UTBK Fest Alumni & Career Day: Soal Motivasi Gap Year dan Berkarier di Industri Kreatif

UTBK Fest: Pejuang Gap Year dan Berkarier di Industri Kreatif

Gagal masuk PTN tahun ini, mending gap year atau kuliah seadanya? Yuk, simak kisah sukses pejuang gap year. Punya motivasi gap year yang terarah, menunda kuliah setahun bisa terasa banget faedahnya.

Sobat Zenius, elo familiar nggak sama ungkapan ada banyak jalan menuju Roma”? Kalau menurut ungkapan ini, ketika elo punya suatu tujuan, jalan menuju ke sana nggak cuma satu! Ada belokan-belokan yang bisa elo ambil dan tetap bisa sampai tujuan kayak orang-orang yang mengambil “jalan utama”. Sama, nih, halnya dengan perjuangan kuliah di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) yang jadi incaran elo.

Misalnya, tahun ini elo mencoba lewat berbagai jalur kayak SNMPTN (undangan), UTBK (ujian tulis), ujian mandiri, tapi masih gagal juga? Duh, harus gimana lagi ya…

Eitss, elo masih bisa punya pilihan gap year, lho.

Di hari terakhir UTBK Fest Alumni & Career Day (Jumat, 04/02/2022) bertajuk Gap Year Bukan Juga Pilihan, hadir Esa Trisaputra, Zeroes Zenius sekaligus pejuang gap year pada masanya. Gue mendapatkan banyak insight kalau gap year nggak seburuk yang dikira selama ini, lho! Asalkan punya motivasi gap year yang terarah, menunda kuliah setahun bisa terasa banget faedahnya.

Selain itu, ada juga cerita seru dari Bimo Kusumo Yudo di sesi Berkarier di Bidang Industri Kreatif. Bimo membagikan cerita-cerita seru seputar profesinya sebagai Voice Over (VO) Talent & Broadcaster. Bedanya apa, sih, sama dubber? Simak terus sampai tuntas, ya!

Motivasi Gap Year demi Kuliah di ITB

UTBK Fest: Pejuang Gap Year dan Berkarier di Industri Kreatif 17
Gap Year atau Kuliah Seadanya? (Ilustrasi Zenius)

Bisa dibilang, dulu itu Esa salah satu siswa SMA yang nggak terlalu mikirin kuliah. Malah tadinya, dia nggak kepikiran buat kuliah sama sekali. Punya hobi di bidang musik, Esa malah maunya langsung bekerja menjadi musisi atau audio engineer. Apalagi waktu sekolah, dia juga nggak rajin-rajin banget.

Tapi menjelang musim ujian, prinsip Esa ini malah tergoyahkan. Hampir seluruh teman-temannya belajar untuk masuk kampus impian. Dari situ, Esa terbawa suasana dan mulai memikirkan jurusan yang kira-kira sejalan dengan hobinya.

Setelah banyak konseling ke orang sekitarnya, seperti orang tua, om, tante, pilihan Esa akhirnya jatuh pada Jurusan Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia mulai mengejar ketertinggalan belajarnya menggunakan Zenius, bahkan sampai ikut kelas offline-nya, lho! Yap, Esa belajar pakai Zenius saat dulu masih ada kelas offline-nya.

cta zenius ultima supreme
Klik banner di atas untuk langganan Zenius Ultima Supreme sekarang!

Dua bulan menuju ujian tulis, Esa mulai menyusun strategi belajarnya: mulai dari membuat jadwal belajar, ceklis materi, sampai latihan-latihan soal. Semua dia lakukan dengan penuh semangat dan komitmen. Tetapi, di SBMPTN pertama buatnya itu, Esa belum berhasil menguasai seluruh materi ujian dan gagal masuk ITB.

Esa sempat menyesal kenapa enggak belajar serius dari awal. Saat perasaannya sedang down saat itu, dia baru tahu rupanya tante dan pamannya yang Esa kagumi ternyata pernah jadi pejuang gap year! Mereka pun tetap bisa sukses dengan cara mereka sendiri. Motivasi gap year langsung muncul dari situ. Esa tersadar, “Oke, mungkin gap year juga bisa menjadi solusi terbaik buat gue.”

Setelah menjalani gap year, malah Esa merasa masa-masa itu banyak manfaatnya. Dia jadi punya waktu lebih buat explore diri, melihat berbagai macam sudut pandang dan realita baru, dan juga bisa memantapkan jurusan mana yang bakalan cocok buat dia.

Ada kelebihan, pasti ada kekurangan juga. Esa menambahkan, dia sempat merasa mental break dance juga, nih, haha… Soalnya nggak sedikit juga orang-orang di sekitarnya yang menganggap pilihan gap year itu buang-buang waktu.

Tapi, Esa tetap yakin kalau memaksakan untuk masuk kampus lain saat itu, dia belum tentu bisa enjoy atau fokus kuliah. Ditambah kalau tiba-tiba di tengah jalan mandek, sama aja kayak buang-buang duit… 

Makanya, kalau banyak yang bingung mending gap year atau kuliah seadanya, Esa nggak menyarankan buat maksain dengan pemikiran ‘yang penting kuliah’.

Tapi kan enggak semua orang tua mau mengerti gap year juga bisa jadi pilihan…

Nah, buat elo yang masih bingung cara memberitahu orang tua soal rencana gap year, Esa berbagi tips. Yang pertama, elo mesti tahu dulu kapan orang tua elo bisa diajak ngobrol santai. Yang jelas sih jangan pas orang tua elo lagi capek, ya.

Kalau sudah ketemu waktu yang pas, elo bisa mulai presentasikan tujuan dan motivasi gap year dari diri elo. Eitss, bukan berarti elo mesti buat PPT di laptop, tapi yakinkan dengan data-data dan realita yang ada. 

Baca Juga: Mau Gap Year Sambil Kerja? Pahami Dulu 5 Tips Ini, Yuk!

Kayak misalnya gini, elo cerita ke orang tua elo di SBMPTN sebelumnya elo baru belajar tiga bulan sudah bisa dapet 60, tapi jurusan yang elo mau minimal nilainya 75. Nah, kalau elo dikasih kesempatan belajar satu tahun lagi, elo pasti bisa masuk jurusan itu, malah bisa nargetin kampus yang lebih tinggi!

“Elo mau nentuin masa depan elo sekarang, nih. Milih kampus juga salah satu momen yang signifikan buat masa depan, jadi jangan main hajar aja, elo harus pikirin strateginya. Elo pikirin mau masuk jurusan apa, dalam setahun itu waktu yang cukup, kok, buat mikirin semua itu.”

Esa Trisaputra

Profesi yang Paling Banyak Cuap-cuapnya

Kalau ngomongin voice over (VO), pasti elo langsung terpikirkan suara Doraemon, Spongebob Squarepants, Upin & Ipin, atau suara karakter kartun lainnya yang elo suka.

Profesinya Bimo mirip kayak begitu, tapi sebenarnya beda ranah dengan pengisi suara untuk film. Biar lebih jelas, elo bisa simak infografis berikut.

UTBK Fest: Pejuang Gap Year dan Berkarier di Industri Kreatif 18
Kenalan sama Voice Talent (Illustrasi Zenius)

Lahir di tengah keluarga yang berprofesi di bidang industri kreatif, Bimo sudah terjun ke bidang yang sama sejak sekolah. Kalau dulu anak sekolah pamernya nilai-nilai bagus atau juara lomba olahraga, Bimo malah pamer acara-acara yang dia isi suaranya, kayak live event, iklan, sampai radio. Suaranya ada di mana-mana sampai teman-temannya bisa hafal. Keren banget, ya!

Padahal, awalnya Bimo cuma ditunjukkan sedikit bagian soal dunia voice over oleh ayahnya yang seorang dubber. Eh, malah keterusan dan berujung jatuh cinta sampai sekarang. Makanya pas kuliah, dia memilih Jurusan Komunikasi Periklanan di salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jakarta.

Selama kuliah, Bimo belajar banyak banget soal dunia periklanan kayak bagaimana cara membuat iklan, teori komunikasi, bahkan belajar bagaimana membaca naskah yang benar! Wah, sejalan banget berarti sama profesinya sebagai VO, ya.

“Ternyata nggak gampang juga ya untuk gue bisa baca script gitu, pas kuliah periklanan banyak banget yang dipelajari. Kayak produk ini target audiensnya siapa, terus buat launching produk baru juga pasti ada 5W+1H-nya, terus teori komunikasinya ada di level mana nih. Jurusan itu kan kayak jarang ada yang tahu waktu itu, gimana caranya elo bisa membuat iklan yang baik dan benar, dan bisa dikonsumsi gitu.”

Bimo Kusumo Yudo

Memangnya prospek karier VO menjanjikan banget, ya?

Menurut Bimo, bidang ini tuh sekarang justru lagi naik-naiknya. Apalagi, banyak e-commerce sekarang yang iklannya unik-unik sampai lagunya terngiang-ngiang di kepala. Industri kreatif, terutama periklanan, semakin dinamis dan butuh lebih banyak orang dengan ide-ide gila.

Yang serunya di dunia VO, bagaimana suara mampu memberikan nyawa ke sebuah tulisan. Bimo punya pengalaman unik soal ini. Dia pernah mengisi suara sebagai karakter pohon dan cuma disuruh ngomong, “Mantap!” Kelihatannya gampang, ya? Tapi, gimana coba tuh memberikan suara bernyawa ke pohon?

Ada pengalaman unik, ada yang membanggakan juga buatnya. Bimo pernah dihubungi seorang klien dan diminta untuk membaca naskah upacara. Dia kira untuk upacara biasa, tapi saat proses semua sudah selesai, dia dikabari kalau suaranya akan ditayangkan saat siaran Upacara Bendera Virtual 17 Agustus 2020 lalu. Tebak siapa yang me-review suaranya? Bapak Presiden Joko Widodo langsung! Wah, nggak main-main banget talentanya Bimo, ya.

Dua narasumber ini menutup rangkaian UTBK Fest Alumni & Career Day. Semoga acara ini bisa membantu elo untuk refreshing selama persiapan UTBK, ya! Elo bisa ikutin rangkuman acara sebelumnya di tautan ini.

Bagikan Artikel Ini!