Memahami Kurikulum Zenius Education

Memahami Kurikulum – Zenius untuk Guru

Bapak dan Ibu Guru, tahun 2022 ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek) merilis Kurikulum Merdeka untuk mulai diterapkan di sekolah-sekolah. Nah, kewajiban kita sebagai guru adalah untuk betul-betul memahami kurikulum tersebut supaya bisa membawakan pelajaran di kelas dengan baik sesuai dengan isi kurikulumnya.

Kurikulum Merdeka merupakan kelanjutan dari Kurikulum Darurat yang belakangan ini kita pakai. Kurikulum ini juga merupakan upaya pemulihan pembelajaran yang baru-baru ini banyak mengalami perubahan akibat pandemi COVID-19. Perubahan ini termasuk peralihan moda pembelajaran menjadi dalam jaringan (daring) yang menyebabkan kemunduran dalam proses belajar peserta didik (learning loss).

Tentu ada hal-hal baru yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di Indonesia saat ini. Gimana, udah siap belum, untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka terobosan Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia ini?

Sebelum kita ngobrol-ngobrol lebih jauh soal kurikulum ini, kita coba perdalam lagi yuk, pemahaman kita tentang kurikulum,  tujuan dan fungsi dari kurikulum, serta mengapa kita harus memahami kurikulum!

Mengulas Kembali Pengertian Kurikulum

Tak bisa dimungkiri, kurikulum selama ini jadi patokan bagi kita dalam mempersiapkan materi, merencanakan pembelajaran, hingga menilai dan mengevaluasi hasil belajar peserta didik.

Tapi sebenarnya, gimana seharusnya kita mendefinisikan pengertian kurikulum?
Menurut Oxford Languages secara etimologi kata “kurikulum” berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani, “curir” dan “curere” yang berarti tempat berpacu atau berlari. Sebuah tempat berlari pasti memiliki titik awal (start) dan titik akhir (finish) yang dipisahkan oleh jarak.

Ilustrasi memahami kurikulum secara etimologi
Ada “titik awal”, “jarak tempuh”, dan “titik akhir” dalam kurikulum (Dok. Pixabay)

Seperti dalam menempuh pendidikan, ada titik di mana peserta didik memulai. Nah, agar bisa mencapai titik akhir, mereka harus melalui program pendidikan yang sudah disusun sedemikian rupa agar mereka punya kompetensi yang sesuai untuk meraih sebuah pencapaian.

Dalam dunia pendidikan, ada berbagai pernyataan mengenai bagaimana kurikulum didefinisikan. Bahri, Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya (2011), menyimpulkan bahwa kurikulum adalah serangkaian rencana pembelajaran termasuk materi, kegiatan, serta hal-hal lain yang mempengaruhi perkembangan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan belajarnya.

Apa Tujuan dan Fungsi Kurikulum?

Di Indonesia, ada empat tujuan utama yang jadi dasar pengembangan kurikulum menurut Damayani dan Arifin, dalam buku Fungsi dan Pengembangan Kurikulum (2013):

  1. Tujuan Nasional
    Berdasarkan UU No. 2 tahun 1980, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya dengan memperhatikan nilai-nilai tertentu.
  2. Tujuan Institusional 
    Tujuan ini merujuk pada apa yang harapannya akan dicapai oleh peserta didik setelah menuntaskan kewajibannya di suatu lembaga pendidikan.
  3. Tujuan Kurikuler
    Tujuan ini berupa penjabaran capaian pembelajaran yang akan diperoleh oleh peserta didik dari setiap mata pelajaran yang mereka dapat di kelas.
  4. Tujuan Instruksional
    Tujuan ini berkaitan dengan tujuan kurikuler. Dalam proses atau setelah menempuh kegiatan belajar mengajar, kemampuan yang telah dicapai oleh peserta didik akan diukur.

Berangkat dari tujuan-tujuan tersebut, maka dibentuklah kurikulum yang memiliki fungsi tersendiri bagi pihak-pihak yang terlibat dalam sektor pendidikan.

Memahami kurikulum dan fungsinya bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan
Siapa sajakah yang terlibat dalam dunia pendidikan? (Arsip Zenius)

Selain kita dan peserta didik, orang tua, kepala sekolah, tingkatan pendidikan lainnya, serta masyarakat juga punya andil dalam dunia pendidikan. Nah, menurut Damayani danArifin, berikut fungsi kurikulum bagi pihak-pihak tersebut:

  1. Bagi peserta didik, kurikulum berfungsi memberikan mereka pengalaman dan persiapan yang sesuai dengan kebutuhan dalam menghadapi ruang lingkup kehidupan yang dinamis.
  2. Bagi guru atau pendidik, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian hasil kegiatan belajar dan mengajar. Jadi, langkah-langkah kita dalam menyokong perkembangan peserta didik jadi lebih terorganisir.
  3. Bagi kepala sekolah dan juga pembina lainnya, kurikulum menjadi patokan dalam memonitor kegiatan belajar dan mengajar. Dengan begitu, apabila ada kendala, kurikulum dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan.
  4. Bagi orang tua, kurikulum membantu mereka berkontribusi lebih dalam pembelajaran anak-anaknya. Dengan memahami kurikulum, orang tua dapat bekerja sama dengan sekolah dalam mewujudkan keberhasilan peserta didik dalam belajar.
  5. Kurikulum di satu tingkatan pendidikan bisa berpengaruh pada tingkatan atau bahkan lembaga pendidikan lainnya. Misalnya di SD, peserta didik sudah diajarkan hal-hal dasar mengenai hubungan antara makhluk hidup. Maka, di tingkatan berikutnya nggak perlu membahas hal yang sama, agar waktu juga nggak terbuang.

    Di sini, kurikulum berfungsi sebagai aspek penyesuaian antara satu tingkatan dengan yang lain. Selain itu, kurikulum juga berfungsi menyiapkan tenaga pengajar. Misalnya, program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di suatu universitas harus memastikan mahasiswanya memahami kurikulum SD.
  6. Nantinya, peserta didik akan terjun ke masyarakat. Lapangan kerja juga mengharapkan lulusan yang kompeten. Maka, masyarakat dan pemakai lulusan pun punya kontribusi dalam pendidikan.

    Bentuk kontribusi bisa berupa kerjasama antara masyarakat dan sekolah atau pemberian kritik dan saran yang konstruktif agar kurikulum bisa lebih disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Baca Juga: Pembelajaran Berdiferensiasi, Bagaimana Penerapannya? – Zenius untuk Guru

Mengapa Guru Harus Memahami Kurikulum?

Bapak dan Ibu Guru, di awal tadi kita membuka obrolan dengan gimana kurikulum jadi pegangan bagi kita dalam mengajar. Tapi ternyata setelah kita telusuri lebih dalam, fungsi kurikulum nggak hanya sampai disitu.

Mengutip dari Alsubaie, Curriculum Development: Teacher Involvement in Curriculum Development (2016), kurikulum yang efektif harus bisa memenuhi trend dan tuntutan dari lingkungan baik dari segi sosial budaya dan juga masyarakat.

Alsubaie juga menekankan kalau nggak bisa dipungkiri lagi kalau orang yang paling berperan penting dalam penerapan kurikulum adalah Bapak dan Ibu Guru. Berbekal pengetahuan, kemampuan, kompetensi, dan pemahaman yang baik tentang kurikulum, kita bisa memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif lagi bagi peserta didik.

Selain itu, Bapak dan Ibu Guru juga punya peran penting, lho, terhadap pengembangan kurikulum. Guru adalah pihak yang paling mengenal keadaan di kelas. Maka, pendapat kita pun dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum.

Nah, modal awal yang bisa membawa kita ke hal-hal tadi adalah memahami kurikulumnya terlebih dahulu.

Kurikulum 2022: Kurikulum Merdeka!

Tanpa disangka-sangka, di awal tahun 2020 kita dilanda permasalahan: pandemi COVID-19. Berawal dari masalah di bidang kesehatan, sektor-sektor lain akhirnya juga kena imbasnya, termasuk pendidikan.

Oleh sebab itu, Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan mengenai penggunaan Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Darurat (K-13 yang disederhanakan).

Pada tahun 2022, Kemendikburistek mencanangkan pemulihan pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka. Kebijakan ini akan berlaku hingga tahun 2024, di mana implementasi kurikulum ini akan di evaluasi dan dijadikan acuan pembentukan kebijakan berikutnya.

Mengingat kemungkinan adanya sekolah-sekolah yang belum siap, maka Kemendikburistek menyediakan tiga pilihan penerapan: K-13 secara penuh, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka dirancang lebih sederhana dan mendalam, lebih relevan dan interaktif, serta lebih merdeka, dengan program yang mengarah pada profil Pelajar Pancasila. Perubahan struktur kurikulum menurut jenjang dan jenis pendidikannya bisa dilihat pada infografis berikut ini!

Infografis perubahan pada struktur Kurikulum Merdeka
Infografis Perubahan pada Struktur Kurikulum Merdeka (Arsip Zenius)

Untuk lebih lengkapnya, yuk simak artikel tentang Kurikulum Merdeka Sebagai Upaya Pemulihan Pembelajaran.

Penutup

Bapak dan Ibu Guru, Kurikulum Merdeka adalah salah satu upaya penyesuaian kurikulum untuk mengikuti situasi dan kondisi yang sedang terjadi di lingkungan peserta didik. Tentunya, kurikulum ini juga disiapkan untuk memenuhi tujuan dan fungsinya seperti yang sudah kita bahas sebelumnya.

Lagi-lagi, kita memegang peran penting dalam implementasi kurikulum baru ini. Kita akan berhadapan langsung dengan peserta didik dan memastikan bahwa mereka dapat mulai “berlari” dari titik awal yang tepat, menempuh “jarak” yang telah ditetapkan agar bisa mencapai “titik akhir”.

Maka dari itu, kita diundang untuk sepenuhnya memahami kurikulum agar dapat menerapkannya dengan sebaik mungkin. Dengan begitu, kita bisa berkontribusi lebih dalam perkembangan pembelajaran peserta didik.
Jangan lupa, Zenius juga ingin mendukung kegiatan belajar dan mengajar Bapak dan Ibu Guru di kelas melalui LMS Zenius. Ketuk banner di bawah untuk informasi lebih lanjut!

lms zenru

Baca Juga: Sudah Siapkah Menerapkan Kurikulum Merdeka? – Zenius untuk Guru

Referensi

Fungsi dan Pengembangan KurikulumAries Tika Damayani dan Muchamad Nur Arifin (2013).

Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran Edisi 1 – Kemendikburistek (2022).

Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya – Syamsul Bahri (2011).

Bagikan Artikel Ini!