Kelenjar Adrenal dan Hormon yang Dihasilkan Zenius Education

Kelenjar Adrenal dan Hormon yang Dihasilkan – Materi Biologi Kelas 11

Hai, Sobat Zenius! Tau nggak sih, kalau rasa deg-degan yang elo dapat ketika papasan sama gebetan atau perasaan kaget dan gugup ketika elo tiba-tiba ditunjuk guru buat menjawab pertanyaan itu hasil kerja kelenjar adrenal?

Wih, emangnya apaan tuh, kelenjar adrenal? Terus, apa sih fungsinya? Nah, kali ini gue bakal bahas lebih jauh tentang kelenjar adrenal. Yuk, siap-siap jelajahi cara kerjanya bareng gue!

Apa itu Kelenjar Adrenal?

Gambar Kelenjar Adrenal Zenius Education
Ilustrasi kelenjar adrenal (Arsip Zenius)

Kalau elo lihat gambar kelenjar adrenal di atas, elo udah bisa mengira-ngira belum, letak kelenjar adrenal ada di mana? Yup, di ginjal!

Kelenjar adrenal adalah kelenjar yang terletak di permukaan ginjal. Berhubung ginjal kita ada dua nih, otomatis kelenjar ini juga ada dua. Kelenjar ini punya dua bagian utama seperti yang ditunjukkan pada gambar: bagian luar disebut dengan korteks adrenal dan bagian dalam disebut dengan medula adrenal.

Kelenjar adrenal berfungsi sebagai penghasil hormon yang nantinya akan digunakan oleh tubuh kita untuk mengontrol respon terhadap stress atau tekanan. Nah, dalam dunia biologi sendiri, stress bisa dibagi jadi dua, yaitu stress jangka pendek dan stress jangka panjang. Nantinya hormon adrenal yang berperan dalam merespon masing-masing stress juga berbeda, ini bakal gue jelasin di bagian berikutnya, ya!

Baca Juga: Hormon Cinta, Berjuta Reaksinya – Tentang Cinta

Hormon-Hormon Adrenal

Ada beberapa hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal, yaitu epinefrin dan norepinefrin, glukokortikoid, dan mineralokortikoid. Sebenarnya ada lagi yang namanya aldosteron tapi itu juga masih golongan mineralokortikoid, jadi nanti pembahasannya jadi satu aja, ya.

Epinefrin dan Norepinefrin

Kita balik lagi ngomongin ke jenis-jenis stress tadi, ya. Hormon epinefrin dan norepinefrin ini berperan dalam respon tubuh terhadap stress jangka pendek. Seperti apa? Ya kayak awal gue jelasin tadi tuh, yang masalah gebetan. Kalian pasti pada pernah ngerasain, kan? Hehe.

Kelenjar adrenal bereaksi ketika ketemu gebetan Zenius Education
Di balik rasa deg-degan waktu ketemu gebetan, ada peran kelenjar adrenal, lho! (Dok. Imgur)

Jadi ketika gebetan elo lewat, nih, yang pertama bereaksi itu hipotalamus yang ada di otak. Nah abis elo lihat betapa cakepnya doi elo hari ini, hipotalamus bakal mengirim sinyal melalui saraf menuju sumsum tulang. Kenapa lewat saraf? Soalnya kalau lewat darah nanti kelamaan, kalau mau merespons stress jangka pendek emang kudu gercep!

Baca Juga: Pengertian dan Fungsi Hormon Hipotalamus – Materi Biologi Kelas 11

Setelah itu, dari sumsum tulang akan menuju ke bagian medula adrenal yang akan menghasilkan hormon epinefrin atau yang disebut juga dengan adrenalin dan norepinefrin. Fungsi dari kedua hormon ini antara lain untuk meningkatkan glukosa darah, tekanan darah, laju pernafasan, dan metabolisme.

Glukokortikoid

Nah, kalau stress jangka panjang gimana, dong? Stress jangka panjang terjadi kalau di dalam tubuh kita ada ketidakseimbangan dalam waktu yang lama, tepatnya kalau ada ancaman tubuh kita bakal kehabisan energi.

Kehabisan energi bisa dipicu oleh turunnya kadar glukosa dalam darah atau tekanan darah rendah dalam waktu yang lama. Nah, hormon yang merespons stress jangka panjang ini adalah hormon kortikosteroid yang terdiri atas glukokortikoid dan mineralokortikoid. Kedua hormon ini dihasilkan di korteks adrenal.

Kelenjar adrenal ketika depresi Zenius Education
Depresi bisa memicu turunnya kadar glukosa dalam darah (Dok. Giphy)

Sekarang kita bahas cara kerja glukokortikoid dulu, ya. Misalnya nih kasusnya ada seseorang yang mengalami depresi. Depresi itu memakan energi, lho. Gula darah bisa jadi turun gara-gara ini. Nah kalau hal ini terjadi, tubuh akan mengirimkan sinyal ke hipotalamus.

Terus hipotalamus langsung menghubungi pituitari. “Pit, kadar glukosa dalam darah kita jeblok, nih. Ayo, take action!”. Tapi si pituitari nggak langsung gerak sendiri ya, dia kirim sinyal ke adrenal korteks untuk menghasilkan hormon glukokortikoid.

Hormon ini bekerja di organ adiposa untuk mengubah lipid menjadi glukosa, di hati untuk mengubah lipid dan protein menjadi glukosa, dan menghambat sistem imun. Jadi glukosa itu kan sedikit ya. Kalau misalnya otak lagi butuh stok glukosa, maka otak yang akan didahulukan. Sistem imun nanti-nanti aja. Tapi ini juga nih yang bikin gampang sakit soalnya sistem imunnya dihambat.

Mineralokortikoid

Kalau hormon yang satu ini, dia merespon tekanan darah rendah. Tapi beda dengan hormon-hormon yang sebelumnya menerima sinyal dari hipotalamus, kalau mineralokortikoid menerima sinyal dari ginjal.

Ginjal kan ada unit-unit penyaring darah dan di situ pun ada yang namanya sel Juxtaglomerular Apparatus (JGA) yang bakal ngeh duluan kalau tekanan darah tubuh elo rendah. JGA nanti bakal menghasilkan hormon renin yang mengaktivasi hormon-hormon lainnya yang bakalan nyuruh korteks adrenal untuk menghasilkan mineralokortikoid.

Baca Juga: Struktur Ginjal Manusia dan Fungsinya – Materi Biologi Kelas 11

Mineralokortikoid bakal mengaktivasi ginjal dan kelenjar keringat untuk melaksanakan reabsorpsi Na+ dan air. Nah kalau udah ketambahan hasil reabsorpsinya, volume darah juga bakal bertambah. Alhasil, tekanan darahnya bakal naik, deh.

Nah, ada satu lagi nih yang tadi gue bilang merupakan golongan mineralokortikoid, yaitu aldosteronisme.

Tubuh kita keren banget bisa saling suruh, saling mengirimkan sinyal, sampai memproduksi hormon-hormon untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu. Tapi apa jadinya kalau misalnya salah satu hormon, misalnya hormon aldosteron ini produksinya terlalu banyak?

Nah, tadi gue udah jelasin kalau hormon ini berfungsi untuk meningkatkan tekanan darah. Kalau seseorang kelebihan hormon aldosteron, dia bisa menderita aldosteronisme. Nanti tekanan darahnya jadi tinggi terus bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang berujung ke stroke.

Tekanan darah tinggi juga menyebabkan penurunan fungsi ginjal karena memompa darahnya juga lebih kerja keras. Jadi bisa mengarah ke gagal jantung juga. Selain itu karena hormon ini juga menyebabkan reabsorpsi ion-ion dan air, bisa juga menimbulkan kelebihan berat badan.

Over-produksi aldosteron bisa terjadi kalau kelenjar adrenal bertumbuh berlebihan hingga menjadi kanker. Cara menyembuhkannya adalah dengan operasi, di mana kelebihan-kelebihannya itu nanti bakal diangkat.

Tapi kalau gejalanya belum parah, bisa diobati satu per satu menurut gejalanya, misalnya konsumsi obat penurun tekanan darah.

Oh iya, video pembahasan materi ini bisa elo tonton dengan klik banner di bawah ini!

Kelenjar Adrenal dan Hormon yang Dihasilkan - Materi Biologi Kelas 11 9

Contoh Soal Kelenjar Adrenal dan Hormonnya

Oke deh, kita udah sampai di penghujung artikel, nih! Gimana, udah lebih paham kan, sama kelenjar adrenal? Kalau begitu, kita lanjutkan dengan contoh soal, ya!

  1. Ketika kita mengalami stress dalam jangka waktu yang panjang, maka … akan aktif mensekresikan hormon.
    a. Sumsum tulang
    b. Medula adrenal
    c. Korteks adrenal
    d. Pituitari posterior
    e. Paratiroid
  2. Hormon kelenjar adrenal yang befungsi untuk meningkatkan penyerapan air dan ion Na+ oleh ginjal adalah ….
    a. Mineralokortikoid
    b. Glukokortikoid
    c. Epinefrin
    d. Norepinefrin
    e. ADH

Pembahasan:

  1. Jawaban: c. Jika kita stress dalam jangka waktu yang panjang, kelenjar korteks adrenal akan aktif mensekresikan hormon mineralokortikoid dan glukokortikoid.
  2. Jawaban: a. Hormon yang berfungsi untuk meningkatkan air dan ion Na+ di ginjal adalah hormon mineralkortikoid yang dihasilkan oleh kelenjar korteks adrenal.

Sekian dulu ya, untuk artikel kali ini. Jangan lupa baca artikel lainnya di Zenius!

Bagikan Artikel Ini!