Sapiens

Kupas Buku Series : “Sapiens” Sejarah Singkat Umat Manusia

Artikel ini akan mengulas buku Sapiens : A Brief History of Mankind karya Yuval Noah Harari

Halo, Sobat Zenius! Saat ini, zen blog punya sesuatu yang baru loh! Kami bakal ngasih suatu series tulisan blog yang menarik, insightful, dan beda banget dari yang lain! Seperti yang kalian baca, series ini berjudul “Kupas Buku” dimana kita bakal membahas buku-buku saintifik yang populer dan berperan dalam memberikan pemahaman dan prespektif baru terhadap dunia.

Di tulisan pertama pada series ini, kita bakal membahas buku sains non-fiksi yang kepopulerannya gak main-main. Buku ini mendapatkan predikat Bestseller berdasarkan situs jual beli online amazon.com kategori sejarah dunia, Bestseller versi Sunday Times, Top Ten Bestseller versi majalah New York Times, pemenang Wenjin Book Award 2015 di China, bahkan buku ini mendapatkan ulasan positif dari Jared Diamond (Penulis buku Guns Gems and Steels) dan Bill Gates (CEO Microsoft).

Bagi orang-orang yang telah membacanya, buku ini memberikan suatu pemahaman yang benar-benar fresh dan baru. Buku ini pun berhasil menjawab berbagai pertanyaan besar umat manusia yang dapat dijelaskan dengan cara yang menarik dan terkonsep.

Penasaran buku apakah ini? Mengapa buku ini sangatlah terkenal? Bagaimana isi dan cerita dari buku ini? Okay, buku yang mau gue bahas kali ini adalah “Sapiens: A Brief History of Humankind” karangan Yuval Noah Harari.

Sapiens

Dimulai dari satu pertanyaan sederhana.

Gua gak bakal membahas buku ini secara keseluruhan dan bertele-tele, karena buku ini sendiri bisa dikatakan tebel banget (513 halaman). So, untuk mempersingkatnya, gua bakal mulai membahasnya dari satu pertanyaan yang sederhana, namun bikin banyak orang gagal paham dan sulit untuk memberikan jawaban yang tepat.

Saat ini, kita pasti merasa biasa-biasa saja dengan kehidupan kita saat ini, apalagi di saat pandemik kayak gini yang bikin kita bosen di rumah terus. Tapi pernah gak sih kalian sadar atau kalian kepo? Kalau kemajuan dan kecanggihan teknologi yang kita nikmati saat ini, itu cuma manusia yang bisa mencapainya.

“Hah maksudnya gimana?”

Tanpa kalian sadari, Semenjak awal masa pembentukan bumi 4.5 miliar tahun yang lalu hingga abad ke-21 ini. Hanya kita lah yang secara aktif mengembangkan alat-alat sehingga menjadi teknologi-teknologi yang amat canggih, mulai dari dari laptop yang sekarang kalian pake buat baca blog ini, Zoom Meeting yang bikin sekolah/kuliah cukup di kamar aja, hingga roket canggih yang sanggup membuat kita berhasil mendarat di Bulan dan mungkin membentuk koloni di Mars.

Hal semacam ini nggak pernah dilakukan oleh spesies lain di bumi, cuma Homo sapiens lah yang sampai saat ini bisa mengembangkan teknologi yang secara kolektif membuat kita yang sebelumnya merupakan pemburu pengumpul di padang Afrika, menjadi penguasa tunggal sepenuhnya planet ini.

Akhirnya, muncul deh pertanyaan yang saat ini pasti terngiang-ngiang di kepala lu semua:

Mengapa yah manusia itu satu-satunya spesies yang bisa menguasai bumi?

Nah, jadi penasaran kan? Dalam buku Sapiens ini, Harari tidak hanya membahas mengenai sejarah manusia dari dahulu hingga saat ini, namun secara tersirat juga menjelaskan bagaimana manusia bisa menjadi penguasa tunggal di Planet Bumi. Hampir seluruh isi dari buku Harari ini membahas satu pertanyaan sederhana dan Harari menjelaskannya dengan sangat baik sehingga siapapun yang membaca bakal ngerasa lagi didongengin oleh Harari dan membuat kita dapat memahami isi buku ini secara keseluruhan.

Dalam menjawab pertanyaan di atas, Harari mengangkat 4 poin penting yang udah mencakup keseluhuran isi dari buku ini dari awal hingga akhir, yaitu kebebasan organ lokomosi gerak, fleksibilitas bahasa, kemampuan bekerja sama secara fleksibel dalam jumlah besar, dan kemampuan untuk membuat dan mempercayai fiksi.

Kebebasan Organ Lokomosi gerak,

Kalian bakal percaya gak? Kalau sebenernya yang bikin kita bisa cerdas dan kreatif dibandingkan hewan lain tidak hanya terletak pada otak, tapi pada ini…

Tangan Manusia
Tangan Manusia | Sumber: pxhere.com

Percaya gak percaya, yang membuat otak kita bisa berkembang dan secerdas sekarang adalah kebebasan tangan kita dari tanggung jawab lokomosi/gerak!

“Maksudnya gimana di?”

Sifat bawaan tunggal yang dimiliki oleh genus Homo adalah kita berjalan tegak dengan dua kaki, dan tangan kita bebas dari tanggung jawab sebagai alat gerak utama tubuh, enggak kayak kera atau monyet yang masih bergantung pada tangan untuk mengayun atau berpindah dari pohon ke pohon, Homo berdiri tegak dengan dua kakinya sebagai adaptasi dalam memudahkan menjelajahi padang savvana sehingga memiliki penglihatan yang jauh lebih jelas.

Nah, tangan yang nganggur nih mau diapain? Tangan yang nganggur ini bebas digunakan untuk keperluan yang lain seperti melempar batu, memakai tongkat, memberi isyarat, dan sebagainya.

Seiring waktu, penggunaan tangan secara aktif dalam melakukan pekerjaan yang rumit mengarah pada peningkatan koordinasi otak dan otot motorik pada tangan dari generasi ke generasi hingga sampai ke tahap crafting, yaitu secara aktif membuat alat-alat yang berguna untuk bertahan hidup seperti membuat tongkat, tombak, dan pisau dari batu atau tulang yang ada.

Alat-Alat praaksara
Alat-Alat Manusia Primitif | Sumber: flickr.com

Sayangnya, perkembangan dari penggunaan tangan untuk melakukan hal-hal yang rumit ini enggak cukup bikin leluhur kita berada di puncak rantai makanan. Selama 2 juta tahun penuh, kita masih menjadi spesies yang marginal dan cuma mengandalkan asupan makanan dari hewan- hewan kecil dan sisa buruan predator puncak. Awal pengembangan dan penggunaan alat seperti pisau batu diyakini bukan secara aktif untuk berburu, namun untuk mendapatkan sumsum dari tulang sisa buruan hewan-hewan top predator, sambil waspada terhadap ancaman yang mendekat.

Kupas Buku Series : “Sapiens” Sejarah Singkat Umat Manusia 65
Bekas isapan sumsum dari manusia prasejarah | Sumber: livescience.com

Mengonsumsi sumsum atau daging mentah tuh ngabisin waktu yang lama banget. Butuh waktu 6-8 jam hanya untuk mengorek dan mengunyah makanan-makanan sisa yang ada. Namun, kembali lagi dari perkembangan penggunaan tangan. Pada 400.000 tahun yang lalu, Akhirnya manusia dapat menjinakkan dan menggunaan api secara efektif. Penggunaan api saat itu membuat kita jauh lebih efektif dalam mencerna dan mengunyah makanan yang nanti akan nyambung sama bab ke-2 yaitu…

Fleksibilitas Bahasa

Penjinakkan dan penggunaan api oleh para leluhur kita bikin proses mencerna dan mengunyah makanan juauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Jika sebelumnya ngunyah daging mentah aja butuh 6-8 jam, sekarang ngunyah daging masak cuma butuh waktu 1-2 jam, gampang dicerna terus enak lagi. Api juga memberikan kehangatan dan melindungi leluhur kita dari predator di malam hari.

Nah pertanyaannya, kan waktu makan jadi lebih cepet nih, terus sisa waktunya dipake buat apaan? Ya Ngerumpi lah!

Kupas Buku Series : “Sapiens” Sejarah Singkat Umat Manusia 66
Manusia prasejarah yang terbagi menjadi beberapa kelompok kecil | Sumber: scinews.com

“Eh sumpah makin gak jelas lu di, masa manusia purba ngerumpi!”

Mungkin ini terdengar konyol dan aneh bagi kebanyakan orang, namun sebelum menjelaskan lebih lanjut, antara 70.000 hingga 30.000 tahun yang lalu, homo sapiens mengalami Revolusi kognitif, sayangnya sampai saat ini kita tidak mengetahui penyebab pastinya, Hipotesis yang paling banyak dipercaya adalah ini merupakan kebetulan mutasi genetik yang memungkinkan Homo sapiens memiliki gaya komunikasi dan jenis bahasa yang sangat unik dibandingkan genus Homo lainnya.

Nah, balik lagi ke masalah ngerumpi. Manusia merupakan makhluk sosial yang mengandalkan komunikasi antar individu. Hewan-hewan lain juga punya mekanisme komunikasi kepada sesama spesiesnya, namun komunikasi hewan-hewan lain bahkan genus Homo lain tidak sefleksibel dan seluwes komunikasi/bahasa yang digunakan oleh Homo sapiens. Seekor monyet ekor panjang (Macaca fasciculasis) bisa aja ngomong “awas ada elang” ke kawanannya supaya pada ngumpet dan gak jadi santapan elang, namun manusia bisa bilang :

“Eh sumpah, tadi sekitaran jam 2, gua ngeliat ada buaya serem banget di sungai sono, lu jangan nyuci disitu dulu deh”

Revolusi kognitif dan budaya gosip/ngerumpi ini yang bikin bahasa kita sangat luwes dan fleksibel dibandingkan bahasa hewan maupun genus Homo yang lain. Pada nyatanya, kemampuan Homo sapiens dalam ngegibah, ngejulid, dan ngomongin sapiens lain di belakang itu penting untuk kerja sama dalam kawanan dengan jumlah besar. Dengan bergosip, kita bisa tahu jauh lebih mendalam mengenai informasi-informasi yang ada dalam suatu kawanan. sehingga menjalin suatu kerja sama yang jauh lebih ketat dan lebih canggih. Kerja sama ini mengantarkan kita pada faktor kemajuan kita selanjutnya, yaitu…

Kemampuan Bekerja Sama Secara Fleksibel dalam Jumlah Besar

Seringkali kita ngelihat perbedaan atau keunggulan kita dibandingkan hewan lain itu cuma dalam skala individu doang. Kita pengen percaya kalau ada sesuatu yang spesial banget dalam diri kita yang bikin kita jauh lebih unggul dibandingin kucing peliharaan kita, cupang di akuarium kita, atau singa yang lagi kesepian karena gak ada yang ke kebun binatang selama PPKM. Padahal, perangkat fisik kita juga gak jauh beda dibandingkan sama kera besar seperti simpanse dan gorilla. Kalau gua cemplungin lu ke hutan tropis Kalimantan sama seekor orangutan terus gua tinggalin, gua berani bilang kalau lu gak bakal bisa survive much better dibandingkan dengan orangutan.

Kupas Buku Series : “Sapiens” Sejarah Singkat Umat Manusia 67
Bertahan hidup di hutan | Sumber: picryl.com

Kenapa kita secara fisik lemah tapi saat ini bisa menjadi penguasa planet? Karena perbedaan nyata antara kita dan hewan lain adalah pada tingkat kolektif. Manusia menguasai dunia karena kita adalah satu-satunya hewan yang dapat bekerja sama secara fleksibel dalam jumlah besar.

“Kgak ah, rayap sama semut aja kerja sama tuh”

Meskipun rayap dan semut juga menunjukkan kerja sama yang efektif, mereka bekerja sama dengan cara yang kaku dan lebih melibatkan sinyal kimiawi atau sifat emergen dari koloni, mereka gak bisa berinovasi dalam menghadapi suatu masalah kompleks. Apakah lu pernah lihat rayap yang gak puas sama sistem monarki absolut ratu rayap lalu menggulingkannya dan membentuk sistem komunis rayap pekerja? Gak pernah kan.

Kupas Buku Series : “Sapiens” Sejarah Singkat Umat Manusia 68
Semut komunis | Sumber: drawception.com

Hewan-hewan yang jauh lebih kompleks seperti lumba-lumba, singa, dan simpanse membentuk kerja sama yang jauh lebih fleksibel dibandingkan serangga koloni, namun kerja sama hanya dibentuk dalam jumlah kecil. Hal ini disebabkan kerjasama yang dibangun berdasarkan pendekatan personal. Simpanse alpha wajib tahu secara personal, apakah lu itu simpanse yang

gampang diajak kerja sama atau lu merupakan simpanse jahat yang pengen merebut status alpha. Simpanse gak bakal mau bekerja sama dengan simpanse lain, jika dia gak tau secara personal simpanse yang diajak kerja sama.

Sampai saat ini, hanya Homo sapiens satu-satunya lah yang bisa bekerja sama dengan cara yang suuupeeerrr fleksibel dengan sapiens asing lainnya dalam jumlah yang tidak terhingga. Jika gua aduin lu sama seekor gorila, gua bisa pastiin lu bakal bonyok dan dibawa ke IGD terdekat, tapi gimana jika gua aduin 1.000 Homo sapiens dengan 1.000 gorila?

Sekelompok sapiens bisa menyusun kerja sama dalam melakukan pembunuhan secara sistematis ke 1.000 gorila. Hal ini disebabkan 1.000 gorila tidak bisa bekerja sama secara efektif. Coba bayangin ada 100.000 ekor gorila di Lapangan Monas, 100.000 loh! Pasti ga bisa dibayangkan betapa chaosnya Jakarta saat itu. Uniknya, setiap harinya kita selalu melihat 100.000 sapiens bahkan lebih membentuk suatu kerja sama yang sangat kompleks dan teratur di tempat yang sama.

Kupas Buku Series : “Sapiens” Sejarah Singkat Umat Manusia 69
Kumpulan manusia yang teratur di monas | Sumber: liputan6.com

Sayangnya, menurut teori Dunbar, kerja sama yang dibentuk oleh para sapiens dengan bergosip hanya bisa terikat pada jumlah 150 individu saja. Sebagian besar sapiens tidak bisa berkomunikasi secara intim/mendalam jika anggota dalam kawanannya berjumlah lebih dari 150 individu. Bisnis keluarga atau perusahaan kecil biasanya jatuh saat mencoba membesarkan atau memperluas bisnisnya. Lalu, apakah yang membuat sapiens bisa melewati ambang batas krisis ini? Jawabannya terletak pada bab kita selanjutnya yaitu…

Kemampuan untuk Membuat dan Mempercayai Fiksi

Semua terletak pada imajinasi kita sebagai Homo sapiens, Kita bisa bekerja sama dengan banyak orang asing karena kita dapat menciptakan suatu cerita fiksi, cerita fiksi ini bisa meyakinkan jutaan orang untuk percaya dengan cerita-cerita ini dan mengajak mereka dalam suatu kerja sama tanpa takut terpengaruh ambang batas Dunbar. Selama para Homo sapiens percaya dengan cerita fiksi yang sama, mereka akan patuh dengan hukum yang sama dan bisa bekerja sama dengan sangat efektif.

Kupas Buku Series : “Sapiens” Sejarah Singkat Umat Manusia 70
Sekelompok orang jerman yang yakin bahwa ras mereka adalah ras terbaik | Sumber: gettyimages.com

Uniknya lagi, membuat dan percaya cerita fiksi ini cuma bisa dilakuin oleh Homo sapiens doang. Lu gak bisa yakinin seekor monyet buat ngasih pisang ke elu, terus lu bakal janjiin kalau suatu saat dia mati, dia bakal dapat pisang yang tak terbatas di surga kelak.

Mana mau gua, lu kira gua manusia” – monyet

Hanya manusia yang dapat membentuk suatu kerja sama yang sangat kompleks dan canggih hanya dengan percaya dengan cerita fiksi yang diyakini bersama-sama. Konsep fiksi ini benar- benar mempengaruhi dan membentuk berbagai bidang seperti agama, politik, dan ekonomi.

Pahlawan-pahlawan kita rela gugur demi memperjuangkan kemerdekaan, karena mereka percaya “cerita” mengenai negara Indonesia. Tapi apakah Indonesia itu ada? Tidak seperti sungai atau gunung yang bisa lu lihat, sentuh, dan cium. Indonesia tidak bisa dilihat, disentuh, dan dicium, Tidak ada Indonesia saat tanggal 17 Agustus 1945 jam 9 pagi, namun saat jam 10 pagi semua orang percaya dan yakin kalau Indonesia itu ada.

Kupas Buku Series : “Sapiens” Sejarah Singkat Umat Manusia 71
Proklamas kemerdekaan Indonesia | Sumber: historie.cc

Hal ini juga sangat mirip dengan fiksi yang kita ciptakan dalam sistem ekonomi kita. Percaya gak percaya, Duit merupakan fiksi yang paling sukses yang pernah diciptakan dan ditemukan oleh manusia. Orangorang boleh tidak percaya terhadap tuhan, surga, ideologi, atau hari pengadilan, tapi semua orang percaya dan yakin dengan nilai dari uang.

Coba kalian ambil Rp.50.000 dari dompet kalian dan amati, jika lu coba melihat duit secara fisik, duit itu cuma kertas biasa yang gak ada nilainya sama sekali, duit gak bisa dimakan dan diminum. Namun oleh para bankir dan pemerintah, mereka bisa menciptakan cerita fiksi bahwa uang ini merupakan sesuatu yang beharga.

Selama orang-orang percaya pada fiksi ini, duit Rp 50.000 itu setara dengan segepok rambutan. Monyet manapun enggak akan percaya dan mau menukarkan segepok rambutannya dengan selembar kertas yang gak bisa dimakan, yang pasti monyet akan marah dan lari membawa segepok rambutan itu jauh dari manusia.

Kupas Buku Series : “Sapiens” Sejarah Singkat Umat Manusia 72
Pergi lu jauh-jauh hooman | Sumber: makeagif.com

Kesimpulan

Setelah kita panjang lebar membahas isi dari buku ini, akhirnya kita mendapat jawaban yang benar-benar jelas, baik, dan terstruktur dari Harari dalam isi bukunya

Kesimpulannya disini adalah kita (Homo sapiens) tidak seperti hewan yang hanya hidup dalam realitas objektif seperti sungai, danau, gunung, atau makanan, namun kita dapat membangun dan percaya dengan realitas fiksi khayalan, membentuk suatu kerja sama yang amat canggih tidak pernah dilakukan hewan manapun.

Inilah alasan terkuat mengapa kita bisa menciptakan bom nuklir maha dahsyat, menjelajahi angkasa, mendaratkan kaki di bulan, dan membuat kita menjadi satu-satunya spesies yang kokoh berdiri di puncak menguasai planet ini.

Adios~

Baca Artikel Lainnya

Berbagai Pandangan Keliru tentang Teori Evolusi

Kenapa sih HAM Lahir? – Hari HAM Sedunia

Sejarah Penghargaan Nobel, Kok Bisa Ada dan Seberapa Penting Buat Kita?

Referensi

Harari, Y. N., & Sapiens, A. (2014). A brief history of humankind. Publish in agreement with The Deborah Harris Agency and the Grayhawk Agency.

https://www.irishtimes.com/news/science/how-did-humans-come-to-dominate-the-earth-1.2030537#:~:text=The%20traditional%20explanation%20of%20human,other%20hominid%20competition%2C%20including%20Neanderthals.

https://www.popularmechanics.com/science/environment/a23731/humans-conquer-earth/

Bagikan Artikel Ini!