biografi alan turing enigma

Biografi Alan Turing, Sang Matematikawan dan Pahlawan Perang Dunia II

Pernah mendengar tokoh bernama Alan Turing? Ia merupakan ilmuwan matematika dan pahlawan Perang Dunia II bagi Inggris. Penasaran? Simak selengkapnya mengenai biografi Alan Turing enigma di sini!

Main teka-teki, yuk! Nih, gue punya susunan huruf, yang kalau dikurangi, maka hasilnya menjadi 4. Coba elo pecahkan teka-teki tersebut menjadi bahasa aslinya, dan isilah titik-titik yang ada di bawahnya!

A B O B O – A P N H = 4

K B H – S P T H = ….

Gimana, sudah bisa memecahkan teka-teki tersebut? Gue kasih clue yang pertama, hitung huruf-hurufnya!

A B O B O (5 huruf) – A P N H (4 huruf) = 4

Dari susunan teka-teki di atas, kita menemukan bahwa ada 5 huruf yang dikurangi 4 huruf akan menghasilkan 4. Kalau gitu, kita bisa coba menyusunnya dengan mencari angka berapa saja yang kalau dikurangi, maka hasilnya 4.

sepuluh – enam = 4

sembilan – lima = 4

delapan – empat = 4

tujuh – tiga = 4

enam – dua = 4

lima – satu = 4

Nah, sesuai aturan dalam teka-teki di atas, cari yang mengandung 5 huruf – 4 huruf = 4. Ketemu, nggak? Yap, dari susunan pengurangan di atas, yang paling sesuai dengan aturan teka-teki adalah tujuh (5 huruf) – tiga (4 huruf) = 4.

Berdasarkan susunan kode sandi tersebut, kita bisa mendapatkan bahasa aslinya, yaitu.

Cara menerjemahkan kode sandi alfabet ke dalam bahasa asli.
Hasil terjemahan kode sandi ke dalam bahasa aslinya. (Arsip Zenius)

Bahasa buatan atau kode sandi pada gambar di atas ditandai dengan huruf berwarna kuning, sedangkan bahasa aslinya ditandai dengan huruf berwarna ungu.

Selanjutnya, kita pecahkan lagi teka-teki yang kedua, yaitu K B H – S P T H = ….

Berdasarkan bahasa asli, kita temukan bahwa teka-teki alfabet tersebut adalah D U A – L I M A = -3.

Gimana, seru banget, kan, memecahkan teka-teki layaknya intel? Masih banyak kode sandi lainnya berdasarkan tipe, elo bisa cek di artikel berikut ini.

Baca Juga: Cara Membuat Sandi, Kode, dan Rahasia untuk Memecahkannya dengan Ilmu Kriptografi

Nah, ngomong-ngomong kode sandi, ternyata ada salah satu tokoh dunia yang kisahnya berhubungan erat dengan kode sandi, guys. Elo tahu siapa orangnya, nggak? Tebak-tebakan lagi, nih, kita.

Tokoh tersebut pernah diangkat dalam film “The Imitation Game” (2014). Siapa lagi kalau bukan Alan Turing. Oke, selanjutnya kita akan bahas mengenai biografi Alan Turing.

Siapa Itu Alan Turing?

Sebagian dari elo mungkin ada yang belum kenal dengan tokoh bernama Alan Turing. Singkatnya, Alan merupakan bapak computer science dan artificial intelligence atau A.I.

Yap, kedua bidang tersebut erat kaitannya dengan matematika. Jadi, nggak salah lagi kalau tokoh yang satu ini merupakan matematikawan jenius! Gimana nggak jenius, ia telah berjasa besar bagi peradaban kita saat ini, guys.

Tanpa konsep yang ia temukan, mungkin saat ini kita belum kenal dengan komputer modern yang hampir tiap hari elo gunakan. Bisa jadi juga, tanpa kontribusinya, Inggris nggak akan memenangkan Perang Dunia II melawan Nazi Jerman. Bayangkan, sekeren apa tokoh yang satu ini!

Ilustrasi biografi Alan Turing menggunakan jas.
Alan Turing yang dijuluki sebagai bapak computer science dan artificial intelligence. (Arsip Zenius)

Tertarik untuk mengulik lebih dalam? Oke, kita akan mulai membahas biografi Alan Turing di bawah ini. Cekidot!

Awal Kehidupan Alan Turing, Jenius Sejak Muda!

Nama lengkap Alan Turing adalah Alan Mathison Turing. Ia lahir di Maida Vale, London, pada 23 Juni 1912. Beruntungnya, ia terlahir dari keluarga yang terbilang mampu. Ia merupakan anak kedua dari Julius Mathison dan Ethel Stoney.

Ayahnya, Julius, merupakan pegawai negeri yang bekerja di India. Meskipun begitu, kedua orang tua Alan ingin membesarkan anaknya di Inggris.

Oleh karena itu, Alan dimasukkan ke sekolah swasta yang cukup populer di Dorset, yaitu Sherborne School. Ia masuk sekolah tersebut pada usia 13 tahun. Sayangnya, pendidikan yang diberikan di Sherborne School dirasa kurang cocok dengan minat alaminya.

Sherborne School memberikan penekanan pada pendidikan klasik, yaitu suatu sistem pendidikan di mana guru dianggap sebagai sumber pengetahuan yang dominan. Sedangkan, siswanya cenderung pasif dan menerima begitu saja apa yang disampaikan oleh guru.

Selain itu, pendidikan klasik juga menekankan pada filsafat pendidikan turun-temurun. Jadi, kalau ada sistem dari pendahulu yang dianggap cocok dengan suatu sekolah, maka sekolah tersebut akan menerapkan ajaran-ajaran pendahulu tersebut.

Padahal, Alan Turing sudah menunjukkan bakatnya sejak kecil dalam bidang matematika dan sains, lho.

Pada usia 14 tahun, Alan sudah mampu memecahkan masalah matematika yang rumit tanpa mempelajari kalkulus dasar terlebih dahulu. Selain itu, ia juga bisa memahami teori Albert Einstein dan mengeksplorasi pertanyaan Einstein tentang hukum gerak Newton.

Tuh, kan, kejeniusan Alan sudah terlihat sejak remaja. Anak seusianya biasanya lagi asyik main, kan? Sedangkan dia sudah mempelajari kalkulus dan teori Albert Einstein. Hmm, otak seperti apa yang ia miliki ….

Setelah menyelesaikan pendidikan di Sherborne School, Alan masuk ke King’s College, University of Cambridge dan mendapatkan beasiswa pendidikan. Ia belajar di sana dari tahun 1913 hingga 1934. Nah, di sinilah Alan diizinkan untuk mengeksplorasi berbagai konsep matematika dan sains.

Alan mempresentasikan hasil disertasinya tentang teorema limit pusat. Teori itu menjelaskan tentang metode probabilitas seperti kurva lonceng yang berfungsi untuk statistik normal. Selain itu, aplikasi teori tersebut juga bisa diterapkan pada masalah lain. Nggak hanya itu, selama kuliah di Cambridge, Alan juga menggagas komputer modern, guys!

Baca Juga: Memahami Limit Fungsi Aljabar

Perjalanan Karir dalam Menggagas Komputer Modern dan Memecahkan Kode Enigma Perang Dunia II

Untuk memulainya, nih, gue sajikan Alan Turing quotes supaya bisa semakin memotivasi keseharian elo.

Sometimes it is the people no one can imagine anything of who do the things no one can imagine” – Alan Turing

Kadang, orang yang nggak kita bayangkan bisa melakukan suatu hal, justru bisa melakukan hal tersebut jauh lebih baik dari bayangan kita. Kurang lebih begitu maksud quotesnya.

Jadi, siapa pun elo saat ini, jangan biarkan orang lain menghalangi impian terbesar elo! Selama elo yakin bahwa impian tersebut baik buat elo dan orang banyak, maka jangan patah semangat untuk mewujudkannya. Buktikan bahwa elo bisa mencapainya, gue yakin, semesta juga akan membantu elo mewujudkan impian elo itu. Semangat, ya!

Oke, balik lagi ke perjalanan karir Alan Turing dalam mewujudkan impiannya yang ternyata menjadi tolok ukur bagi dunia modern saat ini. Cekidot!

Perjalanan Karir dalam Menggagas Komputer Modern

Yap, kejeniusan Alan nggak cukup sampai di situ saja. Semasa kuliah di Universitas Cambridge, Turing sudah mempunyai konsep tentang komputer modern. Padahal, saat itu konsep tersebut masih nggak terpikirkan oleh siapapun. Konsep tersebut dinamakan “Mesin Universal Turing”—selanjutnya dikenal dengan “Mesin Turing”.

Mesin tersebut dianggap sebagai pendahulu komputer modern. Karena, mesin tersebut bisa menyelesaikan berbagai permasalahan matematika, selama masalah tersebut disajikan sebagai algoritma.

Baca Juga: Pengertian Coding dan Contoh Bahasa Pemrograman

Wah, kok bisa, ya, Alan kepikiran untuk membuat konsep seperti itu? Awalnya, dosen matematikanya melemparkan pertanyaan, “Meskipun hanya ada dalam teori, apakah ada metode atau proses yang bisa menyelesaikan semua perhitungan matematika?” Nah, dari situ, Alan terus mencari jawaban atas pertanyaan sang dosen.

Hingga pada tahun 1936, Turing berhasil memaparkan konsep yang telah dipikirkannya secara matang itu dalam makalahnya yang berjudul “On Computable Numbers, with An Application to the Entscheidungsproblem”.

Dua tahun setelah Alan memaparkan konsep komputer modern, Alan melanjutkan pendidikannya untuk belajar matematika dan kriptologi di Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey. Ia mempelajari logika matematika di bawah arahan Gereja.

Setelah lulus dan mendapatkan gelar Ph.D dari Universitas Princeton, pada 1938, ia kembali ke Cambridge dan menjadi freelancer atau pekerja paruh waktu di Government Code and Cypher School (GCCS), yaitu sebuah organisasi pemecah kode di Inggris.

Ngomong-ngomong tentang pemecah kode, berarti ada hubungannya dengan yang kita bahas di awal tulisan ini. Gue membahas sedikit tentang kode sandi di awal, dan itu memang ada hubungannya dengan jejak karir Alan Turing.

Memecahkan Kode Enigma Perang Dunia II

Elo masih ingat nggak, kapan Perang Dunia II terjadi? Yoi, Perang Dunia II terjadi pada 1 September 1939 hingga 2 September 1945.

Nah, ketika perang dengan Jerman dimulai, Alan ditugaskan oleh pemerintah Inggris ke Bletchley Park di Buckinghamshire. Perlu elo ketahui, bahwa Bletchley Park merupakan markas unit pemecah kode milik Intelijen Inggris.

Penampakan gedung Bletchley Park Inggris yang menjadi markas unit codebreakers pada Perang Dunia II.
Bletchley Park yang merupakan markas unit codebreakers pada Perang Dunia II. (dok. Pixabay/jonmdyson)

Tugasnya nggak kaleng-kaleng yaitu untuk memecahkan kode Enigma milik Jerman yang saat itu sulit banget untuk dipecahkan. Bahkan, terbilang mustahil!

Singkat cerita sebelum kedatangan Alan di Bletchley Park, agen intelijen Polandia telah memberikan informasi kepada Inggris tentang mesin Enigma. Mesin tersebut merupakan mesin sandi yang digunakan oleh militer Jerman untuk mengenkripsi komunikasi radio.

Jadi, pihak militer itu nggak pakai komunikasi langsung seperti kita ngobrol gini, guys. Tetapi, mereka menggunakan kode sandi supaya pihak luar nggak paham sama apa yang mereka bicarakan. Yang paham dengan kode tersebut ya internal mereka saja. Termasuk yang dilakukan oleh Jerman menggunakan mesin Enigma pada Perang Dunia II.

Awalnya, sekitar tahun 1938, kriptanalis Polandia yang dipimpin oleh Marian Rejewski menggunakan mesin codebreaker atau pemecah kode yang bernama Bomba. Sayangnya, keberhasilan Bomba dalam memecahkan kode sangat bergantung pada prosedur operasi Jerman.

Nah, pada Mei 1940, Jerman mengubah prosedur operasinya. Hal itu membuat Bomba nggak berfungsi lagi. Nggak mau kalah, Alan menyatakan bahwa sebuah mesin itu harus dikalahkan lagi dengan mesin.

Sejak itulah, pada 1939-1940, Alan dan agen pemecah kode lainnya merancang mesin codebreaker lainnya yang disebut Bombe.

Karena mesin tersebut, pasukan Inggris bisa mencegat ribuan pesan Jerman setiap bulannya. Dengan analisis yang diberikan Alan mengenai intelijen angkatan laut Jerman, pasukan Inggris dengan sigap menjaga konvoi kapal mereka dari U-boat milik musuh.

Ilustrasi kapal u boat Jerman Perang Dunia II di lautan.
Kapal boat milik Jerman yang digunakan pada Perang Dunia II. (dok. Wikimedia Commons)

Pada tahun 1942, Alan juga menemukan metode lainnya yang sistematis sebagai codebreaker yang dienkripsi oleh mesin sandi Jerman. Pemerintah Inggris memberinya nama “Tunny”.

Kontribusi Alan sangat membantu Inggris dan sekutu dalam membaca pesan rahasia militer Jerman selama perang. Kontribusinya tersebut membuat banyaknya korban jiwa bisa diminimalisir dan perang bisa berakhir lebih cepat dari perkiraan. Tentu saja pihak Jerman kalah perang. Meskipun begitu, kontribusi Alan harus dirahasiakan selama perang. Supaya apa? Hal itu dilakukan supaya Alan tetap aman.

Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945. Nah, di akhir perang, sekitar tahun 1946, atas kontribusinya bagi dunia yang super duper keren dalam memecahkan kode militer Jerman, maka Alan diangkat menjadi Officer of the Most Excellent Order of the British Empire (OBE).

Baca Juga: Mengapa Jerman Kalah di Perang Dunia II?

Lalu, setelah Perang Dunia II berakhir, apa yang dilakukan Alan Turing?

Setelah Perang Dunia II Berakhir

Perjalanan karir Alan nggak cukup sampai di situ, guys. Inggris sudah mempercayai keahlian Alan dalam bidang matematika dan sains. Setelah perang berakhir pada 1945, Alan direkrut ke National Physical Laboratory (NPL), London, untuk membuat elektronik komputer.

Desain yang ia buat, Automatic Computing Engine (ACE) merupakan spesifikasi komputer digital versi lengkap untuk pertama kalinya. ACE yang ia desain dijamin bakal punya kapasitas memori lebih besar dan lebih cepat dibandingkan dengan komputer awal lainnya.

Sayangnya, rekan-rekannya di NPL nggak setuju dengan desain tersebut, guys. Lho, kenapa? Bukannya desain itu punya spesifikasi yang lengkap, ya? Alasannya, karena desain milik Alan itu terlalu sulit untuk dicoba.

Alhasil, NPL membuat mesin komputer dengan spesifikasi yang lebih rendah. Hal itu menyebabkan NPL kalah dalam perlombaan komputer digital dengan penyimpanan program digital pertama di dunia.

Kalau elo jadi Alan, apa yang akan elo lakukan saat itu? Kecewa, kesal, dan ingin marah-marah?

Yap, Alan pun merasa kecewa. Untuk membalas kekecewaan tersebut, ia harus membuktikannya dengan karya. Kemudian, ia terpilih menjadi anggota Royal Society of London pada Maret 1951 dan mengambil alih jabatan wakil direktur di Computing Machine Laboratory, University of Manchester.

Selama di Manchester, ia fokus mengembangkan komputer, khususnya merancang sistem input-output dan sistem pemrogramannya. Dasar ilmunya adalah konsep miliknya, yaitu Mesin Turing.

Kerja kerasnya tersebut menghasilkan sistem pemrograman yang digunakan dalam komputer digital elektronik pertama yang dipasarkan, yaitu Ferranti Mark I pada 1951.

Penampakan Ferranti Mark I yang merupakan komputer digital elektronik pertama yang dipasarkan.
Komputer digital elektronik pertama yang dipasarkan pada tahun 1051 bernama Ferranti Mark I. (dok. Wikimedia Commons)

Di awal, gue sempat bilang kalau Alan merupakan bapak computer science dan artificial intelligence atau A.I. Masih ingat? Tentang komputer sains sudah kita bahas di uraian-uraian sebelumnya, kan? Nah, sekarang kita bahas artificial intelligence-nya atau disebut juga dengan kecerdasan buatan.

Alan Turing, Bapak Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Selain karyanya dalam memecahkan kode dan komputer digital, Alan juga dianggap sebagai pelopor kecerdasan buatan, lho.

Alan selalu percaya dan mengemukakan hipotesis bahwa otak manusia itu sebagian besar adalah mesin komputasi digital. Awalnya, otak manusia itu kosong, nggak terorganisir. Namun, melalui pelatihan, lama-lama otak manusia menjadi terorganisir hingga bisa berpikir kompleks dan universal.

Begitu pun dengan komputer. Ia berpikir bahwa komputer itu bisa diajarkan untuk berpikir secara mandiri dari pemrograman mereka seperti otak manusia.

Berangkat dari hipotesis tersebut, pada tahun 1950—sedikit lompat ke tahun sebelum komputer digital Ferranti Mark I dipasarkan—Alan merancang suatu tes yang bernama Tes Turing untuk menentukan apakah komputer itu benar-benar cerdas atau nggak.

Kisah Kematian Alan Turing

Berbicara mengenai Alan Turing, selain karyanya, tentu kisah kematiannya juga menjadi perbincangan publik.

Setelah terpilih menjadi anggota Royal Science of London—suatu kehormatan tinggi bisa bergabung di sini—hidup Alan lantas nggak semakin baik. Kisah hidupnya menjadi sangat sulit.

Setahun setelahnya, tepatnya pada Maret 1952, Alan dihukum karena ketahuan menjalin hubungan romantis dengan Arnold Murray, pria berusia 19 tahun. Yap, Alan dihukum atas homoseksualitasnya.

Di Inggris, homoseksualitas merupakan suatu kejahatan. Sehingga, keduanya harus menjalani hukuman dari pemerintah Inggris.

Alan diberikan pilihan hukuman, penjara atau kebiri kimia. Fyi, kebiri kimia merupakan pemberian zat kimia untuk mengurangi libidonya. Alan pun memilih hukuman yang kedua, yaitu kebiri kimia selama 12 bulan.

Memiliki catatan kriminal membuat izin keamanannya dicabut, dengan kata lain, pemerintah Inggris sudah nggak menjamin keamanan Alan lagi. Nggak cukup sampai di situ, kejadian tersebut membuat Alan nggak akan pernah lagi diizinkan untuk bekerja di Government Communication Headquarters (GCHQ), yaitu pusat codebreaker pascaperang milik pemerintah Inggris.

Balik lagi ke pencapaian Alan mengenai komputer digital dan kecerdasan buatan. Alan menghabiskan sisa karirnya di Manchester dengan meneliti kecerdasan buatan, ia juga menerbitkan “The Chemical Basis of Morphogenesis” yang menggambarkan tentang perkembangan bentuk dan pola pada organisme hidup.

Ia menggunakan komputer digital Ferranti Mark I Manchester untuk memodelkan hipotesis mekanismenya tersebut untuk menghasilkan struktur anatomi pada hewan dan tumbuhan.

Sayangnya, di tengah penelitiannya yang inovatif tersebut, pada 7 Juni 1954, Alan ditemukan tewas di tempat tidurnya. Pemeriksaan post-mortem menentukan bahwa Alan tewas akibat keracunan sianida.

Putusan resmi yang dikeluarkan adalah Alan mengakhiri hidupnya, meskipun keputusan ini sangat kontroversial, karena nggak ada motif yang ditetapkan pada pemeriksaan tersebut. Selain itu, nggak ada bukti juga bahwa Alan berniat menghilangkan nyawanya sendiri.

Faktanya, kondisi mental Alan tampak biasa saja. Buah apel yang telah dimakan setengahnya ditemukan di sebelahnya pun nggak diuji apakah ada kandungan sianida di dalamnya.

Padahal, bisa juga tewasnya Alan merupakan kecelakaan akibat menghirup asap sianida dari percobaan di laboratorium kecil yang ada di sebelah kamarnya.

Singkat cerita, pada tahun 2009, berita bahwa Alan merupakanhomoseksual menyebar dan seorang programmer komputer di Inggris memulai petisi yang meminta pemerintah Inggris untuk memberikan pengampunan anumerta kepada Alan Turing.

Diwakili oleh Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown meminta maaf kepada Alan pada 2009. Ia menyatakan bahwa seharusnya Alan mendapatkan perlakuan baik atas kontribusinya selama ini.

Setelah banyak petisi yang dilontarkan kepada pemerintah Inggris dan dorongan dari Chris Grayling, 4 tahun kemudian (60 tahun setelah kematian Alan), tepatnya pada Desember 2013, Ratu Elizabeth II menggunakan hak istimewa belas kasihan kerajaan dan menandatangani pengampunan Alan.

Pada September 2016, pemerintah Inggris memperluas pengampunan Alan dengan membebaskan ribuan orang yang dihukum berdasarkan kasus ketidaksenonohan masa lalu. Proses ini disebut dengan Hukum Alan Turing.

Selain itu, saat ini juga ada Alan Turing nobel prize yang dikenal dengan ACM A.M. Turing Award. Penghargaan tersebut diberikan oleh ACM (Association for Computing Machinery) kepada seseorang yang terpilih atas kontribusi teknisnya dalam ilmu komputer. Penghargaan tersebut telah diberikan sejak tahun 2007.

*****

Itu dia biografi Alan Turing, sang ilmuwan sekaligus pahlawan Perang Dunia II yang akhir hidupnya penuh dengan kesulitan. Kalau elo penasaran mengenai kode sandi dan bahasa panda yang pernah menggemparkan peserta UTBK tahun lalu, elo bisa nonton video materi belajarnya dengan klik banner di bawah ini!

Banner artikel insight

Referensi:

Alan Turing: British mathematician and logician — Britannica (updated on 2021).

Biography of Alan Turing, Code-Breaking Computer Scientist — ThoughtCo (updated on 2019).

Alan Turing — Biography (2014).

Sejarah Hidup Alan Turing: Tragedi Seorang Ilmuwan & Pahlawan PD II — Tirto.id (2020).

Bagikan Artikel Ini!