Anugerah Penghargaan Nobel Fisiologi dan Kesehatan 2019 17

Anugerah Penghargaan Nobel Fisiologi dan Kesehatan 2019

Penghargaan Nobel dari Alfred Nobel

Artikel ini membicarakan anugerah penghargaan nobel fisiologi dan kesehatan tahun 2019 yang diperoleh oleh William G. Kaelin Jr., Sir Peter J. Ratcliffe dan Gregg L. Semenza yang berhasil menguak salah satu proses adaptif yang paling penting dalam kehidupan.

Penghargaan Nobel mulai diberikan kepada tokoh-tokoh yang berkontribusi bagi masyarakat pada tahun 1901 atau 5 tahun setelah kematian Alfred Nobel, penggagas penghargaan nobel. Penghargaan ini merupakan bentuk realisasi dari wasiat Alfred Nobel. Dalam surat wasiatnya, beliau berpesan supaya diadakan sebuah anugerah bagi orang-orang yang berkontribusi untuk masyarakat. Pembiayaannya sendiri diambil dari sebagian besar harta kekayaannya. 

Upacara penyerahan penghargaan nobel sendiri diadakan setiap tanggal 10 Desember bertepatan dengan tanggal kematian Alfred Nobel. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada beliau. 

Tokoh Besar Penerima Nobel

Penghargaan Nobel diberikan kepada orang-orang yang berkontribusi dalam bidang fisika, kesehatan dan fisiologi, kimia, ekonomi, literasi, dan perdamaian. Banyak tokoh terkenal yang telah menerima penghargaan ini. Bob Dylan pernah memperoleh nobel literasi. Barack Obama mendapatkan nobel perdamaian, Albert Einstein dalam bidang fisika.

Selain itu ada nama ilmuwan atom Ernest Rutherford yang memperoleh nobel kimia atas investigasinya pada disintegrasi unsur-unsur, dan kimia bahan radioaktif. Dalam bidang ekonomi mungkin beberapa dari kita tidak asing dengan nama Paul Krugman. Beliau mendapatkan nobel untuk analisis pola perdagangan dan lokasi aktivitas ekonomi yang dilakukannya. 

Nobel Fisiologi dan Kesehatan 2019 

Penerima nobel fisiologi dan kesehatan tahun ini adalah William G. Kaelin Jr., Sir Peter J. Ratcliffe dan Gregg L. Semenza. Mereka adalah ilmuwan yang telah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia kesehatan. 

William G. Kaelin Jr merupakan seorang penyelidik dari Institut Kedokteran Howard Hughes sejak tahun 1998. Beliau menempuh pendidikannya di Duke University, Durham. Dari sana beliau melanjutkan studinya di John Hopkins University dan akhirnya menjadi profesor di Harvard Medical School pada tahun 2002. 

Sir Peter J. Ratcliffe adalah seorang direktur penelitian klinis di Francis Crick Institute, London. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai Director for Target Discovery Institute di Oxford dan merupakan anggota dari The Ludwig Institute for Cancer Research. Sir Peter menyelesaikan pendidikannya di Cambridge dan menempuh spesialis di Oxford. 

Sedangkan Gregg L. Semenza adalah seorang profesor di Johns Hopkins University dan sejak 2003 menempati posisi Direktur Program Penelitian Vaskular di Johns Hopkins Institute for Cell Engineering. Beliau pernah menempuh pendidikan di Harvard, University of Pennsylvania, Duke University, dan John Hopkins University. 

Mereka bertiga menempuh pendidikan di tempat universitas-universitas ternama dan telah puluhan tahun berpengalaman di bidang yang digelutinya. 

Anugerah Penghargaan Nobel Fisiologi dan Kesehatan 2019 18

Oke, jadi sebenarnya apa sih yang mereka temukan sehingga bisa dianugerahi Nobel?

Ketiga ilmuwan ini telah berhasil mengungkapkan mekanisme salah satu proses adaptif yang paling penting dalam kehidupan. Mereka menetapkan dasar bagi pemahaman kita tentang bagaimana kadar oksigen mempengaruhi metabolisme seluler dan fungsi fisiologis. Penemuan mereka akan membuka jalan bagi strategi baru yang menjanjikan untuk memerangi anemia, kanker, dan banyak penyakit lainnya.

Dalam waktu sekitar 40 tahun, penelitian yang mereka lakukan akhirnya berhasil menjelaskan bagaimana mekanisme sel eukariot multiseluler kompleks dalam mendeteksi dan beradaptasi terhadap oksigen. 

Pada abad ke-18, diketahui bahwa dalam beradaptasi terhadap turunnya kadar oksigen, hewan menghasilkan hormon EPO. Apa itu hormon EPO? Hormon EPO adalah hormon yang berfungsi untuk meningkatkan regenerasi sel darah merah. 

Dalam rentang waktu antara 1980-2019, ketiga peneliti ini akhirnya berhasil menemukan bahwa protein yang mempengaruhi produksi hormon EPO adalah HIF. Nah, HIF ini bersifat sensitif terhadap oksigen. 

Setelah diketahui bahwa HIF lah yang mempengaruhi produksi hormon EPO, lalu apa pengaruhnya bagi kehidupan manusia?

Pengaruhnya bisa banyak dan pastinya bermanfaat. Inilah yang menyebabkan ketiga ilmuwan tersebut pantas diganjar hadiah nobel. Dengan pengetahuan bahwa HIF sebagai protein yang berpengaruh terhadap produksi EPO, penyakit yang berhubungan dengan darah bisa kita sembuhkan secara lebih efektif. Misalkan untuk penyakit anemia yang mengakibatkan kita kekurangan sel darah merah. Penyakit ini dapat diatasi dengan pembuatan obat yang memungkinkan pencegahan degradasi HIF sehingga EPO dapat terus diproduksi. Efeknya adalah sel darah merah dapat terus diproduksi dan anemia pun dapat dihindari. 

Selain itu, beberapa sel kanker disebabkan oleh adanya produksi HIF yang berlebihan. Untuk mengatasinya, manusia dapat membuat obat yang dapat menghambat produksi HIF. Selain kanker, masih ada penyakit seperti stroke dan serangan jantung yang penyembuhannya dapat dibantu melalui adanya penemuan ini. Belum lagi proses fisiologi yang melibatkan darah juga akan mendapat bantuan seperti kartilago dan penyembuhan luka.  Penemuan ini benar-benar bisa sangat bermanfaat bagi dunia kesehatan di masa depan. 

nobel

Dedikasi Berbuah Nobel

Kalau kalian sedang senggang, cobalah untuk mengunjungi laman resmi Nobel Prize. Di sana, kalian akan disuguhi banyak fakta yang disajikan secara singkat. Jika kalian perhatikan, tidak banyak anak muda yang mendapat penghargaan bergengsi tersebut. Sejauh ini, peraih nobel termuda adalah Malala Yousafzai yang memperoleh Nobel Perdamaian saat berusia 17 tahun. Kebanyakan peraih nobel adalah mereka yang mendedikasikan dirinya dalam waktu lama dalam bidang yang ditekuninya. 

Apapun yang sedang kalian perjuangkan, teruslah lakukan dengan serius. Jadilah yang terbaik dan jadikan penghargaan yang kelak kalian peroleh sebagai bonus. Beberapa peraih nobel bahkan tidak terlalu peduli bahwa mereka dianugerahi penghargaan bergengsi.

Amartya Sen, peraih nobel ekonomi tahun 1998, menanggapi telepon yang memberitakan penghargaannya dengan mengatakan “Aku membutuhkan segelas kopi.” Hiroshi Amano, peraih nobel fisika 2014, bahkan tidak tahu mengapa dia memperoleh banyak ucapan selamat. Hiroshi baru menyadari bahwa dirinya memperoleh Nobel beberapa waktu kemudian. 

William G. Kaelin Jr., Sir Peter J. Ratcliffe, dan Gregg L. Semenza perlu waktu sekitar 40 tahun untuk menyelesaikan penelitiannya. Ayo, kita-kita yang masih muda ini harus terus semangat untuk berkarya. Proses yang kita jalani masihlah sangat panjang dan akan ada banyak sekali rintangan di depan.

==========CATATAN EDITOR===========

Aku yakin kalian memiliki impian yang keren-keren. Coba kalian share di kolom komentar dan bagikan apa sih impian kalian. Aku akan dengan sangat senang hati membaca semua kisah kalian. Jadi, langsung komentar aja, yaa. Ciao.  

Lihat Juga Proses Belajar Ala Zenius di Video Ini

Bagikan Artikel Ini!