bullyinf verbal terhadap anak

3 Bahaya Bullying Verbal Terhadap Anak dan Cara Menghindarinya

Apakah Ibu dan Ayah sudah tahu bahaya bullying verbal terhadap anak?

Bullying berdampak buruk pada perkembangan emosi dan perilaku anak, lho, Ibu dan Ayah. Berdasarkan hasil riset yang dilansir Psychology Today, anak yang mengalami bullying mengalami kesulitan untuk bersosialisasi dan berteman. Tidak hanya itu, anak yang mengalami bullying juga cenderung memiliki prestasi akademik yang rendah.

Dalam riset tersebut juga disebutkan bahwa anak yang mengalami bullying cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi dan sering kali mengalami obesitas akibat stress-eating, yaitu pola makan berlebihan yang diakibatkan oleh stres.

Berbahaya sekali bukan, Ibu dan Ayah?

Bullying dapat diterima anak bukan hanya dari temannya saja lho, Ibu dan Ayah. Anda sebagai orang tua juga bisa tanpa sengaja melakukan bullying kepada anak.

Sebelum Zenius menjelaskan bagaimana cara menghindari perilaku bullying terhadap anak, Zenius ingin mengajak Ibu dan Ayah untuk memahami dulu nih, apa itu bullying.

Apa Itu Bullying?

Perilaku bullying dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa
Perilaku bullying dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Berdasarkan definisi dari American Psychological Association (APA), bullying adalah perilaku agresif yang dapat membuat seseorang mengalami perasaan tidak nyaman bahkan mengalami cedera.

Bullying ini dapat berupa bullying fisik maupun bullying verbal. Bullying fisik di antaranya adalah memukul, menendang, dan berbagai bentuk kekerasan fisik lainnya. Sementara, bullying verbal dapat berupa perkataan yang menghina, merendahkan, hingga membentak.

Sebagai orang tua, tentu sangat kecil kemungkinan Ibu dan Ayah melakukan bullying kepada anak bukan? Namun, ini bukan berarti Ibu dan Ayah tidak mungkin melakukannya tanpa sengaja. Kemungkinan besar, Ibu dan Ayah pernah melakukan bullying verbal terhadap anak tanpa sengaja.

Dilansir US News, bullying verbal terhadap anak lebih mungkin dilakukan orang tua tanpa sengaja. Ini biasanya terjadi ketika Ibu dan Ayah berniat memberikan motivasi kepada anak dengan cara  yang kurang tepat.

Belajar Rasa Main ZeniusLand

Seperti yang sudah Zenius jelaskan sebelumnya, bullying verbal memiliki berbagai dampak buruk terhadap anak. Berikut beberapa bahaya bullying verbal terhadap anak.

Bahaya Bullying Verbal Terhadap Anak

Bullying verbal terhadap anak dapat menyebabkan perasaan rendah diri, penurunan prestasi belajar, hingga depresi.
Bullying verbal berdampak buruk bagi anak

1. Merasa Rendah Diri

Bullying verbal terhadap anak, terutama yang dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa lain di dekatnya, dapat memiliki efek jangka panjang, yang mengakibatkan anak merasa rendah diri.

Bullying verbal, dengan hinaan dan ejekannya,  dapat menghilangkan rasa harga diri seorang anak. Mereka akan kehilangan perasaan berkuasa atas hidup mereka dan mulai mempercayai penghinaan dan melihat diri mereka sebagai sesuatu yang kurang dari siapa mereka sebenarnya.

2. Menurunnya Prestasi Belajar

Pada usia sekolah, efek bullying verbal terhadap anak sering terlihat melalui penurunan kinerja dan partisipasi sekolah. Seorang anak yang dulunya unggul mungkin mulai kehilangan minat belajar dan penurunan nilai belajar. 

Seorang anak yang sebelumnya berkembang pesat dan terlibat aktif dalam kegiatan sekolah akan lebih sering sekarang menyendiri dan enggan terlibat dalam berbagai kegiatan di sekolahnya. Ini semua adalah akibat dari bullying verbal yang menyebabkan anak merasa tidak bersemangat lagi melakukan aktivitas-aktivitas yang dulu disukainya.

3. Stres dan Depresi

Ketika bullying verbal terhadap anak berlangsung dalam waktu yang cukup lama, anak mungkin merasa seolah-olah tidak ada cara untuk melarikan diri, tidak ada jalan keluar. Segalanya menjadi gelap dan dunia menjadi tempat yang dingin dan tidak bersahabat yang dipenuhi dengan bahaya dan serangan yang tak henti-hentinya.

Perasaan tidak mampu dan rasa sakit itu sering menyebabkan depresi pada anak. Jika dibiarkan, korban emosional dari intimidasi verbal bahkan telah menyebabkan upaya bunuh diri, karena korban menyerah begitu saja.

Baca Juga: Mengenal Anxiety, Gangguan Kecemasan yang Rentan Menyerang Remaja

Tanda Ibu dan Ayah Melakukan Bullying Verbal Terhadap Anak Tanpa Sengaja

Orang tua dapat melakukan bullying verbal terhadap anak tanpa sengaja
Orang tua dapat melakukan bullying verbal kepada anak tanpa sengaja

1. Memanggil dengan Nama Panggilan yang Berfokus pada Kelemahan Anak

Apakah Ibu dan Ayah punya nama panggilan tertentu untuk anak? Hati-hati, nama panggilan yang kurang tepat tanpa sengaja bisa menjadi bentuk bullying verbal terhadap anak, lho. Terutama nama-nama panggilan yang berfokus pada kekurangan atau kelemahan anak.

Contohnya, memanggil anak yang memiliki postur pendek dengan panggilan “Si Unyil” atau memanggil anak yang berat badannya sedikit berlebih dengan sebutan “Gembul”.

Jika Ibu dan Ayah tidak sengaja menggunakan nama panggilan ini, cobalah bertanya apakah anak nyaman dengan nama panggilan tersebut. Apabila anak merasa tidak nyaman, segera perbaiki nama panggilan tersebut.

2. Membanding-bandingkan Anak

“Lihat kakak tuh, pintar matematika.”

“Makanya, kamu belajar yang benar biar juara kelas kayak anak tetangga.”

Apa Ibu dan Ayah sering memberikan komentar seperti ini terhadap anak? US News mengkategorikan komentar-komentar ini sebagai bentuk bullying verbal terhadap anak, lho, Ibu dan Ayah.

Komentar-komentar seperti ini dapat berdampak buruk. 

Anak-anak yang sering mendengar komentar-komentar seperti ini cenderung mengembangkan perasaan inferior secara tidak sadar. Selain itu, mereka juga cenderung memiliki amarah tersembunyi terhadap orang tua karena merasa orang tuanya tidak menyayanginya.

Jadi, hindari komentar yang terkesan membanding-bandingkan anak ya, Ibu dan Ayah!

3. Terlalu Protektif terhadap Anak

Sebagai orang tua, Ibu dan Ayah tentu akan berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi anak. Namun, bersikap terlalu melindungi juga bentuk bullying verbal terhadap anak, Ibu dan Ayah.

Menggunakan kata “jangan” secara terus menerus secara tidak langsung mendikte setiap gerakan yang dilakukan seorang anak. Istilah lain dari perilaku seperti ini adalah helicopter parenting di mana orang tua mengontrol setiap gerak-gerik anak.

Perilaku seperti ini dapat menyebabkan anak menjadi terlalu bergantung, terlalu takut, atau bahkan mudah emosional.

Dalam jangka panjang, perilaku bullying terhadap anak dapat berakibat fatal, Ibu dan Ayah. Anak yang mengalami bullying dalam jangka panjang dapat mengalami depresi yang berakibat pada bunuh diri. Dilansir dari TVOneNews, bunuh diri merupakan penyebab kematian terbesar kedua pada usia 15 hingga 29 tahun di Indonesia.

Tentunya Ibu dan Ayah tidak ingin hal ini terjadi bukan?

Setiap saat, setiap orang tua pernah atau akan membuat kesalahan dalam mengasuh anak. Bagaimanapun juga, Ibu dan Ayah hanyalah manusia. Namun, Ibu dan Ayah bisa menghindari perilaku ini dengan mengikuti cara-cara berikut.

Baca Juga: Fenomena Cyberbullying, Kenapa Pelaku Suka Merundung?

Cara Menghindari Bullying Verbal terhadap Anak

Perhatian dan kasih sayang dari orang tua dapat mencegah perilaku bullying terhadap anak
Perhatian dan kasih sayang dari orang tua dapat mencegah perilaku bullying terhadap anak

1. Perhatikan Cara Mengatasi Perilaku Anak yang Tidak Diinginkan

Menurut US News, perilaku bullying verbal terhadap anak muncul ketika orang tua melihat perilaku anak yang tidak diinginkan.

Misalnya, ketika anak melakukan kesalahan, orang tua cenderung mengkritik, alih-alih membantu anak memperbaiki kesalahan tersebut.

Ibu dan Ayah disarankan untuk membiarkan anak sesekali melakukan kesalahan, kecuali jika itu menyangkut kesehatan dan keselamatan anak. Terkadang, kesalahan malah menjadi cara terbaik bagi anak untuk mempelajari hal baru.

2. Terapkan Pola Asuh Otoritatif

Empowering Parents menyebut pola asuh otoritatif menetapkan batasan dan meminta pertanggungjawaban anak atas perilaku mereka. Namun, pada saat yang sama, itu membimbing dan memaafkan anak ketika mereka melakukan kesalahan.

Pola asuh ini efektif karena mengajarkan anak-anak untuk mandiri dan meyakinkan anak bahwa Ibu dan Ayah percaya pada mereka dengan memiliki harapan yang tinggi atas perilaku mereka.

Melalui pola asuh ini, Ibu dan Ayah dapat mendorong anak untuk menjadi kreatif dan mandiri, hanya dalam batas yang telah Ibu dan Ayah tetapkan. Dengan kata lain, Ibu dan Ayah tidak mengendalikan anak, melainkan menciptakan batasan yang sehat di mana mereka dapat tumbuh dan berkembang. 

3. Berkonsultasi dengan Profesional

Terakhir, jika Ibu dan Ayah merasa ragu dan ingin memastikan bagaimana cara menghindari perilaku bullying verbal terhadap anak, cobalah berkonsultasi dengan psikolog anak profesional.

Ibu dan Ayah bisa berdiskusi dengan psikolog mengenai pola asuh anak serta berbagai hal lain mengenai pengasuhan dan tumbuh kembang anak.

Baca Juga: Infografis Cyberbullying: Ciri-Ciri, Dampak, hingga Cara Menghadapinya

Kesimpulan

Bullying verbal terhadap anak memberikan dampak yang sama buruknya dengan bullying fisik. Sebagai orang tua, Ibu dan Ayah harus dapat melindungi anak dari perilaku ini baik di dalam rumah maupun di luar rumah. 

Perhatikan berbagai tanda Ibu dan Ayah melakukan bullying verbal tanpa sengaja seperti menggunakan nama panggilan atau membanding-bandingkan anak sehingga anak tampak tidak nyaman. Jangan lupa juga untuk melakukan berbagai cara yang sudah Zenius rekomendasikan di atas agar Ibu dan Ayah terhindar dari perilaku bullying verbal terhadap anak.

Ibu dan Ayah dapat mendidik anak mengenali perilaku-perilaku bullying dengan memperlihatkan contoh melalui media seperti video Tiga Sekawan dari Zenius berikut.

zeniusland

Download ZeniusLand

Aplikasi edukasi online dipenuhi dengan cerita seru dan permainan interaktif, untuk mengasah kemampuan berpikir kritis. Dirancang khusus untuk anak usia 7–12 tahun.

icon download playstore
icon download appstore
Bagikan Artikel Ini!