahan bajak laut di Pulau Harta Karun.” – Walt Disney.

“Buku adalah sihir portabel yang unik.” – Stephen King.

“Dunia adalah sebuah buku dan mereka yang tidak melakukan perjalanan hanya membaca satu halaman.” – St. Augustine.

“Berpikirlah sebelum berbicara, membacalah sebelum berpikir.” – Fran Lebowitz.

“Buku adalah cermin jiwa.” – Virginia Woolf.

Nah, Sobat Zenius, jadi semakin bersemangat nggak sih buat memperingati Hari Buku Sedunia? Apalagi mengingat sejarahnya yang menarik banget, ini juga yang bikin membaca buku bukan seakan-akan untuk terlihat pintar, tapi untuk mengisi waktu dengan cara yang menyenangkan.

Kira-kira, elo mau ngapain nih buat merayakan Hari Buku Sedunia? Coba bagi ide elo di kolom komentar, yuk! Siapa tahu, elo bisa merayakan Hari Buku Sedunia sama teman-teman baru di sini juga.

Selamat Hari Buku Sedunia!

Referensi:

What is World Book Day – World Book Day
World Book Day Our History – World Book Day
The Three P’s: Papyrus, Parchment and Paper | Rare Books & Manuscripts – The University of Adelaide.edu (2018)
Benefits of Reading Books: For Your Physical and Mental Health – Healthline (2019)
Jurnal: Short- and Long-Term Effects of a Novel on Connectivity in the Brain (2013)
Orde Baru: Rezim Pelarang, Perampas, dan Pembakar Buku – Tirto (2019)
World Book Day 2021 Announcements – World Book Day (2020)
Bannings and Burnings in History – Freedom to Read
How to Celebrate World Book Day On March 3, 2022 – AFAR (2022)
When is World Book Day 2022? Date, theme, full list of £1 books and where to find the best ideas for costumes – iNews UK (2022)
How Long Does Copyright Protection Last? (FAQ) – U.S. Copyright Office
How Shakespeare changed literature around the world – The Upcoming (2020)
Jurnal: Influence Of Jane Austen On Literature
How Anne Frank’s Diary Changed the World | History – Smithsonian Magazine (2015)
Books Quotes – Goodreads

Bagikan Artikel Ini!