ameliorasi dan peyorasi

Mengenal Perbedaan Makna Ameliorasi dan Peyorasi

Apa yang dimaksud dengan perubahan makna ameliorasi dan peyorasi

Kita akan membahas apa itu ameliorasi dan contoh kalimat ameliorasi. Selain itu, makna peyorasi juga akan dijelaskan di sini bersama dengan contoh kalimat peyorasi. Yuk, simak pembahasan selengkapnya di bawah ini!

Hai, para pejuang UTBK!

Elo tahu nggak, sih, kalau kata-kata itu, punya makna yang berbeda-beda untuk setiap orang. Misalnya, kalau gue mengucapkan kata, “bodoh.” Mungkin ada yang merasa kata tersebut kasar, tapi ada yang menganggap kalau itu tidak kasar alias biasa aja.

Menurut elo, kenapa setiap orang punya pemaknaan yang berbeda-beda terhadap suatu kata?

Nah, kalau dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah konotasi. Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konotasi adalah, “Tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata.

Dari definisi tentang konotasi tersebut, kita melihat kalau seseorang punya tautan atau hubungan terhadap suatu kata yang memiliki nilai rasa. Tentunya, perasaan terhadap kata-kata ini bergantung sama pengalaman hidup seseorang juga.

Yap! Perbedaan rasa ini, bisa dipengaruhi sama pengalaman hidup, lingkungan tempat tinggal, dan berbagai hal lainnya.

Contoh lainnya, deh, gue pernah ngomong gini sama seorang perempuan.

“Hai, kamu apa kabar?”

Ternyata, kalau gue tinggal di Jakarta, kata panggilan “aku” dan “kamu” dianggap punya konotasi baper alias bawa perasaan. Oleh karena itu, kalau gue ganti kalimatnya menjadi:

“Hai, elo apa kabar?”

Ini jauh lebih bisa diterima, karena gue tidak memunculkan kesan pengin ngedeketin doi. Dia juga tidak merasa risi karena gue menggunakan “gue” dan “elo” ketika berbicara dengannya.

Padahal, gue berasal dari daerah yang memang lazimnya menggunakan kata panggilan “aku” dan “kamu”, tanpa adanya konotasi tertentu.

Oke, setelah gue menjelaskan tentang konotasi atau pemaknaan pada suatu kata, apa hubungannya dengan pembahasan kita kali ini?

Nah, gue bakalan ngomongin tentang ameliorasi dan peyorasi. Sebelumnya, apakah kamu (eh, maksud gue, elo, hehe!) sudah pernah mendengar dua istilah ini?

Mengenal Perbedaan Makna Ameliorasi dan Peyorasi 9
Ilustrasi Ameliorasi dan Peyorasi (Arsip Zenius)

Dua kata ini, berhubungan dengan pemaknaan terhadap suatu kata tertentu, yang juga berkaitan dengan konotasi dalam suatu kata. 

Yuk, simak penjelasan tentang pengertian ameliorasi serta pengertian peyorasi di bawah ini!

Ameliorasi dan Peyorasi

Kalau elo pernah ngikutin beritanya, dulu sempet viral seorang ojek online yang diprotes pelanggannya karena menggunakan kata sapa yang dianggapnya tidak sopan. 

Melansir dari Suara.com, pelanggan tersebut tidak terima karena dipanggil “Mbak”. Menurutnya, panggilan kata “Non” atau “Kak”, jauh lebih sopan karena mereka tinggal di Jakarta.

Berdasarkan cerita tersebut, kita bisa melihat kalau kata panggilan tersebut punya makna kata yang dianggap lebih baik atau lebih buruk. Nah, hal ini berkaitan erat dengan ameliorasi dan peyorasi.

Oke, kalau begitu, ayo kita bahas satu per satu, ya.

Baca Juga: Mengenal Ejaan Bahasa Indonesia dan Penggunaannya

Pengertian Ameliorasi

Coba elo perhatikan definisi dari ameliorasi di bawah ini.

Perubahan makna ameliorasi
Ilustrasi Ameliorasi (Arsip Zenius)

Dari definisi tersebut, kita tahu kalau ameliorasi adalah sebuah kata yang memiliki perubahan makna yang awalnya dianggap buruk atau tidak sopan, menjadi sebuah kata yang lebih baik atau lebih sopan digunakan.

Maksudnya, gimana? Coba perhatikan contoh kalimat ameliorasi di bawah ini.

“Hari ini, gue nongkrong di kedai kopi bersama teman tuli.”

Coba elo fokus ke penggunaaan kata tuli pada kalimat di atas. Kata tersebut, mengalami perubahan makna ameliorasi. Karena dulu, kata “tuli” berkonotasi cenderung buruk dan dianggap tidak sopan.

Namun, penggunakan kata tuli saat ini mengalami perubahan makna yang lebih baik, daripada makna sebelumnya atau makna di masa lalu.

Nah, salah satu miskonsepsi dari penggunaan ameliorasi, adalah perbedaannya dengan eufemisme.

Kalau elo memperdebatkan mana kata yang lebih sopan di antara tuli atau tunarungu, maka elo sudah masuk ke dalam pembahasan tentang eufemisme.

Mengutip dari KBBI, eufemisme adalah, “Ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, yang dianggap merugikan atau tidak menyenangkan, misalnya meninggal dunia untuk mati.

Apakah elo melihat perbedaannya?

Ketika membicarakan tentang ameliorasi, kita fokus kepada satu kata yang memiliki perbedaan makna yang awalnya buruk menjadi baik, di rentang waktu tertentu (masa lalu dan sekarang). Nah, kalau eufemisme, kita mencari opsi kata lain yang dianggap lebih sopan untuk digunakan sekarang.

Lho, emangnya, lebih sopan penggunaan kata tuli daripada tunarungu? Elo bisa simak penjelasannya secara lengkap, sampai sejarah penggunaan katanya, lewat video pembelajaran berikut ini: Apakah Tuli Kata Yang Nggak Sopan.

Sip, selanjutnya, kita bahas pengertian dari peyorasi.

Baca Juga: Ciri-ciri dan Jenis Esai dalam Materi Bahasa Indonesia

Pengertian Peyorasi

Sebenernya, peyorasi itu kebalikannya dengan ameliorasi. Coba perhatikan definisinya di bawah ini.

Apa yang dimaksud dengan peyorasi
Ilustrasi  Peyorasi (Arsip Zenius)

Peyorasi adalah perubahan makna pada suatu kata, yang mempunyai nilai lebih buruk atau tidak sopan dibandingkan dengan pemaknaan sebelumnya atau di masa lalu.

Gimana, apakah udah kebayang perbedaannya dengan ameliorasi?

Perubahan pemaknaan dalam ameliorasi itu membuat pemaknaan terhadap kata menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan perubahan makna dalam peyorasi membuat pemaknaan kata menjadi lebih buruk daripada sebelumnya.

Oke, coba perhatiin contoh kalimat peyorasi di bawah ini.

“Perempuan itu beranak minggu lalu.”

Kata “beranak” mengalami peyorasi karena saat ini memiliki nilai rasa yang dianggap tidak lebih baik atau lebih buruk dibanding sebelumnya. Hal ini karena konotasi dalam kata “beranak” cenderung diperuntukkan untuk hewan.

Oleh karena itu, kata beranak dianggap lebih buruk, dan umumnya lebih dapat diterima secara lebih baik dengan penggunaan kata “melahirkan”.

Hayo, kalau elo menggantinya dengan kata melahirkan, apa istilah yang lebih tepatnya? Yap, bener, itu namanya eufemisme, sesuai dengan yang udah kita pelajari sebelumnya.

Sebenernya, masih ada banyak istilah dalam bahasa Indonesia tentang tata makna. Mulai dari makna denotatif, konotatif, sinonim, antonim, homonim, dan masih banyak lagi. Elo bisa mempelajari semua materi ini, lewat video pembelajaran yang bisa diakses di bawah ini.

materi ameliorasi peyorasi

Nah, supaya pemahaman tentang materi ameliorasi dan peyorasi ini makin oke, elo bisa mulai mengerjakan beberapa contoh soal di bawah ini. Selamat mengerjakan!

Baca Juga: Apa Itu Frasa dan Jenisnya – Materi Bahasa Indonesia Kelas 10

Contoh Soal

1. Lelaki tuli itu adalah seorang mahasiswa berprestasi.

Kata yang mengalami ameliorasi berjumlah … buah.

a. Satu

b. Dua

c. Tiga

d. Empat

e.Lima

Pembahasan:

Ameliorasi terjadi pada kata tuli karena dianggap lebih sopan saat ini.

Jawaban: a

2. Kata berikut yang mengalami peyorasi adalah….

a. Layar

b. Gerombolan

c. Dingin

d. Muda

e. Kepala

Pembahasan:

Kata gerombolan dianggap negatif karena sering dikaitkan dengan orang-orang yang berbuat buruk, contohnya gerombolan pencuri.

Jawaban: b

***

Setelah mempelajari materi ameliorasi dan peyorasi, apakah elo menemukan kata-kata lain yang tepat untuk menjadi contoh dari masing-masing istilah tersebut? Dari materi ini, kita bisa belajar kalau setiap kata mengalami perubahan makna di setiap era yang berbeda.

Oleh karena itu, terdapat kata yang saat ini bisa kita gunakan secara bebas tanpa adanya perubahan makna yang buruk, tetapi mungkin aja beberapa puluh tahun kemudian, makna kata tersebut bisa berubah menjadi buruk.

Nah, kalau elo saat ini sedang belajar untuk persiapan UTBK, dan pengin mengasah kemampuan dalam menjawab soal-soal, elo bisa mulai dengan mengikuti Try Out dari Zenius yang bakal membantu elo dalam menguasai berbagai variasi soal UTBK.

Semoga proses belajar elo semakin menyenangkan, dan bisa mencapai target atau hasil yang diharapkan. Oke, kalau begitu, gue pamit undur diri. Selamat belajar, cheers!

Bagikan Artikel Ini!