Ilustrasi pemberontakan yang dilakukan masyarakat Indonesia atau pemberontakan RMS (republik maluku selatan)

Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) – Latar Belakang, Tokoh, dan Dampaknya

Halo, Sobat Zenius! Pernah dengar tentang Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan), belum? Mungkin beberapa dari elo sudah pernah mendengar isunya, ya. Isu ini juga pernah kembali naik pada masa pemerintahan Presiden SBY, lho, guys.

Akar dari munculnya tindakan pemberontakan itu sudah ada sejak dulu, yaitu sekitar tahun 1950-an. Penasaran nggak, sih, kenapa pemberontakan RMS terjadi? Gimana jalannya pemberontakan tersebut, dan gimana cara pemerintah untuk mengatasi pemberontakan tersebut?

Langsung kita bahas, yuk! 

Setelah pemberontakan Andi Azis, perjuangan untuk mempertahankan eksistensi Negara Indonesia Timur (NIT) diestafetkan kepada Dr. Christiaan Robbert Steven Soumokil. Singkatnya, hal inilah yang memicu Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan).

Begini katanya kepada Andi Azis.

Jika ose (Anda) mati, beta akan berjuang sampai titik darah penghabisan.

Nah, tanggung jawab yang diambil oleh Soumokil ini lingkupnya lebih besar dari ruang kelas, guys. Tentu saja beban tanggung jawabnya lebih besar.

Sayangnya, janji setia yang diucapkan Soumokil justru dicap sebagai pemberontakan terhadap pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS). Hmm, memang apa saja yang dilakukan Soumokil dan teman-temannya, ya? Penasaran? Yuk, simak rangkuman pemberontakan RMS di bawah ini!

Latar Belakang Pemberontakan RMS dan Kronologinya

For your information, peristiwa RMS ini terjadi pada tahun 1950-an. Tepatnya, pemberontakan RMS terjadi pada tanggal 25 April 1950 yang berpusat di Kota Ambon dan pulau sekitarnya, seperti Pulau Seram.

Pada tahun tersebut, Indonesia masih berbentuk RIS. Itulah mengapa, ada negara bagian seperti NIT, yang terdiri dari Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan sekitarnya.

Peta wilayah Negara Indonesia Timur atau NIT.
Wilayah Negara Indonesia Timur. (Arsip Zenius)

Nah, masing-masing negara bagian itu memiliki pemerintahannya sendiri. Di tiap negara bagian itu ada presiden, perdana menteri, dan parlemennya. Kalau sekarang, negara bagian diganti dengan provinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur, tidak ada perdana menteri, sedangkan parlemennya adalah DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah).

Pada kasus Pemberontakan RMS, ketika Indonesia membubarkan RIS dan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), parlemen di NIT itu sudah setuju akan menggabungkan dirinya ke NKRI. “Kita ini satu, negara Indonesia. Bahasa kita juga satu, bahasa Indonesia. Lalu, kenapa kita harus misah-misah gini, sih? Kita gabung saja, yuk!”

Wilayah lain sudah setuju akan menggabungkan diri menjadi NKRI. Sayangnya, pada saat itu, Maluku tidak  setuju, guys. Salah satu pihak yang tidak setuju adalah Christiaan Soumokil. Itu lho, yang berjanji kepada Andi Azis untuk mempertahankan NIT sampai titik darah penghabisan. Ia merupakan mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT).

Kenapa rakyat Maluku seperti Soumokil nggak setuju kalau NIT dilebur ke dalam NKRI?

Mereka terlanjur kecewa kepada pemerintahan Indonesia yang melakukan pembangunan nggak merata. Mereka merasa bahwa pemerintah pusat berlaku tidak adil, karena negara bagian timur sangat tertinggal dalam hal pembangunan, sedangkan di Pulau Jawa pembangunannya sangat pesat. 

Selain itu, ada juga alasan lain rakyat Maluku tidak mau bergabung ke NKRI. Alasan tersebut terkait dengan sentimen SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan). Rakyat Maluku merasa bahwa orang-orang yang berada di pusat pemerintahan itu mayoritas berasal dari suku Jawa dan beragama Islam.

Dengan latar belakang yang kuat itu lah, akhirnya Soumokil dan rakyat Maluku Selatan memutuskan untuk melakukan pemberontakan dengan memproklamasikan Republik Maluku Selatan. Intinya, tujuan pemberontakan RMS adalah melepaskan diri dari NKRI dan membentuk negara sendiri.

Ilustrasi Soumokil sedang memproklamasikan Republik Maluku Selatan dalam sejarah pemberontakan rms.
Proklamasi pembentukan Republik Maluku Selatan oleh Dr. Christiaan Soumokil. (Arsip Zenius)

Nah, sampai sini sudah jelas mengenai jalannya pemberontakan RMS, kan? Jadi, kalau ada pertanyaan, “Mengapa terjadi pemberontakan RMS?” Elo sudah bisa menjawabnya.

Faktor penyebab pemberontakan RMS itu begini, lho. Ketika Indonesia resmi membubarkan Republik Indonesia Serikat (RIS) dan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), rakyat Maluku nggak setuju. Akhirnya, mereka melakukan pemberontakan. Singkatnya kan begitu, ya?

Baca Juga: Konflik dan Pergolakan yang Berkaitan dengan Kepentingan

Tokoh Pemberontakan RMS

Pada poin ini, gue nggak akan menjelaskan secara detail mengenai masing-masing dari tokoh Pemberontakan RMS. Penjelasan detailnya akan elo temukan pada poin kronologi. Jadi, di sini gue hanya mencantumkan nama, siapa saja tokoh yang berperan dalam pemberontakan ini.

Oke, yang pertama, tokoh yang menggagas terbentuknya RMS adalah Johannes Alvarez Manusaman. Selain penggagas, ada juga tokoh yang memproklamasikan terbentuknya RMS. Tokoh proklamator RMS adalah Johannes Hermanus Manuhutu.

Tokoh utama atau pemimpin pemberontakan RMS adalah Dr. Christiaan Robbert Steven Soumokil. Sedangkan, panglima militer RMS adalah Dantse J. Samson.

Nama-nama tokoh tersebut elo ingat-ingat, ya. Karena, nama tersebut akan sering muncul dalam soal-soal yang membahas mengenai RMS.

Upaya Penyelesaian pemberontakan RMS dan Dampaknya

Memangnya apa saja, sih, perbuatan RMS terhadap pemerintah Republik Indonesia Serikat? Singkatnya, ini tiga poin penting yang dilakukan RMS.

  1. Memproklamasikan Republik Maluku Selatan pada 25 April 1950.
  2. Mendukung Belanda.
  3. Menangkap orang-orang pendukung pemerintahan RIS.

Karena tindakan RMS dianggap sebagai pemberontakan terhadap pemerintah. Maka, pemerintah Indonesia harus segera mengatasinya. Oleh karena itu, upaya pemerintah mengatasi pemberontakan RMS adalah dengan jalan damai atau negosiasi dan operasi militer.

Bagaimana upaya penumpasan pemberontakan RMS melalui jalur diplomasi? Sayangnya, jalan diplomasi antara Dr. Johannes Leimena—seorang politisi sekaligus dokter asal Maluku yang mewakili NKRI untuk meyakinkan rakyat Maluku Selatan—dan Dr. Soumokil nggak berhasil. Negosiasi tersebut ditolak oleh Soumokil.

Karena jalan damai ditolak, ya mau bagaimana lagi, akhirnya pemerintah pusat memutuskan untuk menyelesaikan konflik menggunakan operasi militer (Gerakan Operasi Militer atau GOM III) yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 1950.

Untuk menumpas pemberontakan RMS, pemerintah mengirimkan APRIS (Angkatan Perang RIS) di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Slamet Riyadi dan Kolonel Alex Kawilarang dalam “Operasi Pasupati”.

Ilustrasi tentara (APRI) yang sedang melakukan Gerakan Operasi Militer (GOM) III terhadap RMS.
GOM III digunakan sebagai upaya penyelesaian konflik terakhir yang dilakukan oleh pemerintah. (Arsip Zenius)

Dalam operasi tersebut, satu per satu pengikut Dr. Soumokil berjatuhan dan diadili, termasuk tokoh-tokoh yang gue cantumkan pada poin sebelumnya. Akhirnya, Ambon yang menjadi Ibukota RMS berhasil dikuasai oleh pemerintah Indonesia pada 28 September 1950.

Sayangnya, salah satu tokoh yang gugur dalam penumpasan pemberontakan RMS adalah Letnan Kolonel Slamet Riyadi. Ia gugur ketika APRIS sedang melakukan perebutan Benteng Nieuw Victoria.

Meskipun begitu, operasi militer masih terus berlanjut di Pulau Seram hingga tahun 1962. Soumokil pun berhasil ditangkap pada tanggal 12 Desember 1963 di Pulau Buru, dan ditahan di Pulau Seram. Ia kemudian dihadapkan pada Mahkamah Militer Luar Biasa di Jakarta.

Ditangkapnya Soumokil menjadi tanda bahwa Pemberontakan RMS telah berhasil ditumpas. Hingga akhirnya, Soumokil menepati janjinya terhadap Andi Azis yang akan berperang hingga titik darah penghabisan. Ia dijatuhkan hukuman mati oleh pengadilan dan dieksekusi pada 12 April 1966 di Pulau Obi, Halmahera Selatan. Sedangkan, sebagian pendukung RMS kemudian diangkut ke Belanda.

Baca Juga: Latar Belakang Revolusi Indonesia dan Proses Berlangsungnya

Dampak Pemberontakan RMS

Jadi, jelas ya sampai sini. Dampak pemberontakan RMS itu tentu saja memakan banyak korban. Karena, upaya penyelesaiannya sudah sampai tahap GOM III. Selain itu, dampak lainnya dari pemberontakan oleh RMS adalah terjadinya migrasi sebagian pendukung RMS ke Belanda. Ada sekitar 15.000 rakyat Maluku yang migrasi ke Belanda. Mengingat bahwa Belanda merupakan basis eksternal bagi RMS.

Di Belanda, mereka tetap mengkampanyekan ideologinya. Elo pernah dengar berita bahwa RMS muncul kembali di Indonesia, nggak? Waktu itu sempat ramai pada tahun 2007 lalu.

Ilustrasi tarian cakalele yang dibawakan kelompok pemuda di puncak acara Harganas XIV depan Presiden SBY dan mengibarkan bendera RMS.
Insiden cakalele di puncak acara Hari Keluarga Nasional saat beberapa pemuda mengibarkan bendera RMS. (Arsip Zenius)

Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sedang berada di Lapangan Merdeka, Kota Ambon pada 29 Juni 2007, tepatnya dalam puncak acara Hari Keluarga Nasional (Harganas) XIV. Sekelompok pemuda sedang menampilkan Tarian Perang atau Cakalele, kemudian disusul dengan pengibaran bendera RMS. Panik nggak, sih?

Setelah 2 tahun berlalu sejak kejadian itu, gerakan RMS muncul kembali dengan mengajukan tuntutan kepada pemerintah Indonesia melalui pengadilan di Den Haag, Belanda tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia yang pernah dilakukan pemerintah Indonesia terhadap aktivis RMS.

Selain itu, RMS juga menyerukan kepada pengadilan untuk menangkap Presiden SBY kalau berkunjung ke Belanda, karena secara langsung dianggap bertanggung jawab terhadap kasus pelanggaran HAM di Maluku tempo dulu.

Oh iya, uraian di atas juga bisa elo pelajari menggunakan video belajar Zenius dengan klik banner di bawah ini.

sejarah zenius

Contoh Soal Pemberontakan RMS dan Pembahasannya

Setelah membaca uraian di atas, elo sudah punya gambaran mengenai latar belakang, kronologi, hingga penyelesaian dari pemberontakan RMS, kan? Nah, untuk menguji sejauh mana pemahaman elo mengenai poin-poin di atas, gue punya beberapa contoh soal yang bisa elo kerjakan. Kalau bingung, elo bisa lihat pembahasannya, ya!

Contoh Soal 1

Berikut ini penyebab utama dari pemberontakan RMS adalah….

A. Keinginan untuk merealisasikan ideologi komunis.

B. Maraknya kasus korupsi di pemerintahan pusat.

C. Penolakan terhadap penggabungan eks-KNIL ke tubuh APRIS.

D. Menolak penggabungan NIT ke dalam NKRI.

E. Kekecewaan terhadap hasil Konferensi Meja Bundar (KMB).

Jawab: D. Menolak penggabungan NIT ke dalam NKRI.

Pembahasan: 

Pemberontakan RMS yang dipimpin oleh Christiaan Soumokil dilatarbelakangi oleh pendirian NKRI, setelah RIS dibubarkan. Nah, Soumokil dan rakyat Maluku nggak setuju kalau NIT dilebur ke dalam NKRI. Karena beberapa alasan, akhirnya rakyat Maluku memproklamasikan Rakyat Maluku Selatan (RMS).

Jadi, jawaban yang paling tepat adalah D. Menolak penggabungan NIT ke dalam NKRI.

Contoh Soal 2

Berapa lama Pemberontakan RMS terjadi?

A. 3 bulan.

B. 1 tahun.

C. 3 hari.

D. 13 tahun.

E. 16 tahun.

Jawab: D. 13 tahun.

Pembahasan:

Pemberontakan RMS dimulai sejak diproklamasikannya Republik Maluku Selatan pada 25 April 1950 dan berakhir dengan ditangkapnya Soumokil pada 12 Desember 1963. Dengan begitu, Pemberontakan RMS berlangsung selama 13 tahun.

Contoh Soal 3

Jelaskan upaya pemerintah dalam mengatasi Pemberontakan RMS!

Untuk soal yang ketiga ini, coba elo jawab di kolom komentar, ya!

Baca Juga: Latar Belakang Peristiwa Merah Putih di Manado Beserta Tokohnya

*****

Gimana nih, sampai sini udah paham kan tentang latar belakang, tokoh, kronologi, dan dampak pemberontakan RMS? Buat yang lebih menyukai belajar dengan nonton video, elo bisa mengakses materi UTBK lainnya di video Zenius.

Elo juga bisa mencoba melatih kemampuan dengan level soal yang mirip UTBK beneran di Try Out bareng Zenius. Nah, semua ini bisa elo dapatkan dengan berlangganan paket belajar Zenius! Belajar bareng tutor asik yang berpengalaman bakal bikin proses belajar elo lebih seru. Klik banner di bawah ini ya, biar elo nggak penasaran lagi!

SKU-BELI-PAKET-BLJR-1

Referensi:

Peristiwa Republik Maluku Selatan — Kebudayaan Kemdikbud (2020).

Separatisme Dalam Konteks Global (Studi Tentang Eksistensi Republik Maluku Selatan (RMS) Sebagai Gerakan Separatis Indonesia) — Anna Yulia Hartati, SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional (2010).

Bagikan Artikel Ini!