Materi Bahasa Indonesia Kelas 10: Cerita Rakyat 33

Materi Bahasa Indonesia Kelas 10: Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah cerita yang diturunkan dari nenek moyang dan disampaikan dari lisan ke lisan. Pelajari selengkapnya dalam artikel ini, ya!

“Cerita rakyat mah kayaknya ga jauh beda sama cerpen!”

“Hah, cerita rakyat, kan, cuman dongeng, bang. Ngapain dipelajari?”

Hmmm, lo mungkin pernah ada di masa di mana lo berpikir demikian. Ngapain mempelajari cerita rakyat, toh, isinya cuman dongeng belaka. Padahal, kalau mau ditelaah lebih jauh, cerita rakyat ini memiliki nilai moral dan budaya yang tinggi, lho! Makanya jangan heran kalau pembahasan cerita rakyat juga dimasukkan ke dalam materi pelajaran bahasa Indonesia, khususnya buat kelas 10.

Buat lo yang saat ini masih duduk di kelas 10, mungkin juga masih bingung mengenai cerita rakyat. Sebenarnya, apa, sih, cerita rakyat itu? Mungkin secara gak langsung, lo pernah denger cerita-cerita rakyat dari bapak, ibu, atau bahkan kakek nenek lo. Akan tetapi, saat denger cerita tersebut, lo cuman iya-iya aja, gitu. Beberapa dari lo mungkin antusias denger ceritanya, beberapa, ya, bisa jadi dengerin sambil nguap-nguap.

Terlepas dari semua itu, ada berbagai aspek pelajaran yang bisa lo ambil dari cerita rakyat. Mau tau gak? Well, kembali lagi bersama gue Adieb, kali ini gue akan ajak lo semua buat belajar bareng mengenai cerita rakyat, mulai dari pengertiannya, ciri-ciri, jenis, unsur-unsur, hingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Apa, Sih, Cerita Rakyat Itu?

cerita rakyat adalah
Credit Gif by icegif.com

“Cerita yang disampaikan dari rakyat ke rakyat, ya, bang?” Hmm pinter juga lo.

Supaya lo mudah dalam mencernanya, kita bahas dulu, nih, pengertian dari cerita rakyat. Secara garis besar, cerita rakyat adalah cerita yang diturunkan dari nenek moyang melalui lisan ke lisan. Ceritanya pun mengalami perkembangan di antara masyarakat dari zaman ke zaman, generasi satu ke generasi lainnya, secara lisan. Nah, cerita rakyat ini juga termasuk ke dalam sebuah karya sastra, lho, guys!  Jadi, cerita rakyat bisa dikategorikan sebagai sastra lisan. 

Seperti yang udah gue sebutkan di atas, cerita rakyat ini juga mempunyai nilai budaya yang tinggi di dalamnya. Bahkan, cerita rakyat juga digambarkan sebagai bentuk ekspresi budaya dari suatu daerah. Selain nilai budaya, masih banyak kandungan nilai yang terdapat dalam cerita rakyat, seperti nilai sosial, religi atau agama, hingga nilai moral. Kalau lo pernah denger istilah hikayat, itu sebenarnya adalah nama lain dari cerita rakyat. 

Dikarenakan ceritanya terus menyebar dari lisan ke lisan hingga sekarang, ada banyak cerita rakyat yang sampai saat ini masih hidup di antara masyarakat. Sebut saja cerita-cerita mengenai Nyi Roro Kidul, Roro Jonggrang, hingga cerita danau Toba.

Baca Juga: 10 Salah Kaprah dalam Bahasa Indonesia

Jenis-Jenis Cerita Rakyat

cerita rakyat adalah
Credit Image by gaya.tempo.co

Nah, kita udah tahu, nih, kalau cerita rakyat adalah cerita yang disebarkan dari lisan ke lisan dari nenek moyang. Setelah mengetahui pengertiannya, mari kita bedah satu-satu mengenai jenisnya.

  1. Dongeng

Jenis cerita rakyat pertama yang mesti lo ketahui adalah dongeng. Secara pengertian, dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan hanya berisi imajinasi belaka. Jadi, bisa kita simpulkan kalau dongeng itu bersifat fiktif. 

Sederhananya, fungsi dari adanya dongeng ini cuman buat penghibur saja. Lo pasti pernah denger cerita tentang kancil, timun emas, atau bahkan bawang merah dan bawang putih. Nah, di masa kecil lo pasti pernah diceritakan dongeng-dongeng soal si kancil anak nakal suka mencuri timun (you sing you lose). Pada dasarnya, cerita-cerita tersebut dibawakan oleh orang tua untuk menghibur kita supaya cepat tertidur.

  1. Legenda atau Sage

Berbeda sama dongeng yang isi ceritanya tidak pernah terjadi dan hanya fiktif belaka, legenda justru ceritanya diambil berdasarkan cerita sejarah, tetapi juga dicampur dengan nilai-nilai imajinatif di dalamnya. Umumnya, legenda ini menceritakan asal muasal suatu tempat yang sampai sekarang tempatnya tersebut masih bisa dikunjungi oleh orang-orang.

Salah satu cerita legenda yang sering lo denger mungkin danau Toba, candi Prambanan, hingga Nyi Roro Kidul yang menjadi ratu pantai selatan. 

  1. Mitos

“Itu mah mitos kalau lo bisa dapetin dia, tuh”

Yap, kata-kata mitos suka dipakai buat hal-hal yang mustahil terjadi di era sekarang. Dan ternyata, mitos ini juga masuk dalam bagian jenis cerita rakyat, lho! Udah tau gak lo arti mitos sendiri itu apa? Mitos adalah cerita-cerita yang biasanya berkaitan dengan hal-hal mistis atau cara gaib dan dianggap benar-benar terjadi.

Contoh dari cerita mitos yang umum lo ditemukan mungkin asal muasal dari kota Surabaya. Dari cerita yang beredar, Surabaya berasal dari hiu sura dan buaya yang saling bertengkar. Mitos ini sangat berbeda jauh dengan dongeng yang bersifat sebagai cerita penghibur.

  1. Epos

“Wah, Epos Legends, ya, bang? Tim Mobile Legend itu?”

Bukan, dong. Epos yang dimaksud di sini adalah jenis cerita rakyat yang biasanya dibawakan dalam bentuk syair atau puisi dan bercerita tentang kepahlawanan. Salah satu contoh Epos yang mungkin pernah lo denger adalah Mahabharata. Dalam cerita Mahabharata tersebut, dikisahkan seorang pahlawan yang bernama Pandawa yang memperebutkan tahta dan berperang dengan Korawa.

Ciri-Ciri Cerita Rakyat

Materi Bahasa Indonesia Kelas 10: Cerita Rakyat 34
Credit Image by krjogja.com

Nah, sekarang lo udah tau, nih, secara pelan-pelan mengenai cerita rakyat, mulai dari pengertiannya hingga jenis-jenisnya.

Sekarang, gue coba akan jabarkan ciri-ciri yang biasanya melekat pada cerita rakyat. Sebenarnya, ciri-ciri cerita rakyat adalah bersifat imajinatif dan fiktif. Selain itu, ada beragam ciri-ciri lainnya yang mesti lo ketahui.

  • Cerita rakyat bersifat imajinatif dan fiktif. Jadi, ceritanya bergantung dari sang pencerita atau pengarang
  • Penyebarannya melalui lisan ke lisan sehingga disebut sebagai sastra lisan
  • Tidak diketahui siapa pengarangnya atau anonim
  • Tema cerita rakyat biasanya berupa kesaktian seseorang dan melawan kejahatan. Selain itu, temanya juga bersifat kerajaan
  • Biasanya cerita rakyat menggunakan bahasa lama. Beberapa kosakata mungkin terdengar tidak familiar di telinga lo
Baca Juga: Materi Bahasa Indonesia: Teks Laporan Hasil Observasi

Unsur-Unsur Instrinsik

Materi Bahasa Indonesia Kelas 10: Cerita Rakyat 35
Credit Image by freepik.com

Kini kita beralih lagi ke pembahasan yang lain mengenai cerita rakyat. Nah, secara garis besar, cerita rakyat adalah cerita yang mempunyai unsur-unsur instrinsik. Unsur-unsur tersebut turut serta membangun kisah di dalamnya, lho! Sama kayak cerpen dan novel. Kira-kira apa saja, ya, unsur instrinsiknya?

  1. Tokoh dan penokohan

“Nah, gue kadang masih bingung, tuh, bang bedanya tokoh ama penokohan”

Eits, gausah bingung-bingung. Biar gampang diingat, tokoh itu orangnya, kalau penokohan tuh kayak sifat dan ciri-ciri fisiknya. Misalnya, lo punya temen, nih, namanya Samsul. Dia orangnya, tuh, pemarah dan temperamen banget. Badannya gede lah udah kayak pemain smackdown. Nah, Samsul itu bisa dikategorikan tokohnya, kalau penokohannya kayak dia pemarah dan temperamen serta badannya gede.

Di dalam cerita rakyat juga terdapat tokoh dan penokohan yang turut membangun cerita. Contohnya, kancil yang mempunyai sifat licik dan serakah. Kancil ini juga merupakan hewan berwarna coklat dan berkaki empat.

  1. Latar

Unsur instrinsik yang satu ini juga turut serta dalam membangun sebuah cerita rakyat. Dalam latar, biasanya lo menemukan waktu, tempat, dan juga suasana di dalamnya. Contohnya dalam cerita rakyat Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.

Pada cerita tersebut sudah jelas kalau latar waktunya yaitu malam menuju pagi karena Bandung Bondowoso dituntut oleh Roro Jonggrang untuk menyelesaikan 1000 candi dalam satu malam jika ingin mendapatkannya. Lalu, untuk tempatnya tidak lain tidak bukan adalah Candi Prambanan. Dan untuk suasananya sendiri terbilang cukup tegang karena Roro Jonggrang takut jika Bandung Bondowoso berhasil menyelesaikan 1000 candi dalam 1 malam.

  1. Alur

Unsur instrinsik selanjutnya dari cerita rakyat adalah alur. Alur sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu alur maju, mundur, dan alur campuran (gabungan maju dan mundur).

  • Alur maju adalah alur yang bercerita dari masa lalu ke masa depan
  • Alur mundur adalah alur yang bercerita kilas balik ke masa lalu dari masa sekarang
  • Alur campuran yaitu gabungan antara maju dan mundur

Sebagian besar dari cerita rakyat cenderung menggunakan alur mundur. Akan tetapi, ada juga cerita rakyat yang menggunakan alur maju.Contohnya adalah cerita Malin Kundang, Di situ diceritakan dari masa kecil Malin Kundang yang miskin hingga sampai menjadi orang kaya, lalu melupakan ibunya dan dikutuk menjadi batu.

  1. Sudut pandang

Unsur instrinsik sudut pandang juga dibagi menjadi tiga, yaitu sudut pandang orang pertama sebagai tokoh, sudut pandang orang ketiga atau orang lain sebagai pengamat, dan sudut pandang orang ketiga sebagai orang serba tahu.

Untuk cerita rakyat, sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga sebagai orang serba tahu. Sebab, sang pencerita yang menyebarkan cerita rakyat dari lisan ke lisan sudah mengetahui secara detail mengenai isi cerita dan alurnya.

  1. Pesan/amanat

Unsur instrinsik yang terakhir dari cerita rakyat adalah pesan/amanat. Setiap cerita rakyat yang disampaikan melalui lisan, masing-masing mempunyai pesan atau amanat yang bahkan dinilai berlaku sampai sekarang.Misalnya, pesan yang disampaikan lewat cerita Malin Kundang. Di situ dikisahkan kalau jadi anak durhaka akan dikutuk jadi batu. Nah, pesan yang ingin disampaikan adalah jangan sampai lo jadi anak durhaka, nih, Sobat Zenius. Kalau jadi anak durhaka di era sekarang, bisa-bisa dikutuk lo jadi charger handphone.

Baca Juga: Materi Bahasa Indonesia: Jenis jenis Frasa

Nilai-Nilai dalam Cerita Rakyat

Materi Bahasa Indonesia Kelas 10: Cerita Rakyat 36
Credit Image by kumparan.com

Kita udah masuk ke pembahasan terakhir, nih, mengenai cerita rakyat. Seperti yang sudah gue sebut sebelumnya, ada banyak sekali nilai-nilai yang bisa lo ambil dari cerita rakyat. Bahkan, nilai tersebut masih sangat berguna di era sekarang.

  1. Nilai moral

Nilai selanjutnya yang terkandung di dalam cerita rakyat adalah nilai moral. Nilai moral biasanya berhubungan dengan etika, budi pekerti, atau sederhananya bagaimana cara kita memperlakukan orang lain.

Salah satu contoh nilai moral yang tertanam dalam cerita rakyat ada pada cerita si kancil. Dari cerita si kancil, kita tidak diperbolehkan untuk mencuri karena akan berdampak buruk pada kehidupan kita.

  1. Nilai sosial

Nilai sosial biasanya berhubungan dengan kehidupan bersosialisasi dengan manusia, seperti saling membantu sesama, gotong royong, dan lain sebagainya. 

Salah satu cerita rakyat yang mengandung nilai sosial terletak pada kisah bawang merah dan bawang putih. Di situ dikisahkan bawang putih dengan ikhlas membantu seorang nenek untuk merapikan goa tempat tinggal sang nenek.

  1. Nilai budaya

Nilai terakhir yang terkandung di dalam cerita rakyat adalah budaya. Dalam cerita rakyat biasanya terdapat nilai budaya dari masing-masing daerah yang bisa diambil dan dipelajari dengan saksama.

Salah satu contohnya terdapat pada kisah Malin Kundang. Di situ diceritakan bahwa Malin merantau dan pergi meninggalkan kampung halamannya. Dalam cerita Malin, budaya yang diangkat adalah budaya orang Minang, di mana seorang lelaki yang sudah cukup usia biasanya akan pergi merantau.

Kalau lo pengen mempelajari secara lengkap mengenai nilai-nilai dan seberapa penting, sih, cerita rakyat, lo bisa langsung belajar langsung lewat video menarik dari Zenius di sini.

Demikian penjelasan lengkap mengenai cerita rakyat. Secara sederhana, cerita rakyat adalah karya sastra yang dibagikan lewat lisan. Bagaimana? Udah gak bingung lagi kan, lo? Kalau ada yang perlu ditanyakan, segera tinggalkan pertanyaan lo di kolom komentar, ya!

Baca Juga: Materi Teks Prosedur Dalam Bahasa Indonesia
Bagikan Artikel Ini!