Kim Il Sung

Kim Il Sung, Pendiri Korea Utara yang Berteman Baik dengan Sukarno

Artikel ini membahas biografi Kim Il Sung, pendiri dari Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) yang memprakarsai Perang Korea.

Annyeonghaseyo kamerad Zenius! Kalau kita ngomongin Republik Rakyat Demokratik Korea yang kerap dikenal sebagai Korea Utara, kemungkinan besar di pikiran temen-temen muncul bayangan-bayangan tidak menyenangkan seperti kamp kerja paksa, penjara dan hukuman mati. Bisa jadi juga temen-temen kepikiran drakor seperti Crash Landing on You yang setting-nya ada di Korea Utara. Kalau gitu, temen-temen penasaran ga sih siapa sosok pendiri dari negara ini?

Pada artikel ini gua pengen ngebahas kisah hidup dari Kim Il Sung, kakek dari Kim Jong Un yang akrab kita lihat di berita kalau ada ulah baru dari Korea Utara. Selain ngebahas kehidupannya gua juga pengen ngomongin persahabatan akrab Kim Il Sung dengan Bapak Proklamator Republik Indonesia, Sukarno. Tunggu apalagi? Dibaca sampai selesai aja artikelnya!

Kehidupan dan Perjuangan Awal

Kim Il Sung
Kim Il Sung pada tahun 1927 (Dok. Wikimedia Commons)

Kim Il Sung dilahirkan dengan nama Kim Song Ju pada 15 April 1912 di Mangyongdae, dekat Pyongyang, sebagai anak sulung dari 3 bersaudara. Ayahnya, Kim Hyong Jik adalah seorang guru dan ibunya adalah Kang Ban Sok. Pada masa itu Jepang sedang menjajah Korea, oleh karena itu sekitar tahun 1925 keluarganya melarikan diri ke Manchuria (provinsi Cina di bagian Timur Laut) untuk menghindari pendudukan Jepang.

Di Manchuria, Kim Il Sung mempelajari bahasa Cina dan melanjutkan pendidikannya. Ketika masih berumur 14 tahun, ia bergabung dengan kelompok perlawanan Jepang setempat. Kemudian ia tertarik dengan bacaan dan retorika komunisme. Akhirnya, pada tahun 1931 dia bergabung dengan Partai Komunis Cina setempat. Pada tahun yang sama itu juga Jepang memulai penyerangannya di Manchuria.

Kim Il Sung, Manchuria
Pasukan Jepang memasuki Mukden, Manchuria pada tahun 1931 (Dok. Wikimedia Commons)

Kim Il Sung ikut berpartisipasi dalam gerakan perlawanan Jepang di Manchuria. Kebanyakan dari perlawanan ini dilakukan dengan taktik gerilya. Pada tahun 1935, Kim Il-sung mengubah namanya dari Kim Song Ju menjadi Kim Il-sung, yang berarti “Kim menjadi matahari”. Nama Il Sung ini juga merupakan nama pejuang gerilya yang terkenal karena melawan Jepang di Korea. Tahun 1936 dia dipilih sebagai pemimpin divisi dari beberapa ratus pasukan. Ia berhasil merebut kota kecil di perbatasan Korea-Cina dari Jepang sehingga ia menjadi populer. 

Serangan Jepang di Manchuria ternyata berlangsung dengan baik walau terdapat perlawanan setempat. Akhirnya, Kim Il Sung dan divisinya yang tersisa melarikan diri ke perbatasan Uni Soviet. Di sana, mereka disambut dan diberikan pelatihan militer. Kim Il Sung sendiri dipromosikan sebagai mayor dan bertempur untuk Tentara Merah Uni Soviet hingga akhir Perang Dunia II pada tahun 1945.

Pada 16 Februari 1941, Kim Il Sung menikahi Kim Jong Suk di desa Vyatskoye, Uni Soviet. Mereka mempunyai 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Anak sulung mereka adalah Kim Jong Il yang akan memimpin Korea Utara di masa depan. 

Mendirikan Korea Utara

Ketika Jepang kalah dan menyerah dari Perang Dunia II, Uni Soviet segera menyerbu perbatasan Korea yang tadinya dikuasai Jepang. Setelah pembagian daerah pendudukan, bagian utara Korea dipegang oleh Uni Soviet dan bagian selatan Korea dipegang oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Kim Il Sung termasuk dari pasukan Uni Soviet yang menyerbu bagian utara dari Korea. 

Kim Il Sung
Kim Il Sung pada tahun 1948 (Dok. Naenara)

Nah, di waktu inilah Korea Utara sedang didirikan pondasinya. Tiga kelompok Komunis yang berbeda muncul di Korea Utara. Pertama adalah kelompok yang berpihak pada Soviet, termasuk Kim Il Sung dan orang-orang Korea yang telah kembali dari Uni Soviet. Kedua adalah faksi komunis yang berpihak ke Cina, terdiri dari orang Korea yang telah kembali dari Cina. Terakhir adalah kelompok domestik, orang Korea yang menentang pemerintahan kolonial Jepang di Korea. 

Kim Il Sung dipilih oleh komandan Uni Soviet di Pyongyang untuk menjadi pemimpin Korea Utara. Alasannya adalah Uni Soviet hanya mengenal sedikit orang Korea lainnya, dan Kim Il Sung dianggap cukup populer dan kompeten. Uni Soviet kemudian melucuti persenjataan dari saingan potensialnya. Akhirnya pada 9 September 1948 Kim Il-Sung mengumumkan pembentukan Republik Rakyat Demokratik Korea, dengan dirinya sebagai perdana menteri pertamanya.

Perang Korea

Salah satu tindakan pertama Kim Il Sung sebagai perdana menteri Korea Utara adalah menyakinkan Joseph Stalin (pemimpin Uni Soviet) dan Mao Zedong (pemimpin Republik Rakyat Cina) bahwa ia mampu menyerang Korea Selatan dan mempersatukan Korea. Pada Juni 1950 ia berhasil mendapatkan persetujuannya.

Kim Il Sung
Kim Il Sung bersama serdadu Korea Utara pada tahun 1951 (Dok. Naenara)

Awalnya, serangan tentara Korea Utara berjalan dengan lancar. Mereka berhasil mengambil sebagian besar wilayah Korea Selatan dan hampir berhasil menyatukan semenanjung Korea di bawah satu bendera. Namun, ketika tentara Amerika Serikat dan PBB datang untuk mengintervensi serangan Korea Utara, pasukan Kim Il Sung terpukul mundur.

Serangan tentara Korea Selatan dengan bantuan PBB dan Amerika Serikat bahkan berhasil merebut daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai Korea Utara. Sekali lagi, semenanjung Korea hampir disatukan di bawah satu bendera yang berbeda.

Kim Il Sung, Perang Korea
Pertempuran di jalanan kota Seoul (Dok. Wikimedia Commons)

Takut akan prospek sekutu Amerika Serikat sebagai tetangganya, Cina tidak tinggal diam. Pasukan Cina diturunkan di Korea dan mereka berhasil memukul mundur pasukan Korea Selatan, Amerika Serikat dan sekutunya. Akhirnya, pada Juli 1953 dengan kondisi perang yang stalemate (jalan buntu di mana tidak ada pihak yang menang atau kalah), ditandatanganilah perjanjian gencatan senjata.

Pada akhir perang, perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan tidak berubah jauh dari sebelum perang. Padahal, korban jiwa gabungan dari semua pihak Perang Korea ini melebihi 1 juta nyawa. Satu hal yang menarik dari perang ini adalah perjanjian gencatan senjata itu masih berlaku sampai sekarang. Jadi secara teknik, Korea Utara dan Korea Selatan masih perang hingga saat ini. 

Industrialisasi, Juche, dan Pemujaan Kim Il Sung 

“Semakin tinggi standar hidup masyarakat, semakin malas mereka secara ideologis dan tindakan mereka semakin terganggu.”

Kim Il Sung

Kondisi Korea Utara hancur sebagai akibat kegagalan Perang Korea. Untuk memperbaiki ekonomi negaranya, Kim Il Sung berencana untuk mengindustrialisasikan Korea Utara. Ia memperkenalkan ideologi ‘Juche’ yang berarti ‘mandiri’ karena ingin mendirikan Korea Utara yang terbebaskan dari pengaruh asing, secara ekonomi maupun lainnya. Walau begitu, Korea Utara tetap menerima bantuan dari sekutunya Uni Soviet dan Cina.

Kim Il Sung
Gambar Ilustrasi Kim Il Sung (Dok. Wikimedia Commons)

Dalam rangka mengkonsolidasi kekuasaan di Korea Utara, Kim Il Sung mengeliminasi siapapun yang melawan keputusannya. Intinya yang ngebangkang dipenjara atau dieksekusi oleh negara. Pemujaan pribadi terhadap Kim Il Sung juga mulai berlaku sepenuhnya setelah pembersihan massal faksi politik yang menentangnya. 

Masyarakat Korea Utara diberi informasi seperti kehebatan Kim Il Sung pada perang melawan Jepang, Amerika Serikat lebih buruk dari Hitler, dan PBB menyebarkan virus di Korea Utara. Terdapat dua pilar utama dalam propagandanya. Pertama, Kim Il Sung dikatakan berasal dari garis keturunan pemimpin rakyat sejak zaman Raja Sunjo dari Dinasti Joseon dan dikatakan menjunjung tinggi tradisi keluarga dan adalah seorang pahlawan dalam perlawanan anti Jepang.

Kedua, berbagai kemampuan Kim Il Sung selalu dipuji. Tidak hanya seorang pahlawan perlawanan, dia juga disebut sebagai seorang pemikir yang lebih hebat dari Marx (bapak komunisme) atau Lenin (pendiri Uni Soviet). Kim Il Sung disebut sebagai seorang ahli dengan kebijaksanaan yang tak terlampaukan pada semua mata pelajaran termasuk politik, ekonomi, masyarakat, budaya, dan seni. Proses pembentukan sistem pemujaan ini dapat dikatakan selesai pada tahun 1958.

Kim Il Sung
Kim Il Sung pada Juni 1958 (Dok. Naenara)

Kim Il Sung mendapat berbagai gelar agung, seperti ‘Bapak Ketua’, ‘Ketua Agung’ dan ‘Yang Mulia Surgawi’. Nama Kim Il Sung dicetak dengan huruf tebal di semua publikasi, membuatnya menonjol dari teks lainnya. Ekonomi Korea Utara yang dikelola negara dengan ideologi ‘Juche’ tumbuh dengan pesat pada tahun 1950-an dan 60-an, melampaui ekonomi Korea Selatan. 

Persahabatan dengan Sukarno

Oke gua mau bahas tentang persahabatan Sukarno dan Kim Il Sung. Sebenarnya persahabatan ini sangat tidak aneh kalau kita mengingat kebijakan-kebijakan Sukarno yang anti barat dalam rangka menentang kolonialisme dan imperialisme. Hubungan Indonesia dan Korea Utara memiliki sejarah yang berakar pada Gerakan Non-Blok, yang didirikan pada tahun 1961. Indonesia dan Korea Utara menjalin hubungan diplomatik pada tingkat duta besar pada tahun 1964.

Kim Il Sung
Presiden Sukarno dan Kim Il Sung bersama bunga Kimilsungia, April 1965 (Dok. Naenara)

Cerita paling terkenal dari persahabatan Sukarno dengan Kim Il Sung dapat dilihat pada kunjungan Kim Il Sung ke Indonesia tahun 1965. Presiden Sukarno sedang menunjukkan Kebun Raya Bogor ke pemimpin Korea Utara tersebut.

Ketika Kim Il Sung terpukau oleh bunga anggrek berwarna ungu dari Makassar, Sukarno menamai bunga itu Kimilsungia dan menjadikannya simbol persahabatan abadi antara Indonesia dan Korea Utara. Anggrek ungu Kimilsungia itu hingga kini dijadikan propaganda Korea Utara mengenai Kim Il Sung. 

Setelah peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965, segera terjadi pergantian kekuasaan Indonesia ke tangan presiden Suharto. Di bawah pimpinan Suharto, Indonesia menjalin hubungan lebih dekat ke Amerika Serikat dan Korea Selatan. Meskipun hubungan Indonesia dan Korea Utara meredup, Indonesia tidak pernah secara resmi memutuskan hubungan dengan Korea Utara.

Kematian dari Presiden Abadi

Kim Il Sung
Kim Il Sung pada tahun 1986 (Dok. Naenara)

Pada tahun 1970-an, program ekonomi Juche ini mulai menurun sementara Korea Selatan makmur. Pengeluaran militer Korea Utara mencapai 25 persen dari seluruh anggaran nasional, di Korea Selatan, anggaran militer tersebut hanya empat persen. Hal ini diperburuk dengan panen yang menurun. Sakin buruknya kemandekan ekonomi dan gagal panen ini, pada awal tahun 1990-an terjadi kekurangan makanan. 

Hal ini diperburuk dengan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991 dan selesainya Perang Dingin, dana bantuan luar negeri Uni Soviet yang diterima Korea Utara berhenti. Bubarnya Uni Soviet ini meninggalkan Cina sebagai satu-satunya teman utama Korea Utara di dunia internasional. 

Akhirnya pada 8 Juli 1994, presiden (dia menunjuk dirinya sebagai presiden pada tahun 1972) Kim Il Sung yang sekarang berusia 82 tahun meninggal karena serangan jantung. Putra sulungnya yang ia tunjuk sebagai penggantinya, Kim Jong Il, mengambil alih kekuasaan. Kim Jong Il tidak secara resmi mengambil gelar “presiden”, ia menyatakan Kim Il Sung sebagai “Presiden Abadi” Korea Utara. 

Kim Il Sung
Jenazah Kim Il Sung yang diawetkan pada Juli 1994 (Dok. Time)

Pemujaan Kim Il Sung berlanjut setelah kematiannya. Hingga hari ini, potret dan patung Kim Il-Sung berdiri di seluruh Korea Utara. Tubuhnya diawetkan ‘untuk selama-lamanya’, diletakkan di peti mati berkaca di Istana Kepresidenan di Pyongyang. 

Kim Il Sung
Monumen Kim Il Sung dan Kim Jong Il di Bukit Mansu (Dok. Wikimedia Commons)

Selama hidupnya, Kim Il Sung bertemu lebih dari 70.000 tamu asing termasuk kepala negara dan pemerintahan serta pemimpin partai. Ia melakukan kunjungan ke 16 negara pada 106 kesempatan. Ia menerima 372 dekorasi, medali dan gelar kehormatan. Patungnya didirikan di Cina, dan lebih dari 480 jalan, institusi, dan organisasi di lebih dari 100 negara dinamai menurut namanya.

****

Unik dari negara komunis lainnya yang sebagian besar memilih pemimpin melalui partai, Kim Il Sung meninggalkan jejaknya di sejarah dengan mendirikan negara komunis dengan sistem turun temurun. Hingga hari ini cucunya, Kim Jong Un, memimpin Korea Utara. Kita cuma bisa lihatin aja deh perkembangannya di Indonesia, kira-kira bertahan sampai kapan ya negara paling terisolasi di dunia ini? Kasih tau gua pendapat lu di kolom komentar ya, sama kalau ada pertanyaan atau mau berdiskusi gas aja.

Referensi:

Cornell University Library. (2021). North Korea: Introductory Sources: The Kims: Leaders’ Biographies. Diakses pada 1 Oktober 2021 melalui https://guides.library.cornell.edu/c.php?g=225914&p=1497380

Wilson center Digital Archive. Biographies: Kim Il Sung. Diakses pada 1 Oktober 2021 melalui https://digitalarchive.wilsoncenter.org/resource/cold-war-history/kim-il-sung/biography

Britannica. (2021). Kim Il Sung. Diakses pada 1 Oktober 2021 melalui https://www.britannica.com/biography/Kim-Il-Sung

Naenara. President Kim Il Sung. Diakses pada 1 Oktober 2021 melalui http://naenara.com.kp/main/index/en/politics?arg_val=leader1

Biography. (2021). Kim Il-sung. Diakses pada 1 OKtober melalui https://www.biography.com/dictator/kim-il-sung

KBS World. Kim Il-sung Biography. Diakses pada 1 Oktober 2021 melalui http://world.kbs.co.kr/special/northkorea/contents/archives/supreme_leader/kim_il_sung.htm?lang=e

Szczepanski, Kallie. (2019). Biography of Kim Il-Sung, Founding President of North Korea. Diakses pada 1 Oktober 2021 melalui https://www.thoughtco.com/kim-il-sung-195634

Your Dictionary. Kim Il-sung. Diakses pada 1 Oktober 2021 melalui https://biography.yourdictionary.com/kim-il-sung

Cook, Erin. (2018). Why Indonesia loves North Korea. Diakses pada 1 Oktober 2021 melalui https://asiatimes.com/2018/09/why-indonesia-loves-north-korea/

Indonesia Youth Foundation. (2021). A Brief History of Indonesia-North Korea Relations. Diakses pada 1 Oktober 2021 melalui https://indonesiayouthfoundation.org/a-brief-history-of-indonesia-north-korea-relations/

Bagikan Artikel Ini!