Perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023

Perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023

Sobat Zenius, kali ini gue mau membahas perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023.  Elo udah tahu belum perbedaan keduanya? Benar! Selain nama kegiatannya yang berbeda, pada SNBT 2023 nggak akan ada TPA.

Terus, kalau nggak ada TPA, adanya tes apa? Gimana dengan ketentuan yang lain? Apa ada bedanya dengan peraturan tahun lalu? Yuk, kita cari tau sama-sama!

Peraturan Baru Seleksi Masuk PTN

Guys, seperti yang udah ramai banget dibahas beberapa waktu belakangan, Menteri Pendidikan kita baru mengumumkan aturan baru untuk seleksi masuk PTN. Aturan yang diubah antara lain tentang komposisi nilai raport untuk jalur prestasi, soal TPA yang akan dihilangkan saat ujian seleksi, dan seleksi mandiri yang dituntut untuk lebih transparan.

Nah, kebijakan baru ini udah diatur pemerintah dalam Peraturan Menteri, guys! Tepatnya dalam Permendikbud Ristek Nomor 48 Tahun 2022. Tenang, tenang, gue nggak akan ngajak kalian untuk membaca pasal per pasal ataupun butir per butir, kok. He he he.

Terus, apa aja perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023? Nah, gue akan merangkum beberapa perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023 serta point penting yang berguna supaya kalian bisa mempersiapkan diri dengan baik menjelang Seleksi Nasional Berdasarkan Tes atau SNBT 2023 nanti.

Peserta Seleksi

Untuk point ini nggak ada perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023.

Berdasarkan pasal 22 peraturan yang gue sebut tadi, peserta SNBT adalah siswa kelas 12 atau lulusan pendidikan menengah paling lama 3 tahun terakhir. Jadi, teman-teman gap year masih bisa ikut, tapi angkatan terakhir yang bisa ikut adalah angkatan lulusan 2020.

Jadwal Pelaksanaan

Sobat Zenius pasti udah bertanya-tanya, kapan SNBP dan SNBT 2023 dilaksanakan? Oke jadi pendaftaran SNBP dimulai dengan registrasi akun pada bulan Januari, untuk timeline-nya lo bisa lihat infografis di bawah ini :

Perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023 25
Jadwal Pelaksanaan SNBP 2023 (Arsip Zenius)

Kemudian untuk UTBK-SNBT 2023 dimulai dengan registrasi akun pada tanggal 16 Februari, selengkapnya ada infografis di bawah ini :

Perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023 26
Jadwal Pelaksanaan UTBK-SNBT 2023 (Arsip Zenius)

Daya Tampung

Terus, kalau daya tampung gimana? Apa ada perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023? Untuk bagian ini juga sama, Sobat Zenius. Jumlah calon mahasiswa yang diterima PTN melalui SNBT paling sedikit 30% untuk PTN Badan Hukum dan 40% untuk PTN.

Sobat Zenius udah tau kan apa itu PTN Badan Hukum? PTN-BH adalah perguruan tinggi yang didirikan pemerintah dengan status sebagai badan hukum publik yang otonom. Saat ini, ada 15 PTN yang berstatus sebagai PTN-BH, di antaranya ITB, UI, UGM, USU, UNPAD, IPB, dan ITS.

Tapi, ini kan baru persentase, bukan angka beneran…

Tenang, guys! Yang di atas tadi cuma peraturan penghitungan jumlah mahasiswa. Nanti, PTN akan merilis jumlah mahasiswa yang diterima di tiap prodi, kok.

Tapi, asli deh… kita nggak usah mikirin angka itu dulu, yang penting kita fokus aja dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Supaya berapapun pesaing kita, kita bisa dapet kursi di jurusan dan PTN yang kita mau.

Oke? Oke! Lanjut~

Informasi perbedaan SBMPTN 2022 & SNBT 2023
Cari tahu informasi perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023 (Arsip Zenius)

Pelaksanaan SNBT

Nggak ada perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023 dalam teknis pelaksanaan. SNBT 2023 nanti tetap menggunakan tes terstandar berbasis komputer, guys. Jadi, masih sama seperti tahun sebelumnya.

Nah, tapi ada satu point yang jadi perbedaan SBMPTN dan SNBT 2023. Di pasal 6 peraturan tadi, disebutkan kalo setiap calon mahasiswa dapat menempuh paling banyak 2 kali SNBT. Ketentuan dan teknisnya seperti apa? Kita tunggu aja, ya!

Seperti sebelumnya, PTN tetap bisa menambahkan persyaratan portofolio dan persyaratan lain untuk prodi tertentu yang membutuhkan keterampilan spesifik. Jadi, buat elo yang mau masuk jurusan yang berkaitan dengan seni dan olahraga, olah skill sebaik mungkin dari sekarang supaya elo punya portofolio yang mateng.

Hanya ada Tes Skolastik

Perbedaan Tes Skolastik SBMPTN 2022 dan SNBT 2023
Perbedaan Tes Skolastik SBMPTN 2022 dan SNBT 2023 (Arsip Zenius)

Ini perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023 yang paling berasa kali, ya.

Iya, guys, iya hanya ada tes skolastik di SNBT 2023. Kaget? Nggak lah, ya, kan infonya udah disebutkan berulang-ulang kali. Tapi, mungkin yang masih jadi pertanyaan, tes skolastik itu kaya apa, sih? Soalnya nanti akan seperti apa? Apa gue belajar soal-soal kaya gitu di sekolah?

Oke. Jadi, tes skolastik ini sebenarnya fungsinya adalah mengukur kemampuan kognitif, matematika, serta kemampuan literasi kita dalam Berbahasa Indonesia dan Berbahasa Inggris.

Sebenarnya, tes skolastik ini nggak beda jauh dengan TPS UTBK tahun lalu, tapi fokusnya adalah kemampuan berpikir, bernalar, serta pemecahan masalah.

Sebenarnya, hafalan atau hal-hal trivial di pelajaran sekolah hampir ga akan bisa digunakan saat kita mengerjakan tes skolastik. Nah, kalau kita jago di pelajaran sekolah, ga ada fungsinya, dong? Eits, tentu ada! Pemahaman yang udah kita punya berfungsi jadi konteks ketika kita mengerjakan tes skolastik.

Jadi, challenge utamanya sebenarnya ya bukan hanya tahu dan hafal pelajaran, tapi memahami setiap pelajaran dan mengerti cara menyelesaikan masalah sesuai dengan pengetahuan yang udah kita punya.

Contoh Soal Tes Skolastik

Sobat Zenius, elo udah pernah ikutan Try Out SNBT Zenius & New Primagama? Kalo elo udah ikutan, pasti kebayang seperti apa soal-soal tes skolastik. Bagi yang belum pernah ikut, ikutan dah kalo nanti ada lagi. He he he

Nah, tapi buat yang belum tau, gue kasih contoh dikit deh soal tes skolastik itu seperti apa. Contoh soal ini diambil dari episode Merdeka Belajar-nya Kemdikbud Ristek.

Contoh soal untuk menguji potensi kognitif

Lima sekawan Sano, Joko, Adi, Rimba, dan Ratu selalu berangkat bersama menuju sekolah. Joko selalu menjemput Sano, setelah ia dijemput Adi. Rimba menjadi anak terakhir yang dijemput. Sementara rumah Ratu terletak di antara rumah Joko dan rumah Adi. Berikut ini pernyataan yang BENAR adalah…

a. rumah Ratu terletak paling jauh

b. rumah Adi terletak paling jauh

c. rumah Rimba terletak paling jauh

d. Rumah Sano terletak paling dekat

e. Rumah Adi terletak paling dekat

Syulit, guys? Belum lah, ya, belum sulit~

Tapi, kalau kita lihat contoh soal di atas, soal di atas nggak bisa diselesaikan dengan hafalan. Yang diuji adalah kemampuan logika dan berpikir urut dalam menyelesaikan masalah. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan soal ini bisa beragam, guys, yang penting works dan permasalahan terjawab. Gitu. Oke, kita lihat contoh soal lain, ya!

Contoh soal penalaran matematika

Perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023 27

Sampah anorganik lebih lama terurai dibandingkan dengan sampah anorganik. Waktu dekomposisi popok sekali pakai lebih lama dari plastik, tetapi kurang dari kulit sintetis. Berapa waktu dekomposisi yang mungkin dari popok sekali pakai?

a. 100 tahun

b. 250 tahun

c. 375 tahun

d. 475 tahun

e. 575 tahun

Elo masih inget soal-soal cerita matematika waktu kita masih SD? Ibu membeli 2000 apel, pak gembala memiliki 500 ekor domba, dan seterusnya. Nah, soal seperti ini juga akan muncul di dalam tes skolastik, tapi seperti di atas konteksnya adalah situasi yang riil.

Kalau ngeliat contoh soal di atas, selain kita harus ngerti matematika, kita juga harus ngerti konteks peristiwa yang jadi soal. Kita harus bisa analisa mendalam terhadap situasi dan menggunakan informasi yang ada.

Sebenernya, gambaran soal ini mirip-mirip dengan gambaran soal waktu kuliah nanti. Saat kita kuliah, kita akan belajar kalo ilmu kita seringkali bersinggungan dengan ilmu yang lain. Kaya di atas matematika bersinggungan dengan ilmu alam. Menarik sekali, bukan?

Contoh soal literasi Bahasa Indonesia

Coba baca paragraf di bawah ini, ya, guys!

Khasiat susu bagi tubuh kita sudah tidak diragukan lagi. Meskipun demikian, tidak setiap orang bersedia mengonsumsi susu. Ada dua kemungkinan penyebabnya: pertama, karena sifat yang terkandung dalam susu yang tidak disukai orang; kedua, karena sifat biologis orang yang bersangkutan (intoleran), yang ditandai dengan gangguan pencernaan seperti diare, perut kembung, dan sering buang angin setelah minum susu. Penyebab pertama dapat diatasi dengan penambahan sari jeruk, markisa, apel, atau lainnya sehingga rasa asli susu yang memualkan dapat dihilangkan. Sementara itu, penyebab kedua dapat diatasi dengan menggantinya dengan air susu yang telah mengalami perlakuan khusus, yaitu fermentasi.

Secara biologis, penderita intoleran susu tidak mampu mencerna laktosa dari makanan atau minuman dalam susu sehingga terjadi penimbunan laktosa dalam usus. Penderita yang demikian dapat meminum susu bubuk dengan kadar laktosa rendah atau air susu fermentasi, seperti yoghurt, kefir, dan koumis.

Berdasarkan bacaan di atas, bila seorang temanmu, Ari, mengeluh bahwa ia sebenarnya ingin minum susu seperti teman lainnya, tetapi selalu diare ketika minum susu. Apa yang akan kamu sarankan?

a. Ari dapat mencoba minum susu dengan menambah sari jeruk.

b. Ari dapat mencoba susu bubuk seperti susu yang di minum oleh balita.

c. Ari dapat mencoba minum yoghurt.

d. Ari tidak perlu minum susu sama sekali.

e. Ari dapat mencoba minum susu secara bertahap.

Kalau kita baca, soal di atas itu bukan hanya mengandalkan teknik berbahasa. Kita harus benar-benar memahami isi bacaan dan menganalisis argumen dalam bacaan. Jadi, proses berpikirnya emang gak bisa hanya satu langkah. Seru banget, nggak, sih?!

Contoh soal literasi dalam Bahasa Inggris

Mari kita baca paragraf di bawah ini.

Measles, a childhood disease, has caused suffering to mankind for thousands of years. However, the search for an effective measles vaccine lasted two hundred years and has finally ended in success. Now, for the first time, measles is a preventable disease. You may ask, “How is this important to children?”

Every year measles kills twice as many Americans as polio does. More children die from measles than from any other common childhood disease. Also complications of some degree occur in about one child out of six. Most complications include pneumonia and ear disorders. Another after-effect of measles-brain damage is less common, but it can have such serious consequences that it deserves special attention.

Brain damage due to measles sounds like something far away from our experience. In reality, it is not. Like other injuries, damage to the brain can be very slight or very severe. It is quite possible that we have never seen or heard of a child who has severe brain damage – the child would either have died or would be in an institution.

However, in medical research a relation has been found between measles and such things as behavior problems, personality changes and dulling of mental ability. For example, a child may be bad-tempered or a little slow to learn after he has recovered from measles.

One of the important findings of the research on measles is that…

a. children who have got measles may become difficult to handle because of their behavior.

b. In reality, there are no measles patients who get brain damage.

c. personality changes already occur at the time a child has measles.

d. measles can cause children to become physically handicapped.

e. measles is the first killer of childhood disease in the world.

Soal ini susah, nggak, guys? Nggak, kan? Nggak, dong!

Soal ini juga menarik buat gue. Paragraf di atas membahas tentang kesehatan, jadi banyak kata-kata atau frase yang nggak umum kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Lagi-lagi ini contoh kalau satu pelajaran pasti akan bersinggungan dengan pelajaran lain.

Nah, ketika mengerjakan soal seperti ini, kita nggak bisa lagi hanya fokus ke arti per kata. Kita harus bisa paham dengan konteks peristiwa, karena itu yang ditanyakan oleh soal.

Pilihan yang Semakin Luas

Ilustrasi tes skolastik

Guys, gue udah membahas perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023. Nah, dari perubahan yang ada tadi, kira-kira apa dampaknya untuk kita?

Salah satunya, kita jadi punya banyak peluang untuk memilih jurusan yang kita suka.

Kita? Nggak kita, deh. Gue nggak ikutan soalnya he he he. Masa-masa gue belajar untuk seleksi masuk PTN udah lewat, guys. Tapi, saat masa gue ujian dulu, gue merasa nggak punya pilihan yang sebesar sekarang.

Karena gue anak IPA yang ingin masuk jurusan soshum, effort gue kudu besaaaaar banget untuk belajar TPA pelajaran IPS. Belum lagi ketemu temen-temen IPS yang suka bilang, “ngapain, sih, ngambil jatah gue?”

Hehehe… hal ini padahal nggak relevan waktu kuliah. Saat kuliah gue belajar hal yang super baru. Semua ilmu yang gue punya rasanya jadi kebolak-balik, pengetahuan yang gue dapet sebagai anak IPA maupun sebagai murid yang sedikit belajar IPS, akhirnya kepake semua, kok.

Selain itu, waktu gue SMA, banyak banget temen-temen yang aslinya ingin masuk IPA, tapi nggak bisa karena berbagai alasan. Dulu, ini menghambat mereka untuk memilih jurusan saintek saat daftar kuliah. Padahal, kan, ya nggak apa-apa gitu kalau ada anak IPS yang ingin belajar teknik komputer atau manajemen pertanian.

Makanya, sekarang adalah kesempatan yang bagus untuk bener-bener bertanya ke diri sendiri, ingin belajar apa? Ingin jadi apa? Jangan sampe karena kita salah pilih di SMA, kita jadi ikutan salah pilih sampe kuliah.

Jadi, take time untuk berpikir dan explore setiap kemungkinan. Kuliah itu penuh pengalaman yang seru dan insightful, jangan sampe kita ngejalaninnya dengan terpaksa, atau bahkan sampe nyalahin keadaan karena kita ada di jurusan atau situasi yang nggak kita mau.

Tapi, Tantangannya Juga Semakin Besar!

Meski pilihannya makin banyak, tapi tantangannya juga semakin besar, guys. Kenapa gitu? Karena kita nggak bisa memperkirakan saingan datangnya dari mana aja. Ha ha ha 🙁

Terus gimana, dong? Selain fokus ke kemampuan diri sendiri, kita juga harus lihat sekitar, liat lingkungan dan saingan kita. Sudah sejauh apa mereka? Itu makanya, penting banget buat kita untuk ikut Try Out, Live Class, dan lainnya. Dengan begini, kita jadi tau peringkat kita di antara sekian orang dan punya gambaran kemampuan orang lain secara umum.

Kalo bisa, nggak kalo… harus bisa! Kemampuan kita harus bisa ada di atas mereka.

Duh ambis amat gue, ya? Gapapa ygy, yang penting masuk prodi dan kampus impian ehe lagian not much time left!!!!

Nah, Zenius punya paket belajar yang bisa membantu elo mempersiapkan diri jelang SNBT 2023, yaitu Ultima Plus dan Ultima Supreme! Ada Live Class dengan para tutor, kelas khusus TPS, serta Try Out Premium dan Study Guide-nya. Lihat fitur lengkapnya di artikel ini.

Segera klik banner di bawah ini untuk berlangganan, ya!

langganan paket zenius ultima suprame
langganan paket zenius ultima plus

Sobat Zenius, itu tadi perbedaan SBMPTN 2022 dan SNBT 2023. Tetap sehat dan semangat dalam mengejar prodi dan kampus impian!

Sampai jumpa di artikel lainnya!

Bagikan Artikel Ini!