The Virtue of Liberating Education 17

The Virtue of Liberating Education

Artikel ini membahas mengapa pendidikan di Indonesia masih kalah dengan negara maju, dan bagaimana pola pikir bisa terbentuk dengan pendidikan yang baik.

Banyak anak yang nanya ke gue macem-macem, yang jawabannya gw harap bisa terjawab di sini…

Among those questions are:

“kenapa elo mau jadi guru?”
“konsep pendidikan lo gimana?”
“kenapa elo suka belajar macem-macem?”
“kenapa gue disuruh-suruh untuk belajar macem-macem sama elo?”
“gue milih jurusan apa ya bagusnya da?”
“kenapa elo ga terusin kuliah?”
“Elo tujuannya apa sih dengan semua ini?”
“jurusan apa yang kira-kira prospeknya bagus da?”

dan masih banyak lagi pertanyaan sejenis…

Ini gue tulis tanpa editan, jadi bahasanya ya khas bahasa Indonesia versi gue (di mana waktu gue UMPTN, nilai bhs indonesia gue 40% 😀 )

The Virtue of Liberating Education 18

Stage-1

Waktu gue tingkat 4, temen-temen gue di ITB pada mau ikut test GRE, karena pada mau kuliah ke luar negeri, nah maksimum test GRE score tuh 2400. Temen-temen gue yang best of the best ITB ini ternyata score-nya antara 1400–1650, mungkin ada yang nilainya di atas itu tapi gue nggak kenal.

Karena gue tau temen-temen gue nilainya jelek, akhirnya gue penasaran buat ikutan test ini. Gw belajar gila-gilaan supaya score gue bagus, dan akhirnya gw dapet score 2350, gue testnya 6 bulan setelah temen-temen gue took the test.

Rencananya gue emang mau kuliah ke luar juga, terus gw keasikan belajar serius. Akhirnya gue nyari tau kenapa kok anak-anak Indonesia rata-rata nilainya parah, sementara di luar kok nilainya bisa bagus-bagus. Gue mulai bertanya, apa sebenernya yang dipelajarin anak-anak di luar sana (termasuk USA) sampe kok pada bisa bagus-bagus. Berangkat dengan pertanyaan-pertanyaan ini, akhirnya gue belajar kurikulum di top university di negara-negara maju, untuk mencari tau misi mereka apa, konsep kurikulumnya gimana, sembari juga gue pelajarin materi-materi kuliahnya (bukunya gue download gratis atau baca dari perpus itb). Tanpa sadar, gue ngabisin 1 setengah tahun untuk belajar itu semua.

Stage-2

Dari situ akhirnya gue tau, kenapa pendidikan di indonesia tuh parah banget, bukan sekedar parah, tapi parah buanget!! jadi konsepnya gini. Di Indonesia kita belajar supaya dapet skill khusus yang nantinya skill khusus ini bisa kita pake buat kerja supaya dapet duit. Singkatnya, inti dari pendidikan Indonesia tuh itu. Ternyata yang gue liat di sistem pendidikan luar negeri tuh konsep pendidikan berjenjang. Ada memang jenjang praktis buat mereka yang akhirnya sekadar belajar buat dapet skills practical untuk akhirnya dipake untuk dapet duit.

Tapi di top Universities, pendidikannya beda, tujuannya bukan itu. Karena tujuan pendidikan di top Universities ini nantinya menciptakan orang-orang yang emang menciptakan pekerjaan, jadi top leaders, top businessmen, top engineers, top scientists, dll yang mereka ini pendidikannya nggak bisa dipola.

Jadi, apa sistem kuliahnya yang beda jauh sama kita?

Stage-3

Ada tiga hal penting yang gue liat cukup jauh perbedaannya sama kita.

Pertama, tujuan pendidikannya.

Mereka tau mereka butuh untuk creating great people, jadi tujuan pendidikan buat top people-nya bukan untuk “mencetak” orang-orang, tapi membekalin mereka dengan kemampuan berpikir yang dahsyat, trus membekali mereka dengan knowledge seluas mungkin, se-general mungkin. Mereka harus bisa mikir bener, ngerti konsep ilmu-ilmu yang ada, ngerti berbagai macam paradigma ilmu yang ada, karena tujuan pendidikan adalah menjadi seseorang cerdas yang tercerahkan. Skills-skills praktis mah gampang bisa dipelajarin di kursus, atau nanti ambil master. Di level bachelor (sarjana) intinya mereka harus punya kemampuan dasar yang kepake di segala aspek kehidupannya.

Lo bisa baca tujuan pendidikan ini di website top university kayak harvard.edu, yale.edu, princeton.edu, dan lain-lain

Kedua, pemilihan jurusan.

Di Indonesia, dari awal lo harus milih jurusan dan lo fokus ke satu jurusan, dan hampir semua mata kuliah yang perlu elo ambil udah ditentuin sama universitas. Padahal ternyata 85% matkul ini ga guna isinya di saat terjun ke kehidupan nyata (ini statement bokap gue,hehe)

Di sistem pendidikan Amerika, ternyata dari awal lo nggak langsung milih jurusan. Lo biasanya bebas ngambil mata kuliah dari segala jurusan, campur-campur dengan aturan-aturan tertentu. Kalo nantinya elo mutusin untuk ngambil konsentrasi di bidang tertentu ya boleh-boleh aja (total selama 4 tahun lo wajib ngambil sekitar 32 matkul, kalo lo ngambil konsentrasi, biasanya 12-14 matkul jadi wajib, tapi tetep aja 18-20 matkul bebas bisa lo pilih dari buanyak jurusan). Gue waktu itu coba liat pilihan mata kuliahnya ada apa aja. Dan, wow!!!Keren-keren abis. Lo bisa liat juga di website top universities itu tentang pilihan matkul yang mereka sediain.

http://generaleducation.fas.harvard.edu

Itu di atas salah satu contoh kalo di Harvard… di Princeton juga punya sejenis modelnya. Gue sendiri nyoba ngikutin buanyak banget mata kuliah yang ditawarin. Hasilnya? Dahsyat parah! Dengan ter-exposed berbagai knowledge and paradigm of thinking yang tersedia, hasil akhirnya pola pikir kita jauh total berbeda dan tercerahkan!!

Dengan belajar sistem seperti ini, kita jadi nggak sempit berpikir di satu bidang, tapi bener-bener sadar bahwa segala bidang-bidang ini nggak terpisahkan satu sama lain. Dan riset tambahan gue, orang-orang yang emang ahli di bidangnya justru adalah mereka yang punya pengetahuan general dan nggak sempit atau terfokus di bidangnya doang.

Ketiga, fokus pendidikan.

Di sana, gue liat fokus pendidikan ada menciptakan kecerdasan dan karakternya, bukan untuk mendapatkan isi ilmunya. Memang isi dari ilmu itu sendiri penting, tapi lebih penting lagi adalah pola berpikir yang kita bisa dapetin saat belajar ilmu-ilmu itu, jadi fokusnya mengembangkan kemampuan berpikir, kreativitas, problem solving yang groundbreaking, innovating, dan lain-lain.

Jadi…belajar fokusnya bukan untuk nguasain ilmunya aja, tapi untuk menciptakan kecerdasan dan karakter. Misalnya gue belajar fisika, bukan fisika sebagai fokus materi, tapi bagaimana scientific reasoning kita pake di fisika, yang diharepin cara berpikir ini bisa kepake ke segala ilmu lainnya dan di aspek kehidupan yang lainnya juga.

kenapa hal-hal ini penting?

Stage-4

Karena menurut mereka (dan gue setuju akan hal ini), pendidikan seharusnya menyiapkan orang untuk siap seumur hidup, hidup di dalam suatu kualitas, untuk menciptakan kualitas secara terus menerus dalam 30-50 tahun kehidupan di masa mendatang. Nah, ya kita harus punya dasar yang kuat banget, karena hidup ya sayang aja kalo nggak ada misi. Kalo kita mau punya misi yang berarti (meaningful) dan untuk ngewujudinnya butuh waktu panjang, ya  harus siap belajar segala sesuatunya, karena semua itu bakal kepake.

Andaikan kita fokus mau jadi top leaders di bidang apa pun, segala ilmu-ilmu ini emang kepake. Psychology jelas, sociology jelas, critical thinking apa lagi (ini dasar semuanya), mathematical reasoning (this is a logic upon which all other knowledge will be built), scientific reasoning (nggak sama sama learning science, this is about applying scientific method di semua aspek kehidupan untuk mendapatkan hasil optimal dalam berpengetahuan apa pun), economics jelas, management apa lagi (bukan business doang), politics (ini semua orang harus tau kalo menurut gue), history (bokap gue bilang, tanpa belajar sejarah dengan bener, kita cuma akan ngulang-ngulang kesalahan yang udah dibuat orang laen), dan masih banyak lagi. Ini belum termasuk ilmu-ilmu yang belum bisa dikategoriin (dan mungkin ide mengkategori ilmu itu sendiri bisa juga rada salah kali yaa:p)

Pertama dalam menciptakan kualitas (kecerdasan, kreativitas, dan karakter). Kedua, semua ilmu itu akan kepake banget sehari-hari tanpa sadar. Ketiga, buat diwarisin ke siapa pun yang nantinya membutuhkan cara pandang yang menyeluruh, dan masih banyak lagi alesan-alesan yang lainnya…

Karena hal itu, jadi gue wajibin tutor-tutor atau manager-manager di Zenius untuk belajar dengan model ini. Mereka wajib nguasain ilmu seluas-luasnya, dan thinking skills penting harus didapet dari segala ilmu-ilmu itu, supaya mereka tercerahkan dan akan mandang hidup dan dunia dengan cara yang beda.

Sabda PS (@sabdaps)
Founder and Teacher of  Zenius Education

—————————CATATAN EDITOR—————————

Kalo ada di antara lo yang mau ngobrol atau diskusi sama Sabda tentang dunia pendidikan Indonesia secara umum, langsung aja tinggalin komentar di bawah artikel ini. Buat lo yang mau baca artikel zenius lain terkait dunia pendidikan, gua sangat merekomendasikan lo untuk baca beberapa artikel di bawah ini:

Bagikan Artikel Ini!