Materi Pengertian Majas Pleonasme dan Contohnya dalam Kalimat.

Pengertian Majas Pleonasme dan Contohnya dalam Kalimat

Majas pleonasme merupakan salah satu majas yang diujikan dalam UTBK. Apa itu majas pleonasme? Yuk, cari tahu di sini!

Contoh kalimat majas pleonasme dalam kehidupan sehari-hari.
Ilustrasi contoh kalimat majas pleonasme. (Arsip Zenius)

Elo ngerasa ada yang aneh nggak sih dari ungkapan di atas?

View Results

Loading ... Loading ...

Dari ungkapan tersebut, bagian yang aneh adalah ketika nenek bilang, “Ayo, turun ke bawah.”

Kenapa aneh? Karena nenek sudah bilang turun tapi masih ditambahkan ke bawah. Memangnya kalau turun bisa ke atas? Pasti ke bawah dong, ya? 

Duh, si nenek nih emang ada-ada saja, ya! Haha.

Eh, tapi ternyata, ungkapan yang digunakan nenek itu ada namanya, lho. Namanya adalah majas pleonasme.

Walaupun kesannya lucu, tapi tokoh sastra besar seperti William Shakespeare pun menggunakan majas itu lho dalam karyanya.

William Shakespeare menggunakan majas pleonasme dalam karyanya.
Ilustrasi karya William Shakespeare. (Arsip Zenius)

Apa sih majas pleonasme itu? Kenapa digunakan dalam komunikasi sehari-hari, bahkan ada dalam karya besar seperti milik Shakespeare?

Nah, kali ini gue akan sharing nih, tentang pengertian majas pleonasme, salah satu majas yang juga diujikan di tes penalaran verbal UTBK. 

Nggak cuma pengertiannya saja, gue juga akan bagikan fungsi dan ciri-ciri majas pleonasme, contoh majas pleonasme dalam kalimat, dan contoh soal serta pembahasannya. 

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

📌 Artikel ini merupakan bagian dari ragam majas dalam Bahasa Indonesia. Untuk mempelajari jenis majas yang lain, baca artikel berikut: Apa itu Majas? Jenis, Fungsi, dan Contohnya.

Apa Itu Majas Pleonasme?

Pleonasme sendiri berasal dari bahasa Yunani, “pleonasmos” yang artinya “berlebihan”. 

Arti katanya sebenarnya sudah bisa menggambarkan apa itu majas pleonasme. Namun, supaya lebih jelas coba kita tengok pengertian pleonasme menurut KBBI deh, ya.

Menurut KBBI, pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang lebih dari yang diperlukan. Gimana tuh maksudnya lebih dari yang diperlukan?

Contohnya seperti ungkapan nenek “turun ke bawah” tadi. 

Pengertian kata turun dan bawah dalam KBBI menunjukkan majas pleonasme.
Ilustrasi pengertian kata turun dan bawah dalam KBBI. (Arsip Zenius)

Sudah “turun”, masih ditambah kata “bawah”. Padahal keduanya mengandung arti yang kurang lebih sama, yaitu bergerak ke tempat yang lebih rendah. 

Adapun contoh majas pleonasme menurut KBBI digunakan dalam kalimat, “Kita harus dan wajib saling menghormati.”

Kata mana tuh, yang penggunaannya lebih dari yang diperlukan? Iya, benar sekali. Kata “wajib”, ya.

ngertian kata harus dan wajib dalam KBBI menunjukkan majas pleonasme.
Ilustrasi pengertian kata harus dan wajib dalam KBBI. (Arsip Zenius)

Kalau harus, ya berarti memang wajib. Ketika kedua katanya ditulis semua, maka akan timbul kesan berlebihan karena ada perulangan atau repetisi itu.

Jadi, kita juga bisa bilang bahwa majas pleonasme adalah majas yang menggunakan dua kata berbeda yang maknanya kurang lebih sama dalam satu kalimat dan sifatnya berulang.

Fungsi Majas Pleonasme

Untuk apa sih majas ini digunakan? Majas pleonasme ini termasuk jenis majas penegasan. Majas penegasan sendiri memiliki fungsi untuk memberikan penegasan pada sebuah informasi.

Fungsi majas pleonasme  adalah untuk mempertegas sebuah informasi
Ilustrasi fungsi majas pleonasme. (Arsip Zenius)

Hal yang sama juga disampaikan pada laman ThoughtCo. (2017), bahwa majas pleonasme digunakan untuk mempertegas sebuah ide atau gambaran.

Lalu, Christian Lehmann (2005) dalam karya tulis ilmiahnya pun menyampaikan kalau pengulangan atau redundansi diakui dalam teori informasi dapat meningkatkan pemahaman terhadap informasi yang disampaikan.

Selain itu, majas pleonasme juga memiliki fungsi puitis dalam penegasan sebuah ekspresi tertentu.

Ciri-Ciri Majas Pleonasme

Kalau di awal tadi elo belum bisa mengenali majas pleonasme, dengan mengenal ciri-cirinya pasti jadi bisa lebih paham majas pleonasme. Berikut ini ciri-ciri majas pleonasme.

1. Terdapat dua atau lebih kata yang bersinonim dalam satu kalimat

Tadi kan kita sudah membahas nih tentang penggunaan kata yang maknanya kurang lebih sama dalam satu kalimat. Karena maknanya hampir sama, maka bisa juga disebut bersinonim.

Contoh kalimat majas pleonasme dengan sinonim.
Ilustrasi contoh kalimat majas pleonasme dengan sinonim. (Arsip Zenius)

Kira-kira kata apa nih, yang bersinonim dalam contoh kalimat majas pleonasme di atas?

Yak, betul sekali. Kata “mulai” dan “sejak”, ya.

Masih ingat kan, tentang sinonim dan antonim? Kalau butuh review, bisa langsung klik link video penjelasannya di bawah ini, ya.


Video Materi Sinonim & Antonim

Tonton gratis materi Sinonim dan Antonim di website Zenius. Kamu hanya perlu login (atau daftar dulu) untuk belajar mandiri.


2. Terdapat pengulangan bentuk jamak

Coba deh, elo perhatikan contoh kalimat majas pleonasme di bawah ini.

Contoh kalimat majas pleonasme dengan pengulangan bentuk jamak.
Ilustrasi contoh kalimat majas pleonasme dengan pengulangan bentuk jamak. (Arsip Zenius)

Pada contoh tersebut, elo bisa temukan pengulangan bentuk jamak dari penggunaan kata “semua” dan “anak-anak”.

Seperti yang elo tahu, kedua kata itu menunjukkan jumlah yang lebih dari satu. Kalau kita hanya menggunakan salah satu bentuk jamak saja sebenarnya pun sudah bisa.

Kalimatnya menjadi “Semua anak sudah bersiap mengikuti lomba 17-an.” atau “Anak-anak sudah bersiap mengikuti lomba 17-an.”

3. Bersifat berlebihan karena menjelaskan kalimat yang telah jelas maknanya

Berlebihan di sini bukan berarti dramatis ya, Sobat Zenius. Berlebihan di sini berkaitan dengan pengertian pleonasme tadi. Yaitu lebih dari yang diperlukan.

Contohnya seperti ungkapan nenek di awal tadi atau contoh lainnya seperti:

Contoh kalimat majas pleonasme dengan pengulangan makna.
Ilustrasi contoh kalimat majas pleonasme dengan pengulangan makna. (Arsip Zenius)

Kata “masuk” memiliki arti yang kurang lebih sama dengan “ke dalam”. Ketika elo menghilangkan kata “ ke dalam” sebenarnya kalimatnya pun sudah bisa dipahami. 

“Siska masuk kelas untuk mengumpulkan tugasnya.”

Oleh karena itu, penambahan kata “ke dalam” dianggap berlebihan.

4. Berpotensi menyebabkan kalimat tidak efektif

Dalam sebuah jurnal yang berjudul A Brief Study on the Qualities of an Effective Sentence oleh Xin Yu (2017), dijelaskan lima ciri-ciri dari kalimat yang efektif, nih.

Ciri-cirinya adalah, kebenaran, kesatuan atau keterpaduan, kejelasan, koherensi, dan penekanan.

Walaupun pengulangan kata dapat menjadi alat untuk mewujudkan penekanan, cara tersebut juga bisa mengganggu keterpaduan kalimat, Sobat Zenius.

Menurut Xin, sebuah kalimat yang terpadu harus diungkapkan dalam satu kalimat yang lengkap dan tidak menggunakan pengulangan kata bermakna sama yang tidak diperlukan.

Oleh karena itu, penggunaan majas pleonasme memiliki kemungkinan untuk membuat kalimat jadi tidak efektif. 

Elo bisa melihat kelemahan dan kelebihan majas pleonasme lebih jelas dari sini.

Kelemahan dan kelebihan majas pleonasme
Ilustrasi kelemahan dan kelebihan majas pleonasme. (Arsip Zenius)

Kelebihannya adalah dapat memberikan penekanan pada suatu ide. Sedangkan kelemahannya adalah berkemungkinan membuat sebuah kalimat menjadi tidak efektif.

Contoh Majas Pleonasme

Setelah tahu tentang pengertian, fungsi, ciri-ciri majas pleonasme, dan sedikit contohnya, kita tengok beberapa contoh kalimat majas pleonasme lainnya, yuk!

Contoh majas pleonasme dalam Bahasa Indonesia.
Ilustrasi contoh majas pleonasme dalam Bahasa Indonesia. (Arsip Zenius)

Sesuai dari ciri-cirinya tadi, penyusunan majas pleonasme dalam Bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan setidaknya tiga cara. Yaitu menggunakan kata yang bersinonim, melakukan pengulangan bentuk kata jamak, dan pengulangan makna kata. 

Contohnya seperti di bawah ini.

Menggunakan kata yang bersinonimMalam belum tiba tapi sudah terasa sunyi senyap.
Andini selalu terlihat cantik jelita.
Dari sejak kecil aku sudah gemar membaca.
Pengulangan bentuk jamakSemua siswa-siswi sekolah diliburkan pada hari pemilu.
Para anggota-anggota kepanitiaan menyetujui peraturan yang dibentuk.
Pengulangan makna kataSiska naik ke atas genting tersebut.
Budi turun ke bawah bangunan itu.
Aku ingin pulang ke rumah.

Oke, itu tadi contoh majas pleonasme dalam Bahasa Indonesia, Sobat Zenius. Namun, karena majas ini juga digunakan dalam Bahasa Inggris, ada baiknya kita juga mengenal contohnya.

Contoh majas pleonasme dalam Bahasa Inggris.
Ilustrasi contoh majas pleonasme dalam Bahasa Inggris. (Arsip Zenius)

Menyitir laporan dari Literary Devices (2022), ada dua jenis majas pleonasme dalam Bahasa Inggris: syntactic pleonasm dan semantic pleonasm.

Syntactic pleonasm ini ditandai dengan penambahan kata fungsional, seperti konjungsi yang sebenarnya tidak diperlukan.

Kalau semantic pleonasm sama seperti dalam Bahasa Indonesia, ditandai dengan pengulangan makna kata yang sama.

Contoh dari kedua jenis majas pleonasme tersebut seperti di bawah ini.

Syntactic PleonasmKalimat seharusnya:
I know she won’t come.

Setelah dikenai majas pleonasme:
I know that she won’t come.

Penjelasan: Konjungsi “that” pada kalimat di atas sebenarnya tidak diperlukan. Namun, dapat digunakan sebagai penegasan.
Semantic Pleonasm“This was the most unkindest cut of all.”

Pernyataan di atas merupakan kutipan yang digunakan oleh Shakespeare dalam karyanya yang berjudul Julius Caesar.

Letak penggunaan majas pleonasme adalah pada kata “most”dan “unkindest” yang sama-sama mengandung makna perbandingan superlative atau “yang paling”.

Contoh Soal Majas Pleonasme

Berikut ada dua contoh soal mengenai Majas Pleonasme yang bisa elo pelajari.

  1. Manakah di bawah ini yang menunjukkan majas pleonasme?

A. Burung-burung pun bernyanyi.
B. Perempuan itu masih berdarah biru.
C. Udara malam menusuk tulang.
D. Mari mampir ke gubuk kami.
E. Aku mendengar pengakuannya dengan telingaku sendiri.

Jawaban mana nih, yang menurut elo yang benar?

Kalau elo amati, pilihan A, B, C, dan D tidak memiliki ciri-ciri dari majas pleonasme. Yaitu adanya pengulangan makna kata atau penanda jamak.

Sedangkan, pada pilihan E terdapat pengulangan makna pada kata “mendengar” dan “dengan telingaku”. Karena kalau mendengar itu tentu saja mengandung makna menggunakan telinga.

Maka, jawaban yang benar adalah E. Aku mendengar pengakuannya dengan telingaku sendiri.

  1. Manakah kalimat di bawah ini yang tidak menunjukkan karakter majas pleonasme?

A. Makna kata pertama telah mencakup makna kata berikutnya.
B. Berpotensi menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif.
C. Kata yang digunakan sudah disepakati atau diakui.
D. Penyampaian bersifat dramatis.
E. Jawaban C dan D benar.

Oke. Apa nih, jawaban elo? Kita cocokkan dengan jawaban yang benar, ya.

Pilihan A menunjukkan adanya pengulangan makna kata dalam satu kalimat. Berarti pilihan tersebut menunjukkan karakter majas pleonasme yang benar.

Lalu, pilihan B. Bisa nggak sih, majas pleonasme menyebabkan kalimat tidak efektif? Bisa ya, Sobat Zenius. Maka pilihan B juga karakter yang benar.

Pilihan C menyatakan kalau ada kesepakatan kata pada penggunaan majas pleonasme. Nah, ini salah, Sobat Zenius. Penggunaan kata dalam majas pleonasme bebas asalkan mengikuti ciri-ciri dari majas itu sendiri.

Pilihan berikutnya adalah D. Penyampaian bersifat dramatis. Hayo, tadi ada nggak nih ciri-ciri dramatis dalam majas pleonasme? Tidak ada, ya. Jangan lupa yang dimaksud dengan berlebihan tadi bukan dramatis.

Maka, jawaban yang tepat adalah E. Jawaban C dan D benar, karena seharusnya kedua pilihan tersebut salah.

Penutup

Wah, selamat ya, Sobat Zenius, elo sudah mengenal tentang apa itu  majas pleonasme, fungsi, ciri-ciri, contoh kalimat, hingga contoh soalnya. Pasti elo jadi makin siap nih, menghadapi UTBK.

Eh, tapi ngomong-ngomong soal UTBK, ada majas-majas lainnya juga lho, yang mungkin diujikan di sana. Nah, kalau elo ingin berkenalan dengan majas lainnya, langsung saja klik banner di bawah ini untuk mendapatkan video penjelasannya, ya.

majas pleonasme

Referensi

  • 41 Contoh Kalimat Majas Pleonasme dan Pengertiannya – Neko Pencil (2021)
  • A Brief Study on the Qualities of an Effective Sentence – Xiu Yu (2017)
  • Pleonasm – Literary Devices (2022)
  • Pleonasm – ThoughtCo. (2017)
  • Pleonasm and Hypercharacterisation – Christian Lehman (2005)
Bagikan Artikel Ini!