Sering membandingkan diri dengan orang lain ataupun dibandingkan? Sebenarnya apa sih efeknya? Yuk, cari tahu selengkapnya di artikel ini!
“Duh, temen gue udah dapat universitas nih. Gue belum.”
“Wajah dia glowing banget ya.”
“Wah, kapan ya aku bisa seperti dia.”
“Aku mah apa dibanding dia.”
Hai Sobat Zenius! Pasti elo pernah terpikirkan hal-hal yang kurang lebih sama dengan ungkapan-ungkapan di atas ketika melihat posting-an orang lain saat scrolling Instagram atau platform social media lainnya, bukan?
Ungkapan-ungkapan itu bisa dibilang mengindikasikan kalau elo membandingkan diri elo sendiri dengan orang lain. Bahkan, mungkin secara nggak sadar elo juga membandingkan diri elo sendiri melalui ungkapan-ungkapan di bawah ini:
Fenomena orang tua membandingkan anak dengan anak orang lain sudah menjadi hal biasa di kalangan masyarakat. Saking biasanya, banyak komen-komen seperti di atas bermunculan di postingan prestasi atau pencapaian seseorang sekedar menjadi bahan candaan. Tapi elo kepikiran nggak sih, kalau dengan membuat ungkapan “untung nggak tetanggaan” atau “sabar ya tetangganya Maudy” itu pun secara tidak langsung menandakan adanya perbandingan diri terhadap sosok Maudy Ayunda.
Membandingkan diri bisa jadi hal yang sangat menghambat apalagi untuk kaum overthinker seperti gue. Hehe. Mark Twain, seorang tokoh sastra pun juga mengatakan bahwa “perbandingan adalah kematian sukacita.” Itu kenapa, quotes atau wejangan seperti “jangan bandingkan dirimu dengan orang lain,” biasanya sering ditemui baik melalui social media atau orang-orang terdekat.
Iya sih, kebanyakan banding-bandingin emang nggak baik. Tapi kenapa ya rasanya nggak bisa berhenti ngebandingin gitu? Yuk, lanjutin bacanya untuk cari tahu alasannya dan juga efek-efek membandingkan diri sekaligus dibandingkan!
Daftar Isi
Kenapa Orang Suka Membandingkan Diri dengan Orang Lain?
Perbandingan sosial didefinisikan oleh para ahli sebagai proses mengenal sikap, keyakinan, dan kemampuan diri sendiri dengan cara membandingkan diri sendiri dengan orang lain di lingkungan mereka (Aronson, Wilson, & Akert, 2010). Kalau dilihat dari penjelasan artinya, membandingkan diri sebenarnya untuk tujuan yang baik ya, Sobat Zenius. Tujuan baik ini pun menjadi salah satu alasan kenapa kita sering membandingkan diri dengan orang lain.
Ketika seseorang sudah mengetahui posisinya dibandingkan orang lain, biasanya ia akan menjadi termotivasi untuk meningkatkan diri. Keinginan untuk menjadi lebih baik dari seseorang ini terus ada karena seseorang merasa dirinya belum cukup baik untuk mencapai suatu hal yang ia inginkan. Seperti yang dikatakan oleh seorang filsuf ternama, Alan Watts bahwa:
Psikolog sosial dan penulis buku, Adam Galinsky dan Maurice Schweitzer (2015) menyampaikan dalam buku mereka yang berjudul Friend and Foe: When to Cooperate, When to Compete, and How to Succeed at Both, bahwa perbandingan sosial atau perbandingan diri merupakan kecenderungan bawaan manusia.
Schweitzer juga menyampaikan pada tim Science of Us dari sebuah media sains digital, The Cut bahwa manusia sudah terprogram untuk terlibat dalam perbandingan. Argumen itu juga didukung oleh Psychology Today, sebanyak 10% pikiran manusia melibatkan berbagai bentuk perbandingan.
Dengan begitu, alasan kenapa kita terus membandingkan diri dengan orang lain, yaitu karena sudah menjadi bawaan sejak lahir, membantu kita dalam pengenalan diri, dan rasa belum cukup baik itu sendiri.
Baca Juga:
Kenalan Sama Perfeksionis Lewat Serial Komik Psikologi
Pola Pikir Orang Cerdas Berkaitan dengan Kecerdasan Emosionalnya
Kenalan dengan Bipolar Disorder Lewat Serial Komik Psikologi
Efek Membandingkan Dirimu dengan Orang Lain Terhadap Kepercayaan Diri
Sebuah studi meta-analisis yang dilakukan pada tahun 2018 oleh Gerber dan kedua rekannya menemukan kecenderungan seseorang membandingkan diri dengan orang lain yang dirasa lebih baik dibandingkan yang lebih buruk lho, Sobat Zenius. Elo juga merasakan hal sama nggak nih?
Kalau iya, ada baiknya untuk waspada efek negatif yang ada terhadap hal tersebut. Pasalnya, walaupun membandingkan diri dengan orang yang lebih baik dapat membantu seseorang untuk berkembang, namun jika tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri malah akan menyebabkan kepercayaan diri yang semakin menurun (Harley Therapy, 2015).
Lalu, kalau suka membandingkan diri sampai kepercayaan diri menurun, apa sih pengaruhnya? Memiliki kepercayaan diri yang tinggi tentunya membawa berbagai manfaat. Sehingga, sangat disayangkan jika seseorang terhambat karena kepercayaan diri yang rendah.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu kepercayaan diri dan manfaat dari kepercayaan diri yang tinggi, elo bisa menyimak penjelasan dibawah ini ya, Sobat Zenius.
Apa itu Kepercayaan Diri?
Percaya pada kemampuan diri sendiri disebut memiliki kepercayaan diri. Karena kepercayaan diri cenderung terikat dengan keyakinan diri dalam mencapai suatu hal, konsep kepercayaan diri sangat berkaitan dengan motivasi. Bandura (1986), psikolog yang menemukan teori kognitif sosial (teori tentang kecenderungan seseorang meniru yang ada di media), juga menegaskan bahwa kepercayaan diri merupakan motivator dan pengatur perilaku manusia.
Ruth Kanfer, seorang penulis buku tentang teori motivasi, menjelaskan bahwa dalam komponen motivasi yang memberikan informasi tentang kinerja seseorang, perbandingan antara kinerja dengan tujuan dibuat. Nah, perbandingan ini lah yang menghasilkan kepuasan ataupun ketidakpuasan diri sekaligus kepercayaan diri terhadap kemampuan mencapai suatu tujuan.
Oleh karena itu kepercayaan diri menjadi bagian yang penting dari kuatnya keinginan seseorang untuk mencapai suatu hal.
Manfaat Sikap Percaya Diri untuk Pelajar Berdasarkan Penelitian
Berikut adalah contoh manfaat dari sikap percaya diri yang bisa menjadi referensi untuk elo yang masih ragu tentang pentingnya kepercayaan diri.
- Meningkatkan Motivasi
Seperti yang sudah dibahas secara sekilas di bagian sebelumnya, kepercayaan diri terhadap kemampuan diri memang dapat meningkatkan motivasi (Roland B. & Jean, T, 2001). Motivasi yang tinggi juga memberikan keinginan yang kuat dalam berusaha.
Pasti elo juga pernah kan ngerasa sulit melakukan sesuatu karena kurang ada motivasi? Contohnya seperti sulit belajar rutin setiap hari. Tetapi ketika besoknya ada ujian, baru deh motivasi itu datang dengan kuat sehingga kita mau mati-matian belajar.
Kok bisa begitu ya? Ternyata, memang di saat siswa memiliki motivasi yang kuat ia jadi memiliki semacam energi, arahan, dan juga ketekunan untuk membuat suatu tindakan begitu (Ormrod, 2003).
Jadi, dengan memiliki kepercayaan diri yang cukup, elo juga bisa mencapai hal-hal besar yang elo inginkan karena elo menjadi tidak ragu-ragu dalam berusaha dan memperjuangkan hal tersebut.
- Meningkatkan Performa Siswa di Sekolah
Sebuah penelitian (Moneva & Tribunalo, 2020), menemukan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kepercayaan diri siswa dengan performa mengerjakan tugas. Dari penelitian itu ditemukan bahwa dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi siswa dapat dengan mudah menyelesaikan tugas-tugas mereka dan berani berpartisipasi dengan aktif di sekolah.
- Meningkatkan Prestasi Akademik
Berkaitan dengan meningkatnya motivasi karena kepercayaan yang tinggi, sebuah penelitian menemukan bahwa tingkat motivasi siswa mempengaruhi tingkat prestasi akademik mereka (Tella, 2007). Temuan dari penelitian yang lebih lama (Redenbach, 1991) menemukan bahwa siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi memiliki tingkat pencapaian akademik yang tinggi lebih tinggi dibanding mereka yang kepercayaan dirinya rendah.
Secara spesifik, ada juga lho penelitian yang menunjukan adanya kontribusi positif dari kepercayaan diri terhadap prestasi belajar matematika. Jadi, kalau Sobat Zenius ingin mendapat nilai Matematika yang lebih baik, elo bisa juga nih mencoba meningkatkan rasa percaya diri elo dalam bidang tersebut.
Gimana? Pasti sampai sini elo sudah lebih mengerti tentang efek buruk dari membandingkan dirimu dengan orang lain, bukan? Eits, tapi bagaimana kalau yang membandingkan diri kita terhadap orang lain itu justru orang lain?
Efek Membandingkan Anak dengan Anak Orang Lain Terhadap Prestasi Akademiknya
Seperti yang tadi gue omongin di awal, saat ini banyak anak muda yang merasa bahwa orang tua sering membanding-bandingkan mereka dengan orang lain, contohnya anak tetangga. Mungkin kalau saat dibandingkan anak itu ada di posisi yang lebih baik sih aman ya. Tapi, kalau ia di posisi yang lebih buruk, pastilah ada efek yang kurang baik terhadap kepercayaan dirinya yang bisa berujung pada semakin buruknya pencapaian si anak tersebut.
Efek buruk dari membandingkan anak dengan anak lain berkaitan dengan pembentukan konsep diri yang buruk. Konsep diri sendiri merupakan gambaran seseorang terhadap dirinya sendiri. Bagaimana konsep diri seseorang sangat berpengaruh dalam cara seseorang berperilaku.
Nah, kalau elo penasaran tentang bagaimana sih pengalaman dibandingkan dengan anak lain dapat mempengaruhi konsep diri dan pencapaian belajar elo, elo bisa cek video di bawah ini ya.
Video: Konsep Diri: Perbandingan
Penutup
Wah, nggak terasa sudah sampai akhir artikel saja nih. Nah, karena elo sudah lebih mengerti tentang apa itu membandingkan diri, efek buruk dari membandingkan diri dan dibandingkan terhadap kepercayaan diri dan prestasi akademik elo, semoga elo bisa menghindari hal-hal tersebut ya.
Usahakan untuk selalu memiliki intensi yang baik terhadap diri elo dan jangan lupa untuk mensyukuri dan mengapresiasi seluruh pencapaian yang elo raih selama hidup.
Sekian dari gue, see you in the next article!
Leave a Comment