Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh Penyajian Data 9

Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh Penyajian Data

Materi penyajian data diagram batang untuk memaparkan data jadi .salah satu topik di UTBK, nih. Nah, biar jawaban elo makin oke. Yuk, belajar bareng di sini!

Sekarang itu, kalau mau belanja online memang gampang banget ya, tinggal buka Instagram atau e-commerce. Tapi nih, saking mudah dan murahnya, gue suka bingung kalau mau beli barang online, tuh. Ya, tentunya, sebagai anak kosan, gue pasti nyari yang paling murah. Elo pasti gitu juga nggak, sih?

Kebingungan karena mendapatkan terlalu banyak pilihan harga
Ilustrasi kebingungan membandingkan harga sepatu (Arsip Zenius)

Nah, saking banyaknya harga yang gue bandingin. Gue suka kebingungan sendiri, nih. Terus, gue jadi ingin membandingkan harga gitu. Ya, gue sih, biasanya bikin tabel sendiri di kertas buat bandingin harga. 

Eh, tapi, ngomong-ngomong soal tabel, gue jadi inget nih, materi penyajian data pas gue sekolah dulu. Berkat materi itu, gue betulan bisa nemuin harga cucok buat kantong gue. hehe

Berhubung gue ingat materi ini, jadilah gue juga sekalian mau bahas soal materi penyajian data yang gue yakin berguna banget buat elo, deh!

Mulai dari pengertian penyajian data, tujuan, macam, caranya, hingga contoh soal penyajian data yang sering diujikan di UTBK beserta pembahasannya. Yuk, baca sampai habis ya, Sobat Zenius!

Pengertian Penyajian Data

Ngomongin tentang penyajian data, enaknya kita kenalan dulu sama “data” dulu, nih. Apa sih yang dimaksud dengan data itu? 

Menurut Encyclopedia Britannica (2020), data adalah fakta atau angka-angka yang dikumpulkan, dianalisis dan diringkas untuk disajikan. Contoh sederhananya seperti informasi tentang harga sepatu yang berbeda-beda di banyak toko tadi.

Perempuan yang sedang bingung
Ilustrasi kebingungan (Arsip Zenius)

Nah, dari definisi data itu sendiri, kita jadi tahu nih kalau sebuah set data itu pada akhirnya akan membutuhkan penyajian data. Apa yang dimaksud dengan penyajian data? Penyajian data adalah upaya untuk menampilkan atau memaparkan data yang didapatkan secara visual.

Apa sih tujuan dari dilakukannya penyajian data? Mempermudah proses pemahaman dan analisis data yang jumlahnya banyak merupakan alasan mengapa data perlu disajikan. 

Terkadang, kalau kita dapat banyak informasi secara lisan atau tertulis berisikan kalimat panjang dalam satu waktu, kita suka jadi bingung nih untuk dapetin informasi pentingnya. Beda kalau kita tuangkan informasi itu ke dalam bentuk penyajian data, seperti saat bingung memilih toko yang menjual sepatu tadi.

Penerapan penyajian data dalam bentuk diagram batang
Ilustrasi grafik harga sepatu dan tokonya (Arsip Zenius)

Dengan menggunakan penyajian data, elo jadi bisa dengan lebih cepat mendapatkan informasi penting yang elo perlukan, seperti harga sepatu paling affordable kayak tabel di atas.

Gimana, membantu banget kan teknik penyajian data itu? Pasti, dong. Eh, tapi elo tahu nggak, kemudahan yang kita dapatkan saat ini itu tidak lepas dari perkembangannya yang panjang, lho.

Menurut laporan dari Think Insights (2017), visualisasi data sendiri kemungkinan sudah ada semenjak 20.000-an tahun yang lalu. Sudah lama sekali, kan? Nah, selama itu juga lah kira-kira perkembangan penyajian data sudah berlangsung.

Peta daerah dari Mesopotamia
Ilustrasi Peta daerah dari Mesopotamia (Dok. Osama Shukir Muhammed Amin GRCP (Glasg) via https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)

Pada mulanya, visualisasi data hanya digunakan untuk membuat peta bintang, ladang, dan daerah dengan gambar di pasir, dinding-dinding gua atau tanah liat. Di abad ke-18 pun visualisasi data digunakan oleh tokoh astronomi, Edmond Halley untuk memetakan perbedaan keadaan atmosfer di lautan.

Peta karya Edmond Halley yang menerapkan konsep penyajian data secara visual pada awal perkembangan sains
Ilustrasi Peta laut karya Edmond Halley (Halley, Edmond, 1656-1742, CartographerW. & J. Mount & T. Page, Publisher via Public Domain)

Seiring perkembangan sains, cara penyajian data juga berkembang hingga akhirnya muncul yang namanya ilmu statistik. Penyajian data kemudian digunakan untuk menyajikan data di bidang lainnya selain geografi dan astronomi, seperti peperangan, penghitungan populasi, perdagangan, politik, ekonomi, dan lainnya.

Contoh penyajian data pasukan kampanye Napoleon Rusia 1812 dalam bentuk bagan oleh Charles Minard
Ilustrasi penyajian data pasukan kampanye Napoleon Rusia 1812 dalam bentuk bagan oleh Charles Minard (Charles Minard via Public Domain)

Materi tentang penyajian dan pengolahan data ini sebenarnya juga sudah pernah elo pelajari di saat kelas 6. Masih inget nggak nih? Nah, kalau elo butuh refresh ingatan sedikit, elo bisa cek lagi ya materi penyajian dan pengolahan data kelas 6 dengan mengklik banner di bawah ini.

Penyajian Data Penalaran Umum

Baca Juga: Menyajikan dan Mengolah Data – Materi Matematika Kelas 6 SD

Macam-Macam Penyajian Data 

Lalu, bagaimana cara menyajikan data itu?  

Penyajian data secara visual biasanya melibatkan teknik desain grafis. Ada macam-macam penyajian data yang elo bisa gunakan, diantaranya adalah penggunaan tabel, grafik dan diagram. 

Tabel, grafik, dan diagram masing-masing memiliki variasi dan fungsinya masing-masing, lho. 

Nah, dalam memilih cara menyajikan data mana yang paling tepat untuk digunakan, elo perlu nih untuk mengetahui apa fungsi dari macam-macam penyajian data tersebut. Yuk, kita cari tahu!

  1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
    Cara menyajikan data yang akan kita bahas pertama adalah tabel. Cara ini mungkin merupakan salah satu cara yang paling sering digunakan dan kita jumpai sehari-hari karena bentuknya yang sederhana, nih.

     

     

    Secara umum, tabel memiliki fungsi untuk memaparkan data yang terlalu detail dan rumit kalau hanya disampaikan dalam bentuk teks saja. Memaparkan data dalam bentuk tabel juga dapat membantu pembaca pembaca untuk langsung memahami informasi penting dari data itu dengan cepat.

    Melansir dari Modul Pembelajaran SMP Terbuka Kelas VII (2020), penyajian data dalam bentuk tabel ternyata bisa dibagi menjadi tiga jenis sesuai dengan fungsi dan isinya nih.

     

    1. Tabel Baris dan Kolom
    Jenis tabel ini digunakan untuk menginformasikan nilai dari satu kelompok data saja. Contoh penyajian data-nya seperti di bawah ini.

     

     

    Penyajian data dalam bentuk tabel baris dan kolom data tinggi badan
    Ilustrasi penyajian data dalam bentuk tabel baris dan kolom (Arsip Zenius)


    Kelompok data pada tabel di atas adalah tinggi dan jumlah siswa di satu kelas. Jadi, data yang kita dapat pun meliputi data keseluruhan yang ada pada satu kelompok saja.

     

    2. Tabel Kontingensi

    Kalau di jenis sebelumnya hanya ada satu kelompok data saja, pada tabel kontingensi ada lebih dari satu. Menggunakan jenis tabel ini, elo jadi bisa melihat perbandingan ataupun hubungan dari dua kelompok yang berbeda.

    Contohnya seperti di bawah ini, nih.

    Penyajian data dalam bentuk tabel kontingensi data tinggi badan perempuan dan laki-laki
    Ilustrasi penyajian data dalam bentuk tabel kontingensi (Arsip Zenius)

    Pada jenis tabel ini ada dua kategori atau variable, yaitu siswa perempuan dan siswa laki-laki. Dari tabel ini kita jadi bisa tau perbandingan jumlah siswa perempuan dan laki-laki dengan tinggi badan tertentu.

    3. Tabel Distribusi Frekuensi
    Pada jenis tabel distribusi frekuensi, data yang disajikan berupa interval yang memiliki frekuensi atau banyak datanya masing-masing. Contoh penyajian datanya seperti ini.

    Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi data tinggi badan
    Ilustrasi penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Arsip Zenius)
  2. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram
    Diagram adalah bentuk visualisasi data untuk menunjukan proporsi atau komposisi persebaran suatu set data. Jenis diagram yang biasanya digunakan adalah diagram lingkaran atau sering juga disebut pie chart dan diagram batang. Berikut contoh penyajian datanya.

     

    1. Diagram Lingkaran atau Pie Chart

    Penyajian data dalam bentuk tabel baris dan kolom untuk dijadikan diagram lingkaran
    Ilustrasi penyajian data dalam bentuk tabel baris dan kolom (Arsip Zenius)

    Dari data di atas, kita dapat membuat diagram lingkarannya menjadi seperti di bawah ini.

    Penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran data tinggi badan
    Ilustrasi penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran (Arsip Zenius)

    Nah, dengan menggunakan diagram lingkaran, pasti elo jadi punya gambaran perbandingan banyak-nya tiap kategori, kan? Elo bisa tahu kalau siswa dengan tinggi badan 155 cm dan 165 cm itu jumlahnya hampir sama. Tapi berbanding jauh dengan yang tingginya 170 cm. 

    Begitulah kira-kira fungsi dari diagram lingkaran ini.

    Elo tahu nggak siapa orang pertama yang menemukan diagram lingkaran? Menurut laporan dari Atlas Obscura (2016), penemunya adalah William Playfair, yang dikenal sebagai bapak statistik dunia, lho. 

    Waktu itu, William menggunakan diagram lingkaran yang berwarna untuk menyajikan data kepemilikan tanah Kekaisaran Turki di Eropa. Penggunaan diagram lingkaran pun semakin terkenal dan masih digunakan hingga saat ini.

    Pie chart penyajian data statistik negara-negara Eropa pada 180
    Ilustrasi gambar pie chart pertama dalam buku Statistical Breviary, oleh William Playfair, 1801 (Dok. Public Domain)

    2. Diagram Batang

    Melansir laporan dari surat kabar New York Times (2012), Ternyata, selain menciptakan diagram lingkaran, William Playfair ternyata juga menciptakan diagram batang. Diagram ini mirip-mirip fungsinya dengan diagram lingkaran. Tapi punya kelebihan, yaitu bisa menunjukan tren naik turunnya sebuah kelompok data dari waktu ke waktu.

    Kira-kira begini nih contoh penyajian data dalam bentuk diagram batang, yang bisa elo temukan di akun Instagram elo.

    Penyajian data di Instagram menggunakan diagram batang untuk menunjukan lama penggunaan
    Ilustrasi penyajian data dalam bentuk diagram batang di Instagram (Arsip Zenius)

    Pada diagram batang tersebut, elo jadi bisa tahu perkiraan lama waktu yang elo gunakan untuk scrolling Instagram dari hari ke hari selama 7 hari. 

    Selain bisa digunakan untuk menunjukkan satu kategori data, diagram batang juga bisa digunakan untuk membandingkan lebih dari satu kategori data sekaligus seperti di bawah ini.

    Penyajian data dalam bentuk diagram batang perbandingan pemerolehan nilai
    Ilustrasi penyajian data dalam bentuk diagram batang(Arsip Zenius)

    Nah, dari diagram batang di atas. Elo bisa lihat perbandingan tren jumlah pemerolehan nilai 100 di kelas A dan B dari tahun 2017 hingga 2020. Informasi apa saja yang bisa elo dapat? Tentunya elo bisa mendapatkan informasi tentang kelas mana yang paling banyak atau sedikit mendapatkan nilai 100, dan bagaimana perbandingan pemerolehannya di kelas A dan B.

    Elo juga bisa memprediksi kecenderungan tren di tahun berikutnya. Apakah akan mengalami kenaikan atau penurunan?

    Kalau dari cotoh di atas, menurut elo pemerolehan nilai 100 di Kelas A di tahun 2021 akan mengalami kenaikan atau penurunan nih?

    View Results

    Loading ... Loading ...

    Nah, kalau menjawab pertanyaan seperti itu, elo cukup melihat kemungkinannya berdasarkan apa yang ada di diagram atau soal saja, ya. Jadi, kalau melihat peningkatan yang cukup konsisten di kelas A, maka jawabannya pada tahun 2021 kemungkinannya pemerolehan nilai 100 di kelas A akan meningkat.

  3. Penyajian Data dalam Bentuk Grafik

    Kalau elo ingin menyajikan data dengan tren tertentu, seperti penurunan dan kenaikan suatu kelompok dalam jenjang waktu tertentu, elo juga bisa banget nih, menggunakan bentuk visual cara penyajian data menggunakan grafik atau diagram garis.

     

     

     

    Penyajian data dalam bentuk grafik atau diagram garis data pertumbuhan populasi
    Ilustrasi penyajian data dalam bentuk grafik atau diagram garis (Arsip Zenius)

Karena elo sudah mengenal beberapa macam cara menyajikan data dengan tabel, grafik, maupun diagram, kita coba mengerjakan latihan soal penyajian data untuk mempersiapkan UTBK, yuk!

Oya, kalau elo butuh referensi artikel tentang rumus-rumus yang bisa elo gunakan dalam mengerjakan soal tentang penyajian data, elo bisa coba cek beberapa artikel di bawah ini, ya.

Baca Juga

Mean, Median, Dan Modus Dalam Data Numerik Tunggal

Rumus Kuartil Data Tunggal dan Data Kelompok

Rumus Ragam Data Kelompok dan Pembahasan Soal

Rumus Ragam Data Tunggal dan Pembahasan Soal

Rumus Varians Data Kelompok dan Pembahasan Soal

Contoh Soal Penyajian Data Dalam Bentuk Tabel

Soal:
Tabel di bawah ini berisi data peserta ekstrakurikuler tari tradisional di SMP X dari tahun 2018 hingga 2021.

Tahun2018201920202021
Peserta5121625

Berdasarkan data tersebut, manakah pernyataan di bawah ini yang tepat?

A. Peserta tahun 2021 berjumlah 4,5 kali lipat peserta tahun 2018.
B. Peserta tahun 2021 berjumlah 2 kali lipat peserta tahun 2019.
C. Peserta tahun 2021 bertambah 400% dari peserta tahun 2018.
D. Peserta tahun 2020 bertambah 200% dari peserta tahun 2019.

Untuk menjawab soal di atas gue kasih beberapa rumus yang mungkin bisa membantu elo, ya.

 rumus untuk mencari berapa kali lupat kenaikan data untuk menjawab latihan soal
Ilustrasi rumus untuk mencari berapa kali lupat kenaikan data (Arsip Zenius)

Oke, gimana sudah mencoba untuk menjawab pertanyaannya? Kalau gitu sekarang kita cocokan, yuk!

Pembahasan: 
Jawaban A. Peserta tahun 2021 berjumlah 4,5 kali lipat peserta tahun 2018.

Kalau dilihat dari tabel, kita tahu bahwa pada 2021 ada 25 peserta, sedangkan pada tahun 2018 ada 5 saja. Menggunakan rumus yang sudah gue berikan, kita bisa mencari berapa kali lipat kenaikannya hanya dengan membagi jumlah peserta di tahun 2021 dengan jumlah peserta di tahun 2018.

Maka, k = 25:5. Jawaban yang seharusnya adalah 5 kali lupat. Maka pilihan A salah.

Jawaban B. Peserta tahun 2021 berjumlah 2 kali lipat peserta tahun 2019.

Cara mengecek jawaban ini sama dengan jawaban A. Sehingga, k = 25:16. Seharusnya hasilnya adalah 1,56 kali lipat. Maka, pilihan B salah.

Jawaban C. Peserta tahun 2021 bertambah 400 % dari peserta tahun 2018.

Pertama-tama kita bisa cari dulu nih berapa kali lipat kenaikan dari tahun 2018 ke tahun 2021.

Jadi, k = 25:5. Hasilnya adalah 5 kali lipat. Nah, sekarang baru kita ubah ke bentuk persen dengan rumus i = k-1.

i = k-1
i = 5-1
i = 4

Lalu kita cari tahu nih berapa persen yang setara dengan 4.

4 = x/100
x= 4 x 100
x= 400%

Maka, ketemu deh peningkatan dari tahun 2018 ke 2021 adalah 400%. Sehingga, pilihan C merupakan jawaban yang benar.

Untuk pilihan D bisa elo coba cari-cari sendiri jawabannya yang benar untuk latihan, ya.

Contoh Soal Penyajian Data Dalam Bentuk Diagram Batang

Soal:
Diagram batang di bawah ini berisi data penjualan kue Rina dari bulan Maret hingga Juni.

Penyajian data dalam bentuk diagram batang data penjualan kue
Ilustrasi soal penyajian data dalam bentuk diagram batang (Arsip Zenius)

Apabila pada bulan Juni mengalami kenaikan penjualan sebesar 300% dari bulan April, maka berapakah jumlah penjualan kue Rina pada mulan Juni?

A. 150
B.
60
C.
30
D.
45

Berikut beberapa rumus yang bisa elo gunakan untuk menjawab soal di atas.

rumus untuk mencari nilai setelah kenaikan data untuk menjawab latihan soal
Ilustrasi rumus untuk mencari jumlah setelah atau sebelum kenaikan (Arsip Zenius)

Apa nih jawaban elo?

View Results

Loading ... Loading ...

Oke, coba kita kerjakan bersama, deh.

Pembahasa:
Dari dua pilihan rumus di atas, elo bisa pilih salah satu. Gue memilih untuk memakai rumus yang ke-1, P1=P0+(iP0). Nah, sekarang kita tinggal masukin saja angka yang ada di diagram batang ke dalam rumus.

P1=P0+(iP0)
P1=15+(300%15)
P1=15+(300/10015)
P1=15+(315)
P1=15+45
P1=60

Sehingga banyak penjualan Rina di bulan Juni adalah 60 kue. Jawaban yang benar adalah B. 60.

Penutup 

Karena sudah mengenal yang namanya penyajian data, jangan bingung-bingung lagi ya kalau elo dapet informasi berupa angka yang banyak. Elo bisa langsung aja menerapkan cara menyajikan data secara visual ini agar informasi jadi lebih mudah untuk dipahami dan di analisis.

Untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut tentang penyajian data melalui video menarik Zenius, elo bisa berlangganan paket belajar Zenius dengan klik banner di bawah ini!

Langganan Zenius

Referensi

Data Visualization: History and Origins – Think Insights (2017)

The Scottish Scoundrel Who Changed How We See Data – Atlas Obscura (2016)

Modul Pembelajaran SMP Terbuka Matematika Kelas VII – Direktorat Sekolah Menengah Pertama, etc. (2020)

Statistics – Encyclopedia Britannica. (2020)

The Use of Tables – David J. Slutsky (2014)

Who Made That Pie Chart? – The New York Times Magazine (2012)

Langganan Zenius
Langganan Zenius
Bagikan Artikel Ini!