Cara dan Solusi Mengatasi Pemberontakan di Indonesia

Solusi dan Cara Mengatasi Pemberontakan di Indonesia – Materi Sejarah Kelas 12

Hai Sobat Zenius!

Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, tidak semerta-merta membuat Indonesia menjadi negara bebas. Banyak tantangan yang terus dihadapi oleh bangsa kita, salah satu tantangan tersebut adalah pemberontakan dari dalam negeri. Yap! Beberapa kelompok masyarakat kala itu sempat memberontak, namun pemerintah melakukan berbagai cara mengatasi pemberontakan di Indonesia.

Dalam artikel ini, gue akan membahas tentang solusi dan cara mengatasi pemberontakan di Indonesia yang pernah dilakukan oleh pemerintah. Cara mengatasi pemberontakan di Indonesia yang akan dibahas dalam artikel ini adalah operasi militer dan diplomasi. Sedangkan, peristiwa pemberontakan yang akan kita bahas akan kita batasi dari era pasca kemerdekaan Indonesia hingga akhir orde lama (1945 – 1965).

Yuk, simak pembahasan tentang solusi dan cara mengatasi pemberontakan di Indonesia!

Pengantar: Pemberontakan di Indonesia

Berdirinya Indonesia sebagai negara daulat menemui banyak tantangan, salah satunya adalah pemberontakan. Sebagian besar, pemberontakan terjadi akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah saat itu.

Ketidakpuasan tersebut akhirnya berujung pada sikap protes dari masyarakat, hingga timbul pemberontakan. Pemberontakan terjadi baik dalam lingkup kedaerahan maupun nasional. Beberapa aktor yang mempengaruhi pemberontakan tersebut datang dari dari tokoh politik, anggota militer, pejabat, dan pimpinan daerah.

Nah, selain persoalan di atas, ada beberapa alasan utama lain yang mendukung terjadinya pemberontakan. Simak, ya!

Alasan Pemberontakan di Indonesia

Ada tiga alasan yang melatarbelakangi gerakan pemberontakan di Indonesia.

Solusi dan Cara Mengatasi Pemberontakan di Indonesia - Materi Sejarah Kelas 12 17
Alasan yang melatar belakangi pemberontakan di Indonesia.

1. Keinginan Untuk Menggantikan Sistem pemerintahan yang Baru

PKI

Salah satu organisasi yang ingin mengganti sistem pemerintahan di Indonesia adalah PKI (Partai Komunis Indonesia). Partai ini ingin agar sistem negara Indonesia berlandaskan ideologi sosialisme/komunisme. Pemberontakan oleh PKI pun dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1948 dan 1965.

Baca juga:

Dinamika Catatan Sejarah 30 September 1965

DI / TII

Pemimpin DI/TII
Para pemimpin DI/TTI di masing-masing wilayah (sumber: Wiki Commons)

Kelompok lainnya adalah DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Kelompok ini menghendaki agar Indonesia berpaham Islamisme dan menetapkan hukum Islam sebagai hukum negara. Pemberontakan ini berlangsung di empat  daerah, yaitu Jawa Barat yang dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo,  Sulawesi Selatan oleh Kahar Muzakar, Aceh oleh Daud Beureu’eh, dan Kalimantan Selatan oleh Ibnu Hajar.

APRA

Kelompok lainnya adalah APRA (Angkatan Perang Ratu Adil). Pemberontakan ini dipimpin oleh Kapten Westerling. Pemberontakan ini menghendaki agar Indonesia tetap mempertahankan bentuk federal, daripada menjadi negara kesatuan. APRA juga menghendaki agar setiap negara bagian memiliki tentara sendiri.

Baca juga:

Latar Belakang Pemberontakan APRA, Tujuan, dan Kronologinya

2. Keinginan Untuk Membentuk Negara Baru

RMS

Kelompok yang melakukan pemberontakan dengan alasan ini salah satunya adalah Gerakan RMS (Republik Maluku Selatan). Pemberontakan ini dipimpin oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil. Ia tidak setuju dengan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, ia juga menginginkan pembentukan Republik Maluku Selatan.

Baca juga:

Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) – Latar Belakang, Tokoh, dan Dampaknya

3. Kekecewaan terhadap Kebijakan Pemerintah Pusat 

PRRI/Permesta

Salah satu pemberontakan yang dilatarbelakangi oleh hal ini adalah yang dilakukan oleh Gerakan PRRI/Permesta (Pemerintahan Revolusioner Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta). Pemberontakan ini dipimpin oleh beberapa panglima militer di Sumatera dan Sulawesi. 

Kelompok ini menginkan kekuasaan penuh daerah Sumatera dan Sulawesi, sebagai akibat dari ketidakstabilan pemerintah pusat. Sehingga, daerah tersebut memiliki kewenangan khusus atau yang disebut sebagai otonomi

Alasan lainnya adalah militer yang terbengkalai. Banyak anggota laskar, KNIL, atau PETA yang tidak mampu untuk masuk ke dalam TNI. Selain itu, gaji anggota militer yang kecil membuat mereka akhirnya memberontak.

Baca juga:

Pemberontakan PRRI – Latar Belakang, Tujuan, dan Tokohnya

Cara Mengatasi Pemberontakan di Indonesia

Cara Mengatasi Pemberontakan di Indonesia
Dua cara mengatasi pemberontakan

Ada dua cara mengatasi pemberontakan di Indonesia yang dilakukan oleh Pemerintah, yaitu operasi militer dan diplomasi.

1. Operasi Militer

Cara mengatasi pemberontakan di Indonesia yang pertama adalah dengan melakukan operasi militer.

Operasi Pemberontakan PKI Madiun 1946

Ketika terjadi pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1946, Pemerintah Indonesia, melalui Panglima Besar Jenderal Soedirman menggunakan operasi militer sebagai cara mengatasi pemberontakan. Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi II Jawa Tengah bagian Timur) dan Kolonel Sungkono (Panglima Divisi Jawa Timur) untuk menumpas PKI.

Pemberontakan PKI di Madiun pun dapat ditumpas pada 30 September 1948. Musso dan Amir Syarifuddin, sebagai pimpinan pemberontakan tewas dalam pelarian. Operasi militer ini dilaksanakan hingga Desember 1948, guna menumpas beberapa anggota pemberontakan yang masih tersisa.

Operasi Pagar Betis

Operasi militer lainnya adalah Operasi Pagar Betis yang dilakukukan oleh pasukan TNI dari divisi Siliwangi di Jawa Barat. Operasi ini bertujuan untuk menumpas pemberontakan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo. Operasi ini pun berhasil berjalan dengan lancar, hingga Kartosuwiryo ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Operasi 17 Agustus

Cara mengatasi pemberontakan di Indonesia melalui operasi militer yang berikutnya adalah Operasi 17 Agustus. Operasi ini bertujuan untuk menumpas pemberontakan PRRI di Sumatera. Operasi ini juga bertugas untuk mencegah meluasnya pengaruh-pengaruh asing akibat pemberontakan. Dari operasi militer ini, Pekanbaru berhasil diamankan pada 14 Maret 1958 dan Bukit Tinggi diamankan pada 4 Mei 1958.

Diplomasi

Cara mengatasi pemberontakan di Indonesia yang kedua adalah dengan diplomasi. Bentuk dari dari diplomasi dapat berupa negosiasi dan amnesti. Negosiasi berarti upaya perundingan dari pemerintah Indonesia terhadap pihak yang berkonflik guna mencapai kesepakatan bersama. Sedangkan, amnesti adalah pengampunan yang diberikan pemerintah terhadap pemberontak.

Salah satu cara mengatasi pemberontakan di Indonesia dengan jalur diplomasi adalah upaya penyelesaian kasus DI/TII di Aceh. Melalui Panglima Daerah Militer TNI, yaitu Kolonel Jasin, diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh. Upaya ini berhasil dilakukan sehingga tercipta penyelesaian pemberontakan secara damai.

Cara mengatasi pemberontakan di Indonesia lainnya yang menggunakan diplomasi adalah upaya penyelesaian pemberontakan RMS. Diplomasi ini dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui Dr. J. Leimena. Upaya ini bertujuan agar RMS kembali menjadi bagian NKRI. Namun, upaya diplomasi tidak menemui titik terang, sehingga pemerintah pun melakukan penyelesaian melalui operasi militer.

Kesimpulan

Kesimpulannya, terdapat tiga alasan utama yang melatarbelakangi pemberontakan di Indonesia, yakni mengganti sistem pemerintahan, memisahkan diri dari negara, dan kekecewaan terhadap kebijakan pemerintahan pusat. Beberapa contoh dari pemberontakan ini adalah PKI pada tahun 1948, gerakan RMS pada tahun 1950, dan PRRI/Permesta pada 1958.

Namun, terdapat dua cara mengatasi pemberontakan di Indonesia. Pertama adalah upaya militer, seperti Operasi Militer 17 Agustus dan Operasi Pagar Betis. Kedua adalah melalui upaya diplomasi dan negosiasi. Dalam hal ini, upaya diplomasi untuk menumpas DI/TII di Aceh dan diplomasi RMS di Maluku.

Penutup

Nah, itu dia penjelasan tentang cara mengatasi pemberontakan di Indonesia. Nah, kalau elo mau mempelajari materi ini lebih dalam, jangan lupa untuk klik banner di bawah ini.

Solusi dan Cara Mengatasi Pemberontakan di Indonesia - Materi Sejarah Kelas 12 18

Zenius punya beberapa paket belajar untuk elo. Elo bisa pilih paket yang paling sesuai dengan kebutuhan elo. Jadi, elo bisa belajar hingga benar-benar memahami dan mengerti konsepnya. Yuk, langsung aja klik banner di bawah ini!

Langganan Zenius

Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat dan selamat belajar!

Penulis: Luis Moya

Bagikan Artikel Ini!