hukum i mendel

Rumus Hukum Mendel I dan Persilangan Monohibrid

Halo Sobat Zenius! Dalam artikel ini gue mau ngajak elo semua buat membahas hukum I Mendel beserta contoh soal monohibrid, nih! Kira-kira ada yang pernah mendengar hukum yang satu ini belum?

Yap, kalau elo pernah kepikiran bahwa ciri-ciri fisik dari tubuh kita itu mempunyai kesamaan dengan orang tua, maka secara nggak langsung Sobat Zenius lagi mencoba masuk ke dalam hukum yang satu ini.

Hukum mendel
Foto ayah dan anaknya pada umur yang sama. (Dok. twistedsifter.com)

Di antara elo mungkin sering membatin “wah, rambut gue ikal, ya, kayak bapak” atau “kulit gue coklat, ya, mirip sama ibu”.

Nah, sebenarnya persamaan-persamaan fisik dari ciri-ciri tubuh antara orang tua dan kalian itu disebabkan oleh faktor genetis sehingga kesamaannya dapat diwariskan ke fisik kalian saat ini. 

Dalam Biologi, kita bisa memprediksikan loh peluang suatu sifat fisik diwariskan ke keturunannya. Sifat-sifat fisik itu bisa hitung peluang diturunkannya dengan menggunakan hukum Mendel!

Hmm, kira-kira apa, tuh, hukum Mendel? Tanpa basa-basi lagi, yuk, disimak artikel di bawah ini!

Rumus Hukum Mendel I dan Persilangan Monohibrid 25
Gregor Mendel (Arsip Zenius)

Sejarah Terbentuknya Hukum Mendel

Sebelum kita belajar mengenai hukum I Mendel dan contoh-contoh soalnya, kita harus pahami dulu sejarah dan proses terciptanya hukum ini. 

Hukum Mendel diambil dari nama penemunya sendiri, yaitu Gregor Mendel. Uniknya, Gregor Mendel ini bukanlah orang yang memiliki latar belakang pendidikan biologis, namun beliau merupakan seorang pendeta dan ahli Matematika yang sedang mengerjakan penelitian mengenai rasio hibridasi tanaman kacang ercis (Pisum sativum).

Throwback ke masa lalu, pada abad ke-16 hingga 17 masehi, para ahli biologi masih mempercayai teori warisan percampuran

Teori ini menyatakan bahwa sifat-sifat yang diturunkan dari kedua orang tua akan tercampur kepada keturunannya. 

Misalnya, ada kambing berambut hitam dan kambing berambut putih, jika dikawinkan keturunannya akan memiliki rambut berwarna abu-abu. 

Kalau ada manusia tinggi nikah sama manusia pendek, maka anaknya akan sedeng, nggak tinggi dan nggak pendek. Teori ini rada-rada aneh tapi uniknya dipercaya sama orang-orang saat itu.

Sampai pada tahun 1856, Gregor Mendel memulai eksperimennya untuk menjawab misteri mengenai pewarisan sifat ini. 

Nggak tanggung-tanggung, Mendel menyilangkan sebanyak 28.000 tanaman kacang ercis hingga membutuhkan waktu 8 tahun! Hasil penelitian Gregor Mendel ini menciptakan dua hukum yang kita kenal sampai saat ini, yaitu Hukum I Mendel dan Hukum Mendel II.

Hukum I Mendel

Sebelum kita membahas lebih jauh hukum mendel dan yang lain-lainnya, ada beberapa kosakata dalam genetika yang wajib kalian pahami supaya kalian bisa mengerti secara jelas mengenai materi hukum Mendel ini.

Rumus Hukum Mendel I dan Persilangan Monohibrid 26

Hukum I Mendel memiliki bunyi…

“Pada pembentukan gamet (sel kelamin anak), kedua gen induk (orang tua) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya”

Maksudnya apaan tuh?

Jadi secara sederhana, hukum I Mendel ini menjelaskan bahwa suatu alel yang terdapat dalam lokus gen itu nantinya akan berpisah.

Hukum I Mendel ini bisa dibuktikan dengan penyilangan monohibrid, di mana kita hanya menyilangkan antar dua individu yang hanya memiliki satu sifat beda (Mono=satu).

Biar lebih jelas, gua bakal kasih contoh hukum I Mendel.

Misalnya, Sobat Zenius saat ini menjadi Mendel di abad 19-an, lalu elo mencoba menyilangkan bunga ungu dengan bunga putih, bunga ungu dan putih yang disilangkan ini disebut sebagai P1 (Parental 1). 

Saat disilangkan, semua keturunannya memiliki bunga yang berwarna ungu (F1). Kemudian elo mencoba menyilangkan F1 dengan sesamanya, sehingga F1 menjadi P2.

Saat elo amati, ternyata warna bunga pada keturunan P2 ini (F2) memiliki warna ungu dan putih! dengan rasio warna ungu 3 kali lebih banyak dibandingkan dengan warna putih. 

Nah, serunya di sini nih.

Coba bayangin sekarang elo lagi di posisi si Mendel, terus bikin asumsi…

Kenapa ya hasil persilangan yang didapet inkonsisten? kenapa tiba-tiba muncul sifat warna putih di F2?

Karena si mendel ini seorang ahli matematika, dia bisa membuat pemodelan untuk menjelaskan hasil yang dia dapat, ternyata hasil ini disebabkan adanya sepasang alel untuk satu sifat, dan alel tersebut berpisah saat perkawinan.

Hukum 1 mendel
Hukum I Mendel (Dok. shutterstock.com)

Dalam prediksi mendel, terdapat dua alel yang mewakili satu sifat, kita bisa melambangkan sifat warna ungu sebagai UU dan warna putih sebagai uu.

Saat persilangan monohibrid pertama, alel saling berpisah dan berpasangan secara bebas, karena warna ungu memiliki sifat yang dominan, maka keturunannya (F1) semua berwarna ungu, namun memiliki genotipe heterozigot (Uu) karena bersilangan dengan warna putih.

Saat F1 disilangkan dengan sesamanya, alel kembali berpisah dan berpasangan secara bebas, karena bunga F1 memiliki genotipe yang heterozigot (Uu) maka saat disilangkan terdapat keturunan yang memiliki genotipe uu (Putih).

Itulah yang menjelaskan mengapa saat F1 disilangkan dengan sesamanya, muncul bunga yang berwarna putih dengan rasio antara bunga ungu 3:1.

Buat sobat Zenius yang masih bingung dengan penjelasan di atas, kalian bisa simak video penjelasan dari zenius di sini ya.

Contoh Soal Hukum I Mendel

Nah, setelah kita mempelajari teorinya, saatnya gue mau memberikan elo contoh soal monohibrid dan hukum Mendel I.

Soal ini nantinya bisa elo pelajari secara mendalam hingga pada akhirnya elo memahaminya dengan baik.

Contoh soal

Lord adi merupakan petani cabai sukses yang mengelola lahan perkebunan hingga 10 hektar, Lord mencoba menyilangkan cabai merah (MM) dengan cabai hijau (mm) dan menghasilkan keturunan yang bercabai merah semua (F1), jika lord menyilangkan sesama F1 dan dihasilkan sejumlah 10.000 cabai, maka berapa jumlah cabai yang memiliki genotipe heterozigot?

Pembahasan:

Untuk menyelesaikan soal ini cukup mudah karena persilangan yang ada berbentuk monohibrid.

P1 : MM >< mm
Alel : M dan m
F1 : Mm

Setelah itu, kita silangkan F1 dengan sesamanya….

P1 : Mm >< Mm
Alel : M dan m

 Mm
MMMMm
mMmmm

Nah, kita dapet deh frekuensi fenotipe sebesar 3:1 (Cabai merah : Cabai hijau) dan frekuensi genotipenya sebesar 1:2:1 (MM : Mm : mm).

Namun, karena kita disuruh untuk mencari jumlah cabai yang memiliki genotipe heterozigot, maka tinggal kita kali deh jumlah cabai lord adi (10.000) dengan perbandingan antara genotipe heterozigot dengan seluruh genotipe.

Rumus Hukum Mendel I dan Persilangan Monohibrid 27

Nah, akhirnya kita udah dapet deh, jumlah cabai lord adi yang memiliki genotipe berjumlah 5000 buah!

Demikian penjelasan singkat mengenai hukum I Mendel beserta contoh soalnya. Semoga setelah membaca ini Sobat Zenius jadi lebih memahaminya, ya!

Buat elo yang sekiranya masih belum paham mengenai materi ini, elo bisa banget belajar melalui video pembelajaran dari tutor Zenius.

Cara aksesnya, elo tinggal klik banner di bawah ini, lalu tinggal belajar, deh! Mudah, bukan? Jadi, yuk, belajar dengan menyenangkan bersama Zenius!

hukum I Mendel

Baca Juga Artikel Lainnya:

Penerapan Matematika dalam Hukum Hereditas Mendel

3 Penyimpangan Semu Hukum Mendel dan Penyelesaiannya

Perjalanan Menjawab Misteri Pewarisan Sifat

Originally published: September 21, 2021
Updated by: Maulana Adieb

Bagikan Artikel Ini!