hari migran internasional zenius

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia?

Kok bisa ya manusia menyebar ke seluruh dunia? Kenapa mereka bermigrasi? Yuk, simak kenapa orang-orang mau jauh-jauh pergi ke luar negeri buat jadi migran!

Halo, Sobat Zenius! Ketemu lagi sama gue, Citra. Btw, lo termasuk pecinta film Korea Selatan nggak?

Kalau iya, gue mau ngerekomendasiin film Korea Selatan yang masuk nominasi Oscar sebagai Best Picture pada tahun lalu, yaitu Minari. Minari juga menangin nominasi Best Foreign Language Film di Golden Globe Award 2020, lho!

Minari nyeritain tentang keluarga asal Korea Selatan yang pindah ke pedesaan Arkansas, California. Dalam film, perjuangan keluarga tersebut benar-benar kelihatan banget, mulai dari gimana mereka beradaptasi di lingkungan baru, berjuang buat nyari kehidupan yang lebih baik di negara orang, dan menghadapi hambatan-hambatan yang mereka alami terkait asal mereka.

Inti dari film ini adalah perjuangan keluarga imigran buat survive di negara orang. Lo kudu nonton deh, kalau Minari udah tayang di streaming legal.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 97
Poster film Minari (2020). (Foto: imdb.com)

Nah, gue keinget film Minari karena hari ini adalah Hari Migran Internasional. Tapi, untuk merayakannya, gue nggak mau nge-review film Minari. Gue mau ngajak lo buat kenalan lebih dekat sama migran.

Dari film Minari tadi, gue jadi mikir, “Kenapa ya orang-orang rela ninggalin rumahnya buat pergi jauh melintasi negara? Apa sih yang bikin orang pindah ke negara lain dan memulai kehidupan baru di sana?”

So, here we go, gue bakal ngajak lo buat menjawab pertanyaan itu. Jadi, kita bisa belajar bareng tentang migran, sekaligus memperingati Hari Migran Internasional.

Definisi Migran

Sebelum gue nyeritain lebih jauh tentang migran, gue mau make sure dulu tentang apa itu migran. Migran merupakan pelaku dari migrasi. Lo udah tahu belum, apa itu migrasi?

Well, migrasi adalah pindahnya seseorang dari tempat tinggal yang udah mereka huni setelah sekian lama. Kepindahan tersebut baik masih di dalam satu negara, maupun ke negara lain. Lo bisa kepo lebih lanjut tentang migrasi dengan nonton video ini ya.

Sekarang lo udah bisa bayangin pengertian migran kan?

Kalau migrasi adalah perpindahan orang dari tempat tinggalnya ke wilayah lain, migran adalah seseorang yang pindah dari tempat tinggal aslinya, ke daerah lain, baik itu masih dalam satu negara atau ke negara lain.

Karena ini dalam rangka memperingati Hari Migran Internasional, gue ngebahasnya dalam skala internasional ya. Misalnya, lo mau pindah dalam durasi 3-12 bulan buat pertukaran pelajar atau dapat beasiswa di Korea Selatan (amin deh), lo disebut sebagai migran jangka pendek.

Sedangkan, kalau lo nikah sama orang Korea Selatan dan lo mutusin buat pindah ke sana dalam jangka waktu setahun lebih, lo adalah migran jangka panjang. Kalau lo pindah selamanya, ya lo jadi migran forever.

Migran itu sendiri terbagi menjadi dua istilah. Kalau lo ninggalin Indonesia buat hidup di Korea Selatan, maka gue nganggap lo sebagai emigran. Tapi, kalau lo jadi pendatang baru di Korea Selatan, maka lo akan disebut sebagai imigran di mata penduduk lokal sana.

Baca juga: Apa itu Hari Penghapusan Perbudakan Internasional? Diperingati Setiap 2 Desember

Kenapa Orang Mutusin Buat Jadi Migran?

 “Udah enak-enak hidup di rumah sendiri, kenapa harus repot-repot pindah segala sih?”

“Tempat ternyaman gue mah home sweet home.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 98

Ya emang sih, tempat ternyaman adalah rumah sendiri. Tapi, ada beberapa faktor yang bikin seseorang mutusin buat ninggalin tempat asalnya dan berkelana di negeri orang.

Alasan orang buat ninggalin tempat asalnya disebut sebagai faktor pendorong. Sedangkan, alasan orang tertarik buat pindah ke negara tujuan adalah faktor penarik.

Gimana tuh maksud faktor pendorong dan penarik? Nih, gue jelasin.

  1. Keamanan dan Politik

Dalam hal ini, faktor pendorong seseorang buat jadi migran adalah kondisi politik dan keamanan di negaranya yang rasanya udah kacau. Ada konflik, penganiayaan atas dasar agama, ras, dan perang terjadi di negaranya. Hal itu bikin dia jadi nggak nyaman.

So, dia pindah ke negara lain yang dianggap bisa ngasih kenyamanan buat menjalani hidup, negara yang adem dan tentram. Inilah yang disebut sebagai faktor penarik.

Misalnya, orang-orang Rohingya dan Suriah yang pindah ke Indonesia buat nyari perlindungan. Kekerasan atau perang di negaranya bikin mereka jadi takut dan pergi ke Indonesia buat mencari kehidupan yang aman.

  1. Sosial dan Ekonomi

Faktor pendorong dalam hal ini adalah kemiskinan sampai fasilitas kesehatan yang buruk. Kondisi itu bikin orang buat cabut dari negara asalnya. Bayangin aja, udah miskin, sakit-sakitan, pelayanan kesehatan di wilayahnya nggak oke sama sekali. Pantes kan, kalau orang-orang pengen punya kehidupan yang lebih layak. Mereka pun akhirnya cabut dari negara asal.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 99

Para migran pindah ke negara yang dianggap punya tingkat pendapatan yang lebih gede, pelayanan kesehatan yang lebih terjamin, dan tingkat pendidikan yang lebih baik.

Lo pasti pengen kan sekolah di luar negeri, Inggris misalnya. Nah, kenapa sih lo pengin bisa kuliah di sana? Ya karena Inggris punya standar hidup yang lebih tinggi. Kualitas pendidikannya juga lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Inilah faktor penariknya.

Singkatnya, cuan yang lebih banyak dan bisa menuhin kebutuhan sehari-hari, fasilitas pemerintah yang oke, dan prospek kehidupan yang lebih baik bikin orang buat tertarik bermigrasi ke negara tersebut.

  1. Lingkungan

Lingkungan yang udah nggak memungkinkan juga bisa mendorong seseorang buat bermigrasi. Misalnya, langkanya makanan, polusi, kelaparan, dan bencana alam. Boro-boro bikin penduduknya sakit, mereka bahkan bisa meninggal kalau stay di situ.

Pemanasan global juga bisa mendorong orang buat bermigrasi. Contohnya nih, penduduk di sekitar Danau Chad, Afrika, pada tahun 1963. Akibat global warming, 1/20 air danau menyurut. Tanah di sekitarnya jadi pada nggak subur. Penduduk sekitar jadi kekeringan dan kekurangan makanan. So, mereka terpaksa pindah ke wilayah yang bisa ngasih mereka makan.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 100
Danau Chad yang semakin kering dari tahun ke tahun. (Foto: Creative Commons)

Kalau suatu saat kekeringan bakal terjadi di seluruh dunia, terpaksa kita bakal jadi migran juga dan ngungsi di suatu negara yang masih ada airnya. Bahkan, diperkirakan 25 juta hingga satu miliar orang bakal jadi migran pada tahun 2050 karena perubahan iklim. Ngeri nggak sih bayanginnya?

Baca juga: Robert Fulton dan Peran Kapal Uap dalam Peradaban Modern

Sejarah Migran di Dunia

Sebenarnya, migrasi bukanlah hal yang baru aja jadi tren di dunia. Pindahnya orang-orang ke daerah atau negara lain nggak muncul sejak teknologi mulai maju, atau setelah pesawat terbang diciptain, tapi udah ada sejak zaman purbakala.

Migran Zaman Purba

Gue kenalin sama migran pertama di dunia. Mereka adalah manusia purba. Yap, Si Bolang pertama di dunia adalah Homo erectus. Awalnya, mereka hidup di Afrika sejak lebih dari 1,5 juta tahun yang lalu. Homo sapiens juga menduduki seluruh Afrika sekitar 150.000 tahun yang lalu.

Hingga akhirnya, mereka mutusin buat migrasi dan menyebar ke berbagai belahan dunia, seperti Eropa, Australia, dan Asia pada 40.000 tahun sebelum Masehi.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 101
Migrasi dari dan ke Afrika. (Foto: Saioa López dkk via Creative Commons)

Mereka bermigrasi karena beberapa faktor, kayak perubahan iklim, lingkungan, dan pasokan makanan yang nggak mencukupi buat ngasih makan satu kampung. Jadinya, mereka migrasi deh ke wilayah yang sekiranya bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka. Ada yang pindah ke daratan Taiwan, Samudera Pasifik, Asia Tenggara, dan Cina Selatan.

Nah, menurut Teori Yunan nih, manusia pertama di Indonesia tuh berasal dari manusia prasejarah yang pindah ke Cina Selatan, lho! Mereka kemudian migrasi ke Indonesia, dan akhirnya melahirkan cucu cicit warga +62, dan jadilah kita.

Sementara itu, imigran Afrika yang udah lama menetap di Eropa mulai ngebolang lagi. Mereka berlayar ke pelabuhan Amerika pada abad ke-16. Sebagian dari mereka ada yang nyari pekerjaan, tapi ada juga yang jadi budak impor. Dari situlah, Amerika bener-bener ‘hidup’.

Migran Periode Abad ke-17 – 19

Singkat cerita, itu tadi awal mula migrasi di dunia. Jadi, migran pertama berasal dari Afrika. Mereka kemudian menyebar ke penjuru dunia, di berbagai benua.

Pada periode ini, banyak petani migran yang datang ke Eropa buat nyari kerjaan di perindustrian sana. Waktu itu, industri-industri baru lagi marak bermunculan. Tapi, para petani imigran ini belum bener-bener menetap di Eropa. Mereka jadi migran musiman yang setahun sekali pulang ke tempat asalnya.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 102

Migrasi musiman juga terjadi di Afrika. Para migran numpang hidup sebentar di Afrika buat berburu, bertani, menghindari bencana alam maupun perang, dan ada juga yang mampir bentar untuk perjalanan ibadah. Biasanya, mereka melakukan perjalanan ibadah ke Jazirah Arab.

Kalau di Asia, migran pada abad ke-17 adalah para pedagang Arab dan Cina. Soalnya, Asia terkenal banget sama jalur perdagangan yang strategis, termasuk di Indonesia. Mereka traveling dan pindah ke Indonesia buat berdagang.

Di Amerika, migrasi terjadi karena Eropa menjajah Amerika secara besar-besaran. Orang-orang dari negara Eropa seperti Inggris, Spanyol, Portugis, Prancis, Jerman, dan Belanda menduduki Amerika dan tinggal di sana. Hal inilah yang mendorong dominasi Eropa atas sebagian besar dunia saat itu.

Migran Periode Perbudakan

Nah, karena warga negara-negara Eropa yang gue sebutin tadi pindah ke Amerika, mereka membuka banyak lapangan pekerjaan buat menjalankan bisnis. So, mereka membutuhkan tenaga kerja.

Selama tahun 1550-1900-an, sekitar 10 juta orang Afrika dibawa secara paksa ke Amerika buat jadi budak. Mereka bakal dipekerjakan di perkebunan milik pemukim kulit putih di sana.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 103

Perdagangan budak ini akhirnya berhenti menjelang akhir abad ke-19. Hal itu didasarkan pada undang-undang di berbagai negara di Eropa dan Amerika buat menghapus semua bentuk perbudakan.

Migran Periode Buruh Kontrak (1834-1917)

Meskipun perbudakan udah berakhir, orang kulit putih di Inggris tetep butuh tenaga kerja buat menjalankan bisnis mereka. Sistemnya nggak perbudakan, tapi buruh kontrak.

So, para migran dari Cina dan India datang ke Inggris buat nyari kerjaan dan kehidupan yang lebih baik. “Apapun gue lakuin demi cuan, asalkan nggak diperbudak deh!”

Para migran Cina dan India datang ke Inggris sampai akhir Perang Dunia I. Sekitar 2 juta pekerja kontrak kemudian disebar lagi ke 19 kelompok, di beberapa wilayah lain di dunia. Migrasi makin meluas deh.

Migran Periode Dunia Baru (sampai 1930)

Tadi masih inget kan, kalau Eropa menduduki Amerika secara besar-besaran dan membangun banyak industri di sana? Hal itulah yang menjadi cikal bakal Amerika Serikat sebagai negara adikuasa. Para migran dari Eropa langsung berbondong-bondong ke Amerika Serikat buat nyari cuan yang lebih banyak dan kehidupan yang lebih baik.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 104

Sekitar 48 juta orang cabut dari Eropa antara 1800-1930. Ada juga yang pindah ke Selandia Baru dan Australia. Soalnya, dua negara itu punya kerjasama bisnis yang erat dengan Amerika pada saat itu.

Migrasi Pasca Perang Dunia II (Akhir 1940-an – 1960-an)

Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945, yang bikin negara kita jadi merdeka. PD II dimenangkan oleh tim Sekutu, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Cina, dan Uni Soviet.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Eropa khususnya negara yang ikut PD II mau memulihkan ekonomi. Soalnya, duit negara dipakai abis-abisan buat perang. So, negara-negara Eropa butuh tenaga kerja buat menjalankan industri mereka.

Para migran pun kembali berdatangan buat nyari kerjaan di Inggris, Jerman, dan Prancis. Periode migrasi ini dianggap sebagai perpindahan permanen para migran tersebut. Mereka akhirnya menetap di Eropa sampai sekarang.

Migrasi Pasca 1970-an sampai Sekarang

Zaman udah semakin maju di era ini. Perdagangan antar negara makin intens. Harga minyak pun naik. Jadinya, negara-negara penghasil minyak (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Qatar, Oman, Irak) butuh banyak tenaga kerja. Migrasi besar-besaran pun terjadi ke negara-negara tersebut.

Migrasi semakin meningkat seiring munculnya negara-negara industri baru, kayak Thailand, Malaysia, Hong Kong dan Singapura. Nggak hanya laki-laki, perempuan juga ikut bermigrasi ke negara-negara ini.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 105
Pekerja migran Bangladesh sedang menjalani pelatihan menjahit pakaian. (Foto: USAID via Wikimedia Commons)

Fenomena ini jadi salah satu yang melahirkan adanya TKW (Tenaga Kerja Wanita) Indonesia. Nggak hanya kerja sih, para migran juga pindah ke sana buat kumpul sama pasangan atau keluarga yang udah lama menetap.

Orang-orang yang bermigrasi pada periode ini cenderung menjadi migran permanen. Tapi, ada juga yang menjadi migrasi musiman dan sementara. Dengan munculnya globalisasi, orang-orang jadi lebih banyak dan lebih mudah buat bepergian dan stay di satu negara atau lebih.

Pengaruh Globalisasi pada Migrasi

Gue barusan nyebutin kalau globalisasi bikin orang jadi bermigrasi dengan mudah ke berbagai negara. Emang, apa sih globalisasi itu?

Globalisasi adalah proses penyebaran ide, pengetahuan, informasi, barang dan jasa, maupun manusia ke seluruh dunia. Perdagangan barang dan jasa, teknologi, informasi, dan perpindahan manusia yang melintasi batas negara inilah yang melahirkan globalisasi.

Dengan adanya globalisasi, orang-orang alias migran, bisa menembus batas ruang dan waktu dalam jumlah yang lebih banyak, dengan kecepatan yang lebih besar daripada sebelumnya.

Misalnya, orang zaman dahulu butuh perjalanan berbulan-bulan buat merantau ke negara tetangga. Sekarang mah, tinggal naik pesawat, lo udah bisa nyampai ke luar negeri dalam hitungan jam.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 106
Globalisasi mempengaruhi migrasi di dunia. (Foto: Freepik)

Globalisasi bikin semuanya jadi serba dan mempengaruhi perkembangan politik, ekonomi, dan sosial, dan teknologi. Televisi muncul karena adanya globalisasi. Ketika lo nonton film di TV yang nampilin kehidupan yang menjanjikan di luar negeri, lo jadi tergerak buat pindah ke sana (dengan syarat dan ketentuan yang berlaku ya).

Hadirnya media sosial juga bikin orang di seluruh dunia jadi terhubung. Lo dapet gebetan dari Prancis, misalnya. Dan lo berjodoh sama dia. Lo pun pindah ke sana buat hidup sama pasangan lo.

Selain itu, teknologi yang semakin maju juga bikin negara di seluruh dunia lebih mudah menjalin kerjasama ekonomi. Kebutuhan tenaga kerja semakin meningkat.

Gue kasih contoh ya. Kayaknya, jarang banget anak SMA zaman sekarang yang belum punya HP. Kalau lo fans berat BTS, lo mungkin tergoda buat beli Samsung, karena BTS jadi brand ambassador-nya. So, permintaan terhadap HP Samsung jadi meningkat.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 107
BTS dalam iklan Samsung “Unfold your Galaxy Z Flip3”. (Foto: YouTube Samsung)

Peningkatan permintaan inilah yang bikin perusahaan Samsung butuh tambahan tenaga kerja buat memproduksi HP Samsung. Jadinya, orang-orang yang di negaranya jadi pengangguran, pindah ke Korea Selatan buat kerja di pabrik Samsung.

Perjalanan pekerja migran ke Korea Selatan pun nggak butuh waktu berbulan-bulan buat nyampai. Dengan adanya globalisasi, informasi lowongan kerja di Korea Selatan juga sampai berkat kerjasama pemerintah Indonesia dan Korea Selatan. Yang mau kerja di sana, bisa mendaftar melalui pemerintah dan diurus sama pemerintah.

Apalagi, upah di Korea Selatan jauh lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Upah yang tinggi ini bisa membantu pekerja migran Indonesia buat ngebiayain hidup keluarga di Tanah Air.

So, globalisasi dan migrasi emang punya hubungan yang nggak bisa dipisahin. Mereka berdua saling mempengaruhi satu sama lain, ibarat huruf O yang nggak ada ujungnya.

Kontribusi Migran di Negara Tujuan dan Negara Asal

Nggak hanya negara tujuan yang ngasih dampak positif buat kehidupan para migran. Migran juga punya kontribusi besar buat negara asalnya dan negara tempat dia tinggal sekarang, lho.

  1. Sosiokultural

Para migran ‘menularkan’ budaya dari negara asalnya ke negara tempat mereka tinggal sekarang. Misalnya, migran Indonesia yang kerja di luar negeri buka restoran atau tempat kuliner. Kayak restoran Djakarta Bali yang ada di Paris. Restoran itu nyediain berbagai makanan dari daerah Jawa, Sumatra, dan Bali. Bahkan, ada live pertunjukan tari Pendet dan gamelan juga di sana.

Hari Migran Internasional: Kenapa Manusia Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia? 108
Menu di Djakarta Bali. (Foto: djakarta-bali.com)

Ada juga tempat kuliner Indonesia versi warteg di Amsterdam, Belanda. Namanya Warung Barokah. Yang punya namanya Bu Sri. Menunya warteg banget deh.

Nah, dengan pengenalan kuliner Indonesia dan live music gamelan di luar negeri, warga lokal bakal tertarik buat mencoba makanan tersebut, dan tertarik buat belajar gamelan. Mereka bisa belajar hal baru dari budaya kita, baik melalui musik maupun kuliner.

Sementara itu, migran Indonesia yang buka kuliner di luar negeri berkontribusi ngenalin Indonesia ke warga lokal. Nama Indonesia makin keangkat deh.

  1. Sipil-politik

Nggak sekadar stay di negara tujuan dan kerja di sana, para migran juga berpartisipasi dalam kegiatan sipil dan politik.

Misalnya, 16 persen anggota Kongres Amerika Serikat ke-116 adalah migran generasi 1-2 di AS. Kontribusi mereka dalam politik bisa mempengaruhi kebijakan pemerintah. Mereka juga mempromosikan upaya perdamaian kalau terjadi konflik antara negara asalnya dan negara yang dihuni sekarang.

  1. Ekonomi

Kehadiran migran juga berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi negara tujuan. Pekerja migran udah mengisi kekurangan tenaga kerja yang dibutuhkan negara tujuan. Dengan kehadiran mereka di negara tujuan, permintaan terhadap barang-barang tertentu di negara tersebut juga meningkat.

Misalnya, ketika lo pindah ke Korea Selatan. Lo pasti beli makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sabun, odol, dan semacamnya. Dengan lo beli barang-barang itu buat kebutuhan harian, ekonomi negara tujuan juga bakal meningkat.

Selain itu, ketika para migran stay di negara tujuan, mereka cenderung jadi pengusaha. Jiwa survival dan pola pikir mereka yang berkembang karena hidup di negeri orang bikin mereka punya banyak akal dalam menghadapi tantangan.

So, mereka membuka bisnis, kayak restoran tadi. Kontribusi para migran dalam berbisnis justru lebih besar dibandingkan penduduk asli. Bisnis mereka inilah yang mendorong pertumbuhan ekonomi di negara tujuan.

Dan yang paling penting, para migran juga ngasih kontribusi besar ke negara asal dan keluarga mereka melalui remitansi. Remitansi merupakan transfer uang dari migran ke negara asal. Kebutuhan keluarga di rumah tercukupi, mata uang negara asal juga menguat.

Pekerja Migran Indonesia

Lo pernah denger istilah kalau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah pahlawan devisa negara nggak?

Gue mau make sure dulu sama istilah devisa, ya. Barangkali, lo belum tahu. Devisa merupakan alat pembayaran yang digunakan dan diakui secara internasional. Lo bisa memahami lebih dalam tentang devisa melalui materi di sini ya.

“Terus, kok bisa TKI disebut sebagai pahlawan devisa negara?”

Jadi gini …

Gue sebut aja TKI dengan pekerja migran Indonesia ya. For your information aja, gaji pekerja migran Indonesia di luar negeri itu 4-6 kali lipat dibandingkan gaji di Indonesia. Maklum lah ya, soalnya mereka kerja di negara-negara Asia yang lebih maju, kayak Hong Kong dan Singapura.

Nah, sebagian gaji mereka biasanya dikirim ke keluarga di Indonesia buat nutupin kebutuhan sehari-hari, melalui remitansi yang udah gue sebutin tadi. Dengan besarnya gaji yang berlipat-lipat itu, kebutuhan keluarganya jadi tercukupi. Tingkat kemiskinan jadi menurun.

Selain itu, semakin banyak remitansi yang mereka kirim, semakin besar pertumbuhan devisa negara. Kok bisa?

Soalnya, dengan mereka ngirim mata uang asing ke Indonesia, otomatis kebutuhan terhadap pertukaran Rupiah juga bakal meningkat. Mata uang Indonesia jadi menguat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi meningkat deh.

Gue kasih faktanya aja ya. Tahun 2016 aja, pekerja migran Indonesia ngirim remitansi senilai lebih dari Rp 118 triliun ke Indonesia. Bahkan, pada tahun 2019, total uang yang mereka kirim ke Indonesia naik jadi Rp160 triliun dalam setahun! Bayangin, Rp160 triliun. Bisa traktir seblak seluruh warga +62 sampai berapa bungkus tuh.

Kalau pekerja migran Indonesia ningkatin lagi skill mereka dalam bekerja, gaji yang mereka dapat juga bakal naik. Udah berapa triliun Rupiah lagi yang bakal mereka hasilkan nantinya. Nggak salah sih, kalau 7 persen duit negara berasal dari remitansi pekerja migran Indonesia. Itulah kenapa pekerja migran Indonesia disebut sebagai pahlawan devisa negara.

Penutup

Oke, guys. Dari cerita gue di atas, kita nggak bisa memungkiri peran penting migran di dunia. Itulah yang bikin PBB akhirnya menetapkan Hari Migran Internasional pada 18 Desember.

Gue nggak bisa bayangin, kalau nggak ada orang yang pernah pindah tempat di dunia ini, semua manusia di dunia pada mager, mungkin pemikiran dan kehidupan kita nggak akan berkembang, stuck di itu-itu aja. Orang-orang bakal jalan di tempat, tanpa bisa mengembangkan diri atau bahkan lepas dari permasalahan yang terjadi di negaranya.

Gue mau berterima kasih kepada seluruh migran di dunia, terutama pekerja migran Indonesia. Terima kasih buat para pekerja migran Indonesia yang berjuang di negeri orang demi menghidupi keluarganya, memulai kehidupan baru, mengasah skill di sana, dan bisa membantu perekonomian Indonesia.

Semoga para migran di seluruh dunia bisa menjalani kehidupan yang lebih baik di negara tujuan, dan bisa ngasih kontribusi positif ke masyarakat. Selamat Hari Migran Internasional! See ya!

Referensi

Castelli, Francesco. (2018). Drivers of migration: why do people move?. Journal of Travel Medicine, 1-7.

World Bank. (2017). Indonesia’s Global Workers : Juggling Opportunities and Risks. Diakses dari https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/28937

https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_human_migration

https://justiceforimmigrants.org/what-we-are-working-on/immigration/root-causes-of-migration/

https://rosanjose.iom.int/site/en/blog/how-do-migrants-contribute-society

https://www.bbc.co.uk/bitesize/guides/zkg82hv/revision/5

https://www.europarl.europa.eu/news/en/headlines/world/20200624STO81906/exploring-migration-causes-why-people-migrate

https://www.indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/peran-tki-hadapi-krisis

https://www.piie.com/microsites/globalization/what-is-globalization

https://www.striking-women.org/module/migration/history-migration

Bagikan Artikel Ini!