Mengenal Tipe Letusan Gunung Api Beserta Gambarnya

Mengenal Tipe Letusan Gunung Api dan Contoh Peristiwanya

Halo Sobat Zenius! Elo pernah nggak sih ngelihat gunung api meletus? Mungkin elo pernah lihat secara langsung atau dari TV dan internet. 

Kalau ngeliat gunung api meletus, elo liat kan ada yang keluar dari gunung api tersebut? Nah, itu dia namanya ekstrusi magma.

Nah, tapi tau nggak sih, tipe letusan gunung api di dunia ada banyak lho. Peristiwanya juga bisa elo temui di berbagai belahan dunia.

Tanpa lama-lama, di kesempatan kali ini, gue akan membahas tipe letusan gunung api dan contoh peristiwanya, cekidot!

Apa itu Gunung Api?

Sebelum masuk lebih jauh ke dalam materi tipe letusannya, elo perlu tau nih apa sih pengertian gunung berapi?

Gunung api adalah adalah sebuah gunung atau bukit (timbulan atau tonjolan di permukaan bumi) yang terbentuk oleh timbunan dari semua material hasil erupsi yang melewati satu atau beberapa saluran (disebut volcanic vents) pada seluruh permukaan bumi.

Eh iya, kan barusan dibilang bahwa gunung api merupakan timbunan dari semua material hasil erupsi. Material erupsinya tidak lain adalah magma yang terdapat dalam permukaan bumi. Magma ini nantinya bakal menjadi lahar, atau menyemburkan lava, batuan, abu, dan juga gas.

Erupsi adalah proses keluarnya magma dari dalam perut bumi.
Ilustrasi Material yang Keluar dari Gunung Api (Arsip Zenius)

“Magma kan adanya dalam perut bumi, kok bisa keluar ke permukaan bumi sih?”

Ini disebabkan karena adanya vulkanisme, yaitu peristiwa di mana magma ini menyusup ke permukaan bumi atau saluran gunung tersebut lewat celah vulkanik. Magma ini bisa masuk ke permukaan bumi karena adanya tekanan dari dalam bumi dan arus konveksi magma.  

Menyusupnya magma ini ada dua tipe nih, yaitu intrusi dan ekstrusi. Intrusi sesuai namanya adalah peristiwa pas magma yang mengalir nggak sampai ke permukaan atau keluar dari gunung berapi. 

Tapi kalau ekstrusi merupakan peristiwa dimana magma yang keluar sampai ke permukaan bumi. 

Ekstrusi magma adalah peristiwa keluarnya magma yang mencapai ke permukaan bumi.
Ilustrasi Ekstrusi Magma (Arsip Zenius)

Ekstrusi nantinya akan menghasilkan erupsi. Jadi apa itu erupsi? Erupsi merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi yang didorong oleh gas dari dalam perut bumi. 

Karena kali ini gue ngebahas tentang letusan, jadi gue bakal bahas tentang erupsi aja, ya!

Baca Juga: Pengertian Vulkanisme Beserta Proses dan Hasilnya

Tipe-Tipe Ekstrusi Gunung Api

Ekstrusi magma juga punya banyak macamnya lho. Tipe ekstrusi gunung api jika dibedakan menurut cara keluarnya ini ada 4, kita bahas satu-satu yuk! 

Ekstrusi Magma Linier (Ekstrusi Melalui Celah)

Terjadi ketika magma keluar di patahan atau lipatan bumi. Jadi, karena batuannya patah atau retak, hal ini memunculkan celah untuk magma. Jadi, magma ini bisa menyusup keluar yang kalau terjadi terus menerus bisa jadi deretan gunung api. 

Erupsi linear adalah ketika magma keluar dari retakan bumi.
Ekstrusi Magma Linear (Arsip Zenius)

Contohnya deretan gunung api yang ada di Jawa Tengah, dan Gunung Api Laki di Islandia yang meletus pada tahun 1783 dan menewaskan lebih dari 10 ribu orang.

Erupsi Areal (Erupsi Tumpah)

Dari namanya aja areal, berarti area kan. Ketika elo nuangin kuah mie kebanyakan di mangkok, kuahnya bakal tumpah dong. Nah, itu dia gambaran dari erupsi areal ini. 

Erupsi areal terjadi karena dapur magmanya ini dangkal. Contoh dari erupsi areal ini bisa elo temuin dari Gunung Api Yellowstone di Amerika Serikat yang sekarang sudah menjadi Kaldera Yellowstone. 

Erupsi areal adalah ketika magma keluar dari kawah yang sangat besar.
Ekstrusi Magma Areal (Dok. Wired UK)

Menurut lembaga Amerika Serikat, National Park Service, kejadian meletusnya Gunung Api Yellowstone ini sudah terjadi pada 631 ribu tahun yang lalu.

Baca Juga: Litosfer – Pengertian, Susunan, Beserta Fenomenanya

Erupsi Sentral (Erupsi Memusat)

Ketika dapur magmanya ini sangat dalam, maka saluran kawahnya menjadi kecil. Ketika magmanya keluar, mereka pengen keluar rame-rame. Jadi pas lava keluar, bunyinya kayak letusan. Duarrr!!

Oh ya, untuk erupsi sentral ini juga dibagi lagi menjadi tiga jenis lho. Jenis ini dibagi berdasarkan seberapa kuat ledakannya. Pertama, ada erupsi sentral efusif, di mana erupsi yang keluar berupa lelehan karena lava yang keluar cukup encer. Jadi, daya ledaknya rendah, gengs.

Kedua, ada erupsi sentral eksplosif. Lava yang dikeluarkan dari tipe letusan ini bersifat meledak-ledak. Penyebab dari lava yang dikeluarkan bisa meledak ini karena tekanan gasnya tinggi.

Terakhir, adalah erupsi campuran, yaitu erupsi yang merupakan gabungan keduanya. Terkadang, gunung api ini meletus dengan cara yang bergantian. Kadang-kadang eksplosif dan kadang-kadang keluar secara meleleh dan perlahan. Moody-an banget ya nih gunung!

Contoh gunung letusan dengan tipe sentral adalah Gunung Merapi dan Gunung Krakatau.

Erupsi sentral adalah ketika magma keluar dari kawah yang sempit dengan dapur magma yang dalam.
Ekstrusi Magma Sentral Gunung Krakatau 1883 (Dok. Wikimedia Commons)

Erupsi Freatik (Erupsi Batu, Gas, dan Abu)

Tipe letusan terakhir, adalah tipe erupsi freatik. Tipe freatik ini bentuk erupsi yang terjadi ketika adanya pertemuan air tanah dengan magma.

Ibaratnya, elo bisa nggak bayangin suatu benda panas yang ketemu sama air, pastinya si air bakal menjadi uap dong dan mendidih.

Nah begitu juga dengan si gunung yang magmanya mendekati air bawah tanah. Bakal tercipta ledakan dahsyat yang disertai air, batu, abu, uap, dan vulkanik.

Dalam beberapa kasus, hidrogen sulfida dan karbon dioksida juga ikut keluar dari erupsi tipe ini. Yang mana kalau sampai kehirup sama manusia dalam jangka lama, bisa menyebabkan penyakit pernapasan.

Peristiwa dari letusan freatik ini bisa elo temuin di kejadian meletusnya Gunung Tangkuban Perahu pada Juli tahun 2019 lalu dan Gunung Merapi di bulan Mei 2018 lalu.

Erupsi freatik terjadi ketika magma bertemu dengan air tanah
Ekstrusi Magma Freatik Gunung Merapi 2018 Lalu (Dok. Kaldera News)

Baca Juga: Gunung Meletus: Penyebab, Proses, hingga Dampaknya ke Lingkungan

Tipe Letusan Gunung Api Berdasarkan Kuat Lemahnya Letusan

Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, tipe letusan gunung api juga bisa dibagi berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap yang keluar.

Ada 7 jenis tipe letusan gunung api yang dibedakan menurut kuat lemahnya letusan dan bentuk gunung yang dihasilkan, yaitu: Hawaiian, Stromboli, Vulcanian, Perret, Merapi, Pelle, dan St. Vincent. 

Tapi apa yang membedakan tipe letusan gunung api tersebut? Elo bisa simak ciri-ciri letusan gunung berapi tersebut pada infografis di bawah ini!

7 Tipe letusan gunung api beserta gambarnya.
 Mengenal Tipe Letusan Gunung Berapi (Arsip Zenius)

Jadi itu dia gengs beberapa tipe letusan gunung api yang perlu elo inget. Catat kalau tipe letusan bisa dibedakan dari dua hal, yaitu dari cara keluarnya si magma dari dalam gunung dan berdasarkan kuat lemahnya letusan tersebut.

Baca Juga: 4 Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Contoh Soal Letusan Gunung Api

Biar makin paham dan elo juga tau bedanya jenis letusan gunung api yang ada, langsung kerjain aja yuk soal di bawah ini. Cusss!

Soal 1

Sebuah letusan gunung api diketahui memiliki lava yang kental dengan ciri khas awan panas, apa tipe letusan gunung api tersebut?

A. Stromboli

B. St. Vincent

C. Hawaiian

D. Merapi

E. Perret

Jawaban: 

Mendengar kata awan panas tentunya langsung keinget sama Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas atau yang biasa dikenal dengan wedus gembel. Wedus gembel mempunyai nama ilmiah pyroclastic density flow yaitu material erupsi yang tersusun atas zat padat dan gas. Jadi, jawaban ya tentu aja D. Merapi

Soal 2

Ketika air tanah bertemu dengan magma, akan terjadi letusan yang begitu dahsyat dan melemparkan material erupsi ke sekitar. Apa tipe letusan gunung tersebut?

A. Efusif

B. Eksplosif

C. Freatik

D. Areal

E. Sentral

Jawaban:

Jika dilihat dari pilihan jawabannya, ini merupakan soal tentang tipe ekstrusi magma. Letusan efusif dan eksplosif merupakan bagian dari letusan sentral di mana magma mengalami tekanan sehingga bisa keluar melalui kawah. Kemudian areal terjadi juga karena dorongan dari dalam bumi namun kawahnya sangat luas dan dapur magmanya dangkal. Jadi yang merupakan jawaban adalah C. Freatik. Ekstrusi freatik terjadi ketika air tanah bertemu dengan magma. Magma akan mengalami penurunan suhu dan munculnya gas sehingga terjadi letusan yang besar.

Soal 3

  1. Lava cair
  2. Lava tidak cair
  3. Letusan Freatik
  4. Letusan Eksplosif
  5. Sangat Berbahaya
  6. Tidak Berbahaya

Di atas ini mana yang merupakan ciri dari letusan tipe perret atau plinian?

A. 1, 2, dan 3

B. 1, 4, dan 5

C. 1, 4, dan 6

D. 2, 3, dan 6

E. 2, 4, dan 5

Jawaban:

Perret merupakan jenis letusan yang paling bahaya. Letusan ini bisa elo temukan di kejadian Krakatau Purba yang meletus tahun 1883. Di mana lava dari tipe perret ini sangat cair, letusannya eksplosif dan sangat besar. Jadi letusan perret ini sangat berbahaya bagi sekitar dan bahkan pada kejadian Krakatau di 1883 itu disebut sebagai “tahun tanpa musim panas” sebagai akibat dari letusan Krakatau yang menurunkan suhu di seluruh belahan bumi. Jadi jawabannya adalah B. 1, 4, dan 5.

Nah, jadi itu dulu ya gengs materi tentang tipe letusan gunung berapi. Kalau elo masih merasa kurang lengkap dengan artikel ini, elo bisa cek materi seputar gunung api di bawah ini. Tinggal klik bannernya aja! Ok, see u next time guys dan dan selamat belajar!

Klik sini buat lebih ngerti tentang materi tipe-tipe letusan gunung api!

Referensi

Memahami Ekstrusi Magma – Tenaga Endogen Vulkanisme, Zenius Education

Tipe Gunung Api – BPMPK Kemendikbud, 2016

Enam Tipe Letusan Gunung Api yang Patut Anda Ketahui – BBC Indonesia, 2017

Pengenalan Gunung Api – Volcanological Survey of Indonesia, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

Persiapan UTBK Geografi – Litosfer
Bagikan Artikel Ini!