Artikel ini akan membahas tentang seluk beluk rematik dan membongkar hoax di lingkungan masyarakat yang mengatakan mandi malam bisa bikin rematik.
Halo pembaca setia Zenius! Pernah gak sih kamu merasakan gerah dan capek setelah seharian bekerja, bimbel, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang menguras energi? Pasti sering ya, apalagi kalau udara di daerah kamu panas, tentu rasanya ingin sekali merasakan tubuh kembali segar. Pas pulang malam, sebelum tidur niat hati ingin mandi dulu, eh tiba-tiba keluarga bilang:
“Jangan mandi malam-malam, awas lho nanti kena rematik!”
Nah lho, batal gak mandinya? Alhasil ke kamar mandi hanya untuk cuci muka dan gosok gigi. Pasti rasanya gak sesegar kalau kita mandi kan, guys. Tapi, daripada kita kena rematik, mending tunda mandi dulu sampai besok pagi, iya gak sih? Sebenarnya, ungkapan tersebut fakta atau mitos ya?
Buat mengulik informasi lebih dalam dari topik di atas, Zenius udah merangkum beberapa pendapat dari para dokter yang tentunya bisa dijadikan referensi sekaligus jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seputar rematik selama ini. Cekidot!
Daftar Isi
Apa Itu Rematik?
Di bangku sekolah, kamu tentu sudah belajar tentang persendian kan? Di sana kamu akan mengenal tentang apa itu sendi, di mana letak ligamen, tulang rawan, dan cairan sinovial itu apa sih. Kalau kamu lupa, coba ingat-ingat lagi materi >> Struktur dan Fungsi Tulang, dan Sendi.
Selama ini yang kita ketahui bahwa rematik merupakan penyakit yang menyerang persendian. Tapi, dalam ilmu kedokteran ternyata ia berbeda dengan artritis. Kalau artritis itu radang sendi, udah jelas berarti sendinya mengalami peradangan. Sedangkan, rematik adalah penyakit yang gak hanya menyerang persendian, melainkan juga bagian tubuh atau organ lain dan gak melulu radang. Jadi, semua gangguan seperti radang sendi, pegal linu, kaku, dan nyeri disebut dengan rematik.
Menurut kamu, banyak gak sih orang yang terkena gangguan rematik? Kalau kita lihat hasil analisis dari Universitas Muhammadiyah Bengkulu dalam Jurnal Kesmas Asclepius Vol.2 No.1 Juni 2020, angka kejadian rheumatoid arthritis menurut WHO pada tahun 2016 mencapai 20% dari total penduduk dunia. Sebanyak 5-10% merupakan mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% yang berusia 55 tahun. Untuk di Indonesia sendiri, penderita gangguan ini mencapai 7,30% dari total penduduk Indonesia.
Kalau kita analisis lagi, pada kenyataannya mungkin jumlah penderita akan lebih banyak dari data yang muncul. Hal itu karena umumnya masyarakat berpikir bahwa apa yang mereka derita hanya radang sendi biasa, pegal-pegal, dan menurut mereka itu lumrah. Sehingga, banyak yang terlambat melakukan pengobatan.
Jenis dan Penyebab Rematik
Kalau kita telusuri pengertian yang sesungguhnya, gangguan yang satu ini bisa punya banyak penyebab. Gangguan yang paling umum adalah osteoarthritis akibat degenerasi atau penuaan, rheumatoid arthritis akibat autoimun, dan gout arthritis akibat asam urat yang tinggi.
-
Penuaan (Osteoarthritis)
Gangguan yang satu ini merupakan penyakit degeneratif dan yang paling umum terjadi di kalangan masyarakat, khususnya bagi usia lanjut dan yang memiliki berat badan berlebih. Biasanya sih terjadi pada lutut dan panggul ya, hal ini karena keduanya menjadi tumpuan sehingga harus menahan beban tubuh.
Gangguan terjadi akibat tulang rawan pada sendi yang semakin menipis, karena sendi ini selalu bergesekan antara satu dengan lainnya, kalau semakin tipis bisa kebayang kan lama-lama bisa menimbulkan peradangan.
-
Autoimun (Rheumatoid Arthritis)
Kalau ada yang bilang, “gangguan sendi identik dengan orang tua”, ternyata gak sepenuhnya benar, guys. Untuk Osteoarthritis memang umumnya dialami oleh orang usia lanjut. Tapi, gak sedikit juga anak muda yang mengalami gangguan rematik.
Nah, biasanya anak muda yang mengalami gangguan tersebut disebabkan oleh autoimun. Gangguan yang satu ini diakibatkan karena sistem imun tidak bekerja seperti pada umumnya alias error. Sistem imun ini gak bisa membedakan antara benda asing dan yang ada di dalam tubuh sendiri. Akibatnya sistem kekebalan tubuh atau imun akan menyerang jaringan tubuhnya sendiri, sehingga menimbulkan nyeri dan radang pada daerah persendian. Untuk gangguan yang disebabkan oleh autoimun ini memang penyebab pastinya masih sulit diketahui, umumnya karena genetik. Jadi, ada dalam silsilah keluarganya yang mengalami penyakit ini.
-
Asam urat (Arthritis Gout)
Selain kedua jenis di atas, ada lagi nih yang disebabkan karena asam urat terlalu tinggi dalam tubuh, yaitu Arthritis Gout. Asam urat ini bisa membentuk kristal pada sendi mirip seperti jarum, sehingga menyebabkan gangguan ini terasa sangat nyeri dan mengalami pembengkakan. Hal ini bisa disebabkan oleh genetik, kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung, alkohol, obesitas, dan soda.
Lalu, apa sih yang menyebabkan asam urat naik? Gini lho guys, tubuh itu menghasilkan asam urat ketika memecah purin. Masih ingat tentang purin? Purin adalah zat alami yang ditemukan di dalam tubuh atau makanan, dan terbentuk dari atom karbon dan nitrogen. Nah, asam urat yang larut dalam darah dan melewati ginjal ke dalam urine ini kadang terjadi penumpukan. Penumpukan tersebut akan bisa membentuk kristal urat yang seperti jarum tadi. Sehingga urat di jaringan sendi dan sekitarnya yang terkena kristal akan merasakan sakit dan terjadi peradangan.
Mandi Malam dan Rematik
Sebelum masuk ke jawaban fakta atau mitos, yuk coba kita review ulang, dari sekian penyebab rematik, ada gak sih yang disebabkan oleh mandi malam hari? Gak ada ya, guys. Jadi, pendapat yang beredar bahwa mandi malam bisa menyebabkan rematik adalah MITOS. Bahkan anggapan seperti itu juga sudah diklarifikasi oleh beberapa dokter, salah satunya dokter Clarin Hayes dalam channel youtube pribadinya.
“Mandi malam gak bikin rematik, tapi kalau kamu punya riwayatnya, maka mandi malam bisa makin memperparah gangguan tersebut”一 dr. Clarin Hayes
Jadi, mandi malam itu bukan ‘penyebab’ melainkan bisa ‘memperparah’ ya, guys. Tapi, kalau kamu mau mandi malam, gak usah khawatir, karena bisa diatasi dengan menggunakan air hangat. Selain itu, air hangat juga punya efek relaksasi, sehingga tubuh kamu akan kembali relaks setelah seharian beraktivitas di luar ruangan. Eiits, tapi anjuran mandi malam menggunakan air hangat itu gak semata-mata untuk pengidap gangguan rematik aja, melainkan semua orang.
Buat yang punya pertanyaan kenapa sih mandi malam menggunakan air dingin itu gak baik, dokter Saddam Ismail dalam channel youtube pribadinya menyampaikan alasannya bahwa mandi malam menggunakan air dingin bisa menyebabkan perubahan suhu pada tubuh. Sama halnya ketika habis olahraga gak boleh langsung mandi dengan air dingin. Perubahan suhu tersebut bisa menyebabkan kapsul pelindung sendi menciut. Selain itu, kamu juga bisa mengalami kedinginan. Nah, ketika tubuh mengalami kedinginan dan menggigil, maka tubuh akan berada di fase stress. Hal itu menyebabkan metabolisme dan aliran darah ke seluruh tubuh meningkat.
Sekarang kamu udah tau kan kalau mandi malam ternyata gak bikin rematik. Tapi, kamu juga dianjurkan untuk menggunakan air hangat ketika mandi malam hari. Hayoo, siapa yang selama ini masih kemakan hoax seperti ini? Ayo kita berantas hoax bersama-sama supaya tercipta generasi yang lebih cerdas. Kira-kira masih ada hoax apa lagi yang beredar di lingkungan tempat tinggalmu? Share di kolom komentar ya supaya kita bisa bahas bersama-sama di artikel selanjutnya!
Leave a Comment