eksperimen sains

Eksperimen Sains Sederhana Agar Belajar Jadi Lebih Seru – Zenius untuk Guru

Siapa bilang eksperimen sains harus dilakukan di sebuah laboratorium? Tahukah Bapak dan Ibu Guru kalau sains sebenarnya bermula dari kehidupan terdekat kita lho, yaitu kegiatan sehari-hari.

Sains terlibat di hampir semua kegiatan kita, mulai dari memasak, makan, berkendara, bermain, sampai bernapas. Pasta gigi, bedak, atau parfum yang kita gunakan adalah konsekuensi dari kemajuan ilmu sains. Disadari atau tidak, sains sudah melengkapi berbagai aktivitas harian kita.

Coba sekarang kita pikirkan bersama ya Bapak dan Ibu Guru, bagaimana sebuah mobil atau motor bisa berjalan dan mempercepat kita untuk sampai tujuan? Pernahkan Bapak dan Ibu Guru membayangkan proses apa yang terjadi di dalamnya? 

Saat kita berkendara, bahan bakar di dalam kendaraan mengalami proses pembakaran agar kendaraan mendapatkan energi. Pada proses pembakaran itu, perubahan energi panas menjadi energi listrik dan mekanik berlangsung. Nah, di situlah ada keterlibatan ilmu kimia dan fisika dalam sains.

Contoh lainnya adalah saat memasak, energi panas ditransformasikan dalam bentuk radiasi, konduksi, dan konveksi. Setelah panas dihantarkan ke berbagai bahan masakan seperti garam atau gula, terbentuk ikatan baru yang membuat makanan kita menjadi lezat. Dalam kegiatan ini, ilmu fisika dan kimia juga terlibat.

Makanan yang sudah dimasak lalu kita konsumsi juga mengalami banyak reaksi kimia. Saat kita makan, berbagai sel mentransfer protein, karbohidrat, dan lemak yang ada di makanan ke dalam tubuh. Di sinilah proses biologi dan kimia terlibat.

Contoh-contoh di atas menggambarkan eratnya keterkaitan sains dengan kehidupan sehari-hari. Nah, contoh-contoh seperti itu bisa juga Bapak dan Ibu Guru berikan kepada siswa untuk mengenalkan sains ke mereka. Dengan memberikan contoh yang dekat dengan keseharian mereka, siswa akan lebih mudah memahami proses sains yang terjadi dan mengetahui manfaat dari mempelajarinya.

Mengajarkan sains ke siswa tidak harus berfokus pada buku pelajaran. Bapak dan Ibu Guru bisa mengemasnya ke dalam eksperimen-eksperimen sains. Apa saja eksperimen sains sederhana yang bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan? 

ZenRu akan memberikan tiga eksperimen sains yang bisa dilakukan siswa di sekolah atau di rumah dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Selain meningkatkan pemahaman siswa tentang sains, eksperimen sederhana juga bisa membantu mengembangkan kreativitas mereka. Bagaimana caranya? Yuk, simak di bawah ini!

Eksperimen Sains dari Bahan-bahan di Dapur

Seperti contoh yang sebelumnya disebutkan, kegiatan memasak dan makan melibatkan berbagai ilmu sains. Tidak hanya alat yang digunakan, bahan-bahan yang kita butuhkan untuk memasak dan kita konsumsi sehari-hari juga ternyata berkaitan dengan ilmu sains tersebut.

eksperimen sains sederhana
Pisang berubah warna karena pencoklatan enzimatik. (Foto dari sciencefun.org)

Saat di dapur, Bapak dan Ibu Guru pasti sering melihat pisang yang berubah menjadi bintik hitam seiring waktu, atau irisan apel yang berubah menjadi kecoklatan. Kedua fenomena ini memiliki penyebab yang sama yaitu pencoklatan enzimatik yang dipicu oleh enzim Polifenol Oksidase (PPO). Melalui eksperimen ini, Bapak dan Ibu Guru bersama siswa akan mengamati bagaimana enzim dalam buah terbentuk dan dapat bereaksi untuk mengisi udara dalam balon.

Bahan Eksperimen:

  • Botol plastik
  • Pisang yang sangat matang
  • Mangkung
  • Sendok
  • Balon 

Langkah Eksperimen:

  • Kupas pisang dan hancurkan menggunakan sendok sampai halus.
  • Masukkan pisang ke dalam botol.
  • Tiup balon dan posisikan di atas bukaan botol.
  • Letakkan botol di tempat yang hangat, usahakan terkena sinar matahari.
  • Amati pisang dan balon dalam beberapa hari. Apakah balon memiliki udara di dalamnya?

Saat pisang membusuk, jaringan dan sel-sel yang ada di dalamnya menjadi rusak. Hal ini memicu pencoklatan enzimatik, di mana saat pisang dihancurkan akan lebih banyak sel yang melepaskan enzim dan mengeluarkan gas. Gas-gas ini terperangkap di dalam botol dan akhirnya membentuk tekanan yang cukup untuk menggembungkan balon. Melalui eksperimen ini, siswa Bapak dan Ibu Guru bisa mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan biologi, kimia dan reaksinya, serta enzim.

Baca Juga: Pertumbuhan Primer dan Sekunder Tumbuhan

Eksperimen Sains Menggunakan Magnet

Listrik dan magnet menjadi salah satu eksperimen sains yang bisa dilakukan secara sederhana, tapi sangat menyenangkan. Meskipun keduanya saling berkaitan, di eksperimen ini fokus utamanya lebih pada penggunaan magnet untuk membuat sebuah kompas. Bapak dan Ibu Guru bisa mengajak siswa untuk membentuk kompas dengan mencoba menyeimbangkan magnet tapal kuda pada ujung pensil.

Bahan Eksperimen:

  • Tanah liat atau lilin mainan
  • Magnet berbentuk tapal kuda
  • Pensil yang sangat tajam dengan penghapus

Langkah Eksperimen:

  • Bentuk tanah liat atau lilin mainan menjadi sebuah bola.
  • Masukkan ujung penghapus pensil ke dalam tanah liat.
  • Pastikan pensil terpasang erat di tanah liat dan posisi pensil tegak lurus (atas dan bawah).
  • Seimbangkan magnet tapal kuda pada ujung pensil yang tajam.
  • Perhatikan pergerakan magnet yang perlahan-lahan akan mengorientasikan dirinya ke arah utara atau selatan.

Apa yang bisa dipelajari dari eksperimen ini? Kutub utara magnet tapal kuda akan menarik gerak pensil ke utara geografis bumi. Hal ini karena adanya gaya tarik menarik antara magnet dengan kutub magnet bumi. Sama seperti halnya kompas, gaya magnet pada jarum kompas dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Sehingga kutub utara pada jarum kompas akan menunjuk ke arah kutub utara geografis bumi. Jika siswa Bapak dan Ibu Guru bisa menyeimbangkan magnet, maka akan terlihat magnet itu mengarahkan dirinya sendiri dan bertindak sebagai sebuah kompas.

Eksperimen Sains dengan Tanaman

Dalam eksperimen ini, siswa Bapak dan Ibu Guru akan lebih banyak mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup, yaitu tumbuhan. Minta mereka untuk menanam benih dalam sebuah toples dan mengamati dari dekat apa yang terjadi di bawah tanah saat benih mulai tumbuh.

eksperimen sains biologi
Eksperimen melihat perkembangan benih dalam sebuah toples kaca. (Foto dari Freepik)

Bahan Eksperimen:

  • Toples kaca bening atau wadah plastik
  • Air
  • Kertas tisu atau kapas
  • Benih, bisa berupa kacang kering atau jenis lainnya

Langkah Eksperimen:

  • Isi toples atau wadah dengan kertas tisu.
  • Gunakan air untuk membasahi kertas tisu. Pastikan air cukup tanpa membanjiri toples.
  • Masukkan benih ke dalam toples secara hati-hati. Pastikan posisi benih berada di dekat kaca sehingga memudahkan proses pengamatan.
  • Amati proses pertumbuhan benih. Bisa juga menggunakan beberapa jenis benih untuk melihat perbedaan pertumbuhan antarbenih.

Secara perlahan, benih akan menyerap air yang ada pada tisu. Makanan yang tersimpan di dalam benih akan mulai berubah menjadi energi dalam bentuk enzim. Enzim ini akan memulai proses pembentukan akar dan menumbuhkan bagian pertama tanaman. 

Saat benih mulai tumbuh, Bapak dan Ibu Guru bisa meminta siswa untuk mengidentifikasi berbagai aspek tanaman yang sedang berkembang, atau tugaskan mereka untuk mencatat setiap perubahan ukuran atau perkembangan benih dari hari ke hari.

Ketiga eksperimen sains sederhana ini diharapkan bisa bantu meningkatkan pemahaman siswa Bapak dan Ibu Guru tentang ilmu sains. Eksperimen ini juga dapat digunakan sebagai sebuah kegiatan alternatif yang bisa diterapkan di kelas atau saat kelas daring. Selain belajar, tentunya eksperimen sains membuat suasana pembelajaran menjadi lebih seru dan menyenangkan.

Demikian rekomendasi eksperimen sains yang bisa menjadi alternatif bagi Bapak dan Ibu Guru. Bapak/Ibu juga bisa mencoba fitur Zenius untuk Guru sekarang dan rasakan kemudahan belajar mengajar online. Sampai bertemu di artikel blog ZenRu lainnya!

Referensi

https://www.vedantu.com/chemistry/importance-of-science 

https://www.sciencefun.org/kidszone/experiments/science-experiments-for-kids/

https://www.scientificamerican.com/education-and-learning/bring-science-home/

Baca Juga Artikel Lainnya

Tangram, Manfaat dan Fungsinya dalam Pembelajaran

Sumber Energi Tak Terbarukan dan Terbarukan

Rantai Makanan, Peristiwa Makan dan Dimakan

Bagikan Artikel Ini!