Mengenal Apa Itu Proaktif, Kekuatan untuk Mengubah Takdir

Mengenal Apa Itu Proaktif, Kekuatan untuk Mengubah Takdir

Mengenal lebih jauh tentang apa itu proaktif, bagaimana manfaatnya, serta apa bedanya dengan sikap reaktif. Simak selengkapnya di sini, ya!

Pasti elo sering denger ungkapan “orang punya takdirnya masing-masing”. Atau mungkin di situasi yang kurang mengenakan seperti nggak diterima di universitas impian, misalnya, lalu ada yang bilang “bukan takdir gue,” atau “sudah nasib”. Seakan-akan semua terjadi hanya karena takdir. 

Nah, kalau elo ditawarin kekuatan super yang bisa digunakan untuk mengubah takdir elo sendiri, mau nggak? Pasti mau dong.

Ilustrasi kekuatan super (Arsip Zenius)
Ilustrasi kekuatan super (Arsip Zenius)

Pas banget, nih. Stephen Covey, melalui bukunya yang berjudul The Seven Habits of Highly Effective People menawarkan cara untuk memiliki kendali terhadap nasib atau takdir diri elo masing-masing. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menjadi proaktif, bukan reaktif. 

Apa sih yang dimaksud dengan proaktif? Tenang, dalam artikel kali ini gue akan bagikan pengertian proaktif, bagaimana pola pikir yang proaktif itu, manfaatnya, dan juga perbedaannya dengan sifat yang reaktif. Yuk, lanjutin bacanya untuk mencari tahu!

Apa Itu Proaktif? 

Kalau menurut KBBI, proaktif merupakan kata sifat yang artinya lebih aktif, Sobat Zenius. Tapi lebih aktif seperti apa sih, yang dimaksud?

Ilustrasi KBBI (Arsip Zenius)
Pengertian proaktif di KBBI (Arsip Zenius)

Untuk membantu memahami, kita coba tengok pengertian proaktif dari beberapa ahli, ya.

Dalam jurnalnya, Profesor Thomas Bateman dan Michael Crant (1993) pernah menyampaikan bahwa proaktif adalah sikap seseorang yang tidak dibatasi keadaan sekitar melainkan justru dapat mempengaruhi perubahan lingkungan sekitarnya. 

Berbeda dengan orang pasif, yang memasrahkan apa yang terjadi pada dirinya pada situasi yang ada, orang aktif justru dengan cerdik tidak membiarkan situasi membentuk siapa mereka.

Ilustrasi sikap proaktif (Dok. Brett Jordan via Unsplash)
Ilustrasi sikap proaktif (Dok. Brett Jordan via Unsplash)

Contohnya nih, kalau elo punya niatan mau belajar tentang materi jaringan tumbuhan nih, eh ternyata buku biologi elo ketinggalan di sekolah. Kalau elo pasif, elo akan berpasrah aja gitu tanpa ada inisiatif untuk mengatasinya. Ya udah deh, nggak jadi belajar karena nggak ada bukunya. 

Tapi, kalau elo proaktif, elo bisa dong bertindak dengan lebih cerdik lagi supaya walaupun situasinya kurang mendukung elo tetap bisa belajar.

Gimana caranya? Ya, mungkin elo berinisiatif untuk belajar pakai materi yang ada di internet. Misalnya, elo bisa baca artikel materi di blog Zenius yang berjudul 6 Jenis Jaringan Tumbuhan – Materi Biologi Kelas 11. Atau elo juga bisa nih menonton video materinya tentang Jaringan dan Organ Tumbuhan di bawah ini.

Jaringan dan Organ Tumbuhan

Jadi orang yang proaktif itu dicirikan dengan memiliki inisiatif untuk mengambil tindakan supaya tidak dikalahkan oleh situasi yang ada.

Menurut Stephen Covey sendiri, proaktif adalah ketika seseorang tidak hanya sekedar mengambil inisiatif, tetapi juga menyadari kalau setiap orang memiliki tanggung-jawabnya masing-masing. 

Tanggung jawab itu kan kalau dalam Bahasa Inggris responsibility. Kalau menurut Stephen, kata itu berasal dari gabungan kata “response” dan “ability”. Artinya, memiliki kemampuan untuk memilih respons, reaksi, atau tanggapan terhadap keadaan sekitar.

Kalau kata Confucius, seorang tokoh filsuf, “Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan.

Ilustrasi quotes Confucius (Arsip Zenius)
Ilustrasi quote Confucius (Arsip Zenius)

Jadi, seseorang yang proaktif ketika di dalam situasi dan kondisinya yang tidak mendukung tujuannya, ia tetap akan aktif mencari cara dan mengambil tindakan supaya tujuannya dapat terwujud. Hal itu terjadi karena ia memilih untuk merespons suatu keadaan secara positif sesuai dengan nilai-nilai yang dimilikinya. 

Baca Juga

Pola Pikir Orang Cerdas Berkaitan dengan Kecerdasan Emosionalnya

Apa Perbedaan Orang Pintar dengan Orang Cerdas? Ini 5 Jawabannya

Pola Pikir Proaktif dan Manfaatnya 

Dari penjelasan tentang apa itu proaktif, kita bisa tahu nih salah satu cara berpikir orang yang proaktif, yaitu tidak dibatasi keadaan sekitar. Seburuk apa situasi yang menimpanya, ia menyadari bahwa ia memiliki kebebasan untuk memilih bagaimana ia akan menerimanya. Dengan bersusah hati atau dengan lapang dada dan lebih positif.

Ketika suatu hal buruk terjadi, elo nggak akan berhenti berusaha dan berpikir, “Oh, ya sudahlah, gini saja, mau gimana lagi.” Tapi, elo bisa memikirkan tindakan-tindakan inisiatif yang masih bisa elo lakukan dalam situasi tersebut, seperti contoh ketika mau belajar biologi tadi. 

Dengan begitu, elo jadi memiliki kesadaran bahwa sebenarnya tindakan yang elo pilihlah yang mempengaruhi nasib atau takdir, bukan situasinya. Di situlah di mana kekuatan supernya terletak, Sobat Zenius. Elo bisa mengubah takdir elo, kalau elo mau memberikan respons yang baik terhadap situasi yang buruk sekalipun.

Nih, mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama pernah bilang begini:

Ilustrasi quotes Barack Obama (Arsip Zenius)
Ilustrasi quotes Barack Obama (Arsip Zenius)

Dalam dunia kerja Michael Frese dan Doris Fay (2001) menyampaikan, bahwa orang yang proaktif lebih memiliki kemungkinan untuk melampaui harapan yang diberikan di tempat kerja karena pemikiran mereka berorientasi ke masa depan. Orang proaktif tidak menunggu suatu hal terjadi untuk beraksi. Ia sudah bisa memikirkan kemungkinan di masa depan dan melakukan langkah antisipasi.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2021 (Ghulam Abid, dkk.) juga menemukan bahwa orang-orang proaktif ternyata lebih bisa berkembang di tempat pekerjaan dan memiliki sikap self-leadership. Sehingga mereka bisa mengelola dan mengontrol diri sendiri untuk mencapai tujuan.

Ilustrasi dunia kerja (Dok. LinkedIn Sales Solutions via Unsplah)
Ilustrasi dunia kerja (Dok. LinkedIn Sales Solutions via Unsplah)

Mengutip laporan Psychology Today (2018), bersikap proaktif juga memampukan elo untuk melakukan tiga hal ini:

  1. Menyadari dan mencegah terjadinya suatu masalah.
  2. Mengidentifikasi, mengejar, dan menangkap peluang.
  3. Menciptakan masa depan yang diimpikan 

Jadi, kalau elo ingin sukses elo juga harus berani proaktif untuk mewujudkan kesuksesan itu, Sobat Zenius.

“Ah, gue nggak akan sukses. Gue kan nggak cerdas.”

Eits, justru dengan bersikap proaktif elo juga bisa jadi semakin cerdas, lho. Bahkan IQ elo pun bisa meningkat. Gimana caranya? Kalau elo ingin tahu caranya, elo bisa tonton video keren Zenius di bawah ini ya.

Video: Proaktif

Proaktif

Proaktif VS Reaktif 

Lawan dari sikap proaktif adalah reaktif, Sobat Zenius. Berlawanan dengan proaktif, orang yang reaktif cenderung berpasrah dengan situasi, sehingga tidak memiliki kontrol akan apa yang terjadi pada dirinya.

Ilustrasi proaktif VS reaktif (Arsip Zenius)
Ilustrasi proaktif VS reaktif (Arsip Zenius)

Supaya elo lebih bisa membedakan antara sikap proaktif dan reaktif, elo bisa cermati tabel di bawah ini ya.

ProaktifReaktif
Mengontrol respons terhadap situasi atau kondisi yang ada.Membiarkan situasi atau kondisi mengontrol respons diri.
Di dorong oleh nilai-nilai diri.Didorong oleh perasaan, keadaan, dan lingkungan.
“Mari mencari cara alternatif.”“Tidak ada yang bisa dilakukan.”

Penutup 

Sekian sharing gue kali ini tentang apa itu proaktif, pola pikir proaktif, manfaatnya, dan perbedaan proaktif dan reaktif.

Semoga dengan informasi yang sudah gue bagikan, elo jadi terinspirasi untuk menjadi pribadi yang lebih proaktif ya, Sobat Zenius. See you in the next article!

Referensi

Personal initiative: An active performance concept for work in the 21st century – Michael Frese & Doris Fay (2001)

Positive personality traits and self-leadership in sustainable organizations: Mediating influence of thriving and moderating role of proactive personality – Ghulam Abid, Bindu Arya, Amara Arshad, Saira Ahmed, & SairaFarooqi (2021)

The proactive component of organizational behavior: A measure and correlates – Thomas S. Bateman & J. Michael Crant (1993)

Proactive Personality – J. Michael Crant, Jia Hu, & Kaifeng Jiang (2017)

The Seven habits of Highly Effective Person – Stephen R. Covey (1991)

Why Proactivity Is the Superpower You Can and Should Develop – Psychology Today (2018)

Bagikan Artikel Ini!