Uji Nyala, Warna Nyala Api

Kenalan dengan Beragam Warna Nyala Api Lewat Uji Nyala

Di musim hujan yang dingin, paling enak makan mie rebus pakai telur ditambah teh manis hangat. Wih, mantep banget nggak tuh? Buat memasak mie dan menyeduh teh panas ini, pastinya kita menggunakan api, dong. 

Dari situ, gue sadar kalau api sudah menjadi salah satu unsur paling penting dalam keseharian. Coba kalau nggak ada api, gimana mau masak? 

Sejak ditemukan sekitar 400.000 tahun lalu, api menjadi salah satu unsur paling penting dalam kehidupan. Tanpa api, manusia tidak akan mengenal metode memasak makanan. Padahal, makanan yang dimasak beda khasiatnya dengan makanan mentah. Makanan yang matang dari proses pemasakan lebih mudah dicerna oleh tubuh manusia. 

Nggak cuma itu, api juga bisa menjadi sumber cahaya, hingga sebagai sumber pembangkit listrik.

Tapi, elo pernah perhatiin nggak kalau warna nyala api di kompor dengan nyala api di lilin atau pembakaran sampah berbeda? Kalau elo perhatikan baik-baik, ada api warna biru kayak api kompor, juga api warna oranye kekuningan kayak api yang dihasilkan lilin. Malahan, api yang dihasilkan kembang api di malam tahun baru menghasilkan beragam warna yang cantik banget!

Loh, kok bisa begitu ya? Lalu, sebetulnya api itu warna apa sih?

Kenalan dengan Beragam Warna Nyala Api Lewat Uji Nyala 9
Fakta Api (Ilustrasi Zenius)

Pengaruh Perbedaan Warna Nyala Api

Sebelum lebih lanjut, gue mau tanya dulu nih. Apa itu api? 

Api terbentuk karena adanya reaksi dari beberapa materi yang disebut sebagai pembakaran. Reaksi pembakaran ini terjadi saat bahan bakar bertemu dengan oksigen dan kemudian dipanaskan hingga membentuk energi panas dan gelombang cahaya yang dikenal sebagai api.

Warna api biasanya dipengaruhi oleh seberapa efisien proses pembakaran yang terjadi. Makin tinggi suhu pembakaran, warna api yang dihasilkan semakin terang kayak warna api kompor. Pengaruh yang disebabkan oleh suhu ini disebut juga sebagai faktor fisika.

Baca Juga: Kenapa Warna Api Bisa Merah, Jingga, Kuning, dan Biru?

Selain faktor fisika, faktor kimia juga bisa mempengaruhi warna api, lho. Wah, maksudnya gimana ya? Faktor kimia ini terjadi saat proses pembakaran melibatkan senyawa kimia.

Nantinya, senyawa kimia inilah yang akan memengaruhi warna api jadi warna-warni. Contohnya seperti kembang api yang memiliki beragam warna.

Saat proses pembakaran kembang api yang melibatkan senyawa kimia, atom-atom senyawa kimia tersebut akan mengalami ekstasi atau perpindahan dari orbit yang tinggi ke orbit yang rendah. Saat perpindahan ini, atom membutuhkan energi dan akan melepaskan gelombang cahaya dengan  panjang yang berbeda.

Panjang gelombang cahaya akan berbeda untuk tiap warna, tergantung dari energi yang dimiliki atom-atom tersebut. Nah, cahaya inilah yang kita lihat sebagai warna-warni kembang api.

Nah, kita bisa mengubah warna nyala api sendiri lewat faktor kimia ini nih. Caranya dengan melakukan uji nyala!

Apa itu Uji Nyala?

Buat elo yang SMA-nya di Jurusan IPA, pasti nggak asing dengan istilah ini. Soalnya anak IPA bakal melakukan praktik uji nyala ini di mata pelajaran kimia. Secara garis besar, uji nyala adalah sebuah praktik melakukan proses pembakaran dengan melibatkan senyawa kimia.

Biasanya, uji nyala juga digunakan untuk menentukan jenis kandungan logam yang terkandung dalam senyawa kimia tertentu. Tapi, uji nyala nggak bisa digunakan untuk menentukan seberapa banyak logam yang terkandung dalam sebuah senyawa.

Sekarang pertanyaannya, apakah bisa membuat api dengan beragam warna tanpa harus menyalakan kembang api? Bisa! Caranya pun simpel banget.

Yuk, Praktik Uji Nyala

Nah, kita masuk ke bagian yang serunya nih. Alat dan bahan yang dibutuhkan juga terbilang cukup mudah didapat.

Untuk alatnya, cuma butuh bunsen atau tungku pembakar dan kawat ose. Sedangkan untuk bahannya, butuh HCl (Asam Klorida) dan berbagai jenis garam contohnya kayak CoCl₂ (Kobalt Klorida), SrCl₂ (Stronsium Klorida), LiCl (Lithium Klorida), dan CaCl₂ (Kalsium Klorida), KCl (Kalium Klorida).

Sekarang kita masuk ke praktiknya yang cukup mudah.

  1. Celupkan ujung kawat ose ke HCl, kemudian tempelkan ke garam yang sudah ada hingga garam menempel ke kawat.
  2. Bakar garam yang menempel tersebut di atas bunsen yang apinya sudah menyala.
  3. Amati warna api yang dihasilkan dari pembakaran tersebut!

Gampang banget kan percobaannya? Selain itu juga seru banget bisa melihat warna api yang beragam kayak kalium yang bisa menghasilkan warna ungu!

Yang perlu diingat, untuk melakukan percobaan ini pastikan elo selalu ada pendamping. Selain itu, jangan lupa untuk menggunakan alat keamanan seperti sarung tangan dan masker. Soalnya, bahan-bahan ini sangat berbahaya buat kesehatan kalau sampai terhirup saluran pernapasan!

Seru banget ya, belajar dan praktik kimia uji nyala? Ternyata hal-hal sesimpel warna api bisa menarik buat dipelajari, ya. Tidak lupa juga, artikel ini bisa terbuat karena terinspirasi dari artikel tulisan Yusuf Noer Arifin yang dipublikasikan pada link berikut: https://www.asymmetricalife.com/2017/08/praktikum-uji-nyala.html

Bagikan Artikel Ini!